Social Icons

Minggu, 31 Maret 2013

Punya Banyak Anak Memperpendek Umur

Banyak anak banyak rejeki adalah pameo yang kini sudah mulai ditinggalkan keluarga modern mengingat makin mahalnya biaya hidup dan pendidikan. Menurut para ilmuwan, banyak anak juga bisa berarti memperpendek usia.

Para ilmuwan dari Universitas Gothenberg menggunakan teknik genetik modern untuk meneliti mengenai proses penuaan pada spesies angsa bernacle yang memiliki umur paling panjang. Tim peneliti menyebutkan bahwa ada korelasi langsung antara reproduksi dengan usia harapan hidup.

Kunci untuk memahami kaitan antara dua hal tersebut adalah telomere, tutup pelindung pada ujung kromosom. Panjang pendeknya telomere diyakini akan menunjukkan panjang pendeknya usia.

Angsa yang dipakai dalam penelitian ini bervariasi mulai dari angsa yang masih muda sampai yang berusia lanjut, yakni berumur 22. Setiap angsa diukur telomere-nya pada dua situasi dengan jeda dua tahun.

Di akhir penelitian para peneliti menemukan bahwa angsa bernacle (Branta leucopsis) memiliki telomere yang lebih panjang dibanding spesies burung lainnya. Hal tersebut diyakini karena angsa tersebut memiliki jumlah anak lebih sedikit sehingga mereka punya banyak waktu untuk menjaga fungsi tubuhnya tetap sehat.

"Ada korelasi yang jelas antara reproduksi dan usia pada dunia hewan. Misalnya saja gajah yang punya umur panjang tetapi keturunannya sedikit. Sedangkan tikus umurnya pendek dan memproduksi banyak anak setiap kali hamil," kata Angela Pauliny, salah satu peneliti.

Selain itu diketahui pula ada perbedaan antara perkembangan telomere dengan gender. Pada pria mereka mengembangkan telomere dalam periode yang lama, sedangkan pada wanita siklusnya lebih cepat.



Sumber :
»»  READMORE...

Alat Deteksi Kuman Lebih Cepat







Jakarta, Selama ini, pemeriksaan jenis kuman penyebab infeksi sekaligus uji kepekaan kuman terhadap antibiotik perlu waktu 3-4 hari. Dengan alat pemeriksaan mikrobiologi medik terbaru, deteksi kuman dapat dilakukan kurang dari dua hari, termasuk pengambilan sampel dan persiapan.

Guru Besar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran UI Amin Soebandrio, di Jakarta, Kamis (28/3), mengatakan, lamanya pemeriksaan kuman menghambat penanganan pasien, memperpanjang waktu perawatan di rumah sakit, meningkatkan biaya perawatan, bahkan bisa mengancam nyawa pasien.

Infeksi bakteri, jamur, atau virus bisa mematikan jika berada di tahap sepsis (keracunan dalam darah). Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan perawatan intensif dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Frans J Pangalila, mengatakan, setiap tahun lebih dari 6 juta orang di dunia tewas akibat sepsis.

”Laporan Global Sepsis Alliance menyebutkan, setiap 2-3 menit terdapat satu orang yang meninggal akibat sepsis. Data Asia Ventilation Forum sekitar 3 bulan lalu menyebut, tingkat kematian akibat sepsis mencapai lebih dari 80 persen,” ujarnya.

Menurut Pangalila, sepsis bisa terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat jenis karena diberikan oleh tenaga kesehatan tanpa uji laboratorium untuk menentukan jenis kuman. Sepsis juga bisa dipicu penggunaan antibiotik dengan dosis tidak pas atau tidak dihabiskan.

Amin yang juga Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi Bidang Kesehatan dan Obat mengatakan, kini ada Vitek 2 Compact yang dapat mengidentifikasi jenis kuman dan uji kepekaannya terhadap antibiotik dalam 4 jam. Adapun Vitek Mass Spectrophotometry mampu mendeteksi jenis kuman dalam 2 menit.

Meski sangat cepat, dihitung dengan waktu pengambilan sampel, baik darah, urine, maupun tinja, dibutuhkan waktu total kurang dari 2 hari. Kuman dari sampel harus dibiakkan dalam media hingga membentuk koloni untuk diidentifikasi. ”Kedua peralatan sebaiknya digunakan secara simultan,” katanya.

Deteksi kepekaan antibiotik penting dilakukan di Indonesia mengingat tingginya tingkat resistensi antibiotik. Selain dipicu penggunaan antibiotik secara serampangan, resistensi antibiotik juga bisa dipicu oleh paparan aneka zat kimia di alam.

Untuk menghindari resistensi antibiotik, Amin mengingatkan masyarakat dan tenaga kesehatan agar tak mudah mengonsumsi dan memberikan antibiotik. Sejumlah kuman penyebab infeksi bisa mati sendiri dalam beberapa hari tanpa perlu mengonsumsi obat. Kalaupun memberi antibiotik, harus melalui uji laboratorium agar sesuai jenis kuman dan takarannya pas. (MZW)

   

Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Komplikasi Operasi Pengangkatan Batu Ginjal





Belakangan ini semakin banyak pasien yang mendapatkan prosedur bedah invasif yang minimal untuk menghilangkan batu ginjal. Namun menurut studi teranyar, tingkat komplikasi dari operasi tersebut juga mengalami kenaikan.
Prosedur yang disebut dengan percutaneous nephrolithotomy (PCNL) dilakukan dengan membuat sayatan kecil di punggung dan menggunakan skop berongga untuk mengambil batu ginjal berukuran sedang hingga besar.
Kendati tingkat kematian yang terkait dengan prosedur tersebut tetap rendah dalam 10 tahun masa studi, komplikasi tertentu seperti infeksi darah, mengalami pelonjakan. Studi menemukan bahwa risiko tertinggi mengalami komplikasi terlebih pada mereka yang berusia lanjut dan telah sakit dan dirawat selama beberapa tahun terakhir.
"Kami percaya bahwa penggunakan prosedur ini secara luas pada pasien berusia lanjut dan telah sakit lama mungkin menjadi alasan untuk meningkatkan komplikasi," ujar salah satu peneliti dr. Khurshid Ghani dari Henry Ford Hospital.
Studi yang dimuat dalam Journal of Urology ini menganalisa dari 80.000 pasien yang berusia di atas 18 tahun di Amerika Serikat. Mereka telah mendapatkan prosedur PCNL di antara tahun 1999 hingga 2009. Dalam waktu tersebut, ada peningkatan komplikasi sebanyak 47 persen, terutama di kalangan wanita.
Kehadiran penyakit lain setelah prosedur meningkat pula selama masa studi, dan komplikasi keseluruhan meningkat sekitar 12 persen hingga hampir 16 persen. Catatan khusus untuk infeksi darah meningkat dua kali lipat dari 1,2 persen menjadi 2,4 persen.
Sedangkan tingkat kematian terkait prosedur tidak mengalami perubahan signifikan, dari 0 ke 0,4 persen. Studi menemukan, kematian terjadi pada pasien berusia lanjut.
Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Kamis, 28 Maret 2013

Fakta Menarik Soal Madu

Madu, hidangan sehat, manis, dan lezat. Kita bahkan dapat bertahan hidup hanya dengan makan madu. Benarkah? Berikut ini beberapa fakta menarik tentang madu seperti dilansir dari All Women Stalk.

Sumber makanan.
Madu merupakan sumber makanan agar seseorang perlu hidup. Di dalamnya mengandung antioksidan, vitamin, mineral, bahkan air.
  
Membuat sehat.
Madu juga mengandung enzim tertentu yang membantu tubuh mencerna makanan dan menjaga sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. Secara keseluruhan, madu sehat untuk pencernaan, tulang, dan menyeimbangkan berat badan.
  
Menyembuhkan.
Selain sehat, madu juga bersifat penyembuhan. Beberapa kondisi kesehatan yang dapat diobati dengan madu adalah alergi, infeksi, sakit tenggorokan, dan luka bakar.
  
Tidak basi.
Madu dapat disimpan tanpa takut basi.
  
Rasa madu.
Madu memiliki rasa yang berbeda. Itu karena perbedaan bunga yang dihisap oleh lebah. Selain rasa, warna madu juga dibedakan oleh jenis bunga.
  
Jerawat.
Lupakan pembersih mahal yang dijual di pasaran jika kita ingin mencoba menyembuhkan jerawat. Gunakan masker madu dan biarkan selama beberapa menit sebelum dibilas. Jerawat secara bertahap akan berkurang.
  
Kecantikan.
Punya kulit kering? Atau kerutan kecil di daerah mata? Oleskan madu ke wajah. Biarkan selama 30 menit sebelum dibilas dengan air hangat. Madu tidak hanya manjur dari segi kesehatan, tapi juga kecantikan.
  
Parasit.
Ada parasit dalam tubuh yang mampu menyebabkan penyakit berbahaya. Untuk menghilangkannya, cobalah minuman campuran madu, cuka, dan air.
  
Menenangkan.
Jika kita merasa cemas, gugup, atau insomnia, cobalah mengonsumsi madu. Madu memberikan efek menenangkan pada tubuh. Madu juga merupakan suplemen energi yang efektif jika kita merasa lelah.

Sudahkah Anda minum madu hari ini?


Sumber :
»»  READMORE...

Kurang Zat Besi Bisa Jadi Indikator Kanker

Anemia alias kekurangan zat besi bukan cuma terkait dengan gejala mudah letih dan lelah, tapi juga bisa menjadi indikator penyakit kanker. Kendati jarang, namun ada sel kanker yang bisa memakan zat besi dalam darah sehingga menyebabkan seseorang anemia.
Gejala anemia antara lain selalu merasa letih, lesu, sakit kepala, insomnia, hingga berkurangnya nafsu makan. Kelompok ibu hamil dan anak berusia kurang dari dua tahun adalah kelompok yang akan mengalami dampak paling buruk jika menderita anemia karena bisa menganggu tumbuh kembang anak.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Nadia Ayu Mulansari, anemia bukanlah penyakit, melainkan gejala yang harus dicari penyebab dasarnya atau penyakit yang mendasari anemia tersebut.
Anemia, lanjut Nadia, merupakan suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit (sel darah merah) dalam darah yang kurang dari nilai normal. Anemia umumnya disebabkan oleh kehilangan sel darah merah akibat pendarahan saat kecelakaan atau operasi. Menurunnya produksi sel darah merah, dan peningkatan destruksi sel darah merah atau hemolisis juga menyebabkan anemia.
Nadia menuturkan, adanya penyakit kanker yang ditandai oleh anemia bukan hanya kanker yang berhubungan dengan darah seperti leukimia, namun juga kanker lainnya seperti kanker payudara, kanker saluran cerna dan lain-lain.
"Kanker usus misalnya, biasanya terjadi pendarahan di sekitar sel kanker. Itulah yang mengurangi volume darah di tubuh, salah satu penyebab anemia," paparnya dalam acara peluncuran Tanya Anemia Center yang diadakan oleh Sangobion Rabu (27/3/2013) di Jakarta.
Selain penurunan volume darah akibat pendarahan, sel kanker juga bisa merusak zat besi yang mengakibatkan anemia.
Hemblogin merupakan parameter yang menentukan anemia. "Wanita dikatakan mengalami anemia jika hemoglobinnya kurang dari 12, sedangkan pada pria jika kurang dari 13,5," tutur dokter dari Divisi Hematologi-Onkologi Medik ini.
Namun, bukan berarti anemia selalu menjadi indikator kanker. Nadia menegaskan, anemia bisa diartikan seperti demam, yang belum pasti menunjukkan gejala penyakit tertentu, melainkan bisa sangat luas. Maka untuk memastikan apa yang menjadi penyebab anemia, harus dilakukan pemeriksaan dengan tepat.
Selain kanker, anemia dapat menjadi indikator dari penyakit thalasemia, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit jaringan ikat, infeksi kronik, dan gangguan nutrisi.
»»  READMORE...

Brown Sugar Lebih Sehat dari Gula Putih?





Gula dalam berbagai jenisnya merupakan bahan yang sering ditambahkan dalam makanan dan minuman sehari-hari. Jenis gula yang paling banyak dipakai adalah gula pasir yang berasal dari tebu.

Sebagian orang yang peduli pada kesehatan menganggap brown sugar atau raw sugar lebih baik ketimbang gula putih. Mungkin karena rasanya tak semanis gula pasir dan tampilannya lebih alami. Padahal, kandungan mineral dalam brown sugar tidak terlalu banyak.

Brown sugar adalah gula pasir yang diberi molasses atau gula tetes tebu. Dalam proses pembuatan gula, perasan air tebu diuapkan untuk menghasilkan kristal atau gula murni. Pada tahap ini, setelah evaporasi, gula secara teknis masih mentah karena belum dihaluskan atau disuling. Namun, gula mentah tersebut harus dibersihkan sebelum dijual.

Brown sugar atau turbinado sugar adalah gula yang tidak diproses sampai selesai, sehingga komponen dari perasan tebunya masih tertinggal. Untuk memberikan rasa manis ditambahkan molasses atau tetes tebu.

Aroma brown sugar lebih wangi dibanding gula pasir sehingga umumnya gula jenis ini banyak dipakai untuk membuat kue atau cake.

Tampilan raw sugar atau brown sugar yang kasar dibanding dengan gula pasir membuat produk ini tampak lebih organik. Tampilan yang alami tersebut sering dikaitkan dengan sesuatu yang sehat.

Baik raw sugar atau brown sugar mengandung mineral lebih banyak dibanding dengan gula putih, tetapi hal itu karena adanya tambahan gula tetes tebu. Brown sugar dan raw sugar mengandung 5-10 persen molasses.

Meski brown sugar mengandung kalsium, potasium, zat besi, dan magnesium, namun jumlahnya dianggap terlalu sedikit untuk memberikan manfaat kesehatan. Satu sendok teh brown sugar hanya mengandung 0.02 miligram zat besi. Padahal orang dewasa membutuhkan sekitar 8 miligram zat besi.

Perbedaan dalam komposisi energi yang dimiliki gula pasir dengan brown sugar juga dianggap tidak signifikan. Dalam penelitian terhadap tikus yang diberi brown sugar juga tidak menunjukkan perbedaan dalam komposisi tubuh dan metabolisme energi. Ini berarti belum terbukti brown sugar lebih baik untuk mereka yang ingin membatasi asupan kalorinya.
Sumber :
LiveStrong
»»  READMORE...

Aman Bekerja Selama Hamil

 
Selama kehamilan sehat, tak ada alasan untuk memilih mengurangi kegiatan. Sebuah studi baru menyatakan bahwa bekerja selama hamil tidak meningkatkan risiko kelahiran prematur ataupun memiliki bayi dengan berat lahir rendah.

Para peneliti dari University of Minnesota menganalisa data dari hampir 1.600 wanita yang melahirkan di tahun 2005. Sebagian dari wanita tersebut bekerja baik penuh ataupun paruh waktu selama kehamilan, sedangkan yang lain tidak. Hasilnya mereka tidak menemukan perbedaan pada laju kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah pada kedua kelompok ibu hamil tersebut.

Menurut studi yang baru-baru ini dipublikasi dalam jurnal Women's Health Issues ini, kendati bekerja saat hamil tidak  berpengaruh, namun faktor-faktor risiko yang sudah diketahui seperti gaya hidup tidak sehat, usia ibu, kehamilan pertama atau lebih dari empat, ras, dan keturunan masih sangat mempengaruhi terjadinya kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.

"Penelitian utamanya menunjukkan hubungan antara karakteristik pekerjaan tertentu, seperti pekerja yang membutuhkan aktivitas fisik berat dengan jam kerja yang panjang akan berpengaruh buruk bagi kehamilan dan sangat berbeda hasilnya untuk kelahiran daripada bagi mereka yang tidak bekerja," ujar Ketua Penelitian Katy Backes Kozhimannil, dari divisi health policy and management dalam sebuah rilis.

Para peneliti mengatakan hasil temuan ini seharusnya bukan difokuskan pada bekerja atau tidaknya wanita saat hamil, tetapi pada karakteristik pekerjaannya, terutama pada mereka yang berrisiko tinggi.

"Temuan kami menegaskan kembali pentingnya diskusi tentang mengambil keputusan hamil ketika bekerja, mengingat ada tantangan tersendiri yang harus mereka hadapi," ujar Kozhimannil.

Kozhimannil mencatat bahwa saat ini sedang diadakan kongres Pregnant Worker Fairness Act untuk mendapatkan cara terbaik dalam mempromosikan kehamilan yang sehat di antara ibu bekerja.


Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Kebiasaan Ngopi Memicu Pembesaran Prostat



Kelenjar prostat cenderung membesar seiring dengan meningkatnya usia. Pembesaran biasanya dimulai di usia 50 tahun. Penyebab pasti gangguan ini memang belum diketahui. Namun kebiasaan mengasup kopi diduga memicunya.

Pembesaran prostat yang tidak ganas disebut juga dengan hiperplasia prostat. Penderita gangguan ini akan mengalami kesulitan atau tidak mampu berkemih. Retensi urin bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih dan bisa merusak ginjal.

Obat-obatan dapat mengendalikan gejala hiperplasia prostat jinak, demikian juga dengan tindakan operasi serta perubahan pola makan.

Kopi dan minuman berkafein lainnya sebaiknya dihindari karena bisa memperburuk gejala pembesaran prostat. Hal ini karena kafein bersifat diuretik sehingga meningkatkan produksi urin dan keinginan untuk berkemih.

Pada pria yang sedang menderita pembesaran prostat yang sudah mengalami iritasi saluran kemih atau tekanan pada uretra, konsumsi kafein justru memperparah gejala karena frekuensi urin meningkat.

Kaitan antara kopi dengan risiko pembesaran prostat memang belum jelas. Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil yang bertolak belakang. Studi tahun 2002 menemukan bahwa konsumsi kopi secara signifikan meningkatkan risiko pembesaran kelenjar prostat.

Selain kopi, kurangnya konsumsi sayur dan buah-buahan disebut juga akan meningkatkan risiko pembesaran prostat.

Sumber :
»»  READMORE...

Senin, 18 Maret 2013

Wanita Lebih Gampang Cemas






Dibandingkan dengan pria, ternyata wanita lebih sering merasa panik dan cemas setiap harinya. Secara umum, perasaan tersebut lebih banyak dialami wanita yang berusia muda atau pertengahan.

Menurut survei tahun 2010 - 2011 yang dilakukan pusat pencegahan dan pengendalian penyakit, AS (CDC), sekitar 22 persen wanita mengaku mereka merasa khawatir, cemas, dan panik setiap hari atau setiap minggunya. Pada pria, hanya 16 persen yang merasakan demikian.

Berbeda dengan wanita berusia muda yang kerap merasa cemas dan panik, wanita yang berusia lanjut justru secara umum merasa lebih bahagia dan tidak terlalu stres.

Dalam penelitian yang dilakukan CDC itu para partisipan ditanyakan, "seberapa sering Anda merasa khawatir, cemas, atau panik?, Apakah setiap hari, minggu, bulan, beberapa kali dalam setahun, atau tidak pernah?"

Pada pria berusia 18-44 tahun, sekitar 17 persen kerap mengalami perasaan panik dan cemas. Sementara pada pria dari kelompok umur 45 dan 64 tahun sekitar 18 persen. 

Sumber :
msnbc
»»  READMORE...

Obat Tidur Berpotensi Pertajam Ingatan




Zolpidem (Ambien), obat yang menjadi andalan banyak orang ketika mengalami insomnia, ternyata tidak hanya membantu Anda untuk tidur, tetapi juga membuat ingatan Anda lebih tajam.

Menurut studi baru yang dipublikasi dalam Journal of Neuroscience, Ambien dapat meningkatkan kemampuan otak, khususnya daya ingat. Obat ini dapat memindahkan informasi yang disimpan otak dari ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang.

Hasil studi tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terapi baru yang meningkatkan kemampuan mengingat pasien demensia, Alzheimer, dan skizofrenia.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa adanya fenomena "sleep spindles", yaitu aktivitas otak yang terjadi dalam fase tidur tertentu. Sleep spindles berperan dalam membentuk ingatan.

"Sleep spindles dapat memindahkan informasi dari ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang," ujar penulis utama studi Sara C Mednick, profesor psikologi di University of California. Namun, fenomena ini berkurang secara drastis pada kelompok lansia sehingga menyebabkan demensia dan pikun.

Studi terbaru mengenai manfaat Ambien ini melibatkan 49 orang yang memiliki tidur sehat yang berusia di bawah 40 tahun. Mereka diberi dalam beberapa kelompok, ada yang mendapat obat Ambien atau sodium oxybate (Xyrem) dan plasebo selama beberapa hari.

Ambien diketahui dapat meningkatkan aktivitas spindle, sedangkan Xyrem dapat menurunkannya. Para peneliti memantau tidur para peserta, dan memberikan beberapa pengukuran dalam hal rasa kantuk, mood, dan tes ingatan. Hasilnya, sleep spindles meningkat pada peserta yang diberi Ambien.

Kendati demikian, Mednick dan rekan peneliti lain tidak menyarankan untuk mengonsumsi Ambien dengan tujuan meningkatkan daya ingat karena obat ini memiliki efek samping yang cukup berat dari mulai halusinasi, masalah perilaku, hingga kebingungan yang parah.



Sumber :
»»  READMORE...

Obat Tidur Berpotensi Pertajam Ingatan




Zolpidem (Ambien), obat yang menjadi andalan banyak orang ketika mengalami insomnia, ternyata tidak hanya membantu Anda untuk tidur, tetapi juga membuat ingatan Anda lebih tajam.

Menurut studi baru yang dipublikasi dalam Journal of Neuroscience, Ambien dapat meningkatkan kemampuan otak, khususnya daya ingat. Obat ini dapat memindahkan informasi yang disimpan otak dari ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang.

Hasil studi tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terapi baru yang meningkatkan kemampuan mengingat pasien demensia, Alzheimer, dan skizofrenia.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa adanya fenomena "sleep spindles", yaitu aktivitas otak yang terjadi dalam fase tidur tertentu. Sleep spindles berperan dalam membentuk ingatan.

"Sleep spindles dapat memindahkan informasi dari ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang," ujar penulis utama studi Sara C Mednick, profesor psikologi di University of California. Namun, fenomena ini berkurang secara drastis pada kelompok lansia sehingga menyebabkan demensia dan pikun.

Studi terbaru mengenai manfaat Ambien ini melibatkan 49 orang yang memiliki tidur sehat yang berusia di bawah 40 tahun. Mereka diberi dalam beberapa kelompok, ada yang mendapat obat Ambien atau sodium oxybate (Xyrem) dan plasebo selama beberapa hari.

Ambien diketahui dapat meningkatkan aktivitas spindle, sedangkan Xyrem dapat menurunkannya. Para peneliti memantau tidur para peserta, dan memberikan beberapa pengukuran dalam hal rasa kantuk, mood, dan tes ingatan. Hasilnya, sleep spindles meningkat pada peserta yang diberi Ambien.

Kendati demikian, Mednick dan rekan peneliti lain tidak menyarankan untuk mengonsumsi Ambien dengan tujuan meningkatkan daya ingat karena obat ini memiliki efek samping yang cukup berat dari mulai halusinasi, masalah perilaku, hingga kebingungan yang parah.



Sumber :
»»  READMORE...

Kerja Malam Tingkatkan Risiko Kanker Ovarium

Ini adalah peringatan bagi para wanita yang bekerja dengan shift malam. Tidak hanya mengganggu tidur, bekerja dengan shift malam juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker ovarium.

Studi yang dipublikasikan jurnal Occupational and Environmental Medicine menunjukkan, risiko kanker ovarium lebih tinggi bagi wanita yang bekerja shift malam dibandingkan yang bekerja pada shift siang.

Studi ini melibatkan lebih dari 1.100 wanita penderita kanker ovarium stadium lanjut, 390 wanita penderita kanker ovarium stadium awal, dan 1.800 wanita tanpa kanker ovarium. Mereka berusia 35 hingga 74 tahun, dan bekerja sebagai tenaga kesehatan, pelayanan makanan, dan administrasi kantor.

Studi menunjukkan hampir 27 persen dari wanita dengan tipe umum kanker ovarium tipe umum bekerja dengan shift malam. Waktu bekerja ini juga dialami oleh 32 persen dari wanita yang mengalami kanker ovarium stadium awal, dan 22 persen dari wanita tanpa kanker.

Bekerja dengan shift malam dikaitkan dengan peningkatan 24 persen risiko kanker ovarium akut, dan 32 persen risiko kanker ovarium stadium awal.

Menurut penulis studi Parveen Bhatti dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle Amerika Serikat, hanya wanita di atas usia 50 tahun yang secara signifikan mengalami kenaikan risiko menderita kanker ovarium saat mereka bekerja dengan shift malam.

Para peneliti menduga meningkatnya risiko kanker pada wanita pekerja malam mungkin berhubungan dengan hormon melatonin. Hormon ini juga berperan mengatur hormon reproduksi, terutama estrogen. Melatonin secara normal diproduksi di malam hari, namun dapat terhambat oleh cahaya.

Bekerja di malam  hari sebelumnya telah dikaitkan dengan risiko kanker payudara. Kendati studi ini menemukan adanya suatu hubungan, tetapi peneliti menegaskan hal ini belum dapat menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat.


Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Kanker Prostat Rusak Kehidupan Seksual





Sekitar 160.000 pria yang sudah menjalani terapi pengobatan kanker prostat tidak lagi memiliki kehidupan seksual atau tak lagi sebaik biasanya.  Data tersebut merupakan data terhadap pasien kanker prostat di Inggris. Namun pasien di negara lain diperkirakan mengalami nasib serupa.

Gangguan seksual yang dialami pasien antara lain disfungsi ereksi alias impotensi sebagai efek samping dari operasi, radioterapi, atau pun terapi hormonal yang dilakukan sebagai bagian dari pengobatan.

Sebagian besar pria yang mengalami gangguan seksual itu karena mereka mengalami kerusakan saraf permanen sehingga tidak lagi mampu ereksi. Sekitar 2 dari 3 pasien kanker prostat mengaku mereka tak lagi mampu ereksi.

Pada beberapa pria gangguan tersebut bersifat sementara karena mereka hanya mengalami hambatan psikologis untuk melakukan hubungan seks.

Profesor Jane Maher dari Macmillan Cancer Support menjelaskan, banyaknya pasien yang mengalami gangguan seksual tersebut membutuhkan penanganan serius. Dokter juga perlu menjelaskan dengan detil kepada pasien sebelum dimulainya terapi pengobatan.

"Banyak yang masih ditolong dengan tindakan pencegahan dan juga dukungan dari keluarga," katanya.

Para pasien juga didorong untuk berkonsultasi kepada dokter jika mengalami gangguan seksual. "Bagi banyak pria yang menderita kanker prostat ada semacam stigma jika mereka membicarakan tentang disfungsi ereksi," kata Dr.Daria Bonanno, ahli klinis psikologis.

Kebanyakan pasien akan merasa kehilangan maskulinitas dan kesedihan karena mereka tak mampu ereksi. Ini akan semakin membuat mereka secara emosional lebih terisolasi dari pasangannya. Padahal hal itu justru memperburuk gangguan seksualnya.



Sumber :
»»  READMORE...

Minuman Hangat Cegah Stroke?






Minum minuman hangat di pagi hari, entah itu teh atau kopi, menjadi bagian dari rutinitas harian banyak orang. Kebiasaan sederhana tersebut ternyata membantu kita mengurangi risiko stroke.

Penelitian terhadap 83.000 orang di Jepang menunjukkan, mereka yang sering minum teh hijau atau kopi setiap hari memiliki risiko terkena stroke 20 persen lebih rendah. Bahkan efek perlindungan terhadap jenis stroke tertentu juga lebih besar.

"Jika Anda belum bisa mengubah gaya hidup, cobalah mencegah stroke dengan rutin minum teh hijau setiap hari," kata Dr.Yoshihiro Kokubo dari National Cerebral and Cardiovascular Center, Osaka, Jepang.

Meski belum jelas mengapa kopi dan teh memiliki efek pencegahan stroke, tetapi menurut Kokubo hal itu mungkin terkait dengan kandungan dalam minuman tersebut yang menjaga penyumbatan darah.

Selain itu, teh hijau mengandung katekin yang memiliki efek antioksidan dan antiperadangan. Beberapa zat dalam kopi, seperti asam klorogenik juga mengurangi risiko stroke dengan menurunkan risiko terjadinya diabetes melitus.

Kandungan kafein dalam kopi juga memiliki efek pada kadar kolesterol dan tekanan darah. Selain itu juga menyebabkan perubahan pada sensitivitas insulin yang berpengaruh pada gula darah.

Meski begitu, menurut Dr.Ralph Sacco, mantan priseden American Heart Association, tipe penelitian seperti yang dilakukan Kokubo ini tidak bisa memastikan dengan akurat apakah penurunan risiko stroke itu memang diperoleh dari konsumsi kopi dan teh.

"Kaitan yang tampak dari penelitian semacam itu masih terbatas kemampuannya untuk menyatakan apakah kandungan dalam kopi, teh, atau memang gaya hidup para responden yang memiliki efek perlindungan," kata Sacco.

Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Senin, 11 Maret 2013

Agar Sehat, Perhatikan Asupan Magnesium !






Ada beberapa nutrien yang mendapatkan perhatian lebih karena seringkali orang tidak cukup mengonsumsinya dalam diet sehari-hari, seperti vitamin D, asam lemak omega-3, dan serat. Namun sudahkah Anda mengetahui tentang magnesium?

Magnesium merupakan mineral yang esensial bagi produksi energi, kesehatan tulang, dan fungsi saraf. Mineral ini ditemukan dalam tulang, jaringan, sel, dan berperan dalam lebih dari 350 reaksi biokimia dalam tubuh.

Selain peran yang dikenal dalam tubuh, magnesium telah menjadi subyek dari banyak penelitian. Sebuah studi yang dimuat dalam Journal American studi Clinical Nutrition menemukan bahwa mengonsumsi 400 miligram magnesium perhari bermanfaat untuk toleransi glukosa bagi orang lanjut usia, sehingga baik untuk mencegah diabetes. Studi lain yang dimuat dalam Journal of Clinical Neuroscience melaporkan bahwa orang yang menderita migrain berulang memiliki kadar magnesium intraselular yang rendah. Hal ini menunjukkan magnesium turut berperan dalam mencegah migrain.

Salah satu alasan mengapa magnesium jarang diulas adalah karena keberadaannya melimpah dalam makanan. Banyak orang yang sudah cukup mengonsumsi magnesium dari makanan yang dimakan sehari-hari. Makanan bagaimana pun adalah sumber terbaik dari nutrien yang dibutuhkan tubuh. Namun ketika Anda terlalu banyak makan makanan yang diproses, kemungkinan Anda tidak cukup mengonsumsi magnesium.

Orang dengan gangguan pencernaan kemungkinan kekurangan magnesium, seperti pengonsumsi alkohol dan orang lanjut usia. Oleh karenanya itu, penting bagi Anda untuk mengetahui dari mana magnesium bisa didapat.

Magnesium dapat ditemukan dalam klorofil, yaitu pigmen hijau pada tumbuhan. Maka ketika Anda makan banyak dedaunan hijau, kemungkinan Anda cukup mengonsumsi magnesium. Namun ada juga beberapa makanan kaya magnesium, antara lain:

- Ikan halibut. Hanya 85 gram ikan halibut yang dimasak sudah memenuhi 20 persen kebutuhan magnesium perhari.

- Kacang mede dan almon. Banyak kacang yang kaya magnesium, namun kedua kacang ini memiliki kandungan magnesium yang paling tinggi.

- Kedelai. Tidak hanya kaya magnesium, kedelai juga kaya akan protein dan serat.
Sumber :
»»  READMORE...

Kebiasaan Ini Bantu Cegah Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal atau dikenal juga dengan kanker usus bawah merupakan salah satu jenis kanker yang mematikan. Namun, para ahli mengatakan bahwa kanker ini dapat dicegah dengan melakukan beberapa kebiasaan baik.

"Kanker kolorektal dapat dicegah secara signifikan dengan skrining dan deteksi dini," ujar James Yoo, asisten profesor bedah di David Geffen School of Medicine di University of California, Los Angeles, dalam sebuah rilis berita universitas.

Yoo memberikan beberapa poin untuk mengurangi risiko kanker kolorektal:

- Lakukan skrining kanker kolorektal di awal usia 50 tahun jika Anda termasuk orang dengan risiko normal. Namun jika Anda termasuk dalam orang yang berisiko tinggi, yaitu memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker kolorektal atau jenis kanker usus lainnya, lakukan skrining sebelum usia 50 tahun.

- Makan 25 hingga 30 gram serat setiap hari dari buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan roti atau sereal gandum utuh. Anda juga perlu memiliki pola makan rendah lemak karena kanker kolorektal telah dikaitkan dengan pola makan tinggi lemak jenuh. Selain itu, pastikan makanan yang dimakan mengandung asam folat, misalnya daun-daunan berwarna hijau.

- Jika Anda pengonsumsi alkohol, maka batasi konsumsi alkohol Anda. Hentikan merokok. Konsumsi alkohol yang dikombinasikan dengan tembakau dikaitkan dengan kanker kolorektal dan berbagai jenis kanker usus lainnya.

- Berolahragalah paling tidak 20 menit, tiga sampai empat hari setiap minggu. Aktivitas fisik ringan seperti berjalan, berkebun, atau naik tangga dapat membantu menurunkan risiko dari kanker kolorektal.

- Konsultasikan pada dokter jika Anda melihat ada gejala, seperti adanya darah di feses/kotoran, perubahan di usus, turun berat badan, bentuk feses tidak seperti biasanya, sakit perut, atau gejala pencernaan lain.

- Jaga berat badan Anda tetap ideal. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.



Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Berpikir Positif Pengaruhi Kadar Kolestrol?


Berpikir positif selain dapat membantu memperbaiki kesehatan jiwa, ternyata juga dapat meningkatkan kadar kolesterol "baik" High Density Lipoprotein (HDL), menurunkan kadar trigliserida dan molekul lemak yang perperan dalam pengerasan pembuluh arteri.

Penelitian terbaru para ahli dari Havard School of Public Health mengindikasikan, bahwa orang usia paruh baya yang berpikir positif terhadap hidupnya memiliki kadar HDL lebih baik yang melindungi jantung, sekaligus menurunkan kadar kolesterol "jahat" low density lipoprotein (LDL).

Menurut para peneliti, salah satu alasannya mungkin berhubungan dengan kecenderungan orang yang berpikir positif untuk memiliki berat badan yang terjaga serta pola makan yang sehat.

Para peneliti menganalisa data dari 990 orang berusia antara 40 sampai 70 tahun yang telah diwawancara dan diperiksa di laboratorium. Berdasarkan hasil wawancara, peserta dapat dinilai tingkat optimisme-nya yang diberi skala 6 sampai 30 berdasarkan pendapat mereka menilai beberapa kalimat.

Orang dengan rasa optimistis tinggi memiliki kadar HDL yang tinggi pula. Untuk setiap kenaikan lima poin dalam skala optimisme yang telah dibuat, HDL dalam darah meningkat satu miligram per desiliter. Para peneliti mengatakan, jumlah tersebut akan menurunkan tiga persen risiko penyakit jantung. Sebagai perbandingan, olahraga rutin dapat menurunkan risiko penyakit jantung sebanyak 6 persen.

Ketua penulis studi Julia Boeh mengatakan, hasil studi ini menambah bukti bahwa kesehatan jiwa dan fisik saling berkaitan, dan melihat dunia dengan optimisme memiliki manfaat bagi kesehatan.

Franz Messerli, ahli kardiologi dari St. Luke's-Roosevelt Hospital di New York yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa, "masih meragukan untuk mengatakan optimisme menyebabkan perubahan di kadar kolesterol. Mungkin keduanya dapat dikaitkan dengan variabel ketiga yaitu gaya hidup.

Peneliti dari Havard sebenarnya pun telah meneliti faktor gaya hidup seperti konsumsi alkohol, pola makan, dan berat badan yang dikaitkan dengan optimisme serta lemak dalam darah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa orang yang memiliki optimisme memiliki kecenderungan untuk memiliki gaya hidup yang lebih baik sehingga berpengaruh terhadap kadar lemak di dalam tubuhnya.



Sumber :
»»  READMORE...

Niacin Tak Bantu Pengobatan Sakit Jantung




Jika Anda sedang menjalani pengobatan perunan kolesterol dengan obat statin, maka sebaiknya tidak mengonsumsi vitamin niacin. Sebuah studi baru mengindikasikan bahwa mengombinasikan statin dan niacin tidak akan memberikan keuntungan bagi tubuh Anda, melainkan memperbesar efek samping.

Sebuah studi besar tentang niacin pada hampir 26.000 orang penderita penyakit jantung menunjukkan hasil yang mengecewakan. Pasien yang diberi vitamin B sekaligus dengan statin menunjukkan tidak ada penurunan dari kematian akibat penyakit jantung, serangan jantung, stroke, atau kebutuhan operasi bypass atau angioplasty.

Studi ini juga menemukan bahwa orang yang mengonsumsi niacin memiliki kemungkinan lebih untuk pendarahan dan/atau infeksi daripada mereka yang mengonsumsi plasebo. Demikian yang dilaporkan dalam pertemuan tahunan American College of Cardiology, di San Francisco.

"Kami kecewa dengan hasil ini karena tidak menunuukkan keuntungan untuk pasien kami," kata ketua penulis studi Jane Armitage, profesor di University of Oxford di Inggris.

Armitage mengatakan, niacin telah digunakan selama bertahun-tahun dan dipercaya dapat membantu pasien untuk mencegah serangan jantung dan stroke, namun kini ternyata efeknya berkebalikan ketika digunakan beserta pengobatan umum.

Studi baru yang diterbitkan dalam European Heart Journal ini melibatkan pasien dengan penyempitan arteri. Mereka diberikan baik 2 gram niacin dan 40 miligram plasebo. Di samping itu, mereka sedang menjalani pengobatan dengan statin.

Selain tidak memberikan keuntungan kesehatan, pemberian niacin tidak juga mengurangi kematian akibat penyakit jantung. Dalam penelitian ini, sebanyak ditemukan 13,2 persen kasus pada orang yang mengonsumsi niacin, dan 13,7 persen pada orang yang mengonsumsi plasebo.

Dengan mengombinasikan statin dan niacin, efek samping juga lebih mungkin terjadi. Di akhir studi ini, sebanyak 25 persen pasien yang mengonsumsi niacin dan lapopiprant menghentikan pengobatannya, dibandingkan dengan 17 persen pasien yang mengonsumsi plasebo.

"Alasan utama pasien menghentikan pengobatan adalah adanya kontraindikasi, seperti gatal, ruam, gangguan pencernaan, diare, diabetes dan masalah otot," kata Armitage. "Penghentian pengobatan 4 kali lebih mungkin pada pasien yang mengalami gangguan kulit. dan 2 kali lebih mungkin pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan," jelasnya.


Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Minggu, 10 Maret 2013

Jalan Kaki Rutin Baik untuk Pasien Stroke

Berjalan kaki secara rutin dapat meningkatkan kesehatan pasien stroke baik dari sisi fisik, mobilitas, maupun kualitas hidupnya. Demikian diungkapkan sebuah studi baru yang dimuat dalam jurnal Stroke.

Studi ini melibatkan 128 orang penderita stroke di Jamaika yang dibagi tiga kelompok berbeda. Kelompok pertama melakukan latihan berupa berjalan kaki rutin selama tiga kali seminggu, kelompok kedua menerima pijatan terapeutik, dan kelompok ketiga tidak mendapatkan keduanya.

Hasilnya, kelompok pertama mengalami peningkatan kualitas hidup berdasarkan kesehatan fisik sebanyak hampir 17 persen. Mereka dapat berjalan 18 persen lebih jauh dalam tes daya tahan dan memiliki denyut jantung 1,5 persen lebih rendah. Sedangkan grup kedua memiliki denyut jantung yang hampir 7 persen lebih tinggi.

"Berjalan kaki adalah cara yang sangat baik untuk aktif kembali setelah stroke. Berjalan merupakan kegiatan yang tidak asing, tidak mahal, dan mudah," ujar ketua studi Carron Gordon, yang juga dosen di departemen fisioterapi University of West Indies Jamaika.

Gordon menambahkan, berjalan kaki dapat membantu dalam mengontrol tekanan darah, menurunkan kadar lemak, dan menjaga berat badan yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler.

Oleh sebab itu pula, para dokter diharapkan dapat menyarankan pasien stroke untuk melakukan latihan berjalan dengan rutin. Pascaserangan stroke, pasien biasanya menjadi lemah dan takut untuk melakukan aktivitas fisik karena takut terjatuh. Padahal, hal ini membuat mereka kesulitan untuk menjaga hubungan sosial dan kembali melakukan aktivitas rutin sehari-hari.

Karena itulah, peran orang terdekat sangat penting untuk meyakinkan para penderita stroke untuk kembali aktif berjalan. Untuk memulai latihan berjalan, orang terdekat pasien dapat menemani, hingga perlahan-lahan pasien menjadi lebih percaya diri untuk dapat melakukan latihan tersebut sendiri secara rutin.

Pria dan wanita peserta studi ini menderita stroke enam hingga 24 bulan sebelum studi ini dimulai dan dapat berjalan sendiri tidak ataupun dengan alat bantu. Usia rata-rata dari peserta adalah 64 tahun. Selain baik untuk penderita stroke, berjalan juga baik untuk menghindari stroke. Orang perlu berjalan paling tidak 150 menit perhari, dan 75 menit perminggu untuk aktivitas fisik berat.

Kombinasi keduanya pun bisa dilakukan. Demikian saran dari American Heart Association. Sedangkan bagi penderita stroke, 20 hingga 60 menit diperlukan untuk latihan aerobik, dilakukan tiga sampai tujuh hari seminggu.


Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

3 Rambu Penting Berlatih Yoga

Selama ini, gerakan yoga selalu menitikberatkan pada aktivitas meditasi di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca indera dan tubuh secara keseluruhan.

Sebenarnya ada tiga aspek utama pada latihan yoga yang dapat membantu Anda berada pada titik lebih dalam dan rileks. Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan untuk mendukung kelancaran latihan yoga :

* Amati  otot yang tegang

Ketika Anda dalam posisi yang benar-benar butuh keseimbangan penuh, Anda bisa fokus memperhatikan bagian mana saja dari tubuh Anda yang mengalami tegang. Pembiaran, hanya akan membuat latihan yoga berantakan dan bahkan bisa melukai diri sendiri dengan akibat latihan yang terlalu keras.

* Pengaturan nafas

Ada beberapa jenis pranayama (latihan pernapasan) yang mengharuskan Anda menahan napas. Selama latihan yoga, Anda harus fokus saat menghirup dan menghembuskan napas. Ketika melakukan gerakan yang menantang dan harus menahan napas, mungkin Anda akan sedikit merasa pusing atau sakit kepala. Jika Anda kesulitan, ulangi kembali gerakan yang sama dan atur napas secara konsisten untuk mendukung postur tubuh.

* Hindari gerakan yang tidak perlu

Tujuan dari latihan yoga adalah menghubungkan antara napas dan gerakan tubuh. Ketika tubuh Anda membuat gerakan tambahan yang tidak perlu, hal itu justru akan mengganggu program latihan Anda.


Sumber :
»»  READMORE...

Depresi Ada Kaitannya dengan Kebutaan






Depresi kerap dikaitkan dengan berbagai macam penyakit. Sebuah penelitian terbaru menghubungkan depresi dengan risiko kebutaan. Riset yang dipublikasi dalam jurnal JAMA Ophthalmology ini menyatakan, mereka yang mengalami depresi berisiko lebih besar untuk menderita kebutaan.

Para peneliti menganalisa data lebih dari 10.000 orang dewasa berusia 20 tahun dan berpartisipasi dalam survei National Health and Nutrition Amerika Serikat antara tahun 2005 dan 2008.

Berdasarkan hasil survei, di antara orang yang menderita depresi, sebanyak 11 persen melaporkan bahwa mereka mengalami kebutaan, dan 5 persen melaporkan mereka tidak mengalaminya.

Setelah menelaah beberapa faktor, diantaranya usia, jenis kelamin, dan keadaan kesehatan secara umum, para peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara orang yang dilaporkan mengalami kebutaan dan depresi. Meskipun, studi ini tidak menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat di antara keduanya.

"Studi ini menunjukkan adanya informasi lebih jauh tentang hubungan antara depresi dan kebutaan pada orang dewasa dengan berbagai tingkatan usia," ujar Xinzhi Zhang, dari National Institute of Health Amerika Serikat.

Para peneliti menyimpulkan, perlu adanya pengenalan dan perawatan lebih baik bagi orang yang menderita depresi yang melaporkan adanya penurunan kemampuan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari akibat menderita kebutaan.

Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Meraih Bahagia Lewat olahraga

Segala yang berkaitan dengan aktivitas fisik seperti olahraga selalu dikaitkan dengan program penurunan berat badan atau pencegahan penyakit. Namun, ini kurang lengkap. Olahraga sebenarnya juga meningkatkan rasa bahagia.

Bagi mereka yang rutin berolahraga, tentu akrab dengan perasaan nyaman dan bahagia yang memenuhi hati setelah selesai olahraga. Saat berolahraga akan terjadi pelepasan endorfin sehingga kita pun merasa tenang.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam the American Journal of Epidemiology, diketahui aktivitas olahraga secara rutin sangat berpengaruh besar pada kebahagiaan seseorang.

Tim peneliti dari Kanada menganalisa data dari 8 National Population Health Survey dengan periode 15 tahun untuk mengetahui kaitan antara level aktivitas fisik dengan kebahagiaan.

Dalam jangka pendek, olahraga memang terkait dengan kebahagiaan, karena orang yang bahagia biasanya senang berolahraga.

Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan, perubahan kebiasaan, misalnya dari tidak berolahraga menjadi aktif berolahraga akan berpengaruh pada mood seseorang dalam jangka panjang. Singkatnya, membangun kebiasaan berolahraga bisa menjadi investasi bagi rasa bahagia di masa depan.

Selain itu, orang yang rajin berolahraga juga cenderung lebih awet muda sehingga mereka pun lebih bahagia.

Olahraga, seperti joging atau berlari, akan memperlancar sirkulasi oksigen dan peredaran darah. Dengan darah yang lancar, nutrisi ke seluruh jaringan kulit tidak terhambat. Selain kesegaran sel-sel terpelihara, hal itu juga membantu mengaktifkan produksi kolagen untuk melembabkan kulit.



Sumber :
msnbc
»»  READMORE...

Ingin Panjang Umur? Batasi Daging yang Diproses

Sosis, ham, daging asap, dan daging olahan lainnya sebaiknya mulai Anda kurangi konsumsinya. Menurut studi terbaru, kebiasaan mengasup daging olahan tersebut berkontribusi pada kematian di usia muda.

Dalam laporan yang dimuat dalam jurnal BMC Medicine para peneliti menyimpulkan bahwa daging yang diproses terkait erat dengan penyakit kardiovaskular, kanker, dan kematian di usia muda.

Yang perlu diwaspadai dari daging olahan tersebut adalah penggunaan garam yang tinggi serta bahan-bahan kimia sebagai pengawet.

Penelitian mengenai efek diet tinggi daging olahan tersebut dilakukan dengan mengikuti orang dari 10 negara selama hampir 13 tahun.

Mereka yang mengonsumsi lebih dari 160 gram (setara dengan dua sosis dan satu iris daging babi asap) daging yang diproses setiap hari, risiko kematiannya pada kurun waktu 13 tahun 44 persen lebih besar dibanding dengan mereka yang hanya makan 20 gram daging olahan.

"Mereka yang hobi mengonsumsi daging, terutama daging yang diproses, biasanya juga memiliki gaya hidup kurang sehat," kata Prof.Sabine Rohrmann dari Universitas Zurich.

Memang orang-orang dalam penelitian tersebut selain suka makan daging olahan umumnya juga merokok, obesitas, dan punya gaya hidup buruk lainnya.

"Berhenti merokok sebenarnya lebih penting daripada mengurangi daging. Tetapi saya tetap merekomendasikan orang untuk mulai membatasi konsumsi daging olahan," katanya.

Penelitian sebelumnya juga pernah mengaitkan antara daging yang diproses, seperti daging asap, burger, atau hot dog, meningkatkan risiko kanker usus.

Dr.Rachel Thompson dari World Cancer Research Fund menyebutkan, sekitar 4000 kasus kanker usus bisa dicegah jika konsumen membatasi asupan daging olahan kurang dari 10 gram setiap hari.

Kendati begitu daging tetap disarankan untuk dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehat dan seimbang. Selain daging merah, sumber protein yang baik lainnya adalah daging ayam, ikan, serta kacang-kacangan.



Sumber :
»»  READMORE...

5 Alasan Mengapa Takut ke Dokter Gigi






Tak sedikit orang yang menganggap kunjungan ke dokter gigi sebagai teror yang mengerikan. Padahal, rutin ke dokter gigi sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Mengabaikan jadwal kunjungan rutin ke dokter gigi sebenarnya bisa merugikan. "Kita menggunakan gigi berulang kali sejak pagi sampai malam, setiap hari. Karenanya memeriksakan gigi dua kali setahun bisa mencegah kerusakan gigi," kata Jennifer K.Shin, dokter gigi di New York.

Setiap keluhan dan gangguan pada gigi yang ditemukan sejak awal akan membuat solusi yang diberikan lebih mudah, cepat, dan tentu saja murah.

Ketahui apa saja yang menjadi alasan mengapa orang malas ke dokter gigi.

- Biaya
Biaya yang mahal menjadi faktor utama orang mengabaikan kunjungan rutin ke dokter gigi. Survei di AS bahkan menyebutkan 44 persen orang tidak ke dokter gigi karena tak punya asuransi kesehatan gigi.

"Faktanya, jika kita merawat gigi dengan baik, kunjungan ke dokter gigi tak harus mahal," kata John Dodes, dokter gigi dan penulis buku Healthy Teeth: A User's Guide.

- Kecemasan
Kebanyakan orang dikuasai kecemasan sehingga takut memeriksakan giginya. Untuk meningkatkan emosi positif, carilah dokter gigi yang ramah. Pengalaman buruk di masa lalu juga menjadi hambatan tersendiri. Komunikasi yang baik dengan pasien bisa membantu mengurangi rasa takut Anda.

- Takut diperlukan perawatan
Banyak pasien yang takut memeriksakan giginya karena khawatir dokter akan menemukan masalah gigi lainnya sehingga diperlukan perawatan lanjutan.

- Takut sakit
Selain takut dengan perawatan gigi, banyak orang takut akan rasa sakit. Padahal saat ini sudah tersedia berbagai metode perawatan gigi yang minim rasa nyeri.

- Sibuk dan malas
Terkadang, seseorang begitu sibuk melakukan berbagai hal sehingga tak bisa meluangkan waktu untuk datang ke klinik gigi. Jika kunjungan ke dokter gigi bukan salah satu rutinitas kita, maka akan lebih sulit untuk membiasakan diri.



Sumber :
»»  READMORE...

Gangguan Obsesif Kompulsif pada Ibu Baru






Setiap ibu baru sering mengalami kekhawatiran terhadap bayinya. Sayangnya, kekhawatiran tersebut kerap berlebihan. Misalnya, apakah si kecil bernapas dengan baik, takut ia terjatuh dari tempat tidur, atau takut bayi jatuh saat digendong orang lain.

Karena itu ibu baru dianggap punya kecenderungan mengalami gangguan kepribadian obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder/OCD). Kondisi tersebut bisa membuat seseorang menjadi mudah resah.

Yang dimaksud dengan obsesi adalah keterpakuan pada pikiran yang terus berulang dan tak dapat dikendalikan (misalnya terus membayangkan perilaku pacar dan mantannya).

Adapun kompulsif adalah tingkah laku yang repetitif dan dianggap harus dilakukan. Pada ibu baru, bentuknya adalah  berulang kali mengecek kondisi si bayi.

Dalam penelitian terbaru yang dimuat dalam Journal of Reproductive Medicine, Dr.Dana Gossett dan timnya melaporkan penelitian bahwa seorang ibu yang baru melahirkan cenderung mengalami OCD dalam skala ringan sampai moderat.

Gangguan OCD tersebut dialami sekitar 11 persen ibu pada periode dua minggu sampai enam bulan setelah melahirkan. Jumlah tersebut dianggap sangat besar dibandingkan dengan populasi umum yang hanya sekitar 2-3 persen.

Seorang ibu dianggap memiliki gejala OCD bila mereka terus-menerus mengalami pikiran yang mengganggu, misalnya takut anaknya terluka atau khawatir infeksi bakteri, perilaku kompulsif seperti berulang kali mengecek kondisi bayi atau harus mencuci botol berulang kali agar yakin botol susu sudah steril.

"Dorongan yang timbul dari pikiran tersebut diharapkan akan mengusir kecemasan. Misalnya, mereka merasa jika kita mencuci tangan kita berulang kali dengan sabun maka bayi tidak akan terinfeksi sehingga ia tak sakit lalu meninggal," kata Gossett.

Memang sejauh ini belum ada ibu baru yang secara klinis didiagnosa OCD. Hasil studi yang dilakukan Gossett tersebut hanya berdasarkan data pengakuan dari 461 ibu yang baru melahirkan 2 minggu lalu dan diwawancara 6 bulan kemudian.

Kabar baiknya, pada separuh ibu gejala OCD tersebut akan menghilang dalam waktu 6 bulan setelah persalinan. Namun pada sisanya gejalanya tetap berlanjut dan sekitar 5 persen mengembangkan gejala baru.


Gangguan kepribadian OCD jelas memengaruhi kehidupan sehari-hari. Para ibu yang dilanda kecemasan akan keselamatan bayinya tentu tak tenang meninggalkan bayinya sendirian atau menghabiskan waktunya untuk mengecek bayinya.

"Selain mengganggu rutinitas, hal itu juga menimbulkan stres emosional sehingga si ibu tidak sempat memikirkan dirinya sendiri," katanya.

Perubahan hormonal dan biologis diduga kuat berpengaruh pada timbulnya gejala OCD pada ibu yang baru melahirkan. Sekitar 70 persen ibu yang terlibat dalam penelitian ini juga menderita depresi pasca melahirkan.

Para ahli mengatakan OCD pasca melahirkan mungkin merupakan bentuk reaksi psikologis pada tanggung jawab baru yang dimiliki ibu dengan adanya bayi.

Kabar baiknya oCD pasca melahirkan bisa diatasi. Dukungan dari seluruh anggota keluarga dalam perawatan bayi juga bisa membantu mengurangi kecemasan.




Sumber :
msnbc
»»  READMORE...

Rabu, 06 Maret 2013

Bakteri "Mimpi Buruk" Menyebar di RS Amerika

Bakteri yang diberi julukan "mimpi buruk" karena kebal pada antibiotik serta membunuh separuh dari yang terinfeksi menyebar di hampir 200 rumah sakit dan panti jompo di Amerika Serikat.

Menurut pusat pencegahan dan pengendalian penyakit AS (FDA), sekitar empat persen rumah sakit dan 18 persen panti jompo telah mengobati sedikitnya satu pasien yang terinfeksi bakteri Carbapenem Resistant Enterbacteriaceae (CRE) pada kurun waktu 6 bulan pertama di tahun 2012.

"CRE adalah bakteri mimpi buruk. Antibiotik yang paling kuat pun tidak mempan dan pasien terkena infeksi yang sulit diobati. Dokter, rumah sakit, dan pejabat kesehatan harus bekerja sama untuk melaksakanan strategi deteksi dan pencegahan infeksi," kata Dr Thomas Frieden.

Meski begitu, menurut Frieden, saat ini ada kesempatan untuk mencegah penyebaran bakteri tersebut. "Kita hanya memiliki kesempatan terbatas untuk menghentikan infeksi ini dari penyebaran di komunitas dan menyebar ke organisme lainnya," katanya.

CRE terdapat dalam famili lebih dari 70 bakteri yang disebut enterobacteriaceae, termasuk Klebsiella pneumoniae dan E coli, yang lazimnya hidup di saluran pencernaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa jenis bakteri tersebut menjadi kebal pada antibiotik generasi terbaru yang dikenal sebagai carbepenems.

Para ahli mengaku khawatir dengan cepatnya penyebaran bakteri ini yang tentu membahayakan hidup pasien dan orang sehat. Misalnya saja, dalam 10 tahun, CDC menemukan satu CRE dari tempat pelayanan kesehatan yang sama dengan tempat lain di 42 negara bagian.

"Sangat mengkhawatirkan jika bakteri ini resistan karena kelompok bakteri tersebut sangat umum," kata Dr Marc Siegel, dari NYU Langone Medical Center.

Kebanyakan pasien yang terinfeksi CRE adalah mereka yang tinggal lama di rumah sakit atau panti jompo. Bakteri ini menginfeksi sirkulasi darah pasien dan dengan mudah menyebar antarpasien lewat tangan para petugas kesehatan. Selain itu, bakteri ini juga mentransfer kekebalan mereka terhadap antibiotik kepada bakteri lain dalam tipe yang sama.

Menurut Siegel, masalah tersebut berawal dari penggunaan berlebihan antibiotik. "Yang diperlukan untuk mengatasi kondisi ini adalah antibiotik generasi baru, tetapi perusahaan farmasi tidak berminat mengembangkannya," katanya.


Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Jam Biologis Lambat Penyebab Sulit Bangun Pagi






Bangun pagi memang bukan perkara mudah bagi sebagian besar orang. Tetapi ada orang-orang tertentu yang sangat sulit tidur cepat sehingga berefek selalu terlambat bangun pagi. Jam biologis yang lebih lambat bisa jadi penyebabnya.

Sekitar 15 persen remaja mengalami kesulitan bangun pagi. Tetapi kondisi tersebut ternyata bisa bertahan seumur hidup.

Tim peneliti dari Adelaide, Australia, melakukan penelitian mengenai gangguan tidur lebih lambat tersebut. Pada orang yang memiliki gangguan itu, secara persisten mereka lebih lama tertidur di malam hari dan kesulitan bangun pagi.

Menurut ketua peneliti, Leon Lack, jam biologis orang dengan gangguan tidur tersebut ternyata berjalan lebih lambat dibanding orang pada umumnya.

"Orang yang ngantuknya terlambat itu baru bisa tertidur jam 2-3 pagi dan selambatnya jam 4 pagi. Sehingga sangat sulit bagi mereka untuk bangun pagi esoknya,"kata Lack.

Lack menjelaskan, kebanyakan orang memiliki jam biologis 24 jam yang mengontrol kapan harus tidur dan bangun, serta mengatur temperatur tubuh. Tetapi pada orang yang memang sulit tidur dalam jam normal, jam biologisnya butuh waktu lebih lama untuk melengkapi siklus tersebut. Akibatnya rasa kantuk mereka baru datang pada dini hari.

Jam biologis atau kerap disebut irama sirkadian tubuh dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti cahaya matahari. Itu sebabnya mengapa orang yang bepergian melewati zona waktu atau orang yang kerja giliran malam kerap mengalami gangguan tidur.

Paparan sinar yang terang di pagi hari menurut Lack akan membantu jam biologis tubuh untuk bangun sehingga mereka bisa tidur lebih cepat di malam hari.

Sumber :
»»  READMORE...

7 Cara Prediksi Usia Harapan Hidup Lansia






Kendati manusia tidak bisa mempredeksi hidup dan mati seseorang, namun sebenarnya ada beberapa faktor yang bisa menjadi prediktor apakah seseorang akan sehat atau gampang terkena penyakit.

Tim peneliti dari Universitas California, San Francisco, AS, mencoba mengembangkan prediktor harapan hidup orang yang sudah berusia di atas 50 tahun pada periode 10 tahun mendatang. Prediktor tersebut dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association.

Berikut adalah 7 faktor yang bisa menjadi acuan untuk mengetahui harapan hidup seseorang yang berusia di atas 50 tahun dalam periode 10 tahun mendatang.

1. Usia dan jenis kelamin
Sudah jelas, makin banyak usia makin besar risiko kematiannya dalam 10 tahun mendatang. Karena usia kaum wanita umumnya 7 tahun lebih panjang dari pria, maka berjenis kelamin pria menjadi salah satu faktor risiko kematian yang sulit diubah.

2. Kebiasaan merokok
Para partisipan studi yang saat ini masih merokok memiliki risiko kematian lebih besar. Tetapi kabar baiknya, tak ada kata terlambat untuk berhenti merokok dan merasakan manfaatnya bagi kesehatan. Malah, dalam 8 jam setelah Anda berhenti merokok kadar karbon monooksida dan oksigen dalam darah kembali normal. Setelah beberapa hari, risiko kematian akibat serangan jantung juga berkurang.

3. Indeks massa tubuh
Orang yang tergolong obesitas memiliki risiko kematian lebih besar. Obesitas terkait erat dengan penyakit diabetes melitus, kanker, atau penyakit jantung.

4. Diabetes dan penyakit jantung
Kedua penyakit tersebut berdampak besar pada kesehatan. Orang yang menderita diabetes beresiko dua kali lipat meninggal karena serangan jantung. Sementara itu penyakit gagal jantung menurunkan kualitas hidup karena membuat penderitanya lebih rentan terkena osteoporosis, penyumbatan darah, serta demensia.

5. Penyakit kanker kulit dan paru kronik
Kanker adalah penyebab kematian kedua terbesar di AS setelah serangan jantung. Penyakit paru kronik (COPD) berada di urutan ketiga. Sementara itu dari seluruh jenis kanker, kanker paru merupakan pembunuh utama.

6. Sulit mengatur keuangan
Orang lanjut usia yang punya kesulitan dalam mengatur keuangannya biasanya adalah pertanda ia mengalami gangguan kognitif ringan. Kesulitan melakukan perencanaan dan membuat keputusan juga menjadi pertanda penurunan kemampuan kognitif seseorang.

7. Kesulitan melakukan aktivitas fisik
Para lansia yang sulit melakukan berbagai aktivitas fisik harian seperti mandi, berjalan, atau memegang benda, lebih beresiko mengalami kematian dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.

Sumber :
Everyday Health
»»  READMORE...

Jangan Abaikan Kesehatan Telinga






Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Ali Ghufron Mukti menyatakan, kasadaran masyarakat akan pentingnya masalah kesehatan telinga masih perlu ditingkatkan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian terkait gangguan pendengaran adalah ancaman akibat paparan bising, infeksi serta sumbatan kotoran telinga yang banyak ditemukan pada anak usia sekolah.

Ghufron menyatakan hal tersebut dalam seminar "Pendengaran Sehat untuk Hidup Bahagia" di Jakarta, Rabu (6/3/2013), dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran (HKTP) Sedunia yang jatuh pada 3 Maret lalu.
   
Ghufron mengakui, sosialisasi mengenai kesehatan pendengaran perlu ditingkatkan, misalnya informasi tentang batasan kebisingan yang masih dapat ditoleransi indera pendengaran. "Misalnya kalau kita mendengarkan musik dengan kekuatan kurang dari 90 desibel, itu amannya maksimum dua jam. Kalau keras hingga 120 desibel, itu enggak boleh lebih dari 10 detik. Yang aman itu adalah kurang dari 80 desibel," paparnya.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, 5,3 persen populasi dunia mengalami gangguan cacat pendengaran atau sekitar 360 juta orang, dengan 328 juta (91 persen) di antaranya orang dewasa dan 32 juta (9 persen) adalah anak-anak.  Di Indonesia, jumlah penderita gangguan pendengaran diperkirakan mencapai sekitar 9,6 juta orang.

Wamenkes juga mengungkapkan kekhawatirannya mengenai masalah sumbatan kotoran telinga pada sebagian besar anak sekolah, karena dapat mengganggu proses belajar. "Gangguan sumbatan kotoran telinga atau serumen prop banyak ditemukan pada anak-anak usia sekolah. Sumbatan serumen dapat mengakibatkan gangguan pendengaran sehingga akan mengganggu proses penyerapan pelajaran bagi anak sekolah," kata Ghufron.

Berdasarkan survei cepat yang dilakukan oleh Profesi Perhati dan Departemen Mata FKUI di beberapa sekolah di enam kota di Indonesia, prevalensi serumen prop pada anak sekolah cukup tinggi yaitu antara 30-50 persen.

Wamenkes menekankan, hal tersebut akan sangat mengganggu proses belajar sehingga perlu dilakukan penanggulangan bersama.

"Mari kita jaga kesehatan pendengaran dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta menghindari gangguan pendengaran dari kebisingan serta melakukan pemeriksaan atau deteksi dini adanya gangguan pendengaran," kata Ghufron.

Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran Sedunia diperingati tiap tanggal 3 Maret untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan telinga dan pencegahan gangguan pendengaran.  Penetapan tanggal 3 Maret itu dilakukan pada tahun 2007 pada konferensi internasional pertama tentang pencegahan dan rehabilitasi gangguan pendengaran yang diselenggarakan di Beijing, China oleh Pusat Penelitian Rehabilitasi Anak Tuna Rungu Cina, Federasi Orang Cacat Beijing dan WHO. Selain itu, tanggal 3 Maret dipilih karena bentuk angka 3 yang menggambarkan atau mirip dengan bentuk telinga.
 



Sumber :
ANT
»»  READMORE...