Belakangan ini semakin banyak pasien yang mendapatkan prosedur bedah
invasif yang minimal untuk menghilangkan batu ginjal. Namun menurut
studi teranyar, tingkat komplikasi dari operasi tersebut juga mengalami
kenaikan.
Prosedur yang disebut dengan percutaneous
nephrolithotomy (PCNL) dilakukan dengan membuat sayatan kecil di
punggung dan menggunakan skop berongga untuk mengambil batu ginjal
berukuran sedang hingga besar.
Kendati tingkat kematian yang terkait dengan prosedur tersebut tetap rendah dalam 10 tahun masa studi, komplikasi tertentu seperti infeksi darah, mengalami pelonjakan. Studi menemukan bahwa risiko tertinggi mengalami komplikasi terlebih pada mereka yang berusia lanjut dan telah sakit dan dirawat selama beberapa tahun terakhir.
"Kami percaya bahwa penggunakan prosedur ini secara luas pada pasien berusia lanjut dan telah sakit lama mungkin menjadi alasan untuk meningkatkan komplikasi," ujar salah satu peneliti dr. Khurshid Ghani dari Henry Ford Hospital.
Studi yang dimuat dalam Journal of Urology ini menganalisa dari 80.000 pasien yang berusia di atas 18 tahun di Amerika Serikat. Mereka telah mendapatkan prosedur PCNL di antara tahun 1999 hingga 2009. Dalam waktu tersebut, ada peningkatan komplikasi sebanyak 47 persen, terutama di kalangan wanita.
Kehadiran penyakit lain setelah prosedur meningkat pula selama masa studi, dan komplikasi keseluruhan meningkat sekitar 12 persen hingga hampir 16 persen. Catatan khusus untuk infeksi darah meningkat dua kali lipat dari 1,2 persen menjadi 2,4 persen.
Sedangkan tingkat kematian terkait prosedur tidak mengalami perubahan signifikan, dari 0 ke 0,4 persen. Studi menemukan, kematian terjadi pada pasien berusia lanjut.
Kendati tingkat kematian yang terkait dengan prosedur tersebut tetap rendah dalam 10 tahun masa studi, komplikasi tertentu seperti infeksi darah, mengalami pelonjakan. Studi menemukan bahwa risiko tertinggi mengalami komplikasi terlebih pada mereka yang berusia lanjut dan telah sakit dan dirawat selama beberapa tahun terakhir.
"Kami percaya bahwa penggunakan prosedur ini secara luas pada pasien berusia lanjut dan telah sakit lama mungkin menjadi alasan untuk meningkatkan komplikasi," ujar salah satu peneliti dr. Khurshid Ghani dari Henry Ford Hospital.
Studi yang dimuat dalam Journal of Urology ini menganalisa dari 80.000 pasien yang berusia di atas 18 tahun di Amerika Serikat. Mereka telah mendapatkan prosedur PCNL di antara tahun 1999 hingga 2009. Dalam waktu tersebut, ada peningkatan komplikasi sebanyak 47 persen, terutama di kalangan wanita.
Kehadiran penyakit lain setelah prosedur meningkat pula selama masa studi, dan komplikasi keseluruhan meningkat sekitar 12 persen hingga hampir 16 persen. Catatan khusus untuk infeksi darah meningkat dua kali lipat dari 1,2 persen menjadi 2,4 persen.
Sedangkan tingkat kematian terkait prosedur tidak mengalami perubahan signifikan, dari 0 ke 0,4 persen. Studi menemukan, kematian terjadi pada pasien berusia lanjut.
Sumber :
Healthday News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar