Ilustrasi |
Insomnia tidak melalu disebabkan oleh
stres dan minuman berkafein. Beberapa penyakit kronik seperti diabetes,
depresi, dan obesitas juga bisa menyebabkan penderitanya mengalami
gangguan tidur.
Namun, ada penyebab insomnia lain yang kerap tidak disadari, yakni obat-obatan. Berikut adalah obat yang sering diresepkan dokter namun bisa menyebabkan efek samping kesulitan tidur.
1. Alpha-blocker
Obat jenis ini dipakai untuk mengatasi tekanan darah tinggi, pembesaran kelenjar prostat, dan penyakit Raynaud. Obat ini akan membuat otot rileks dan meningkatkan aliran darah serta aliran urine. Cukup banyak obat golongan alpha-blocker yang dikaitkan dengan penurunan fase tidur REM, fase penting dalam tidur saat kita tidur dalam.
2. Kortikosteroid
Obat golongan kortikosteroid biasanya diresepkan untuk mengatasi inflamasi, artritis rheumatoid, lupus, reaksi alergi, serta gout. Namun, mekanisme kerja obat ini memengaruhi kelenjar adrenal, sehingga membuat gangguan relaksasi dan sulit tidur.
3. Cholinesterase inhibitor
Pasien penyakit Alzheimer dan jenis demensia lainnya sering diresepkan obat golongan cholinesterase inhibitor untuk mengatasi fluktuasi mood dan gangguan memori.
Obat ini mengatur enzim yang memecah neurotransmiter acetylcholine sehingga obat ini akan meningkatkan fungsi memori dan perhatian. Sayangnya, peningkatan kewaspadaan akan menghambat datangnya kantuk dan bisa menyebabkan mimpi buruk.
4. Glukosamin dan chondroitin
Ini adalah jenis suplemen untuk meningkatkan fungsi sendi dengan menurunkan rasa nyeri dan inflamasi. Meski secara alami glukosamin dan chondroitin dibuat oleh tubuh, penelitian menunjukkan kelebihan zat-zat ini bisa menyebabkan insomnia.
5. Statin
Obat ini menjadi andalan banyak orang untuk mengatasi kolesterol tinggi. Namun, obat ini juga bisa menyebabkan nyeri otot sehingga mengganggu kemampuan tubuh untuk mengistirahatkan diri.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar