Social Icons

Selasa, 11 Desember 2012

"Sleep Apnea" Bikin Anda Rentan Sakit Jantung

Shutterstock
Ilutrasi pria mendengkur


JAKARTA, KOMPAS.com - Obstructive sleep apnea (OSA) merupakan suatu keadaan aliran udara terhenti di saluran pernapasan sehingga mengakibatkan pasokan oksigen untuk tubuh berkurang. Selain membuat kualitas tidur berkurang dan menurunkan produktivitas kerja, para ahli medis mengaitkan OSA dengan komplikasi penyakit lain, salah satunya penyakit pembuluh darah dan jantung (kardiovaskuler).

"Tidur seharusnya baik untuk sistem kardiovaskular, namun gangguan saat tidur seperti OSA malah akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler," ungkap  spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Premier Bintaro kata dr. Chandramin, Sp.JP, dalam acara Seminar OSA dan Komplikasinya, Selasa (11/12/2012), kemarin di Jakarta.

Chandramin juga menjelaskan, saat tidur normal, tubuh manusia khususnya pada sistem kardiovaskuler-nya mengalami penurunan metabolisme, aktivitas syaraf simpatetik, tekanan darah, dan denyut jantung. Sedangkan efek yang ditimbulkan dari OSA pada sistem tersebut justru sebaliknya.

OSA seperti yang sudah diketahui dapat membuat tidur tidak nyenyak karena orang seringkali terbangun secara tiba-tiba di saat udara benar-benar sudah tidak mengalir. Terbangun secara tiba-tiba ternyata juga berakibat buruk pada sistem kardiovaskuler, yaitu dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah sehingga membuat ketegangan sistem saraf. Dan biasanya terjadi berulang-ulang. Dampak yang paling mengkhawatirkan dari OSA pada sistem kardiovaskuler adalah kematian mendadak atau sudden death.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dimuat dalam English Journal of Medical tahun 2005 pada sejumlah kasus kematian mendadak, angka pada penderita OSA cukup tinggi, terutama pada tengah malam hingga pukul 05.59 pagi, yaitu sebanyak 46 kasus, dibandingkan dengan pasien tanpa OSA 21 kasus, dan tanpa keduanya 18 kasus.

"Saat ini di Indonesia memang belum ada data penderita penyakit OSA dan kaitannya dengan kenaikan resiko penyakit jantung. Namun para ahli semua sependapat bahwa pasien penyakit jantung yang menderita OSA memiliki harapan hidup yang lebih kecil daripada tanpa OSA," katanya.

Menurut Chandramin, penyakit kardiovaskuler dan OSA memang berhubungan, berbahaya, dan sering terjadi. Namun gejalanya mudah dikenali sehingga dapat segera diobati.
»»  READMORE...

Kebohongan Terdeteksi Melalui Hidung




SHUTTERSTOCK
Berbohong selain bisa merusak kepercayaan orang, juga bisa menganggu kesehatan seseorang

KOMPAS.com —Layaknya tokoh pinokio yang hidungnya semakin panjang ketika berkata bohong, hal yang serupa juga terjadi pada manusia. Hidung Anda ternyata dapat mendeteksi jika berbohong. Hidung akan memanas dan semakin panas jika Anda semakin berdusta.

Para peneliti di bidang psikologi dari University of Granada di Spanyol menggunakan thermography untuk mempelajari suhu wajah seseorang dalam sebuah penelitian. Dalam percobaannya, peneliti menemukan lonjakan suhu di sekitar hidung dan otot orbital di sudut dalam mata selama Anda berbohong.

Selain itu, mereka juga menemukan bahwa suhu wajah seseorang akan menurun ketika melakukan tugas mental yang sulit. Sebaliknya, meningkat saat mengalami kecemasan yang tinggi. Efek ini akibat sesuatu yang terjadi pada insula, yakni suatu wilayah di otak yang berperan dan terlibat dalam kesadaran, deteksi, dan mengatur temperatur suhu tubuh.

"Peningkatan suhu ketika berbohong meningkat di daerah ini," kata tim peneliti. Thermography dapat digunakan untuk mempelajari keadaan emosional dan psikologi seseorang yang terealisasi melalui suhu tubuh. Keadaan tersebut dapat berupa rangsangan seksual, di mana dapat memanaskan dada dan alat kelamin.

Selain mendeteksi emosi, kamera termal juga dapat mendeteksi seseorang yang minum berlebih (mabuk) seperti tertulis dalam Journal of Electronic Security and Digital Forensics. Peneliti dari University of Patras di Yunani meneliti 20 peserta yang meminum empat gelas bir dalam kurun waktu 20 menit.

Kemudian peneliti mengambil sampel serangkaian gambar infra merah dari wajah mereka. Tim menemukan bagian hidung dan mulut umumnya memiliki suhu lebih panas dibandingkan dengan dahi. (Umi Rasmi/Live Science)

Sumber :
National Geographic Indonesia
»»  READMORE...

7 Cairan Alami Bantu Atasi Demam Berdarah

SHUTTERSTOCK


Kandungan sari buah biasanya 100 persennya diperoleh dari buah.



JAKARTA, KOMPAS.com - Selain minyak sereh untuk menangkal bahaya DBD, orang sering memanfaatkan kasiat jambu biji. Maklum banyak orang yang mengaku berhasil terselamatkan dari demam berdarah berkat jus jambu biji.

Tertolongnya pasien DBD berkat jambu biji, bisa jadi bukan karena jambunya, tapi karena cairan jus yang masuk ke tubuh pasien dalam jumlah banyak. Cairan itu, apalagi jika diminum sampai 5 atau 6 gelas sehari, amat dibutuhkan pasien yang kehilangan banyak plasma darah akibat penurunan trombosit.

Cairan apa pun, entah air biasa atau air larutan gula dan garam atau jus buah lain bisa membantu proses penyembuhan pasien demam berdarah jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Minuman dalam kemasan kaleng yang mengandung zat elektrolit juga dianjurkan diberikan pada pasien.

Berikut ini beberapa jenis cairan yang bisa diberikan kepada penderita demam berdarah agar terhindar dari kekurangan cairan:

1. Air Kelapa Muda
Badan Pangan Dunia PBB (FAO - Food & Agriculture Organization) mengakui bahwa khasiat air kelapa muda sebagai penghilang dahaga kaya zat elektrolit alami. Zat elektrolit dan gizinya lebih dari sekadar minuman penghilang dahaga produksi pabrik. Disebutkan dalam situs resmi FAO bahwa air kelapa muda itu alami, lezat, kaya garam, gula, dan vitamin yang dibutuhkan atlet kelas Olimpiade maupun para amatir. Bahkan, badan PBB ini telah mematenkan air kelapa muda yang berkhasiat itu.

Di dalam air kelapa muda terkandung mineral kalium, sodium, klorida, dan magnesium. Zat-zat ini adalah elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengatasi ancaman syok pada kondisi kekurangan cairan. Selain kalium, juga mengandung gula, vitamin B dan C dan protein. Komposisi gula dan mineral yang terdapat dalam air ini begitu sempurna, sehingga disebutkan memiliki keseimbangan yang mirip dengan cairan tubuh manusia.

2. Air Heksagonal

Pengobatan tradisional Cina selalu menganjurkan konsumsi air "hidup". Tidak pernah disebutkan maksud "hidup" tersebut. Di Korea, orang yang rajin minum air terjun di pegunungan tetap terjaga kesehatannya, demikian kata Yunjo Chung, MD, dokter dari University of Korea. Air "hidup" mungkin adalah air yang kaya dengan kandungan oksigen seperti air terjun itu.

Korea baru-baru ini berhasil mematenkan teknologi bernama Actimo untuk membuat air "hidup" yang mengandung oksigen dan dijual di seluruh dunia. Menurut mereka, dalam tubuh manusia terdapat dua bentuk senyawa air, pentagonal (segilima) dan heksagonal (segienam).

Pembedaan heksagonal dan pentagonal ini hanya berdasar pada strukturnya. Air pentagonal membentuk rangkaian molekul air dengan ikatan kelompok besar dan tidak stabil. Seperti air putih biasa, air heksagonal ini tidak berasa dan berbau.

3. Jus Buah
Kekurangan cairan karena demam berdarah bisa juga diatasi dengan air jus. Tidak selalu harus jus jambu biji. Bisa jus pepaya, jeruk, atau jus mangga. Kadar air dalam buah berhitung tinggi, yaitu bervariasi antara 65 sampai 92 persen, sehingga bisa menutupi kekurangan cairan akibat merembesnya plasma darah keluar dari pembuluh.

Michael T. Murray, ND, dalam bukunya The Complete Book of Juicing, menulis jus mudah diserap tubuh karena bentuknya yang halus dan cair itu. Zat makanan seperti diketahui diserap usus dalam bentuk jus. Mengonsumsi jus berarti membantu proses pencernaan tubuh dengan mempercepat penyerapan nutrisi kualitas tinggi yang terkandung dalam jus.

4. Jambu Biji

Walau khasiatnya belum teruji secara medis, tidak ada salahnya untuk memberikan jus jambu biji kepada pasien demam berdarah. Sebab, buah eksotis ini mengandung vitamin C yang sangat tinggi.

Vitamin C ini terdapat dalam daging buahnya. Bijinya yang sering tidak dikonsumsi juga mengandung vitaimin C. Disebutkan dalam buku Foods that Heal, Foods that Harm, 90 gram buah jambu biji lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin C pada orang dewasa. Buku itu juga menyebutkan, meski sudah kehilangan hampir 25 persen vitamin karena proses pengolahan, jus jambu biji kemasan kotak masih merupakan sumber vitamin C yang baik.

Berkat kandungan vitamin C dosis tinggi inilah, kekebalan tubuh dalam melawan bakteri akan meningkat. Proses penyembuhan luka pun jadi lebih cepat. Selain itu, tekanan darah juga menjadi lebih baik karena buah ini merupakan sumber potasium yang baik.

Untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal, pilih buah yang baru saja masak dan masih berwarna hijau kekuningan. Bila sudah masak, simpan di lemari es. Jangan lupa cuci dulu sebelum dibuat jus.

5. Alang-Alang
Tanaman liar bernama Latin Imperata cylindrica (L) Beauv ini sudah sering diteliti. Menurut Dr. Setiawan Dalimartha dalam buku Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis, di luar negeri alang-alang sudah dibuat obat paten.

Penelitian tentang tanaman ini menyebutkan, alang-alang mengandung manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam alkali. Dilihat dari kandungan-kandungan tersebut, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan panas), diuretik (meluruhkan kemih), hemostatik (menghentikan perdarahan), dan menghilangkan haus.

Pengobatan Cina tradisional menyebutkan, alang-alang memiliki sifat manis dan sejuk. Efek pengobatan tanaman ini memasuki meridian paru-paru, lambung, dan usus kecil. Dengan sifat diuretik yang melancarkan air kencing, alang-alang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit radang ginjal akut.

Sifat diuretik yang mengeluarkan cairan tubuh tak berguna ini bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah yang cenderung tinggi. Sifat hemostatik yang bisa menghentikan perdarahan dapat juga dimanfaatkan untuk mengatasi mimisan dan perdarahan di dalam.

Herbal ini di dalam tubuh akan menyusup ke dalam organ paru-paru, lambung, dan usus kecil. Oleh karena itu, ramuan alang-alang sebaiknya tidak diberikan kepada mereka yang fungsi lambungnya lemah dan sering buang air kecil.

Bagian tanaman alang-alang yang bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah rimpang, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Bahan alang-alang ini bisa diperoleh di toko obat Cina. Kini bahkan sudah tersedia minuman alang-alang instan yang berkhasiat menghilangkan panas dalam. Minuman instan ini bisa diperoleh di toko jamu atau toko obat Cina.

Cara pemanfaatannya, ambil satu ikat atau gulung akar alang-alang. Cuci dan rebus dalam tiga gelas air hingga tersisa satu gelas. Campur air perasan satu buah jeruk nipis dengan tiga sendok makan air alang-alang tersebut. Pakai seperlunya. Tambahkan pemanis bila ramuan ini ditujukan untuk anak-anak.

6. Angkung
Angkung diyakini bisa membantu menyembuhkan penyakit radang selaput otak, stroke, radang otak, penyakit hati, kejang, dan kekurangan cairan tubuh seperti halnya dalam kasus demam berdarah. Namun, sangat disayangkan harga angkung amat mahal. Harga satu pil angkung mencapai Rp 250 ribu. Angkung ini biasanya dijual dalam kemasan pil di toko obat Cina.

Untuk membelinya harus hati-hati karena di pasaran ditengarai banyak angkung palsu. Ciri-ciri angkung asli antara lain pil terbungkus kertas keemasan setelah dibuka dari kotaknya. Wujud pil angkung mirip jenang atau dodol, lentur tetapi mudah dipatahkan. Ciri lainnya, cepat sekali larut bila diseduh dengan air panas, bahkan dalam waktu kurang dari 1 menit. Ciri keaslian yang mudah dikenali dari kemasan luar adalah label dan tanda hologram produsennya.

Selain harganya yang mahal, manfaat angkung tidak langsung terasa setelah minum satu atau dua butir. “Angkung baru terasa khasiatnya untuk mengatasi penyakit berat setelah diminum secara teratur 6 sampai 8 butir pil setiap hari,” kata Sinse Johanes, yang berpraktik di daerah Kalibesar Timur, Jakarta Barat.

7. Daun DewaTumbuhan daun dewa bisa juga dipergunakan sebagai pengganti angkung. Tanaman ini berbentuk semak. Daun adalah bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat. Herba ini dikenal kaya dengan berbagai kandungan kimia seperti saponin, minyak asiri, flavonoid, dan tanin. Dengan kandungan kimia tersebut tumbuhan ini bermanfaat sebagai anticoagulant (mencairkan bekuan darah), menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun. Tumbuhan dewa ini juga telah tersedia di toko obat Cina dalam bentuk kapsul. Harganya relatif lebih murah dibanding angkung.

Sumber :
Tabloid Gaya Hidup Sehat
»»  READMORE...

Mitos dan Fakta Penyakit Rematik

shutterstock


KOMPAS.com - Rematik adalah salah satu penyakit yang lumrah diderita masyarakat Indonesia baik tua maupun muda.  Penyakit ini menyerang sendi dan struktur jaringan penunjang di sekitar sendi sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri. Dalam tingkat yang  parah, rematik bahkan dapat menimbulkan kecacatan tetap, ketidakmampuan dan penurunan kualitas hidup.

Di masyarakat, masih saja berkembang mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit ini. Padahal mitos-mitos ini menyesatkan apabila dikaji dari sisi medis dan bukan tidak mungkin akan merugikan penderita.

Ahli penyakit dalam dan rheumatolog dari Divisi Rheumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. Bambang Setyohadi, menjelaskan beberapa mitos dan fakta seputar penyakit rematik.  Berikut adalah  mitos dan penjelasannya :

1. Sering mandi malam di usia muda memicu rematik di usia tua.
Faktanya, sejauh ini belum ada bukti yang menguatkan bahwa mandi malam akan menyebabkan penyakit reumatik. Pada prinsipnya mandi malam atau mandi air dingin tidak menyebabkan rematik.  "Pada penderita rematik, mandi air dingin memang bisa membuat otot kaku atau spasme.  Kondisi tersebut biasanya membuat sendi tertekan sehingga menimbulkan rasa sakit," ujar Dr. Bambang.

2. Makan kangkung atau bayam sebabkan rematik. 
Tidak ada hasil penelitian yang menghubungkan antara bayam atau kangkung dengan riisko rematik.  "Kalaupun yang harus dihindari, bila Anda ditakdirkan menderita rematik adalah makanan yang dapat memicu purin atau bahan yang akan diubah menjadi asam urat seperti jeroan, seafood atau minuman beralkohol," tegas Bambang.

3. Semua penyakit rematik disebabkan asam urat.
"Faktanya, hanya sekitar 10 persen saja pengidap rematik yang asam uratnya tinggi. Banyak pasien yang asam urat tinggi justru tidak mengalami rematik," kata Bambang.  Menurutnya,  asam urat dalam darah yang tinggi belum tentu akan menyebabkan rematik. "Penyakit rematik akan terjadi bila asam urat terkumpul dalam sendi dan membentuk endapan kristal monosodium urat.  penyakit ini," terangnya.

4. Penyakit rematik adalah penyakit tulang. 
Faktanya rematik adalah penyakit yang menyerang persendian tulang dan terdiri dari berbagai jenis di antaranya adalah osteoartritis dan reumatoid artritis. Osteoartritis paling sering menyerang sendi-sendi besar yang mendukung berat badan seperti sendi lulut, panggul, tulang belakang, punggung dan leher meski tidak tertutup kemungkinan menyerang daerah lain. Sementara reumatoid artiritis dikarenakan sistem imun yang menyerang lapisan atau membran sinovial sendi dan melibatkan seluruh organ-organ tubuh, dapat menyebabkan kecacatan.

5. Penyakit rematik hanya mengincar orang berusia lanjut. 
Faktanya, rematik menyerang semua orang, tua maupun muda baik pria maupun wanita tergantung pada jenis penyakit rematiknya. Pada rematik jenis osteoartritis umumnya menyerang orang-orang berusia diatas 45 tahun sementara jenis Lupus Eritematosus menyerang wanita muda usia produktif tetapi juga dapat mengenai setiap orang. Para pria lebih mudah terserang Gout.

6. Rematik adalah penyakit keturunan.
Faktanya, rematik tidak selalu diturunkan secara langsung dari orang tua ke anak.  "Namun begitu, ada kecenderungan faktor keluarga menjadi faktor risiko terjadinya rematik seperti pada Reumatoid Artritis, Lupus Eritematosus Sistemik dan Gout," ujar Dr Bambang.

7. Sakit pada tulang di malam hari adalah tanda gejala rematik.
Faktanya, gejala-gejala yang umumnya terjadi pada penderita rematik adalah pegal-pegal dan peradangan pada sendi (merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan umumnya sulit digerakkan). Gejala ini tidak terbatas pada malam hari. Bisa saja menyerang setiap saat.
»»  READMORE...

Senin, 10 Desember 2012

Teh dan Madu Bakal Gantikan Antibiotik?

Shutterstock
Ilustrasi

KOMPAS.com – Fenomena resistensi kuman terhadap antibiotik yang kian mengkhawatirkan kembali disuarakan para pakar kesehatan. Resep pengobatan tradisional seperti teh dan madu dipersiapkan sebagai salah satu solusi alternatif dalam mengatasi kuman yang semakin kebal terhadap obat-obatan.

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan berulang-ulang merupakan penyebab terbesar suatu jenis bakteri menjadi resisten terhadap obat. Pakar kedokteran menyebut fenomena yang mengkhawatirkan ini dengan istilah “arms race”.

Ketidakmampuan suatu obat antiobiotik mengatasi bakteri kini menjadi momok setelah ditemukannya antibiotik pada tahun 1940-an. Kehadiran antibiotik sempat menjadi solusi yang efektif dalam mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Namun ketika bakteri sudah menjadi resisten terhadapnya, dibutuhkan alternatif lain yang dapat membuat pengobatan menjadi kembali efektif.

Prof. Les Baillie, dari Cardiff University Inggris menyatakan, bukan mustahil dunia akan kembali ke suatu masa dimana belum ditemukan antibiotik, sehingga pengobatan sejenis penyakit menjadi permasalahan besar.

Oleh karenanya, para ilmuwan  kini sedang mengupayakan membuat suatu sulosi alternatif  ketika bakteri sudah menjadi resisten terhadap antibiotik. Baillie  saat ini mengetuai tim riset untuk mencari tahu apakah obat kuno seperti teh dan madu dapat menjadi cara berikutnya sebagai obat yang paling efektif mengobati penyakit.

Teh diketahui mengandung suatu senyawa yang dinamakan polifenol yang memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme.

Tim peneliti yang dipimpin Baillie telah menemukan, teh mampu untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh Clostridium difficile, bakteri yang bertanggung jawab untuk setidaknya 2.000 orang tewas dan lebih dari 24.000 kasus infeksi tahun lalu.

Rhidian Morgan-Jones, seorang ahli bedah dari Cardiff, mengatakan bahwa ada kekhawatiran nyata tentang masa depan dunia kedokteran saat antibiotik tidak lagi dapat digunakan.

Prof. David Livermore, dari Badan Perlindungan Kesehatan Inggris, bulan lalu memberi peringatan, operasi besar dan penanganan kanker akan menjadi lebih berbahaya lagi. Penggunaan antibiotik kemungkinan hanya akan bisa dilakukan untuk 10 tahun ke depan.

Perkembangan dunia kedokteran modern seperti perawatan intensif dan transplantasi organ akan berada di bawah ancaman tanpa antiobiotik. Oleh karenanya, segera dibutuhkan pengganti antibiotik.

Sumber :
Daily Telegraph
»»  READMORE...

200 Juta Tahun, Hewan Ini Terawetkan Lendir Lintah

Benjamin Bomfleur Vorticella, hewan bersel tunggal, terawetkan selama 200 juta tahun dalam lendir lintah.

KANSAS, KOMPAS.com - Lendir lintah, diduga jenis Hurudo medicinalis, mengawetkan hewan kecil yang termasuk dalam golongan protozoa, yakni Vorticella, selama 200 juta tahun. Penemuan fosil hewan bersel satu itu langka dan mengagetkan ilmuwan.

"Pengawetan ini langka. hewan lunak tak biasanya menjadi fosil kecuali secara cepat terjebak dalam medium yang mencegahnya terurai," kata Benjamin Bomfleur dari Biodiversity Institute di University of Kansas yang melakukan penelitian.

Vorticella adalah hewan yang ukurannya hanya selebar rambut manusia. Hewan ini hidup di wilayah yang kini termasuk Transantarika. Dahulu, wilayah tempat ditemukannya fosil mikro ini adalah bagian dari benua bernama Gondwana.

Vorticella memiliki cilia sebagai alat gerak. Pada zamannya, alat gerak itu merupakan mesin makhluk hidup yang mumpuni. Dengan alat gerak itu, Vortivella bisa bergerak cepat, mencapai 8 cm per detiknya.

Bomfleur seperti dikutip Livescience, Sabtu (8/12/2012), menguraikan kemungkinan skenario hewan kecil itu bisa terjebak dalam lendir lintah. Awalnya, lintah mengeluarkan lendir pada dasar air atau sampah di wilayah sungai saat itu. Selanjutnya, Vorticella bergerak mendekat bdan terjebak.

"Lendir yang dengan sedemikian rupa menjebak hewan kemudian terdeposit di lumpur, lalu seiring waktu menjadi lapisan sedimen yang kita temukan 200 juta tahun kemudian," papar Bomfluer yang memublikasikan hasil risetnya di Proceedings of the National Academy of Sciences.

Menurut Bomfluer, terawetkannya hewan lunak selama jutaan tahun dengan cara tersebut sangat langka. Satu-satunya saingan Vorticella adalah fosil cacing berusia 125 juta tahun yang ditemukan di Svalbard.
 
Sumber :
LiveScience
»»  READMORE...

Askep AKARIASIS ( Cacing )

BAB 1
KONSEP DASAR

A.    Pengertian
Askariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi cacing Ascaris Lumbricoides atau cacing gelang (Noer, 1996: 513).  Hal senada juga terdapat dalam Kamus Kedokteran (Ramali, 1997: 26).          
B.    Penyebab
Penyebab dari Ascariasis adalah Ascaris Lumbricoides. Ascaris termasuk Genus Parasit usus dari kelas Nematoda: Ascaris Lumbricoides: cacing gelang  (Garcia, 1996: 138). Menurut Reisberrg (1994: 339) ascaris adalah cacing gilig usus terbesar dengan cacing betina dengan ukuran panjang 20-35 cm dan jantan dewasa 15-35 cm. Rata-rata jangka hidup cacing dewasa sekitar 6 bulan.
C.  Pathway Dan Masalah Keperawatan
Telur Askaris yang infektif di dalam tanah

Tertelan lewat makanan yang terkontaminasi

Masuk ke lambung dan duodenum kemudian menetas

Larva menembus dinding usus

Via sirkulasi portal ke jantung kanan

Sirkulasi pulmonal ke paru-paru    Melepas antigen askaris        Reaksi alergi
Bronkho Pneumoni

Tembus kapiler masuk alveoli dan bronkhi         Pelepasan histamin

Secara ascenden ke trakhea, faring, epiglottis, esofagus    peningkatan permiabilitas kapiler dan sensasi gatal
Eosinofilia dan urtikaria
Mual, muntah, nyeri epigastrik, kolik
Migrasi ke lambung
   

MK ; kerusakan integritas kulit

MK : Gangguan keseimbangan cairan elektrolit
MK : Hipertermia
Meninggal
Shock hipovolemia
sirkulasi darah menurun
Dehidrasi
Kehilangan cairan dan elektrolit
Diare
Migrasi ke colon menimbulkan iritatif
Absorbsi nutrisi terganggu
Mengeluarkan anti enzim sebagai proteksi dan mengambil nutrisi
Dalam usus cacing matur menjadi cacing dewasa
MK : Gangguan Nutrisi
Malnutrisi energi protein
hipoglikemi
Distrofi
Anoreksia
MK : Nyeri
D.  Pengkajian Fokus
Dasar data pengkajian menurut Doenges (1999) adalah :
a.    Aktifitas dan Istirahat
 Gejala    :    Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak                                      tidur semalam karena diare
Merasa gelisah dan ansietas.             
b.    Sirkulasi
Tanda    :    Tachicardia {respon terhadap demam, dehidrasi, proses infla                                       masi dan nyeri.)
c.    Nutrisi / Cairan
 Gejala: Mual, muntah, anoreksia.
Tanda : Hipoglikemia, perut buncit (Pot Belly), dehidrasi, berat badan turun.
d.    Eliminasi
Tanda : diare, penurunan haluaran urine.
e.    Nyeri
Gejala : Nyeri epigastrik, nyeri daerah pusat, colik.
f.    Integritas Ego
Gejala : Ansietas.
Tanda : Gelisah, ketakutan.
g.    Keamanan
Tanda : Kulit kemerahan, kering, panas, suhu meningkat.

E.    Fokus Intervensi
2.    Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder terhadap diare. (Carpenito, 2000: 104).
Tujuan     :         Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan kriteria tidak ditemukannya tanda-tanda dehidrasi dan klien mampu memperlihatkan tanda-tanda rehidrasi dan pemeliharaan hidrasi yang adekuat.                                                             
Intervensi    :
a.    Monitor intake dan out put cairan.      
b.    Observasi tanda-tanda dehidrasi (hipertermi, turgor kulit turun, membran mukosa kering).
c.    Berikan oral rehidrasi solution sedikit demi sedikit membantu hidrasi yang adekuat.
d.    Observsasi tanda-tanda dehidrasi.
e.    Observasi pemberian cairan intra vena.
2.    Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan spasme otot polos sekunder akibat migrasi parasit di lambung.    
Tujuan    :      Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri akan hilang atau berkurang dengan kriteria klien tidak menunjukkan kesakitan.
Intervensi  :
a.    Kaji tingkat dan karakteristik  nyeri.   
b.    Beri kompres hangat di perut.   
c.    Ajarkan metoda distraksi selama nyeri akut.  
d.    Atur posisi yang nyaman  yang dapat mengurangi nyeri.       
e.    Kolaburasi untuk pemberian analgesik.                 
3.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan muntah (Carpenito, 2000: 260).           
Tujuan :  Nutrisi terpenuhi dengan kriteria klien menunjukkan nafsu makan meningkat, berat badan sesuai usia.
Intervensi: 
a.    Beri diit makanan yang adekuat, nutrisi yang bergizi.
b.    Timbang  BB setiap hari.
c.    Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
d.    Pertahankan kebersihan mulut yang baik.  
4.    Hipertermi   berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunderterhadap dehidrasi (Carpenito, 2000 ; 21)
Tujuan :    Mempertahankan normotermi yang ditunjukkan dengan tidak terdapatnya tanda-tanda dan gejala hipertermia, seperti tachicardia, kulit kemerahan, suhu dan tekanan darah normal.
Intervensi :
a.    Ajarkan klien dan keluarga pentingnya masukan adekuat.
b.    Monitor intake dan output cairan
c.    Monitor suhu dan tanda vital
d.    Lakukan kompres.
5.    Perubahan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal – epidermal sekunder akibat cacing gelang (Carpenito, 2000 ; 300)
Tujuan :     Setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan integritas kulit teratasi dengan kriteria tidak terjadi lecet dan kemerahan.
Intervensi :
a.    Beri bedak antiseptik.
b.    Anjurkan untuk menjaga kebersihan diri / personal hygiene.
c.    Anjurkan untuk tidak menggaruk .
d.    Anjurkan untuk menggunakan pakaian yang meresap keringat..

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan, (terjemahan) Edisi 8, EGC, Jakarta.

Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., Parasitologi Kedokteran (terjemahan), EGC, Jakarta.

Garcia, L.S., Bruchner, D.A., 1996, Diagnostik Parasitologi Kedokteran (terjemahan), EGC, Jakarta

Jawetz, E., Melnick, J., Adelberg, E., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 20, EGC, Jakarta

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta

Noer, S., 1996, buku ajar ilmu penyakit dalam, Edisi 3, FKUI, Jakarta.

Price, S.A., Wilson, L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, (terjemahan), Edisi 4, EGC, Jakarta.

Soetjiningsih, 1999, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 1985, Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta.

Wong, D.L., Eaton, M.H., 2001, Pediatric Nursing, Edisi 6, Mosby, USA
»»  READMORE...