Social Icons

Kamis, 29 November 2012

Ilmuwan Temukan Petunjuk Adanya "Alien"


 
Desert Research Institute Bakteri yang terdapat di Danau Vida. Jenis bakteri belum diidentifikasi.
CALIFORNIA, KOMPAS.com - Studi di lingkungan kutub yang dilakukan para astrobiolog berhasil menemukan jasad renik yang unik. Makhluk hidup  itu bisa menjadi petunjuk adanya "alien", berarti bentuk kehidupan lain dari yang sudah dikenal saat ini, dipahami sebagai mikroba, bukan makhluk cerdas seperti dalam fiksi ilmiah.

Jasad renik yang ditemukan adalah bakteri yang hidup di Danau Vida. Danau tersebut adalah lingkungan yang unik dimana energi yang ada mungkin hanya berasal dari reaksi kimia saja. danau tertutup lapisan es selama 3000 tahun sehingga tak memungkinkan adanya fotosintesis.

Bakteri ditemukan setelah ilmuwan melakukan pengeboran di Danau Vida selama tahun 2005 - 2010. Beberapa ilmuwan yang terlibat studi ini adalah dari University of Illinois di Chicago, Montana State University dan University of Colorado.

Hasil riset yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Science minggu ini mengungkap, ada delapan golongan bakteri yang hidup di lingkungan Danau Vida. Hal ini menjadi petunjuk bahwa lingkungan danau cukup kompleks.

"Ketika saya pertama kali melihat bakteri dengan mikroskop, ada banyak yang saya bayangkan. Ini dunia yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya," kata Christian Fritsen, peneliti dari Desert Research Institute di Nevada yang terlibat riset.

Kondisi abiotik Danau Vida sangat ekstrem. Christian Fritsen, ilmuwan dari Desert Research Institute di Nevada yang terlibat riset mengatakan, kadar garam di danau ini 6 kali lebih tinggi dari lautan biasa, suhunya mencapai -13 derajat Celsius dan memiliki kadar nitrogen oksida tertinggi dibandingkan seluruh perairan di muka Bumi.

"Bakteri ini bisa membantu kita mengetahui asal usul kehidupan di Bumi dan juga mengajari kita tentang pencarian kehidupan di tempat lain," ungkap Peter Doran, ilmuwan dari University of Chicago yang memimpin riset ini, seperti dikutip Reuters, Rabu (28/11/2012).

Kondisi di Danau Vida diduga juga terdapat di Mars dan planet lain. Penemuan ini memungkinkan ilmuwan mengembangkan kerangka baru untuk mengetahui lingkungan yang mendukung kehidupan. Boleh jadi, "alien" nanti benar-benar ditemukan.
Sumber :
Reuters
»»  READMORE...

Riset Menunjukkan, 4 adalah Angka "Keramat"


 
Zazzle Empat


NEW SOUTH WALES, KOMPAS.com — Pada tahun 1956, psikolog asal Amerika Serikat, George Miller, dalam jurnal Psychological Review menyatakan bahwa pikiran manusia hanya bisa memproses maksimal tujuh bagian informasi dalam satu waktu.

Hasil riset Miller yang berjudul "The Magical Number of Seven, Plus or Minus Two, Some Limits on Our Capacity for Processing Information" kemudian menjadi rujukan. Selanjutnya, angka 7 seolah menjadi angka keramat dalam psikologi.

Kini, psikiater dari University of New South Wales (UNSW), Gordon Parker, menantang pandangan itu. Dalam publikasi terbaru di jurnal Acta Psychiatrica Scandinavica, Parker menyatakan bahwa manusia hanya bisa memproses maksimal empat bagian informasi sekaligus.

"Jadi, untuk mengingat nomor telepon, misalnya 6458937, kita perlu membaginya menjadi empat bagian, 64 - 58 - 93 - 7. Pada dasarnya, empat adalah batasan persepsi kita," katanya seperti dikutip Physorg, Rabu (28/11/2012).

Hasil riset Parker menunjukkan perbedaan hampir 100 persen dengan penelitian Miller. Menurut Parker, riset Miller lebih didasarkan pada semangatnya menggunakan kata "magic" daripada ilmu pengetahuan.

Parker mengungkapkan, 50 tahun setela Miller, masih ada pertanyaan tentang kapasitas otak yang sebenarnya. Kapasitas otak mungkin tak terbatas, hanya ada batasan durasi di mana informasi bisa tetap ada di memori jangka pendek.

"Di luar itu, konsensus saat ini adalah manusia hanya bisa mengingat empat bagian informasi dalam memori jangka pendek," jelas Parker. Empat kini menyingkirkan posisi tujuh sebagai angka keramat dalam psikologi.
Sumber :
»»  READMORE...

Diduga Berubah Karakter, Lokon Telah Meletus 800 Kali


 
Kompas.com/Ronny Adolof Buol Abu letusan Gunung Lokon mencapai ketinggian hingga 3500 meter pada Rabu (28/11/2012).
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah gunung api di Indonesia diduga mengalami perubahan karakter pascagempa 9,3 skala Richter yang mengguncang Aceh pada 26 Desember 2004. Salah satu gunung yang berubah itu adalah Lokon di Sulawesi Utara yang kembali meletus pada Rabu (28/11/2012).

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan, letusan Lokon terjadi pada pukul 10.05 Wita. Ketinggian asap mencapai 3 kilometer dari Kawah Tompaluan. ”Satu stasiun seismik mati karena terkena material letusan,” katanya.

Petugas pemantau Gunung Lokon dan Mahawu, Farid Bina Ruskanda, mengatakan, letusan pagi itu diikuti empat letusan, yaitu pukul 12.11, 12.58, 13.20, dan 14.43. Hingga Rabu malam, Lokon masih menyemburkan asap hitam setinggi 500 meter.

Wali Kota Tomohon Jemmy Eman mengatakan, letusan Lokon terdengar keras dari kantornya yang berjarak sekitar 5 kilometer dari kawah. Meski demikian, letusan Lokon tak memengaruhi aktivitas warga Tomohon karena abu vulkanik terbawa angin ke arah barat daya, yakni ke arah Tombariri dan Tanawangko. ”Kami telah menyiapkan tim penanggulangan bencana yang terus bersiaga 24 jam,” katanya.

Sebelum meletus pada Rabu pagi, Gunung Lokon hanya beristirahat selama dua hari. Pada Senin, Lokon meletus dua kali. ”Kami merekomendasikan tidak ada aktivitas masyarakat hingga radius 2,5 km dari Kawah Tompaluan,” kata Surono.

Lokon berstatus Awas sejak 10 Juli 2011 dan empat hari kemudian meletus. Letusan itu menyebabkan kebakaran hutan di sekitar Kawah Tompaluan dan memicu kepanikan masyarakat. Walaupun tidak ada korban jiwa, jumlah pengungsi saat itu mencapai sekitar 6.000 jiwa.

Sejak Juli 2011 hingga saat ini, Lokon terus-menerus meletus, nyaris tanpa jeda. ”Sejak Juli 2011, paling tidak Lokon sudah meletus 800 kali,” kata Surono.

Padahal, menurut Data Dasar Gunung Api Indonesia (2011), sebelum tahun 1800, selang waktu erupsi Gunung Lokon sangat lama, yaitu mencapai 400 tahun. Sesudah 1949, frekuensi letusannya meningkat tajam, yaitu rata-rata setiap tiga tahun.

Gempa Aceh

Surono menduga, perubahan karakter Lokon dipengaruhi oleh gempa Aceh pada 2004. Selain Lokon, gunung lain yang juga berubah karakternya adalah Gunung Karangetan, juga di Sulawesi Utara. Jika sebelumnya gunung ini memiliki karakter erupsi eksplosif dengan fase letusan dua sampai tiga tahun, kini hampir sepanjang tahun Karangetan membangun kubah lava.

”Karakter ini ditiru oleh Gunung Ibu di Halmahera,” kata Surono.

Perubahan karakter juga ditunjukkan Gunung Merapi di Yogyakarta. Pada 20 Agustus 2012, Merapi erupsi kecil dengan mengeluarkan asap putih kecoklatan berketinggian hingga 70 meter. Sebelumnya, pada 15 Juli 2012, Merapi juga menyemburkan asap hingga ketinggian lebih dari 1.000 meter dari puncak.

Padahal, letusan Merapi biasanya sangat eksplosif dengan periode lima tahunan. Sebelum periode letusan, karakter Merapi biasanya tenang.

Menurut Surono, perubahan karakter juga ditunjukkan Gunung Sinabung di Sumatera Utara. Sinabung, yang digolongkan gunung api Tipe B, yang artinya tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600-an, tiba-tiba meletus pada 29 Agustus 2010.

Sebelumnya, peneliti gempa dari Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano, menjelaskan, gempa bumi akan melepaskan tegangan yang bersifat dinamis dan statis. Tegangan dinamis dilepaskan lewat gelombang gempa dan respons waktu tegangan statis bisa sangat panjang.

Dia menyebutkan, tidak semua gunung api memiliki respons tinggi terhadap gempa tektonik, bergantung pada lokasi dan orientasi sumber gempa terhadap gunung api. Selain itu, juga sangat dipengaruhi kondisi gunung api itu sendiri. Gunung api yang dapur magmanya dalam dan tingkat aktivitasnya rendah mungkin tidak terpengaruh. (AIK/ZAL)
Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Lubang Hitam Terbesar, 17 Miliar Kali Massa Matahari


 
MPIA NGC 1277

HEIDELBERG, KOMPAS.com — Astronom menemukan lubang hitam yang berukuran luar biasa besar. Massa lubang hitam ini 17 miliar kali massa Matahari!

Lubang hitam tersebut berada di galaksi NGC 1277, berjarak 250 juta tahun cahaya dari Bumi, di konstelasi Perseus. Massa lubang hitam itu jauh lebih besar daripada massa lubang hitam di Bimasakti yang hanya 4 kali massa Matahari.

Remco van den Bosch, astronom dari Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman, yang memimpin riset terkejut dengan ukuran dan proporsi antara galaksi dan lubang hitam itu.

Biasanya, lubang hitam hanya 0,1 persen dari galaksi. Saat ini, lubang hitam terbesar secara proporsional dengan galaksinya ada di NGC 4486B, 11 persen dari total massa bintang. Massa lubang hitam NGC 1277 lebih besar lagi, 59 persen dari total massa bintang di galaksi itu.

Apa yang menyebabkan lubang hitam itu begitu besar? Sampai saat ini belum ada jawaban yang memuaskan.

"Kami tak menduga adanya sistem ini, tetapi karena bintang bergerak sangat cepat di pusat galaksi, kami tahu ada lubang hitam yang eksis di galaksi kecil ini," kata Bosch seperti dikutip Discovery, Rabu (28/11/2012).

Bosch mengatakan, dengan penemuan ini, astronom tertarik meneliti bagaimana galaksi terbentuk dan seberapa umum sistem itu di alam semesta.

Yang unik, galaksi dan lubang hitam itu seperti hidup dalam damai. Bintang di galaksi itu tak diganggu selama jutaan tahun. Galaksi ini datar, seperti tak ada bintang baru. Jika lubang hitam memakan bintang, pasti material yang dihasilkan akan memicu pembentukan bintang baru.

Bosch menuturkan, lubang hitam dan galaksi kecil itu mungkin terbentuk tak lama setelah Big Bang. Galaksi dan lubang hitam mungkin terbentuk secara bersamaan.

Bosch menambahkan, "Lubang hitam bisa tumbuh tanpa membentuk banyak bintang baru di galaksi. Kami ingin tahu apakah lubang hitam, atau mungkin juga bintang, memainkan peran aktif dalam hal tersebut."

Terkait keunikan sistem galaksi dan lubang hitam ini, Karl Gebhardt dari University of Texas Austin mengatakan, "Hal itu mungkin berarti bahwa galaksi ini menjalani proses evolusi berbeda dengan lainnya. Mungkin juga berarti bahwa kita harus memperbarui pemikiran tentang evolusi galaksi dan lubang hitam."
Sumber :
DISCOVERY
»»  READMORE...

Rabu, 28 November 2012

Alam Semesta Berkembang seperti Otak Raksasa

WGBH Educational Foundation Simulasi menunjukkan, semesta berkembang seperti otak raksasa. Ada hukum dasar yang mengendalikannya.

SAN DIEGO, KOMPAS.com — Simulasi komputer terbaru menunjukkan bahwa alam semesta tumbuh seperti otak raksasa. Hasil studi lewat simulasi tersebut dipublikasikan di jurnal Nature, 16 November 2012.

Simulasi awalnya dilakukan dengan membagi semesta menjadi unit terkecil. Simulasi kemudian dilakukan dengan menghubungkan tiap kuanta, simpul terkecil dalam benda angkasa yang massif, yang terkait secara sebab akibat.

Saat simulasi terus dilakukan merunut dari awal alam semesta hingga waktu sesudahnya, ilmuwan menemukan bahwa jaringan antara materi di semesta juga semakin berkembang. Ilmuwan menyadari bahwa perkembangan jaringan antara semesta, otak, dan media sosial serupa.

Menurut ilmuwan, di alam semesta, satu bagian membuat jaringan di bagian lain serta bagian yang sudah memiliki banyak jaringan. Di otak, satu sel saraf tak berhubungan dengan sel saraf lain, tetapi juga dengan sel otak yang terhubung dengan bagian sel lain.

Dmitri Krioukov, fisikawan di University of California, San Diego, mengatakan, "Dinamika pertumbuhan sama pada jaringan yang berbeda, seperti internet, otak, atau jejaring sosial."

Krioukov mengungkapkan, kesamaan tersebut bukanlah kebetulan belaka. Menurut dia, hal itu menunjukkan adanya hukum yang mengendalikan bagaimana jaringan bisa berkembang dan kekuatan yang mengendalikannya.

"Bagi fisikawan, ini adalah sinyal bahwa ada yang belum dipahami tentang bagaimana alam bekerja. Hasil ini mungkin menjadi tanda bahwa kita harus mencarinya," ungkap Krioukov, seperti dikutip Livescience, Senin (26/11/2012).
 
Sumber :
LiveScience
»»  READMORE...

Bongkahan Es di Laut Bagi Penguin Kaisar

Wikipedia Penguin Kaisar (Aptenodytes forsteri)

KOMPAS.com - Untuk pertamakalinya, peneliti yang memantau perilaku emperor penguin atau penguin kaisar (Aptenodytes forsteri) mencoba mencari tahu sejauh mana pentingnya keberadaan bongkahan es di laut terhadap kebiasaan sehari-hari para penguin tersebut.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal PLoS One, Shinichi Watanabe dan rekan-rekannya, peneliti dari Fukuyama University, Jepang, berupaya mengungkap perilaku mencari makan penguin kaisar. Penelitian dilakukan sepanjang musim masa pertumbuhan anak penguin.

Ternyata, tidak seperti spesies penguin lain misalnya penguin Adelie, penguin kaisar menghabiskan lebih banyak waktu menyelam mencari makanan. Mereka hanya menghabiskan sekitar 30 persen waktu mereka di laut untuk beristirahat di atas bongkahan es.

Penguin kaisar juga tidak melakukan perjalanan jauh di atas es atau menggunakannya untuk aktivitas lain. Dari penelitian, diketahui pula bahwa mereka beristirahat sejenak di atas es untuk membantu mereka menghindari satwa pemangsa, seperti anjing laut.

Meski efek keberadaan kondisi es di laut terhadap populasi penguin sudah diketahui sangat mempengaruhi populasi penguin, hubungan antara jumlah banyaknya bongkahan es dan pencarian makan penguin, khususnya penguin kaisar belum bisa dipastikan karena sulitnya melacak keberadaan satwa-satwa ini di laut.

“Teknik pemantauan yang dikembangkan dalam studi ini akan membantu memahami hubungan di antara jumlah bongkahan es dan perilaku mencari makan tersebut,” kata Watanabe. (Abiyu Pradipa/National Geographic Indonesia)
Sumber :
National Geographic Indonesia
Editor :
yunan
»»  READMORE...

Semprotan Perangsang Orgasme Perempuan

KOMPAS.com - Pernah terpikirkan untuk menyemprotkan gel perangsang untuk meningkatkan gairah seks Anda? Mungkin Anda akan memikirkannya, karena sekarang sudah tersedia viagra yang didesain menyerupai semprotan hidung. Obat yang disebut Tefina ini merupakan alat semprot yang berisi testosteron dalam bentuk gel.
Untuk membangkitkan gairah seks perempuan, Tefina harus diserap tubuh dengan cara menyemprotkannya ke hidung. Menurut ONENews, gel ini akan terserap dalam beberapa menit dan meningkatkan libido perempuan dalam beberapa jam.

Hampir sama seperti viagra untuk para pria yang digunakan untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi, Tefina juga bertujuan untuk mengobati Female Orgasmic Disorder (FOD) atau kesulitan mencapai orgasme. Latar belakang pembuatan alat ini didasarkan pada sebuah survei yang dilakukan Galinsky & Sonestein tentang FOD pada tahun 2011 lalu.  Survei ini dilakukan terhadap 3.237 orang dewasa muda berusia 19-25 tahun, dan mengungkapkan fakta bahwa perempuan yang mampu mencapai berorgasme hanya 43-47 persen dari total keseluruhan pria.
"Disfungsi seksual pada perempuan ini adalah masalah yang nyata. Dan ternyata 43 persen dari perempuan merasa menderita karena ketidakmampuan orgasme," ungkap Dr Fiona Jane dari Melbourne's Monash.
Namun penggunaan viagra perempuan ini juga masih mengalami pertentangan, karena untuk mencapai orgasme perempuan bukan hanya butuh rangsangan. Kemampuan mencapai orgasme juga dipengaruhi oleh tingkat stres yang dialami perempuan.
"Pria menggunakan seks untuk meredakan stres, sedangkan perempuan perlu menghilangkan stres untuk melakukan hubungan seks. Jadi itu masalah emosional yang sangat kompleks, bukan sekadar masalah (memakai) gel," kata pakar kesuburan, Dr Ric Gordon.



Sumber: Huffington Post
»»  READMORE...