Social Icons

Selasa, 18 Desember 2012

Mampukah Manusia Lari dari Kiamat?

Chris Gall Jika kiamat dimaknai sebagai kehancuran Bumi semata, maka manusia sebenarnya bisa menyelamatkan diri.

JAKARTA, KOMPAS.com — Kiamat oleh beberapa kalangan diprediksikan akan terjadi pada Jumat (21/12/2012) nanti. Jika kiamat terjadi saat itu, kemungkinan besar spesies manusia memang akan punah. Namun, jika kiamat terjadi kali lain, mampukah spesies manusia menyelamatkan diri?

Salah satu teori kepunahan massal di Bumi yang dikenal dalam ilmu pengetahuan adalah berubahnya Matahari menjadi bintang raksasa merah karena menua dan kehabisan energi. Peristiwa tersebut akan terjadi sekitar 5 miliar tahun kemudian.

Jika kiamat yang dimaksud adalah apa yang akan terjadi saat Matahari menua, maka kesempatan manusia untuk menyelamatkan diri, menurut dosen kosmologi Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Premana W Premadi, "Mungkin saja. Ini bukan sesuatu yang sangat mustahil".

Nana mengatakan, "Jika kita berbicara hal ini, maka terkait dengan bagaimana manusia sebagai makhluk berakal mengupayakan diri untuk membuat teknologi. Kita bisa saja mengembangkan pesawat ulang alik untuk terbang ke planet lain atau bulan planet di Tata Surya."

Kemungkinan manusia untuk menyelamatkan diri di masa itu boleh jadi sangat besar. Kini, manusia sudah bisa mengembangkan pesawat ke luar angkasa. Antara tahun 2025-2030, telah ada target untuk mendarat di Mars. Lima miliar tahun mendatang, terbang ke planet lain bisa jadi dianggap mudah.

Tujuan eksodus

Melarikan diri dari kiamat mungkin terdengar futuristik dan sangat mustahil. Namun, tanpa sadar manusia telah mengembangkan teknologi untuk mengupayakannya. Manusia juga sudah punya pengetahuan untuk menetapkan tujuan pelarian.

Salah satu tempat yang bisa dituju adalah Mars, planet "favorit" manusia saat ini. Christopher McKay, peneliti dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat NASA mengatakan bahwa manusia bisa mengatasi kendala lingkungan Mars dan hidup nyaman selama 4,5 miliar tahun tambahan.

McKay seperti diberitakan Discover Magazine, 28 Februari 2012, mengatakan, manusia bisa memproduksi gas rumah kaca di Mars, menghangatkan iklim Mars hingga air di planet itu mencair dan atmosfernya lebih mendukung.

Jika Mars sudah tak mendukung, manusia bisa pergi ke bulan Jupiter, Europa. Saat Europa tak lagi mendukung, bulan Saturnus, Titan, bisa menjadi tujuan selanjutnya. Setidaknya, manusia bisa tinggal di Tata Surya sebelum bintang raksasa merah berubah menjadi katai coklat.

Selain planet-planet di Tata Surya, manusia juga bisa menuju planet lain di Galaksi Bimasakti. Salah satunya adalah planet di bintang Proxima Centauri. Bintang itu merupakan katai merah yang bisa berumur 4 triliun tahun dan berjarak 4,2 tahun cahaya dari Bumi.

Saat ini memang belum dikonfirmasi adanya planet yang mendukung kehidupan di sekitar Proxima Centauri. Namun, katai merah adalah bintang yang umum di Bimasakti. Jika Proxima Centauri memang tak menyediakan planet layak huni, masih banyak pilihan lain.

Astronom memprediksikan, semesta akan "mati" 100 triliun tahun kemudian. Saat itu, semesta menjadi sangat gelap dan dingin. Namun, dalam kondisi semesta tersebut, manusia masih mampu mengupayakan kehidupan.

Perkembangan terbaru dalam kosmologi menunjukkan, semesta tidak cuma satu, diperkirakan bisa mencapai 10.500. Manusia bisa menuju semesta lain melewati wormhole, semacam gerbang ke semesta lain.

Nah, ada banyak skenario yang bisa disusun manusia untuk selamat dari bencana besar. Anda percaya manusia bisa mengupayakannya?
»»  READMORE...

'Nonton' Tayangan Porno Bikin Ingatan Lemah

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Pria menonton porno


KOMPAS.com — Menonton tayangan porno mungkin dapat menghibur bagi sebagian orang. Namun, berhati-hatilah! Menurut sebuah penelitian, menontonnya dapat mengganggu short term memory atau ingatan jangka pendek seseorang.

Studi ini merupakan studi pertama yang menguji pengaruh antara menonton tayangan porno dan fungsi otak dalam menyimpan ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek dibutuhkan manusia untuk menjaga informasi dalam pikiran ketika sedang menjalankan suatu tugas atau pekerjaan. Ingatan jangka pendek bertanggung jawab untuk pemahaman, penalaran pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Peneliti dari Jerman melakukan studi terhadap 28 pria heteroseksual dengan usia rata-rata 26 tahun. Para pria diminta melihat beberapa gambar pada layar komputer. Sebagian gambar merupakan gambar porno dan lainnya tidak. Gambar yang tidak mengandung unsur pornografi adalah gambar orang sedang tertawa, berolahraga, dan berkendara.

Setelah para pria melihat gambar-gambar tadi, mereka harus menekan tombol "ya" atau "tidak" untuk menunjukkan gambar yang mereka lihat selanjutnya adalah gambar yang sama seperti yang sudah mereka lihat sebelumnya. Hasilnya, mereka menjawab lebih banyak salah pada gambar yang memiliki unsur pornografi, dibandingkan gambar yang tidak mengandung unsur itu.

Rata-rata pria menjawab 80 persen benar pada gambar tidak porno, dan 67 persen benar pada gambar porno. Kemampuan ingatan jangka pendek mereka menjadi lebih buruk karena terganggu oleh hasrat seksual dan keinginan mereka untuk melakukan masturbasi ketika melihat gambar porno.

"Gairah seksual mengganggu ingatan jangka pendek, yang merupakan aspek penting dari fungsi eksekutif," kata Christian Laier, mahasiswa dari University of Duisburg-Essen di Jerman yang melakukan penelitian ini.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Sex Research ini dapat membantu psikolog untuk memahami mengapa orang yang kecanduan tayangan porno sering lupa untuk tidur, melewatkan janji, tanggung jawab, pekerjaan, dan bermasalah dengan pasangannya.

"Gairah seksual berpengaruh terhadap gangguan kognitif yang menjadi dasar hal-hal negatif ini terjadi," ungkap para peneliti.

Sumber :
LiveScience
»»  READMORE...

Fosil Baru, Bermata Besar dan Berkaki Empat Belas

University of Leicester Pauline avibella

LONDON, KOMPAS.com — Paleontolog menemukan fosil makhluk invertebrata di sebuah batuan di wilayah Herefordshire. Fosil itu diduga kuat merupakan spesies sekaligus genus baru dari makhluk serupa udang yang disebut Ostracods.

Fosil ditemukan dalam wujud lengkap, terdiri atas cangkang dan bagian lunak hewan, meliputi tubuh, alat gerak atau kaki, mata, insang, dan saluran pencernaan. Menurut ilmuwan, fosil sudah berusia 425 juta tahun.

"Fosil ini benar-benar memberikan gambaran tentang biologi hewannya," ungkap David Siveter dari University of Leicester yang terlibat penelitian. Ia bersama rekannya mendeskripsikan hasil riset di jurnal Proceedings of the Royal Society B.

Siveter mengungkapkan, fosil yang ditemukan menggambarkan hewan yang memiliki mata besar dan 14 alat gerak. Dua alat gerak di bagian depan secara khusus beradaptasi untuk berenang di dasar suatu perairan.

Analisis fosil itu cukup sulit. "Kami tak bisa mengambilnya dari batuan sebab fosil begitu rentan dan kecil. Kami juga tak bisa melakukan analisis sinar-X karena tak ada cukup kontras densitas antara batu dan fosil," kata Siveter seperti dikutip New York Times, Senin (17/12/2012).

Untuk menguak kebaruan spesies ini, peneliti akhirnya menggunakan teknik tomografi. Dengan teknik ini, secuplik fosil diambil dan dicitrakan. Teknik ini diizinkan oleh komunitas internasional, sedikit merusak fosil tapi menghasilkan data berharga. Spesies dan genus baru yang ditemukan dinamai Pauline avibella, diambil dari nama istri Siveter, Pauline.
 
Sumber :
New York Times
»»  READMORE...

Senin, 17 Desember 2012

Si Kembar Ebb dan Flow "Bunuh Diri" di Bulan

NASA Wahana antariksa NASA, Ebb dan Flow, yang tergabung dalam misi GRAIL.

FLORIDA, KOMPAS.com — Dua wahana antariksa Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Ebb dan Flow, sukses "bunuh diri" dengan menabrakkan diri di kutub utara Bulan, Senin (18/12/2012) pagi.

Ebb dan Flow adalah bagian dari misi Gravity Recovery and Interior Laboratory (GRAIL), misi NASA untuk membuat peta gravitasi Bulan. Wahana akan bergerak lebih cepat ketika berada di daerah dengan gravitasi lebih kuat dan sebaliknya. Dengan demikian, gravitasi bisa dipetakan.

Misi yang diluncurkan pada September 2011 ini telah membuahkan hasil yang mengagumkan. Dengan mengukur jarak antardua wahana, ilmuwan menemukan bahwa kerak Bulan lebih tipis dari dugaan. Tumbukan Bulan juga tak cuma berpengaruh di permukaannya, tetapi juga lapisan yang lebih dalam.

Seiring waktu berjalan, bahan bakar Ebb dan Flow mulai habis. NASA mengumumkan rencana bunuh diri dua wahana kembar itu pada Kamis (13/12/2012) lalu. Wahana ditabrakkan di kutub utara Bulan agar tak merusak peninggalan misi Apollo.

"Kami merasakan kecemasan saat berakhirnya misi. Di sisi lain, ini merupakan perayaan karena misi membuahkan hasil luar biasa dalam ilmu pengetahuan," kata Charles Elachi, Direktur Jet Propulsion Laboratory NASA, di Pasadena, yang terlibat dalam penanganan misi.

NASA mulai kehilangan kontak dengan wahana antariksa pertama pada Selasa (18/12/2012) pukul 05.28 WIB dan kedua 20 detik kemudian. Dengan hilangnya kontak, Ebb dan Flow dinyatakan telah mati di Bulan.

NASA memberi nama "makam" Ebb dan Flow secara khusus. Nama Sally Ride diberikan sebagai bentuk penghargaan pada astronot perempuan pertama NASA yang meninggal pada Juli 2012 lalu. Sally Ride dikenal sangat getol dalam memperkenalkan antariksa kepada anak-anak.

Misi utama GRAIL berlangsung hingga Mei 2012. Setelah misi utama itu, Ebb dan flow mulai merendah di dekat permukaan Bulan pada ketinggian 55 km. Pada tanggal 6 Desember 2012 lalu, keduanya hanya ada pada ketinggian 11 km.

Maria Zuber, pimpinan tim peneliti misi GRAIL yang juga pakar keantariksaan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), seperti dikutip Reuters, Selasa, mengatakan, "Ebb dan Flow telah membuka cadar Bulan."

Ia mengatakan, penemuan dalam misi ini tak hanya bisa menguraikan bagaimana Bulan terbentuk dan berevolusi, tetapi juga memberi petunjuk bahwa Bumi dan planet lain di Tata Surya mengalami tumbukan yang "kejam" di masa lalu.

Zuber mengatakan, beberapa penelitian lanjut direncanakan. Salah satunya adalah mengintegrasikan peta gravitasi yang baru dengan lokasi pendaratan Apollo dan batuan yang diambil dalam misi tersebut.
Sumber :
Reuters
»»  READMORE...

Fenomena Padang Bunga Es di Laut Arktik Diabadikan

Mathias Wietz Fenomena padang bunga di Laut Arktik.

KOMPAS.com — Mahasiswa pascasarjana University of Washington, Amerika Serikat, Jeff Bowman, dan profesornya, Jody Deming, berhasil mengabadikan fenomena padang bunga es di Arktika. Foto diambil saat keduanya tengah mengerjakan proyek gabungan antara ilmu kelautan, mikrobiologi, dan pengetahuan planet pada akhir tahun 2011.

Bayangkan bunga lotus yang mengapung tersebar di atas permukaan danau. Lebih kurang seperti itulah fenomena padang bunga es ini terlihat. Perbedaannya, padang bunga es ini mengambang di atas laut dingin menusuk tulang, terbentuk di suhu minus 22 derajat celsius.

Bentuknya kecil dan meruncing, diketahui di sini juga merupakan tempat hidup mikro-organisme. Bahkan lebih padat dibanding mikro-organisme yang hidup di bawah air beku Laut Arktik, menjadikannya sebagai bagian penting dari ekosistem lokasi ini.

Bunga es ini diketahui juga memproduksi bahan kimia seperti formaldehid yang bisa menjadi petunjuk mengenai asal-usul kehidupan di Bumi. Untuk investigasi lebih lanjut, Bowman dan Deming membawa sampel bunga es ini ke laboratorium di University of Washington. (Zika Zakiya/National Geographic Indonesia)
Sumber :
National Geographic Indonesia
»»  READMORE...

"Sungai Nil" Mengalir di Bulan Saturnus

NASA
Sungai mengalir di bulan Saturnus, Titan. Sungai sepanjang 400 km itu mengalirkan etana dan metana.

CALIFORNIA, KOMPAS.com — Bulan Saturnus, Titan, memiliki sungai yang mengalir sejauh lebih kurang 400 kilometer. Sungai yang tampak bagai Sungai Nil di Bumi.

Sungai di Titan ditemukan oleh wahana antariksa Cassini milik Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) yang bertugas mengintai lingkungan Saturnus. Sungai itu terlihat memiliki aliran lurus menuju laut besar di Titan, Ligeria Mare.

"Kami berpikir ada hujan di dataran tinggi dan komponennya mengalir lewat lembah sungai ini," kata Thomas Farr dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena yang terlibat riset.

Menurut peneliti, sungai dengan aliran lurus ini terbentuk oleh patahan, yang di Bumi berarti pertemuan lempeng. Titan mungkin terlalu kecil untuk punya lempeng, tetapi patahan bisa terjadi di batuan dasar. Tekanan bisa muncul di patahan itu memicu terbentuknya danau atau sungai.

Dengan suhu -179 derajat celsius, mustahil bagi air untuk mengalir di Titan. Senyawa yang mengalir di sungai bulan Saturnus itu ialah etana dan metana.

Titan sejauh ini merupakan salah satu benda langit di Tata Surya yang paling mirip Bumi. Tak cuma punya atmosfer yang tebal, Titan juga memiliki gunung, danau, serta siklus cairan yang menyerupai siklus air.

"Biasanya jika melihat planet lain, kita diingatkan untuk tak membawa perspektif Bumi sebab dapat mengelabui. Tapi, di sini kita melihat dunia alien yang benar-benar mirip Bumi. Sulit dipercaya," ungkap Farr seperti dikutip New Scientist, Senin (17/12/2012).
Sumber :

»»  READMORE...

Korban Obesitas Lebih Besar dari Kelaparan

shutterstock


KOMPAS.com - Salah satu penelitian global menyebutkan untuk pertama kalinya orang yang meninggal akibat obesitas lebih banyak dibandingkan mereka yang kelaparan.

Penelitian itu menunjukkan pada tahun 2010, lebih dari tiga juta orang di seluruh dunia meninggal akibat kegemukan, tiga kali lipat dibandingkan jumlah mereka yang meninggal karena kurang gizi.

Studi ini juga menyebutkan masalah kekurangan gizi di Afrika masih menjadi penyebab utama kematian.

Salah seorang penyusun laporan, Profesor Alan Lopez, dari Universitas Queensland, Selandia Baru, mengatakan para peneliti terkejut atas hasil studi itu.

"Kami sangat terkejut atas temuan itu. Kami mempelajari akibat fatal kekurangan gizi, terutama pada anak-anak. Kami temukan bahwa, ada penurunan tajam dampak kekurangan gizi dalam 20 tahun terakhir," kata Lopez.

"Penurunan ini sangat besar. Namun kami temukan juga bahwa obesitas dan Klik penyakit akibat kegemukan meningkat secara pesat," tambahnya.

Angka obesitas di Timur Tengah naik 100 persen
Laporan yang diterbitkan di jurnal medis Inggris, The Lancet, melibatkan 500 peneliti dari 50 negara.

Penulis lain laporan itu, Ali Mokdad dari Universitas Washington mengatakan, "Ada perbedaan besar dalam hal penyebab kematian. Anak-anak yang dulu meninggal akibat penyakit menular saat ini jauh lebih sehat berkat imunisasi."

"Namun, dunia saat ini menghadapi masalah obesitas dan dampaknya sudah terlihat," tambahnya.

Laporan itu menyebutkan setiap negara, dengan perkecualian negara sub-Sahara Afrika, mengalami peningkatan kasus obesitas dengan angka rata-rata global 82% dalam 20 tahun terakhir.

Negara-negara Timur Tengah mencatat peningkatan kasus obesitas 100% sejak 1990.

"Apa yang disebut 'gaya hidup Barat' diterapkan di seluruh dunia, dan dampaknya sama semua," kata Mokdad.

Sementara profesor Lopez mengatakan masalah ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju.

"Apa yang juga mengejutkan kami adalah kasus obesitas di negara-negara berkembang. Tentu jumlahnya tidak sama dengan negara-negara kaya, namun terus meningkat," kata Lopez.


Sumber :
»»  READMORE...