Perdebatan mengenai sejauh mana pengaruh ukuran organ seksual lelaki
terhadap minat dan kepuasan pasangan bukanlah hal yang baru. Para
ilmuwan melalui hasil kajian teranyar memunculkan sebuah teori yang
menegaskan bahwa "ukuran" dapat meningkatkan daya tarik pria di mata
pasangan.
Seperti yang dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, peneliti berkesimpulan bahwa ukuran Mr.P menjadi salah satu faktor penting dan daya tarik bagi para kaum Hawa dalam memilih pasangan. Hal tersebut sama pentingnya dengan faktor tinggi badan.
Bukannya bermaksud membuat para pria khawatir, namun studi ini justru memberi pencerahan soal proses evolusi pada manusia. Studi ini menunjukkan fakta bahwa manusia memiliki ukuran penis yang relatif besar dibanding ukuran tubuhnya.
Pimpinan studi Brian Mautz dari University of Ottawa, Kanada, mengatakan, ukuran penis memang penting. Tetapi, tinggi dan bentuk tubuh juga tak kalah penting. Semuanya berperan untuk menjadikan penampilan seorang pria menjadi sempurna di mata pasangannya.
Mautz beserta rekannya di Australian National University melakukan studi untuk lebih memahami dan mengerti bagaimana evolusi telah mempengaruhi perkembangan penis manusia. Tidak seperti mamalia lain, ukuran penis manusia terlihat dengan jelas, setidaknya ketika mereka dalam kondisi tanpa busana- dan proses evolusi telah berpihak kepada pria dengan ukuran organ seksual lebih besar.
Studi ini melibatkan 105 wanita Australia heteroseksual berusia rata-rata 26 tahun. Mereka dimintai pendapat mengenai 53 gambar pria hasil rekayasa komputer dengan tinggi, bentuk badan serta ukuran penis yang bervariasi. Para wanita ini diharuskan membuat peringkat gambar pria tersebut berdasarkan daya tariknya.
Ukuran dan proposi dari gambar pria ni didasarkan atas hasil kajian yang melibatkan 1.000 pria Italia. Ukuran organ seksual pria paling panjang dalam gambar tersebut setara dengan 5,1 inci.
Hasil kajian menemukan, semakin besar "ukuran", semakin tinggi daya tarik gambar pria di mata para wanita. Bahkan pria dengan ukuran paling pendek pun masih dinilai setidaknya menarik di mata responden. Penambahan ukuran 1 sentimeter setara dengan 1-persen meningkatnya daya tarik. Ini lebih kompleks," kata Mautz.
Penelitian sebelumnya menghubungkan faktor tinggi badan dengan perbedaan positif pada kehidupan pria. Mautz mencatat, pria jangkung cenderung memiliki peluang lebih besar mencapai posisi atau jabatan penting dan memiliki pasangan yang lebih banyak.
Riset terbaru ini tidak mempertimbangkan beragam faktor yang dapat mempengaruhi keputusan wanita modern dalam memilih pasangan, misalnya kepribadian, kesejahteraan atau daya tarik pria. Namun begitu, peneiti berspekulasi, ketertarikan wanita pada ukuran organ seksual memainkan peran terhadap evolusi tubuh manusia. Pria dengan organ seksual yang besar berpeluang mendapatkan lebih banyak anak dan mewariskan sifat-sifatnya karena mereka lebih banyak menarik minat para wanita.
Sai Gaddam, ahli saraf yang telah menulis tentang psikologi dan biologi dari seksualitas manusia dan tidak terlibat pada studi ini mengatakan, metode studi ini cukup berguna untuk menentukan faktor yang membuat pria menjadi menarik di mata wanita.
"Namun membuat penilaian estetika dengan hanya melibatkan 105 wanita untuk melihat gambar saja belum cukup untuk bisa membuktikan faktor memilih pasangan," imbuhnya.
Seperti yang dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, peneliti berkesimpulan bahwa ukuran Mr.P menjadi salah satu faktor penting dan daya tarik bagi para kaum Hawa dalam memilih pasangan. Hal tersebut sama pentingnya dengan faktor tinggi badan.
Bukannya bermaksud membuat para pria khawatir, namun studi ini justru memberi pencerahan soal proses evolusi pada manusia. Studi ini menunjukkan fakta bahwa manusia memiliki ukuran penis yang relatif besar dibanding ukuran tubuhnya.
Pimpinan studi Brian Mautz dari University of Ottawa, Kanada, mengatakan, ukuran penis memang penting. Tetapi, tinggi dan bentuk tubuh juga tak kalah penting. Semuanya berperan untuk menjadikan penampilan seorang pria menjadi sempurna di mata pasangannya.
Mautz beserta rekannya di Australian National University melakukan studi untuk lebih memahami dan mengerti bagaimana evolusi telah mempengaruhi perkembangan penis manusia. Tidak seperti mamalia lain, ukuran penis manusia terlihat dengan jelas, setidaknya ketika mereka dalam kondisi tanpa busana- dan proses evolusi telah berpihak kepada pria dengan ukuran organ seksual lebih besar.
Studi ini melibatkan 105 wanita Australia heteroseksual berusia rata-rata 26 tahun. Mereka dimintai pendapat mengenai 53 gambar pria hasil rekayasa komputer dengan tinggi, bentuk badan serta ukuran penis yang bervariasi. Para wanita ini diharuskan membuat peringkat gambar pria tersebut berdasarkan daya tariknya.
Ukuran dan proposi dari gambar pria ni didasarkan atas hasil kajian yang melibatkan 1.000 pria Italia. Ukuran organ seksual pria paling panjang dalam gambar tersebut setara dengan 5,1 inci.
Hasil kajian menemukan, semakin besar "ukuran", semakin tinggi daya tarik gambar pria di mata para wanita. Bahkan pria dengan ukuran paling pendek pun masih dinilai setidaknya menarik di mata responden. Penambahan ukuran 1 sentimeter setara dengan 1-persen meningkatnya daya tarik. Ini lebih kompleks," kata Mautz.
Penelitian sebelumnya menghubungkan faktor tinggi badan dengan perbedaan positif pada kehidupan pria. Mautz mencatat, pria jangkung cenderung memiliki peluang lebih besar mencapai posisi atau jabatan penting dan memiliki pasangan yang lebih banyak.
Riset terbaru ini tidak mempertimbangkan beragam faktor yang dapat mempengaruhi keputusan wanita modern dalam memilih pasangan, misalnya kepribadian, kesejahteraan atau daya tarik pria. Namun begitu, peneiti berspekulasi, ketertarikan wanita pada ukuran organ seksual memainkan peran terhadap evolusi tubuh manusia. Pria dengan organ seksual yang besar berpeluang mendapatkan lebih banyak anak dan mewariskan sifat-sifatnya karena mereka lebih banyak menarik minat para wanita.
Sai Gaddam, ahli saraf yang telah menulis tentang psikologi dan biologi dari seksualitas manusia dan tidak terlibat pada studi ini mengatakan, metode studi ini cukup berguna untuk menentukan faktor yang membuat pria menjadi menarik di mata wanita.
"Namun membuat penilaian estetika dengan hanya melibatkan 105 wanita untuk melihat gambar saja belum cukup untuk bisa membuktikan faktor memilih pasangan," imbuhnya.
Sumber :
Healthday News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar