shutterstock
TERKAIT:
Kompas.com - Masih
banyak orangtua yang memberikan antibiotik untuk mengobati penyakit
batuk dan pilek anaknya. Padahal, antibiotik tidak menyembuhkan batuk
tapi malah memperlambat proses kesembuhan.
Flu dan batuk disebabkan oleh virus dan antibiotik tidak dapat membunuh virus. Dalam penelitian di Italia terbukti bahwa anak-anak yang sakit batuk dan tidak diberi antibiotik justru sembuh lebih cepat dibanding anak yang mendapat antibiotik.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 305 anak yang sakit batuk. Hasil penelitian itu dipresentasikan dalam American College of Chest Physicians.
Ketua peneliti, Fracesco de Blasio dari Universitas Bologna, mengatakan para dokter sering meresepkan antibiotik untuk batuk supaya orangtua anak tenang.
"Padahal efektivitas antibiotik sangat kecil untuk mengobati batuk karena influenza. Bahkan antibiotik kurang efektif dibanding anak yang tidak diberi antibiotik," katanya.
Ia menjelaskan bahwa antibiotik baru diresepkan bila terjadi infeksi bakteri sekunder seperti pneumonia atau radang baru. Meski begitu penggunannya juga harus terkontrol.
Penggunaan antibiotik untuk mengobati batuk tanpa indikasi infeksi sangat tidak tepat dan bisa berbahaya. Pemakaian berulang antibiotik, apalagi bila sudah diketahui tidak efektif, bukan hanya bisa memicu reaksi alergi tapi juga anak jadi kebal obat.
Flu dan batuk disebabkan oleh virus dan antibiotik tidak dapat membunuh virus. Dalam penelitian di Italia terbukti bahwa anak-anak yang sakit batuk dan tidak diberi antibiotik justru sembuh lebih cepat dibanding anak yang mendapat antibiotik.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 305 anak yang sakit batuk. Hasil penelitian itu dipresentasikan dalam American College of Chest Physicians.
Ketua peneliti, Fracesco de Blasio dari Universitas Bologna, mengatakan para dokter sering meresepkan antibiotik untuk batuk supaya orangtua anak tenang.
"Padahal efektivitas antibiotik sangat kecil untuk mengobati batuk karena influenza. Bahkan antibiotik kurang efektif dibanding anak yang tidak diberi antibiotik," katanya.
Ia menjelaskan bahwa antibiotik baru diresepkan bila terjadi infeksi bakteri sekunder seperti pneumonia atau radang baru. Meski begitu penggunannya juga harus terkontrol.
Penggunaan antibiotik untuk mengobati batuk tanpa indikasi infeksi sangat tidak tepat dan bisa berbahaya. Pemakaian berulang antibiotik, apalagi bila sudah diketahui tidak efektif, bukan hanya bisa memicu reaksi alergi tapi juga anak jadi kebal obat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar