Benjamin Bomfleur
Vorticella, hewan bersel tunggal, terawetkan selama 200 juta tahun dalam lendir lintah.
KANSAS, KOMPAS.com - Lendir lintah, diduga jenis Hurudo medicinalis, mengawetkan hewan kecil yang termasuk dalam golongan protozoa, yakni Vorticella, selama 200 juta tahun. Penemuan fosil hewan bersel satu itu langka dan mengagetkan ilmuwan.
"Pengawetan ini langka. hewan lunak tak biasanya menjadi fosil kecuali secara cepat terjebak dalam medium yang mencegahnya terurai," kata Benjamin Bomfleur dari Biodiversity Institute di University of Kansas yang melakukan penelitian.
Vorticella adalah hewan yang ukurannya hanya selebar rambut manusia. Hewan ini hidup di wilayah yang kini termasuk Transantarika. Dahulu, wilayah tempat ditemukannya fosil mikro ini adalah bagian dari benua bernama Gondwana.
Vorticella memiliki cilia sebagai alat gerak. Pada zamannya, alat gerak itu merupakan mesin makhluk hidup yang mumpuni. Dengan alat gerak itu, Vortivella bisa bergerak cepat, mencapai 8 cm per detiknya.
Bomfleur seperti dikutip Livescience, Sabtu (8/12/2012), menguraikan kemungkinan skenario hewan kecil itu bisa terjebak dalam lendir lintah. Awalnya, lintah mengeluarkan lendir pada dasar air atau sampah di wilayah sungai saat itu. Selanjutnya, Vorticella bergerak mendekat bdan terjebak.
"Lendir yang dengan sedemikian rupa menjebak hewan kemudian terdeposit di lumpur, lalu seiring waktu menjadi lapisan sedimen yang kita temukan 200 juta tahun kemudian," papar Bomfluer yang memublikasikan hasil risetnya di Proceedings of the National Academy of Sciences.
Menurut Bomfluer, terawetkannya hewan lunak selama jutaan tahun dengan cara tersebut sangat langka. Satu-satunya saingan Vorticella adalah fosil cacing berusia 125 juta tahun yang ditemukan di Svalbard.
"Pengawetan ini langka. hewan lunak tak biasanya menjadi fosil kecuali secara cepat terjebak dalam medium yang mencegahnya terurai," kata Benjamin Bomfleur dari Biodiversity Institute di University of Kansas yang melakukan penelitian.
Vorticella adalah hewan yang ukurannya hanya selebar rambut manusia. Hewan ini hidup di wilayah yang kini termasuk Transantarika. Dahulu, wilayah tempat ditemukannya fosil mikro ini adalah bagian dari benua bernama Gondwana.
Vorticella memiliki cilia sebagai alat gerak. Pada zamannya, alat gerak itu merupakan mesin makhluk hidup yang mumpuni. Dengan alat gerak itu, Vortivella bisa bergerak cepat, mencapai 8 cm per detiknya.
Bomfleur seperti dikutip Livescience, Sabtu (8/12/2012), menguraikan kemungkinan skenario hewan kecil itu bisa terjebak dalam lendir lintah. Awalnya, lintah mengeluarkan lendir pada dasar air atau sampah di wilayah sungai saat itu. Selanjutnya, Vorticella bergerak mendekat bdan terjebak.
"Lendir yang dengan sedemikian rupa menjebak hewan kemudian terdeposit di lumpur, lalu seiring waktu menjadi lapisan sedimen yang kita temukan 200 juta tahun kemudian," papar Bomfluer yang memublikasikan hasil risetnya di Proceedings of the National Academy of Sciences.
Menurut Bomfluer, terawetkannya hewan lunak selama jutaan tahun dengan cara tersebut sangat langka. Satu-satunya saingan Vorticella adalah fosil cacing berusia 125 juta tahun yang ditemukan di Svalbard.
Sumber :
LiveScience
Tidak ada komentar:
Posting Komentar