Ilutrasi pria mendengkur
JAKARTA, KOMPAS.com - Obstructive sleep apnea (OSA)
merupakan suatu keadaan aliran udara terhenti di saluran pernapasan
sehingga mengakibatkan pasokan oksigen untuk tubuh berkurang. Selain
membuat kualitas tidur berkurang dan menurunkan produktivitas kerja,
para ahli medis mengaitkan OSA dengan komplikasi penyakit lain, salah
satunya penyakit pembuluh darah dan jantung (kardiovaskuler).
"Tidur seharusnya baik untuk sistem kardiovaskular, namun gangguan saat tidur seperti OSA malah akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler," ungkap spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Premier Bintaro kata dr. Chandramin, Sp.JP, dalam acara Seminar OSA dan Komplikasinya, Selasa (11/12/2012), kemarin di Jakarta.
Chandramin juga menjelaskan, saat tidur normal, tubuh manusia khususnya pada sistem kardiovaskuler-nya mengalami penurunan metabolisme, aktivitas syaraf simpatetik, tekanan darah, dan denyut jantung. Sedangkan efek yang ditimbulkan dari OSA pada sistem tersebut justru sebaliknya.
OSA seperti yang sudah diketahui dapat membuat tidur tidak nyenyak karena orang seringkali terbangun secara tiba-tiba di saat udara benar-benar sudah tidak mengalir. Terbangun secara tiba-tiba ternyata juga berakibat buruk pada sistem kardiovaskuler, yaitu dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah sehingga membuat ketegangan sistem saraf. Dan biasanya terjadi berulang-ulang. Dampak yang paling mengkhawatirkan dari OSA pada sistem kardiovaskuler adalah kematian mendadak atau sudden death.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dimuat dalam English Journal of Medical tahun 2005 pada sejumlah kasus kematian mendadak, angka pada penderita OSA cukup tinggi, terutama pada tengah malam hingga pukul 05.59 pagi, yaitu sebanyak 46 kasus, dibandingkan dengan pasien tanpa OSA 21 kasus, dan tanpa keduanya 18 kasus.
"Saat ini di Indonesia memang belum ada data penderita penyakit OSA dan kaitannya dengan kenaikan resiko penyakit jantung. Namun para ahli semua sependapat bahwa pasien penyakit jantung yang menderita OSA memiliki harapan hidup yang lebih kecil daripada tanpa OSA," katanya.
Menurut Chandramin, penyakit kardiovaskuler dan OSA memang berhubungan, berbahaya, dan sering terjadi. Namun gejalanya mudah dikenali sehingga dapat segera diobati.
"Tidur seharusnya baik untuk sistem kardiovaskular, namun gangguan saat tidur seperti OSA malah akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler," ungkap spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Premier Bintaro kata dr. Chandramin, Sp.JP, dalam acara Seminar OSA dan Komplikasinya, Selasa (11/12/2012), kemarin di Jakarta.
Chandramin juga menjelaskan, saat tidur normal, tubuh manusia khususnya pada sistem kardiovaskuler-nya mengalami penurunan metabolisme, aktivitas syaraf simpatetik, tekanan darah, dan denyut jantung. Sedangkan efek yang ditimbulkan dari OSA pada sistem tersebut justru sebaliknya.
OSA seperti yang sudah diketahui dapat membuat tidur tidak nyenyak karena orang seringkali terbangun secara tiba-tiba di saat udara benar-benar sudah tidak mengalir. Terbangun secara tiba-tiba ternyata juga berakibat buruk pada sistem kardiovaskuler, yaitu dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah sehingga membuat ketegangan sistem saraf. Dan biasanya terjadi berulang-ulang. Dampak yang paling mengkhawatirkan dari OSA pada sistem kardiovaskuler adalah kematian mendadak atau sudden death.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dimuat dalam English Journal of Medical tahun 2005 pada sejumlah kasus kematian mendadak, angka pada penderita OSA cukup tinggi, terutama pada tengah malam hingga pukul 05.59 pagi, yaitu sebanyak 46 kasus, dibandingkan dengan pasien tanpa OSA 21 kasus, dan tanpa keduanya 18 kasus.
"Saat ini di Indonesia memang belum ada data penderita penyakit OSA dan kaitannya dengan kenaikan resiko penyakit jantung. Namun para ahli semua sependapat bahwa pasien penyakit jantung yang menderita OSA memiliki harapan hidup yang lebih kecil daripada tanpa OSA," katanya.
Menurut Chandramin, penyakit kardiovaskuler dan OSA memang berhubungan, berbahaya, dan sering terjadi. Namun gejalanya mudah dikenali sehingga dapat segera diobati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar