Social Icons

Sabtu, 22 Juni 2013

Waspadai Penggunaan Bedak Tabur di Organ Genital


Risiko kanker akibat kebiasaan memakai bedak tabur di organ genital ternyata bukan mitos. Sebuah penelitian di Boston, AS, menyebutkan, bedak tabur yang digunakan di sekitar organ intim meningkatkan risiko kanker sampai 24 persen.

Hal tersebut tentu mengkhawatirkan karena cukup banyak wanita yang terbiasa menggunakan bedak tabur untuk menjaga organ genitalnya tetap kering dan segar.


Menurut para peneliti, partikel halus dari bedak tabur bisa masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan inflamasi sehingga memicu pertumbuhan sel kanker.


Penelitian ini dilakukan dokter dari  rumah sakit Brigham and Women's Hospital di Boston, dan dimuat dalam jurnal Cancer Prevention Search. Metode penelitian ini adalah meta-analisis atau menganalisa 8 riset sebelumnya mengenai kaitan bedak tabur dan kanker. Metode seperti ini bisa menghasilkan bukti lebih kuat ketimbang satu studi individual.


Riset dilakukan terhadap 8.525 wanita yag didiagnosa menderita kanker ovarium. Data ini kemudian dibandingkan dengan penggunaan bedak tabur pada 9.800 wanita yang bebas kanker. Hasilnya, penggunaan bedak tabur meningkatkan risiko kanker ovarium hingga 24 persen.


Namun peneliti mengingatkan, hasil ini hanya berlaku pada bedak tabur yang digunakan di daerah genital, tidak di bagian tubuh lainnya.


Bedak tabur dibuat dari mineral halus yang disebut hydrous magnesium silicate. Mineral ini dihancurkan, dikeringkan, dan digiling untuk memproduksi bubuk yang digunakan dalam kosmetik. Beberapa ahli mengatakan, kandungan kimia bahan bedak memiliki kesamaan dengan asbestos. Asbestos menyebabkan kanker paru mematikan yang disebut mesothelioma.


Partikel kecil ini ditemukan 'berjalan' melalui alur genital dan ditemukan di dalam panggul. Bahan ini bisa tinggal dalam tubuh dalam waktu yang lama. Bila partikel bedak ini ada di paru, dierlukan waktu 8 tahun untuk menghilangkannya.


Kanker ovarium sendiri sering disebut sebagai "silent killer" karena penyakitnya baru menunjukkan gejala jika sudah masuk stadium lanjut.


Sumber :
»»  READMORE...

Jumat, 14 Juni 2013

Selain Melangsingkan, Air Putih Juga Efektif Cegah Sakit Jantung

Ilustrasi air putih
Masih banyak orang beranggapan bahwa banyak minum air putih dapat menggagalkan usaha menurunkan berat badan. Padahal faktanya, kurang mengonsumsi air putih dapat menyebabkan tubuh menyimpan lemak ekstra yang berakibat naiknya berat badan.

Bagaimana Air Putih Menurunkan Berat Badan?

Seperti kita ketahui bahwa hati mengkonversi lemak menjadi bahan bakar. Tanpa asupan air yang cukup, ginjal tidak akan berfungsi pada tingkat optimal. Akibatnya, hati akan bekerja ekstra keras untuk membantu ginjal melakukan tugasnya. Dan pada akhirnya hati tidak dapat berfungsi dengan baik.

Beberapa lemak akan tetap di dalam tubuh dan tidak dapat dikonversi menjadi bahan bakar. Ini yang menyebabkan bertambahnya berat badan.

Minum air putih setiap hari dalam jumlah yang cukup memungkinkan hati melakukan fungsinya untuk membakar lemak dan mengubahnya menjadi bahan bakar dengan optimal.

Tubuh kita mengandung lebih dari 60 persen air. Ketika tubuh mendapatkan air yang cukup, ia akan mencoba untuk menyimpan semua air itu ke dalam sel sedangkan sisanya akan dikeluarkan melalui urin.

Minum air dalam jumlah yang cukup juga dapat menurunkan rasa lapar. Minum beberapa gelas air sebelum makan juga bisa menjadi cara yang efektif untuk mencegah makan berlebihan yang dapat mengakibatkan berat badan bertambah.

Orang yang memiliki kelebihan berat badan disarankan untuk minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap harinya. Bahkan beberapa studi membuktikan bahwa air es atau air dingin juga membantu membakar kalori, dengan membantu meningkatkan metabolisme tubuh.

Jika Anda tidak terbiasa minum air putih dalam jumlah banyak, kemudian mulai mengonsumsinya dalam jumlah banyak, pada awalnya akan terasa tidak nyaman dan bahkan Anda akan sering buang air kecil. Ini hal yang wajar dan setelah berjalannya waktu tubuh Anda akan terbiasa dengan kebiasaan baru mengonsumsi air putih.

Manfaat Lain Mengonsumsi Air Putih

Selain membantu menurunkan berat badan, mengonsumsi air putih juga memiliki berbagai manfaat positif bagi kesehatan, seperti:

- Cegah Sakit Jantung
Menurut sebuah studi yang diterbitkan di American Journal of Epidemiology, orang yang terbiasa minum air putih lebih dari 5 gelas setiap hari mengalami penurunan risiko sebesar 41 persen akibat penyakit jantung dan kematian mendadak.

- Cegah Migrain
Menurut para peneliti dari University of Masstricht, Belanda, minum air putih tujuh gelas dalam sehari dapat meredakan sakit kepala dan meningkatkan kualitas hidup penderita migrain.

Peneliti mengatakan bahwa sakit kepala yang dialami penderita migrain dapat berkurang dalam 21 jam jika mereka minum 1,5 liter air.

- Tingkatkan Ketajaman Otak
Otak membutuhkan oksigen untuk bisa bekerja sesuai fungsinya. Dengan minum banyak air putih, Anda bisa memastikan bahwa otak telah terpenuhi kebutuhan oksigennya. Bahkan minum 8-10 gelas air perhari dapat memperbaiki kemampuan kognitif otak sebesar 30 persen.

- Cegah Penuaan Dini
Kulit kering menjadi salah satu penyebab terjadinya penuaan dini. Air dapat melembabkan kulit, membuatnya tampak segar dan terbebas dari kulit kering, sehingga membuat wajah Anda awet muda meski usia bertambah.

Yuk, biasakan minum air putih mulai sekarang!


Sumber :
»»  READMORE...

Gangguan Pembuluh Darah Tepi Tak Boleh Disepelekan

Ilustrasi pembuluh darah



Pembuluh darah tepi memiliki bentuk yang kecil, tetapi jika terkena gangguan akibatnya bisa separah pembuluh darah koroner. Bahkan, gangguan di pembuluh darah tepi bisa menjadi indikator dari gangguan jantung.

Direktur umum sumber daya manusia di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) dr. Iwan Dakota mengatakan, gangguan pada pembuluh darah tepi sering kali disepelekan. Padahal, gangguan tersebut memilik implikasi yang lebih serius lantaran memiliki keterkaitan dengan penyakit jantung koroner.


"Bila seseorang memiliki penyakit pembuluh darah tepi, kemungkinan dia memiliki risiko penyakit jantung juga, begitu pula sebaliknya," paparnya dalam konferensi pers 'Berpenyakit Jantung Koroner Boleh Jadi Berpenyakit Pembuluh Darah Tepi' di Jakarta, Kamis (13/6/2013).


Hal senada juga diungkapkan pakar pembuluh darah dari Universitas Mahidol, Thailand, dr. Thosaphol Limpijankit. Menurutnya, jika pembuluh darah tepi bermasalah maka pembuluh darah di seluruh tubuh juga dapat terganggu.


Thosaphol memaparkan, faktor risiko mengalami penyakit pembuluh darah tepi meningkat apabila mengalami penyakit seperti diabetes, stroke, jantung, dan sebagainya. Selain itu, faktor usia lebih dari 55 tahun juga dapat meningkatkan risikonya.


"Maka bagi mereka yang berisiko tinggi sebaiknya segera melakukan skrining untuk mendeteksi dini adanya penyakit ini," ujarnya.


Sayangnya, lanjut Thosaphol, umumnya pasien sudah terlambat mengetahui adanya penyakit pembuluh darah tepi. Mereka baru memeriksakan diri ketika keadaan mereka sudah parah seperti adanya luka di kaki yang tidak dapat sembuh. Jika terjadi luka, artinya pembuluh darah tepi sudah mengalami kerusakan.


Gangguan pembuluh tepi merupakan gangguan atau kerusakan di bagian pembuluh darah yang berada jauh dari jantung, seperti di kaki. Jika dibiarkan gangguan ini dapat mengakibatkan chronic limb ischemia yaitu kondisi luka terbuka yang tidak kunjung sembuh, stroke, dan serangan jantung yang mampu berujuang pada kematian ketika darah tidak lagi dapat diedarkan ke seluruh tubuh.


Kepala Divisi Pelatihan dan Pendidikan RSJPDHK dr. Ismoyo Sunu mengatakan, selain bagi yang sudah memiliki faktor risiko, skrining juga perlu dilakukan bagi mereka yang kerap merasakan sakit dan pegal atau kram berlebihan di daerah kaki sehabis berjalan jauh. Skrining tersebut dinamakan dengan ankle brachial index.


"Skrining bertujuan untuk membuktikan apakah itu hanya pegal biasa atau memang ada penyakit pembuluh darah tepi atau katup vena bermasalah," paparnya.


Selain faktor risiko penyakit jantung lainnya seperti merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga, dan kadar kolesterol tinggi juga meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah tepi.
»»  READMORE...

Selasa, 11 Juni 2013

7 Kebiasaan Ini Efektif Tekan Risiko Diabetes




Diabetes merupakan penyakit kronik yang dapat mengurangi kualitas hidup penderitanya. Namun risiko diabetes sebenarnya dapat dikelola dengan menjalani gaya hidup yang sehat.

Berikut merupakan kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengurangi risiko diabetes.

1. Angkat beban
Menurut sebuah studi baru yang dimuat dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, menambah massa otot dapat mengurangi resistensi insulin dan mengurangi risiko mengembangkan prediabetes. Para peneliti menemukan setiap penambahan 10 persen massa otot, risiko prediabetes turun sebanyak 12 persen.

Profesor ilmu olahraga di Old Dominion University Sheri Colberg-Ochs menyarankan untuk menambahkan latihan daya tahan ke dalam jadwal olahraga Anda tiga hari dalam seminggu. Selain itu lakukan juga paling tidak dua setengah jam per minggu untuk latihan kardio pembakar kalori seperti berlari, bersepeda, atau berenang.

2. Cukup tidur
Kekurangan tidur dalam jangka panjang dapat memicu resistensi insulin, terutama bagi mereka yang berrisiko tinggi diabetes. Sebuah studi pendahuluan dari University of Chicago menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari enam jam per hari memiliki risiko diabetes yang tertinggi.

3. Konsumsi serat
Serat tidak hanya baik untuk pencernaan, namun juga baik untuk memperlambat glukosa dalam aliran darah. Maka jika ingin makan manis, cobalah buah-buahan yang manis sekaligus berserat seperti pir. Selain itu, cobalah nasi merah sebagai sumber karbohidrat Anda. Sebuah studi dalam Archives of Internal Medicine mengatakan, memakan dua atau lebih sajian nasi merah per minggu dapat mengurangi risiko diabetes sebanyak 11 persen.

4. Hindari stres
Stres kronik merupakan faktor risiko dari banyak penyakit, termasuk diabetes. Hal ini berhubungan dengan hormon stres kortisol yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Mengurangi stres dapat dilakukan dengan cara melatih pernapasan, mendengarkan musik lembut, atau mendapatkan pemijatan.

5. Konsumsi omega-3
Asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam ikan seperti salmon dan sardin dapat membantu memperbaiki sensitivitas insulin. Konsumsi paling tidak satu sajian per minggu.

6. Konsumsi vitamin D
Vitamin D mungkin bisa menjadi faktor kunci untuk melawan diabetes. Studi yang dipublikasi dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menemukan bahwa orang yang cukup mengonsumsi vitamin D memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Konsumsi 1000 hingga 2000 IU vitamin D per hari melalui produk susu, ikan, atau suplemen.

7. Konsumsi kayu manis
Sebuah studi dalam Journal of the American Board of Family Medicine mengungkapkan, kayu manis dapat mengurangi kadar gula darah. Kayu manis kaya akan nutrien yang disebut polifenol yang membantu insulin untuk bekerja lebih efektif.



Sumber :
Womens Health
»»  READMORE...

Bahaya jika Ukuran Bra Tidak Pas

Meski sudah menjadi bagian dari gaya busana sehari-hari, ternyata masih banyak wanita yang belum mengerti cara memilih ukuran bra yang tepat. Padahal, ukuran bra yang salah bisa memicu berbagai gangguan kesehatan.

Walau kelihatannya tidak berhubungan, tetapi ukuran bra yang salah bisa menyebabkan luka di kulit, nyeri otot, bahkan rasa tak nyaman di pencernaan.

Menurut penelitian, sekitar 4 dari 5 wanita memakai ukuran bra yang salah karena tidak memperhitungkan lebar punggung. Kebanyakan hanya mempertimbangkan ukuran mangkuk (cup) saja.

Lorna Mills, chiropractor dari Odham, Inggris, mengatakan, kebanyakan wanita datang padanya dengan keluhan yang sama.

"Biasanya bahu sakit, punggung membungkuk, dan gangguan pencernaan karena diafragma dan paru-paru tertarik. Di kulit terlihat jejak pakaian dalam, tanda ini merupakan gejala kesalahan penggunaan bra," ujarnya.

Lorna mengatakan, kebanyakan wanita menggunakan bra dengan ukuran cup terlalu besar. Akibatnya, tali bra harus dikencangkan sehingga bahu dan leher tertarik. Punggung jadi membungkuk sehingga timbul rasa tidak nyaman.

Tali yang terlalu kencang juga menyebabkan tekanan di sekitar perut dan area bawah esofagus. Jaringan di sekitar area tersebut tertarik ke arah yang tidak sebenarnya.

Richard Moore, terapis pijat kedokteran, mengatakan, pada banyak kasus keluhan seputar tulang punggung dan leher wanita berhubungan langsung dengan kesalahan penggunaan bra.

Kesalahan mengakibatkan postur tubuh memburuk, sakit, dan tegang di area tertentu. "Bra tradisional sering kali terlalu ketat di area tulang rusuk. Akibatnya, ada area di bagian tengah tulang yang terbagi menjadi dua," kata Moore.

Kurangnya sokongan pada area depan juga bisa menyebabkan punggung bawah maju, dan untuk menyeimbangkannya, sebagian wanita menarik kepalanya terlalu ke belakang.

Kesalahan yang terus terjadi ini mengakibatkan tekanan pada diafragma. Apalagi jika wanita terus duduk berjam-jam. Akibatnya, mekanisme pernapasan dan pencernaan terganggu, termasuk gejala Irritable Bowel Syndrome (IBS).

Tali bra yang terlalu ketat bukan cuma berpengaruh pada kulit, melainkan juga aliran darah, saraf, dan memicu timbulnya sakit kepala.

Untuk mendapatkan ukuran bra yang tepat, pilihlah yang nyaman di pundak, tidak terlalu ketat. Tanda tali yang pas adalah jika Anda bisa memasukkan dua jari di bawahnya, dan satu jari di bagian tengah.

Sedangkan untuk bagian mangkuk, pilih sesuai ukuran payudara atau jangan sampai ada celah antara payudara dan mangkuk.

Bra dengan tali kawat tidak disarankan untuk payudara yang masih tumbuh, misalnya pada ibu hamil. Namun, jika ukuran payudara Anda termasuk besar, lebih baik pilih yang memakai kawat.

Ganti bra jika kawatnya mulai keluar. Kawat bra idealnya berada tepat di bawah tulang dada dan dekat tulang rusuk. Jika kawatnya terlalu menekan rusuk, mungkin Anda butuh ukuran yang lebih besar. Jika payudara keluar dari bagian bawah kawat, sebaiknya pilih bra dengan ukuran lebih kecil.

Sumber :
»»  READMORE...

Kamis, 06 Juni 2013

Diet Sehat Buka Peluang untuk Hidup Lebih Lama

ilustrasi
Tujuan dari diet sehat sebenarnya tidak hanya terbatas pada penurunan berat badan agar tubuh Anda langsing. Lebih dari itu, diet yang sehat bertujuan untuk menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan dan memperbesar peluang Anda untuk hidup lebih lama.

Para ahli menyarankan, jika Anda ingin terlihat awet muda, maka salah satu solusi yang tepat adalah dengan menjalankan diet sehat. Nah, seperti apa diet yang sehat itu, berikut beberapa tip menjalankan diet sehat agar Anda awet muda dan berpeluang hidup lebih lama.

1. Pilih Yang Berwarna
Buah atau sayuran yang memiliki warna terang umumnya mengandung antioksidan. Antioksidan adalah bahan kimia dalam makanan yang memberikan cahaya merah terang pada tomat, hijau subur pada brokoli, berbagai warna biru pada blueberry, dan kulit ungu tua pada terong.

Lebih penting lagi, mereka adalah senyawa yang terus mencegah timbulnya garis-garis pada wajah dan menjaga kolesterol dari penyumbatan arteri Anda. Super gizi ini menetralisir radikal bebas yang merusak sel, yang telah dikaitkan dengan penuaan, mulai dari keriput, hingga kanker dan penyakit jantung.

Setiap antioksidan dapat mengatasi masalah yang berbeda-beda, solusi terbaiknya adalah untuk memperoleh semuanya. Cara termudah untuk melakukannya adalah dengan makan buah-buahan dan sayuran memiliki banyak warna, dimana masing-masing warna memiliki manfaat kesehatan tersendiri.

2. Pilih Lemak Tak Jenuh Tunggal
Lemak tak jenuh tunggal yang ditemukan dalam minyak zaitun, ikan, kacang-kacangan dan biji-bijian telah terbukti mengurangi risiko berbagai penyakit yang berkaitan dengan usia, seperti arthritis, penyakit jantung, diabetes, stroke, kanker dan bahkan Alzheimer.

Jadi jika Anda masih memiliki keengganan dengan kata ‘lemak’, sekarang saatnya untuk melupakannya. Hal ini juga bermanfaat pada penampilan Anda. Semakin banyak omega-3 (kebanyakan ditemukan dalam ikan seperti salmon) yang Anda konsumsi, semakin berkurang risiko Anda mengalami kerusakan kulit yang terkait dengan pertambahan usia.

3. Sedikit Anggur Merah
Baik dengan konsumsi buah anggur merah segar maupun minum satu gelas anggur merah atau red wine sekitar empat kali seminggu dalam jumlah sedikit telah terbukti mengurangi risiko serangan jantung, diabetes dan penyakit yang mengancam nyawa lainnya. Ini merupakan salah satu manfaat dari anggur merah yang kaya akan flavonoid, antioksidan kuat yang berasal dari kulit buah anggur merah.

4. Minum Teh Hijau
Dilengkapi dengan antioksidan kuat yang disebut catechins, teh hijau bisa menjadi zat anti penuaan terbaik yang dapat Anda masukkan ke dalam cangkir Anda. Minum satu cangkir sehari akan mengurangi risiko tekanan darah tinggi sebesar 46%.

5. Jaga Berat Badan
Para peneliti di Harvard School of Public Health menemukan bahwa wanita yang memiliki berat badan pada masa dewasa yang tidak jauh berbeda pada saat mereka berumur 18 memiliki risiko 66% lebih rendah terkena penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2 dan batu empedu dibandingkan dengan wanita yang mengalami kenaikan berat 5-6 kg di usia pertengahannya.

Di luar semua usaha yang Anda lakukan, hormon yang membantu menjaga otot-otot Anda akan berkurang sejalan dengan bertambahnya usia.

Untuk itu, imbangi diet sehat Anda dengan rutinitas olahraga dan dapatkan istirahat yang cukup di malam hari untuk kesehatan optimal dan umur panjang. (dan)



Sumber :
»»  READMORE...

Rabu, 05 Juni 2013

Mungkinkah Orgasme Saat Melahirkan?

Proses persalinan seringkali dianggap sakit dan melelahkan, namun sebuah studi baru menemukan proses ini juga dapat memberikan kenikmatan berupa orgasme. Meraih orgasme selama persalinan dianggap membantu mengurangi rasa sakit.

Menurut studi yang dimuat dalam jurnal Sexologies ini, orgasme dapat menghalangi area otak yang membentuk rasa sakit. Posisi bayi saat dilahirkan kemungkinan memberikan penekanan pada organ seksual. Orgasme tersebut terjadi sekitar 0,3 persen dari total jumlah persalinan.

Profesor psikologi di Rutgers University, New Jersey, Barry Komisaruk mengatakan, saat proses persalinan terjadi rangsangan di jalan lahir, leher rahim, vagina, kritoris, dan uterus.

"Banyak orang mengatakan mengatakan, kontraksi uterus terasa nikmat saat terjadinya orgasme," ungkap Komisaruk.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh penulis studi dr. Christiane Northup. Ia mengatakan, ketika bayi keluar dari jalan lahir, posisinya sama seperti posisi penis masuk ke vagina yang memungkinkan terjadinya orgasme.

Lantaran terjadi rangsangan di organ-organ seksual, tubuh wanita pun mengalami reaksi kimia yang sama seperti terangsang secara seksual. Endorfin dan hormon cinta oksitoksin yang diproduksi selama orgasme juga ditemukan selama persalinan.

Selain itu, wanita juga dapat mengalami orgasme multipel yang bertahan masing-masing 10 hingga 15 detik. Komisaruk dan timnya menemukan rangsangan seksual dan orgasme mengurangi sensitivitas terhadap rasa sakit, maka wanita dapat lebih mudah menjalani proses persalinan.



Sumber :
»»  READMORE...