Social Icons

Jumat, 28 Desember 2012

ASKEP ASMA BRONCHIALE

KONSEP DASAR
ASMA BRONCHIALE

A.    Konsep Medis
1.    PENGERTIAN
Asma bronchiale adalah penyakit dari system pernafasan yang meliputi dari jalan nafas dan gejala-gejala bronkospasme yang bersifat reversible (Antony C, 1997).
Asma bronkhiale adalah mengi berulang-ulang/ batuk bersistem dalam keadaan di mana asma yang paling mungkin. (Arief Mansjoer dkk, 2000).
Asma bronkhiale adalah suatu sindrom obstruksi jalan nafas yang berulang yang ditandai kontraksi otot polos, hypereksi mucus dan inflamasi. (Buyton, 1994).

2.    ETIOLOGI
a.    Imunologik atau alergik atau autopik.
Dalam bentuk ekstrinsik antigen berupa suatu bahan yang dapat berbentuk:
1)    Inhalen yang masuk dalam bahan dengan melalui alat pernafasan misalnya debu rumah, bahan-bahan yang terlepas (sepih kulit) dari binatang misalnya anjing, kucing, kuda dan sebagainya.
2)    Ingestan yang masuk dalam tubuh melalui mulut, biasanya berupa makanan seperti susu, telur, ikan-ikanan, obat-obatan dan lain sebagainya.
3)    Kontaktan yang masuk dalam tubuh dengan jalan kontak dengan kulit seperti obat-obatan dalam bentuk salep, berbagai logam dalam bentuk perhiasan, jam tangan dan lain sebagainya.
b.    Non imunologik atau non alergik atau non autopik
Seringkali dicetuskan oleh infeksi pada serangan.

3.    PATOFISIOLOGI
Zat oksigen masuk dalam tubuh melalui pernafasan, mulut dan kontak kulit. Dari jenis allergen yang masuk dalam tubuh, bila pada orang yang tidak atopik tidak akan menyebabkan apa-apa. Bila jenis allergen masuk dalam tubuh orang yang mempunyai factor keturunan untuk bereaksi terhadap bahan allergen akan menyebabkan alergik.
Akibat reaksi dari tubuh untuk melepaskan zat histamine menyebabkan reaksi kontraksi otot-otot polos saluran pernafasan sehingga terjadi broncospasme. Broncospasme akan timbul kerusakan dinding bronkus yang akan mengakibatkan kualitas otot polos bronkus dapat ditembus oleh cairan atau zat dalam larutan yang dapat meningkatkan permeabilitas kapiler yang berperan terjadinya edema mukosa.
Dari edema mukosa akan menimbulkan peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi sputum sebagai akibatnya akan terjadi penyempitan saluran pernafasan kemudian menghambat saluran pernafasan. Hambatan aliran pernafasan ini menyebabkan distribusi ventilasi yang tidak rata dengan sirkulasi darah paru sehingga mengganggu difusi gas di tingkat alveoli. Bila hal ini berlanjut akan terjadi hipoksemia. Proses tersebut pada penderita asma bronkhiale sering akan terjadi ketidakmampuan tentang penyakitnya.
Karena hambatan aliran nafas yang menyebabkan gangguan aliran udara terjadi hipoventilasi karena hipersekresi sputum yang tertahan sehingga menyebabkan jalan nafas tidak efektif di mana gejala dan tanda yang muncul pada penderita asma bronkhiale terjadi sesak nafas, bunyi nafas tidak normal (wheezing), batuk yang menerus dan semakin lama terjadinya serangan akan mengakibatkan kurangnya tenaga atau kelemahan, serta tidak nafsu makan, dalam kondisi demikian akan menyebabkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan pemenuhan istirahat tidur, intoleransi aktivitas dan mengalami penurunan perawatan diri sendiri. Dari proses seringnya kekambuhan atau serangan asma bronchial didukung ketidaktahuan tentang proses penyakitnya akan berpotensial infeksi.

4.    MANIFESTASI KLINIK
Gangguan klinik: tachicardi, tachipnea, mengi, pernafasan pendek, rasa sesek di dada, serangan biasanya menghilang dalam waktu 30-60 menit, sputum dalam bentuk kental dan jumlah banyak, diaphoresis, kelelahan terjadi setelah serangan. Kontraksi yang kaku dari bronkiolus, penurunan kecepatan ekspirasi, batuk pada malam hari berlangsung 10-14 hari.


Download askep selengkapnya klik disini   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar