Social Icons

Rabu, 03 April 2013

Rutin Makan Ikan Bikin Panjang Umur?





Kabar baik bagi Anda penyuka ikan. Sebuah studi teranyar mengatakan, rutin makan ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 mungkin dapat memperpanjang umur Anda.

Studi yang dilakukan peneliti dari Amerika Serikat ini menganalisis lebih dari 2.600 orang berusia lanjut. Mereka yang memiliki kadar asam lemak omega-3 yang paling tinggi dalam darahnya rata-rata hidup 2 tahun lebih lama daripada mereka yang kadarnya lebih rendah.

"Studi ini bukan studi suplemen minyak ikan, melainkan studi tentang kadar omega-3 dalam darah yang berkaitan dengan pola makan," ujar peneliti dr Dariush Mozaffarian, profesor epidemologi di Havard School of Public Health di Boston.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal Annals of Internal Medicine ini memang belum menunjukkan bukti rutin makan ikan dapat memperpanjang umur, tetapi studi ini menunjukkan ada hubungan antara keduanya.

"Kadar omega-3 dalam darah berhubungan dengan risiko rendah kematian, terutama yang diakibatkan oleh problem kardiovaskular," ujar Mozaffarian.

Asam lemak omega-3 banyak ditemukan dalam ikan salmon, makerel, hering, tenggiri, tuna, dan sarden. Ikan yang kaya protein dan asam lemak sudah banyak diteliti sebelumnya dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung. Namun, untuk kematian akibat penyakit lain, masih belum jelas.

Maka dari itu, Mozaffarian dan timnya pun mengukur kadar asam lemak di dalam darah, bukan asupan ikan dari pola makan seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.

Pada awal studi, para peneliti menganalisis sampel darah, aktivitas fisik, dan gaya hidup peserta yang berusia rata-rata 74 tahun. Saat itu, tidak ada peserta yang mengonsumsi suplemen omega-3.

Setelah diikuti selama 16 tahun, sebanyak 1.625 meninggal, yang 570 di antaranya diakibatkan penyakit kardiovaskular. Studi menemukan, semakin tinggi kadar omega-3 dalam darah, semakin rendah risiko kematian.

Alice Lichtentein, direktur dan peneliti senior di Cardiovascular Nutrition Laboratory di Tufts University, Boston, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan, studi ini tidak dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat.

Studi ini, kata dia, tidak dapat menentukan apakah omega-3 secara langsung bertanggung jawab dalam mengurangi risiko kematian atau sebagai indikator dari gaya hidup yang lebih sehat. Namun, orang yang rutin makan ikan biasanya juga penggemar sayur dan buah.

American Heart Association merekomendasikan untuk mengonsumsi lemak dari ikan seperti salmon sekitar 100 gram dua kali seminggu. Meski begitu, menurut Lichtentein, menggantikan ikan dengan suplemen minyak ikan belum tentu memberikan efek yang serupa.

Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Sangat Rendah






Di tengah kemajuan teknologi dan perubahan sosial, pola pendidikan orangtua kepada remaja tidak berubah. Informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas masih tabu untuk dibicarakan. Akibatnya, remaja justru mendapat informasi salah yang menjerumuskan mereka.

Pekerja kemanusiaan bidang penanggulangan HIV/AIDS, seksualitas, dan narkoba, Baby Jim Aditya, di Jakarta, Selasa (2/4), mengatakan, saat dorongan seksual muncul, remaja tidak punya kemampuan menghadapi. Risiko dan bahaya yang menyertainya pun tidak dimengerti.

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2007 menyebut, pengetahuan remaja tentang akil balig saja masih terbatas. Mereka umumnya hanya tahu fase itu ditandai dengan perubahan bentuk tubuh.

Hanya 24,4 persen laki-laki umur 15-24 tahun yang tahu mimpi basah sebagai tanda balig. Sementara itu, remaja perempuan rentang umur sama yang tahu menstruasi sebagai tanda balig mencapai 76,2 persen.

Namun, hanya 6,4 persen remaja laki-laki dan 4,9 persen remaja perempuan yang tahu akil balig juga akan disertai meningkatnya dorongan seksual.

Menurut Baby, remaja bukannya tak ingin memahami persoalan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Namun, ketika mereka bertanya kepada orangtua atau guru, mereka menuduh remaja telah melakukan hal-hal yang ingin diketahui. Banyak pula orang dewasa yang langsung mengelak dengan alasan tak ada gunanya remaja tahu hal itu.

Akibatnya, remaja bertanya kepada kawan. Padahal, mereka umumnya mengalami hal sama. Akibatnya, remaja justru mendapat informasi salah.

”Orang dewasa harus memahami kebutuhan remaja, bukan memaksakan pandangannya pada remaja,” katanya.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sudibyo Alimoeso mengatakan, banyak orangtua menganggap pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas justru mendorong anak melakukan seks bebas.

”Padahal, penelitian menunjukkan, makin tinggi pengetahuan anak tentang kesehatan reproduksi, makin tinggi pula kemampuannya menghindari risiko,” ujarnya. Sebaliknya, remaja yang tak tahu justru makin terjerumus dalam dorongan seksualnya.

Menurut Sudibyo, saat ini pusat informasi kesehatan remaja (PIKR) sudah ada di 16.000 sekolah lanjutan tingkat atas dan 400 perguruan tinggi se-Indonesia. Namun, keberadaannya kurang dimanfaatkan siswa. Selain itu, kaderisasi kader PIKR masih lemah sehingga keberlangsungan PIKR terganggu. (MZW)

Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Selasa, 02 April 2013

Tidur Siang Baiknya Tak Terlalu Lama





Dengan aktivitas sederhana seperti tidur siang, produktivitas kerja dan konsentrasi bakal meningkat. Namun, tidur siang juga ada batasnya. Durasi tidur siang yang terlalu lama justru memiliki efek merugikan. 
Tidur yang terlalu lama bisa menimbulkan inersia, terutama bagi yang tidur lebih dari 10-20 menit. Inersia adalah perasaan pening dan disorientasi setelah orang bangun dari tidur nyenyak. Keadaan ini bisa berlangsung beberapa menit sampai setengah jam. Keadaan ini juga bisa terjadi pada orang dengan jam tidur siang kurang dari 10 menit. Hal ini tentunya buruk bagi mereka yang harus segera siap bekerja setelah tidur siang.

Tidur siang yang terlalu lama juga akan berdampak negatif pada jam tidur malam. Jam tidur siang yang panjang akan menurunkan kualitas tidur malam seseorang. Karena itu para penderita insomnia disarankan untuk tidak terlalu lama tidur siang.

Tidur siang sebaiknya hanya dilakukan selama 10-20 menit. Tidur siang selama 10 menit terbukti bisa mengurangi rasa kantuk dan meningkatkan kinerja yang beraspek kognitif. “Tidur siang dan malam memiliki siklus yang beda,” kata ahli tidur dr. Andreas Prasadja, RPSGT dari RS Mitra Kemayoran, Jakarta. Tidur malam baru mencapai lelap setelah 120 menit. Sedangkan untuk tidur siang hanya butuh 10-20 menit.

Untuk memaksimalkan jam tidur siang, pastikan suasana sekitar terasa nyaman. Bagi beberapa orang tidur di tempat asing dan tidak biasa bukanlah perkara mudah. Bila ini terjadi buatlah diri Anda senyaman mungkin. Keadaan lingkungan berdampak besar bagi kualitas tidur seseorang. Apabila memungkinkan sebaiknya suara dan pencahayaan bisa diminimalisir. Sebelum tidur sebaiknya pastikan juga kenyamanan lokasi dan tempat tidur.




Sumber :
»»  READMORE...

Senin, 01 April 2013

Jangan Ragu Tidur Siang!





Tidur siang selama ini lebih dianggap penting untuk anak dan balita. Padahal, manfaat tidur siang sangat penting bagi manusia segala umur. Tidur siang bisa mengembalikan kewaspadaan, meningkatkan penampilan, mengurangi kesalahan dan kecelakaan.

Hal ini dibuktikan oleh para peneliti NASA yang menyarankan pilot pesawat militer dan astronotnya tidur siang selama 40 menit. Hasilnya performa awak meningkat jadi 34 persen, sementara kewaspadaan menjadi 100 persen.

Tidur siang bisa langsung meningkatkan kewaspadaan selepas jam tidur, atau beberapa saat kemudian di hari lain. Tidur siang juga memiliki efek positif pada psikologi, yaitu memberi rasa relaks untuk menyegarkan pikiran. Tidur siang yang terjadwal disarankan bagi penderita narcolepsy yang kesulitan mengatur jam tidur dan bangun.

“Namun ingat walau bisa menyimpan energi, tidur siang tidak bisa membayar utang tidur malam,” kata ahli tidur Dr. Andreas Prasadja, RPSGT dari RS. Mitra Kemayoran.

 Tidak perlu takut dikatakan pemalas hanya karena tidur siang. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Sleep telah mengkaji manfaat dan lamanya tidur siang yang efektif. Tidur siang selama 10 menit terbukti bisa mengurangi rasa kantuk dan meningkatkan kinerja yang beraspek kognitif. Sedangkan tidur siang yang terlalu lama misalnya lebih dari 30 menit akan menimbulkan inersia, yaitu rasa pusing yang timbul usai tidur.

Para ahli menyarankan seseorang segera tidur siang apabila mengantuk saat menyetir. Tidur selama 20 menit dan minum kafein bisa mengembalikan kewaspadaan. Hal yang sama juga disarankan pada para pekerja shift malam, yang rentan kelelahan dan gangguan kinerja.

Sesuai penelitian yang dilakukan Sleep Medicine and Research Center bersama St. John's Mercy Medical Center dan St. Luke's Hospital di daerah St. Louis USA pada 2006, tidur siang dan konsumsi kafein berdampak besar pada kinerja pekerja dengan giliran kerja malam hari. Zat kafein dan tidur siang merupakan strategi jitu untuk meningkatkan kewaspadaan dan kinerja pada para pekerja shift malam.

Salah satu peneliti, James K. Walsh, PhD mengatakan, memang tidak mudah untuk tetap produktif dalam bekerja saat terjaga di malam hari. Meski begitu, dengan meluangkan waktu tidur siang yang cukup serta kafein, hal itu sangat banyak membantu. 


Walau bisa menyimpan energi, tidur siang tidak bisa membayar utang tidur malam




Sumber :
»»  READMORE...

Mengapa Kecanduan Olahraga Berbahaya?






Kecanduan olahraga merupakan kombinasi kata yang rancu. Olahraga selalu memiliki konotasi sehat, sementara kecanduan bernada negatif. Tetapi para pakar menyebutkan cukup banyak orang yang terobsesi gaya hidup sehat, termasuk kecanduan olahraga.

Olahraga merupakan aktivitas yang bisa menyebabkan pelepasan hormon endorfin. Karena itulah orang yang adiksi pada olahraga akan merasakan sensasi yang sama seperti kecanduan alkohol atau narkoba.

David J.Linden, neuroscientist dari sekolah kedokteran John Hopkins University menyebutkan bahwa orang yang kecanduan olahraga juga memiliki rasa ketagihan, bahkan ada gejala seperti putus obat (withdrawal).

Secara umum ada tiga jenis adiksi, kimia, proses, dan psikologi. Kecanduan olahraga dikelompokkan kedalam kelainan proses, seperti halnya adiksi judi dan seks.

"Ketika pikiran memaksa kita untuk melakukan tindakan berulang-ulang demi memuaskan dorongan tersebut, maka itu adalah kelainan," kata Andrew Spanswick, CEO pusat terapi kecanduan alkohol.

Ia menjelaskan, seseorang yang mengalami gangguan kompulsif untuk berolahraga seringkali mengorbankan kegiatan lain demi berolahraga. "Mereka mengalami rasa cemas dan dorongan berlebih untuk berolahraga. Rasa tersebut tidak dimiliki oleh orang yang normal," katanya.

Orang yang kecanduan olahraga pada umumnya adalah mereka yang memiliki trauma, seperti trauma di masa kecil, korban kekerasan, atau kehilangan emosional. Olahraga secara berlebihan itu diharapakan bisa mengompensasi rasa trauma tersebut.

Masalah yang timbul dari kecanduan olahraga bukan hanya merusak tubuh tapi juga seseorang akan sampai pada titik dimana rasa sakit psikologi sudah melebihi manfaat yang normalnya kita dapat dari sudut pandang fisik.

Di usia akhir 30 tahun atau 40 tahun, orang yang kecanduan olahraga baru merasakan efek dari perilakunya itu, antara lain nyeri sendi, gangguan jantung, dan stroke mini.

Penangangan pada orang yang kecanduan olahraga tak jauh berbeda dengan kecanduan lain. Misalnya detoksifikasi, penggunaan obat-obatan, sampai terapi perubahan perilaku.

Sumber :
FOX NEWS
»»  READMORE...

Tak Hanya Manusia, Tikus Pun Bisa Batuk

GUANGZHOU, Batuk ternyata tak hanya dialami manusia. Tikus yang biasa digunakan dalam percobaan di laboratorium pun ternyata bisa batuk. Fakta ini terungkap dari hasil percobaan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti dari Guangzhou Medical College di China yang telah dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE hari Kamis (21/3/2013) lalu.

Dalam percobaan, tim peneliti memberikan serbuk halus capsaicin, molekul yang membuat cabai terasa pedas, ke 40 tikus. Mereka kemudian ditaruh di sebuah mesin pletysmograph yang mengukur perubahan volume tubuh saat udara mengalir masuk dan keluar tubuh tikus. Tak hanya itu, tim peneliti juga mencoba mendengarkan suara yang dihasilkan tikus melalui mikrofon mini, dan mengamati pergerakan tubuh mereka.

Hasilnya, tikus-tikus yang diuji coba ternyata mengalami batuk ketika diberikan capsaicin. Bahkan, suara bersin, ketukan gigi, garukan hidung, dan sentakan kepala mereka pun bervariasi. Di antara suara-suara yang dihasilkan, peneliti berhasil mengidentifikasi kalau suara "ledakan" ketika tikus batuk bertepatan dengan gerakan melempar kepala mendadak, sentakan pada bagian abdominal, dan mulut yang terbuka.

Batuk yang dialami tikus-tikus itu mengalami penurunan secara dramatis setelah peneliti memberikan obat penekan batuk seperti kodein. Pemberian capsaicin sebelum percobaan juga dapat membantu menekan batuk selama masa percobaan. Tampaknya pemberian itu telah mengurangi sensitivitas saraf tikus terhadap capsaicin.

Dengan penemuan ini, peneliti mengusulkan bahwa tikus juga bisa digunakan dalam percobaan untuk pembuatan obat batuk sirup dan obat lainnya untuk melawan batuk. Adapun Erich Jarvis, pakar behavioural neurobiology dari Duke University Medical Center, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyebut bahwa penelitian mengungkap perilaku lain dari tikus yang menurut kebanyakan orang tidak mungkin bisa mereka lakukan.

"Akan sangat menarik untuk dilihat, jika memungkinkan, melihat tikus yang batuk dengan sendirinya (tanpa diberi rangsangan), dan mengetahui mekanisme saraf, apakah yang bekerja di otak pada saat itu," kata Jarvis kepada LiveScience yang dikutip pada hari Jumat (29/3/2013). "Seandainya mereka bisa batuk dengan sendirinya, mungkin sirkuit saraf untuk batuk tersebut merupakan prekursor untuk sirkuit komunikasi vokal mereka," tandasnya.
 
Sumber :
»»  READMORE...

Pohon Ulin Terbesar Dunia Ada di Indonesia

green.web.id Pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri)

Taman Nasional Kutai (TNK) di Kabupaten Kutai Timur memiliki ulin berumur lebih kurang 1.000 tahun dengan diameter 2,47 meter dan tinggi 20 meter serta merupakan pohon terbesar di dunia.

"Kami temukan pertama kali pada tahun 1993. Pohon tersebut, kata Sarjo, kemudian diukur dan saat itu masih berdiameter 2 meter 41 sentimeter dengan tinggi mencapai 20 meter. Kini, diameternya menjadi 2 meter 47 cm," kata Sarjo, pengaman hutan kawasan TNK, Senin (18/3/2013).

Sebelumnya, kepada wartawan yang mengikuti "Jurnalism Field Trip" Taman Nasional Kutai, 15-17 Maret 2013, dia juga bercerita mengenai penemuannya itu.

"Saat itu, saya menemani seorang peneliti asal Jepang, Putuka Watanabe, yang melakukan penelitian spesies yang ada di kawasan TNK, yang merupakan proyek Kyoto University. Saya melihat saat pulang menemani peneliti itu, kemudian saya sampaikan kepada Putuka Watanabe," katanya.

Ia menjelaskan bahwa perkembangan ulin setiap tahun hanya sekitar 0,5 cm sehingga usia pohon diperkirakan lebih kurang 1.000 tahun.

"Tingginya saat ini sekitar 20 meter, diduga akibat terkena petir. Sebelumnya diperkirakan lebih 30 meter. Kondisi pohon ini masih hidup," kata Sarjo.

Untuk mencapai lokasi ulin raksasa tersebut, perjalanan ditempuh dari Kota Samarinda melalui jalur darat menuju Kantor Balai TNK di Desa Sangkima, Kabupaten Kutai Timur, dengan jarak tempuh 3-4 jam.

Dari Kantor Balai TNK tersebut, perjalanan dilanjutkan dengan trekking menelusuri kawasan hutan dengan jarak sekitar 800 meter atau ditempuh dengan berjalan kaki sekitar satu jam lebih.

Sarjo melanjutkan, temuan ulin terbesar dan tertua di dunia itu juga dibenarkan peneliti dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Profesor Nengah Wirawan.

"Pak Prof Nengah Wirawan yang juga melakukan penelitian di TNK juga membenarkan bahwa pohon itu merupakan ulin tertua di dunia," ungkap Sarjo.

Sebanyak 18 wartawan, baik lokal maupun nasional, yang mengikuti Jurnalism Field Trip ini sempat melakukan pengukuran terhadap ulin tersebut dengan cara saling berpegangan sambil melingkari pohon itu. Dibutuhkan tujuh orang yang saling berpegangan untuk bisa melingkari pohon tersebut.

Kepala Balai TNK Erli Sukrismanto mengakui bahwa keberadaan ulin terbesar itu saat ini masih terus dijaga sebagai salah satu kekayaan alam Indonesia.

"Kita harus bangga sebab ada sebuah pohon terbesar di dunia dan tertua yang sampai saat masih tetap terjaga. Kami berharap, seluruh masyarakat ataupun pihak terkait dapat menjaga dan melestarikan keberadaan kayu ulin, khususnya yang terbesar itu, sebab selama ini ulin masih menjadi incaran utama para pelaku pencurian kayu," kata Erli Sukrismanto.
Sumber :
»»  READMORE...