Social Icons

Kamis, 29 November 2012

Penyembuhan Wasir Tanpa Operasi







Oleh  : Sri Rejeki
Banyak orang pernah menderita wasir. Jika dirasa belum terlalu mengganggu, wasir akan dibiarkan karena umumnya orang takut dioperasi. Sebenarnya, ada alternatif selain operasi untuk mengatasi wasir, yakni dengan teknik Doppler Guided Haemorrhoidal Artery Ligation dan Recto Anal Repair.

Wasir adalah anyaman pembuluh darah yang menjadi bantalan anus yang membengkak. Anyaman pembuluh darah ini sebenarnya berfungsi sebagai katup agar kotoran tidak mudah keluar dan pelindung bagian dalam anus agar tidak lecet saat buang air.

Bantalan anus akan menjadi wasir jika saat kondisinya lemah mendapat tekanan tinggi dan aliran darah dari arteri yang lebih besar ketimbang aliran darah yang kembali.

Bantalan anus bisa lemah akibat pengaruh usia. Adapun tekanan tinggi bisa disebabkan oleh gangguan kehamilan, batuk, mengejan, sulit kencing, diare, dan stres.

Pada penanganan wasir secara konservatif, pasien harus menjalani bedah untuk membuang wasir, kemudian jaringan direkatkan kembali agar menyempit. Teknik ini selain menimbulkan rasa sakit cukup hebat pascaoperasi, juga efek operasinya masih terasa hingga dua pekan sesudahnya. Pasien perlu dirawat inap untuk pemulihan.

Menurut Sugandi Hardjanto, Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, dengan teknik Doppler Guided Haemorrhoidal Artery Ligation (DGHAL), pasien tidak perlu dioperasi. Pasien juga tidak perlu dibius.

”Jika ingin lebih nyaman, pasien bisa disuntik obat tidur atau bius di kulit anus. Seusai tindakan, pasien dapat langsung pulang dan bekerja,” katanya.

Teknik dan alat DGHAL yang disebut KM-25 didesain oleh ahli bedah dari Jepang, Kazumaza Morinaga, pada 1995. Teknik ini dipandang akan membuat pasien lebih nyaman karena rasa sakit lebih ringan akibat minimalnya pembedahan.

Diikat

Sugandi menuturkan, pada teknik Recto Anal Repair (RAR), pembuluh darah besar pada anus (superior rectal artery/ SAR) diikat agar tidak bisa memasok darah bagi wasir. Selain itu, wasir juga dijahit ke jaringan di dekatnya, lalu ditarik ke dalam agar tonjolan yang keluar dari dubur bisa masuk kembali. Teknik ini ditemukan oleh ahli bernama AE Farag.

Sementara pada teknik DGHAL, alat detektor aliran darah ultrasonik yang memanfaatkan efek Doppler mencari lokasi pembuluh darah melalui denyut yang dimunculkan pembuluh darah.

Setelah ditemukan, melalui alat yang berbentuk corong dengan ”jendela” tersebut, pembuluh darah diikat. Setidaknya ada enam pembuluh darah yang diikat agar tidak lagi memasok darah ke wasir. Letak pembuluh-pembuluh darah itu kira-kira pada posisi jam 01.00, 03.00, 05.00, 07.00, 09.00, dan 11.00. Dalam waktu dua minggu, wasir akan mengerut sendiri.

Pengalaman Sugandi, sudah 627 pasien wasir stadium II-III yang ditangani sejak tahun 2000 dengan metode DGHAL dan RAR. Khusus selama periode Juni 2011 hingga Juni 2012, ada 106 pasien berusia rata-rata 55 tahun dengan kondisi wasir stadium II-IV.

”Keluhan utama adalah wasir keluar dari lubang anus (60 persen), perdarahan (20 persen), dan sakit pada dubur (343 persen),” kata Sugandi, pertengahan November.

Meski demikian, teknik ini memiliki sedikit kelemahan, yakni kadang-kadang tidak semua letak pembuluh darah SAR bisa terdeteksi, tidak bisa untuk kasus wasir eksternal, dan harga peralatan mahal.

Biaya penanganan dengan HAL dan RAR mencapai Rp 5,5 juta. Adapun biaya operasi biasa Rp 4,5 juta. Namun, dengan kemungkinan rawat inap, metode operasi bisa memakan biaya lebih besar.

Untuk menjaga agar wasir tidak semakin parah, penderita perlu, antara lain, makan makanan berserat tinggi, banyak minum air putih, mencegah sembelit, mencegah diare, menghindari jongkok terlalu lama di kloset, berolahraga agar gerak usus baik, serta menghindari jenis makanan tertentu, seperti cabai, merica, durian, kelengkeng, dan daging kambing.


Sumber :
Kompas Cetak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar