Rabu, 31 Oktober 2012 | 19:55 WIB
Australia National University
Ctenotus ora
KOMPAS.com - Dalam
laporan yang dipublikasikan di jurnal Zootaxa, Senin (29/10) lalu,
sejumlah ilmuwan mengumumkan penemuan spesies kadal baru di sekitar
kawasan Perth, Australia Barat. Sayangnya, saat ditemukan, kadal ini
justru tengah berupaya untuk bertahan dari kepunahan.
Para ilmuwan yang tengah meneliti kawasan selatan Perth untuk memastikan diversifikasi biologi di sana, khawatir bahwa kepunahan kadal dataran pesisir (Ctenotus ora) itu hanya tinggal menunggu waktu. Pasalnya, perluasan kawasan kota sudah semakin mendekat ke habitat kadal sepanjang enam centimeter tersebut.
“Temuan spesies baru merupakan kejadian yang sangat penting dalam dunia ilmu pengetahuan,” kata Geoffrey Kay, ekolog dari Australian National University yang menemukan keberadaan kadal tersebut saat sedang melakukan penelitian bersama dengan kolegany, Scott Keogh.
“Menemukan sesuatu yang belum pernah terdeteksi sebelumnya tetapi begitu dekat dengan salah satu kota terbesar di negeri ini menunjukkan bahwa ada sangat banyak hal yang belum kita temukan,” ucapnya.
Namun demikian, kedua peneliti mengungkapkan, kini ada ancaman yang sangat besar menghadang reptil yang bersangkutan. “Meski merupakan temuan yang sangat luar biasa, itu bukanlah alasan yang baik untuk menggelar perayaan. Kadal baru kita ini dalam ancaman serius untuk musnah, sama cepatnya dengan pemunculan kadal tersebut di hadapan kita,” ucap Kay.
“Hanya sedikit jumlah spesies kadal ini yang pernah ditemukan di alam bebas. Jadi, selain kita mengetahui bahwa jumlahnya sangat sedikit, kita juga tidak yakin berapa jumlah pasti dari populasi kadal ini yang tersisa,” ucapnya.
Padahal, kawasan gurun pasir yang menjadi rumah bagi kadal berwarna coklat dan putih itu kini terus-menerus dikonversi menjadi beton. “Pembangunan di kawasan sekitar Perth perlu mempertimbangkan adanya kadal baru ini dan juga banyaknya spesies lain yang mungkin bisa ditemukan di belahan bumi ini,” tambah Kay.
Kawasan barat daya Australia sendiri sudah lama dikenal sebagai salah satu dari 25 kawasan utama di dunia yang memiliki biodiversitas yang sangat luas di dunia. Sama seperti kawasan Madagaskar, hutan tropis di Afrika Barat, dan Cerrado di Brasil.
“Kita sudah sejak lama mengetahui bahwa kawasan barat daya memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat luas seperti bunga-bunga liar yang sangat indah,” kata Kay. “Tetapi baru kali ini kita melihat bahwa ada biodiversitas yang sangat luas pula, khususnya pada reptil, lebih dari yang kita bayangkan sebelumnya,” ucapnya.
Para ilmuwan yang tengah meneliti kawasan selatan Perth untuk memastikan diversifikasi biologi di sana, khawatir bahwa kepunahan kadal dataran pesisir (Ctenotus ora) itu hanya tinggal menunggu waktu. Pasalnya, perluasan kawasan kota sudah semakin mendekat ke habitat kadal sepanjang enam centimeter tersebut.
“Temuan spesies baru merupakan kejadian yang sangat penting dalam dunia ilmu pengetahuan,” kata Geoffrey Kay, ekolog dari Australian National University yang menemukan keberadaan kadal tersebut saat sedang melakukan penelitian bersama dengan kolegany, Scott Keogh.
“Menemukan sesuatu yang belum pernah terdeteksi sebelumnya tetapi begitu dekat dengan salah satu kota terbesar di negeri ini menunjukkan bahwa ada sangat banyak hal yang belum kita temukan,” ucapnya.
Namun demikian, kedua peneliti mengungkapkan, kini ada ancaman yang sangat besar menghadang reptil yang bersangkutan. “Meski merupakan temuan yang sangat luar biasa, itu bukanlah alasan yang baik untuk menggelar perayaan. Kadal baru kita ini dalam ancaman serius untuk musnah, sama cepatnya dengan pemunculan kadal tersebut di hadapan kita,” ucap Kay.
“Hanya sedikit jumlah spesies kadal ini yang pernah ditemukan di alam bebas. Jadi, selain kita mengetahui bahwa jumlahnya sangat sedikit, kita juga tidak yakin berapa jumlah pasti dari populasi kadal ini yang tersisa,” ucapnya.
Padahal, kawasan gurun pasir yang menjadi rumah bagi kadal berwarna coklat dan putih itu kini terus-menerus dikonversi menjadi beton. “Pembangunan di kawasan sekitar Perth perlu mempertimbangkan adanya kadal baru ini dan juga banyaknya spesies lain yang mungkin bisa ditemukan di belahan bumi ini,” tambah Kay.
Kawasan barat daya Australia sendiri sudah lama dikenal sebagai salah satu dari 25 kawasan utama di dunia yang memiliki biodiversitas yang sangat luas di dunia. Sama seperti kawasan Madagaskar, hutan tropis di Afrika Barat, dan Cerrado di Brasil.
“Kita sudah sejak lama mengetahui bahwa kawasan barat daya memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat luas seperti bunga-bunga liar yang sangat indah,” kata Kay. “Tetapi baru kali ini kita melihat bahwa ada biodiversitas yang sangat luas pula, khususnya pada reptil, lebih dari yang kita bayangkan sebelumnya,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar