Rabu, 31 Oktober 2012 | 00:30 WIB
Shutterstock
Ilustrasi: Bahasa Indonesia
JAKARTA, KOMPAS.com —
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Mahsun, berpendapat, bahasa Indonesia saat ini hampir
tidak menjadi tuan di rumah sendiri.
"Kita saksikan bagaimana
kondisi bahasa Indonesia saat ini yang hampir tidak menjadi tuan di
rumah sendiri," kata Mahsun pada Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2012, di
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta, Selasa (30/10/2012).
Bahasa
Indonesia sekarang sudah mengalami berbagai perubahan, terutama pada
generasi muda yang muncul penggunaan baru di luar dari kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa-bahasa yang digunakan
generasi muda atau sering disebut bahasa "gaul" tersebut terus
berkembang, misalnya pencampuran bahasa asing, pemenggalan huruf dan
sebagainya, yang lebih dipilih untuk percakapan sehari-hari.
Menurut
Mahsun, bahasa sebagai sarana komunikasi masyarakat yang menyepakatinya
tidak ubahnya semacam organisme yang bisa hidup, tumbuh, dewasa, dan
juga mencapai kematian.
Hal itulah yang menyebabkan banyak bahasa
yang sudah lenyap di dunia ini, tambah Mahsun. Padahal, bahasa dan
sastra mampu menyatukan perbedaan.
Mahsun menambahkan, bahasa
Indonesia memegang peranan penting dalam membentuk kerukunan hidup.
Bangsa yang hidup rukun tidak hanya merupakan bangsa yang mampu
memperlihatkan jati diri dan kepribadian yang kuat, tetapi juga bangsa
yang penuh tanggung jawab, jujur berdisiplin, berkualitas, dan
berkompetensi tinggi.
Melalui kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra
2012, kesempatan ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan kecintaan
masyarakat terhadap bahasa dan sastra Indonesia dalam rangka mempererat
kerukunan hidup kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Bulan
Bahasa dan Sastra 2012 dilaksanakan selama satu bulan sepanjang Oktober
dengan tema "Bahasa Indonesia Perekat Kerukunan Hidup Bermasyarakat,
Berbangsa, dan Bernegara".
Sumber : ANTV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar