Social Icons

Senin, 08 April 2013

Bius Lokal Hambat Pertumbuhan Gigi?

Apabila anak Anda perlu menerima pengobatan untuk permasalahan gigi dan mulut, ada baiknya untuk tidak menggunakan bius. Sebuah studi teranyar mengatakan, pemberian bius lokal pada anak akan menghambat perkembangan gigi geraham paling belakang atau disebut juga dengan "wisdom teeth"

Studi ini melibatkan 220 anak yang melakukan pengobatan gigi di Tufts University School of Dental Medicine. Mereka berusia antara 2 hingga 6 tahun. Setelah tiga tahun atau lebih, mereka melakukan pemeriksaan dengan sinar X.

Para peneliti menemukan, mereka yang menerima bius saat pengobatan pada rahang bawah, empat kali lebih mungkin untuk mengalami pertumbuhan tunas wisdom teeth yang tertunda daripada pada mereka yang tidak menerima bius.

"Peristiwa hilangnya tunas wisdom teeth lebih tinggi secara signifikan pada mereka yang menerima bius," ujar penulis studi Anthony Silvestri, profesor klinis di departemen Prostodontik dan Bedah Mulut.

Normalnya, tunas wisdom teeth mulai dikembangkan pada empat pojok gusi pada usia 2-6 tahun, dan mulai tampak ke permukaan gusi di usia remaja atau awal usia dewasa.

Permasalahan yang sering timbul adalah wisdom teeth seringkali tidak tumbuh seperti yang seharusnya. Sebanyak 9 dari 10 orang mengalami permasalahan ini. Padahal, menurut American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons, pertumbuhan wisdom teeth yang tidak benar dapat menimbulkan rasa sakit dan infeksi. Maka banyak dokter gigi menyarankan untuk melakukan pencabutan wisdom teeth.

Silvestri mengatakan, temuan ini diharapkan untuk menjadi awalan dari penelitian yang lebih besar lagi untuk memberikan pengertian yang lebih baik lagi tentang wisdom teeth.

"Dokter gigi melakukan bius lokal pada anak selama hampir 100 tahun terakhir tanpa mengetahui hal tersebut mungkin dapat menghambat pertumbuhan wisdom teeth," simpulnya.

Meski demikian, studi yang dimuat dalam Journal of the American Dental Association ini belum mampu menunjukkan hubungan sebab-akibat.


Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Kasus Demam Dengue Naik Tiga Kali Lipat

Sepak terjang virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti semakin mengkhawatirkan. Di seluruh dunia, sekitar 390 juta orang tiap tahunnya terinfeksi virus ini. Jumlah tersebut tiga kali lipat lebih banyak daripada estimasi organisasi kesehatan dunia (WHo).

Dengue berasal dari bahasa Swahili, ki denga pepo, atau serangan tiba-tiba berupa kejang yang disebabkan roh jahat. Dalam bahasa Spanyol kemudian disebut dengue.

Gejala utama demam dengue antara lain sakit kepala, nyeri pada persendian, demam tinggi, serta rasa mual. Para ahli juga menyebutnya sebagai "breakbone fever" karena rasa nyeri hebat yang ditimbulkan dari infeksi ini.

Sampai saat ini belum ada obat spesifik atau vaksin untuk menangani demam dengue. Pada dasarnya, infeksi virus dengue merupakan self limiting infection disease yang akan berakhir 2-7 hari. Lantaran tidak ada obatnya, penanganan pasien dengan memberikan cairan cukup guna mengurangi rasa haus dan dehidrasi.

Para peneliti dari Universitas Oxford dan the Wellcome Trust baru-baru ini mempresentasikan hasil temuan mereka akan peningkatan penyebaran virus dengue di dunia. Disebugkan bahwa terdapat 96 juta kasus demam dengua berat dan diperkirakan 300 juta kasus yang tingkatannya sedang atau tidak menimbulkan gejala.

Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding estimasi WHO terhadap seluruh penyakit infeksi yang hanya 50-100 juta setiap tahunnya.

Yang harus diwaspadai adalah dengue adalah penyakit yang menyerang lebih dari sekali. Seseorang yang awalnya terinfeksi dalam skala ringan berpotensi mengalami episode lebih parah jika digigit nyamuk Aedes aegypti lagi.

"Pasien yang tidak merasakan gejala akan menjadi beban penyakit di masa depan," kata Jeremy Farrar, direktur Oxford University unit penelitian penyakit tropis.

Demam dengue pada dasarnya adalah penyakit perkotaan karena lebih sering menyerang di daerah perumahan yang padat. Perubahan iklim juga berpengaruh pada perubahan habitat nyamuk.

Derasnya mobilisasi penduduk dari satu tempat ke tempat lain juga memicu penyebaran penyakit. Saat ini demam dengue juga ditemukan di wilayah Selatan Eropa dan wilayah selatan Amerika Serikat.

Para ahli menyebutkan sekitar 70 persen kasus demam dengue berat terdapat di Asia. Di India saja jumlah kasusnya sekitar 34 persen dari total kasus secara global.



Sumber :
»»  READMORE...

8 Kegiatan Olahraga Bersama Pasangan

Olahraga yang dilakukan dengan teman pasti lebih terasa menyenangkan sehingga kita pun lebih bersemangat menjalaninya.  Menurut studi dari University of Oxford hal tersebut karena pengeluaran endorfin (hormon antistres) di otak lebih banyak saat kita melakukan aktivitas latihan kelompok daripada latihan sendiri.

Latihan kelompok dapat dilakukan bersama teman, keluarga, hingga pasangan. Konsultan fitnes Ashley Borden mengatakan, olahraga bersama pasangan membuat kita lebih fokus pada tujuan bersama. "Olahraga bersama juga dapat meningkatkan ikatan emosional antara Anda dengan pasangan," ungkapnya.

Inilah beberapa cara latihan yang dapat dilakukan bersama pasangan.

1. Latihan berat
Anda dan pasangan dapat pergi ke gym bersama. Lakukan gerakan push up, plank, angkat beban bersama. Bahkan Anda dapat saling bergantian membantu menunjukkan gerakan yang benar pada pasangan sehingga olahraga dapat menjadi lebih menyenangkan.

2. Yoga
Ada beberapa gerakan yoga yang dapat dilakukan bersama, seperti Double Downward-Facing Dog yaitu gerakan berhadapan dan saling menyatukan telapak kaki dan berpegangan tangan. Saat ini juga banyak tersedia kelas khusus yoga untuk para pasangan.

3. Panjat tebing

Olahraga ini memungkinkan Anda untuk saling menyemangati. Selain itu baik untuk menjalin komunikasi.

4. Lari
Olahraga berjenis kardio akan semakin baik jika dilakukan bersama. Lari dapat dilakukan di alam bebas bahkan di gym melalui trademill.

5. Mendaki gunung
Jalin kebersamaan dengan pasangan sekaligus menguatkan otot-otot tubuh sambil menikmati pemandangan indah dan udara segar di gunung. 

6. Tenis
Anda dapat melakukan olahraga ini dengan mencari pasangan lain. Adanya kompetisi akan membuat olahraga terasa lebih bersemangat.

7. Bersepeda
Bersepeda merupakan kegiatan yang menantang sekaligus menyenangkan, terlebih jika dilakukan bersama pasangan. Mulailah dari trek ringan dengan pemandangan yang tidak monoton sehingga kegiatan ini lebih berkesan.

8. Berdansa
Pilihlah jenis dansa dengan irama cepat seperti salsa. Berdansa dengan pasangan tentu akan membentuk suasana yang romantis. Selain itu, berdansa dapat merangsang dopamin, senyawa kimia dalam otak yang memberikan rasa nyaman.


Sumber :
LiveStrong
»»  READMORE...

Ditemukan Cara Deteksi Risiko Alzheimer

Kendati belum diketahui penyebab pasti dan obat penyakit Alzherimer, namun akhirnya ada titik terang dalam hal identifikasi siapa yang beresiko terkena penyakit ini. Para peneliti asal Amerika Serikat menemukan penanda (marker) genetik yang dapat membantu menentukan apakah seseorang memiliki risiko mengembangkan penyakit Alzheimer atau tidak.
Alzheimer adalah penyakit orang yang sudah berusia lanjut. Penderitanya akan mengalami hilang ingatan secara perlahan. Dari taraf ringan hingga mengganggu sistem bicara dan bahasa serta penalaran abstrak. Pada akhirnya Alzheimer akan menghancurkan sistem fungsional otak secara keseluruhan.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Neuron menemukan adanya mutasi yang mempengaruhi pembentukan protein tertentu di otak. Protein ini disebut protein tau. Kadar protein tau yang tinggi di otak meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

Para pakar kesehatan di Inggris mengatakan bahwa studi ini dapat membantu menjelaskan perubahan otak yang terjadi pada pasien Alzheimer. Protein tau yang rumit atau disebut juga dengan tau terfosforilasi merupakan tanda awal dari penyakit ini.

Sebelumnya, suatu jenis gen baru yang ditemukan oleh tim peneliti dari Washington University School of Medicine juga menunjukkan hubungan risiko Alzheimer dan risiko lebih besar dalam penurunan kemampuan kognitif atau daya ingat.

Dalam penelitian terkini digunakan informasi genetik pada lebih dari 1.200 orang, yang secara signifikan berskala lebih besar daripada penelitian sebelumnya. Ketua studi dr. Alison Goate mengatakan, hasil temuan tentang peran gen pada penyakit Alzheimer diharapkan dapat menjadi target baru dari terapi penyakit ini.

Gaya Hidup Turut Berperan


Para pakar kesehatan Inggris mengatakan studi ini menambah bukti dari marker genetik yang sudah sebelumnya dikaitkan pada perkembangan penyakit Alzheimer.

Direktur penelitian dan pengembangan di Alzheimer's Society dr. Doug Brown mengatakan, dengan penemuan gen baru yang memiliki kaitan dengan Alzheimer, studi ini membantu para peneliti untuk lebih mengerti bagaimana perubahan di otak saat terjadi demensia.

"Hasil penelitian ini dapat membantu dalam merancang pengobatan untuk menghentikan perubahan otak sehingga dapat memperlambat atau menghentikan efek demensia," tutur Brown.

Meski demikian, lanjut Brown, penting untuk menekankan gaya hidup sebagai faktor yang berperan dalam menentukan penyakit tersebut. "Dan penelitian telah menunjukkan bahwa makan seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, rutin memeriksakan tekanan darah dan kolesterol adalah kunci untuk menurunkan risiko demensia.



Sumber :
»»  READMORE...

3 Cara Mempercepat Pertumbuhan Rambut

Stres yang sudah menjadi "menu" harian, pola makan yang buruk, hingga perawatan rambut yang salah bisa menjadi penyebab rambut mudah rontok. Rangsang kembali pertumbuhan rambut dengan tiga langkah berikut ini.

1. Variasi makanan

Tubuh memerlukan protein untuk memproduksi rambut, karena itu pastikan asupan makan Anda terdiri dari 15 persen protein yang bisa didapatkan dari daging unggas, susu, telur, daging, atau kacang-kacangan.

Selain itu, Anda juga perlu mengasup lemak jenuh dan karbohidrat dalam jumlah sedang untuk menyediakan energi yang diperlukan tubuh sehingga seluruh proses tubuh terjamin fungsinya.

Suplementasi vitamin juga penting. Pilihlah suplemen yang mengandung beta karoten, vitamin A dan B, serta zinc. Zat-zat tersebut sangat diperlukan untuk pertumbuhan rambut.

2. Kelola stres

Stres sangat berpengaruh pada pertumbuhan rambut. Saat Anda sering mengalami stres, tubuh secara khusus akan memberi perhatian untuk menghadapi stres tersebut. Akibatnya, perhatian terhadap fungsi normal tubuh menjadi terganggu, misalnya saja pertumbuhan rambut.

Menghilangkan stres sama sekali mungkin agak sulit. Karena itu mulailah mengelola stres agar tidak sampai mengganggu kesehatan. Lakukan olahraga rutin atau meditasi. Cukup tidur setiap malam juga sangat membantu menurunkan kecemasan dan stres.

3. Beri perhatian pada kulit kepala

Rangsanglah sirkulasi darah di bagian kulit kepala sehingga folikel rambut lebih aktif dan mampu tumbuh dalam kecepatan yang normal. Keramas dengan sampo yang tepat juga akan membersihkan kulit kepala dan folikel rambut dari debu dan minyak.

Sebagai tambahan, teteskan sedikit minyak lavender ke dalam sampo atau kondisioner rambut. Minyak lavender dan juga minyak ylang-ylang, sangat membantu merangsang folikel rambut sehingga rambut cepat tumbuh. Selain itu, minyak esensial ini berbau harum sehingga rambut pun tercium wangi.



Sumber :
LiveStrong
»»  READMORE...

Minggu, 07 April 2013

Bagaimana Daging Merah Merusak Jantung

Jika ingin terhindar dari penyakit jantung dan stroke, para ahli menyarankan untuk menghindari konsumsi daging merah. Tetapi baru terungkap bagaimana mekanisme daging merah merusak kesehatan.

Studi yang dimuat dalam jurnal Nature Medicine menunjukkan bahwa senyawa karnitin di daging merah akan dihancurkan oleh bakteri di pencernaan. Penghancuran senyawa ini akan menghasilkan kadar kolesterol tubuh yang lebih tinggi sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

Selama ini telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa makan daging merah secara rutin dapat merusak kesehatan jantung karena tingginya kandungan lemak jenuh. Bahaya dari lemak jenuh dan daging yang diproses sudah lama diketahui memiliki dampak buruk, namun bukan itu saja yang menyebabkan daging merah berbahay.

"Kandungan kolesterol dan lemak jenuh dalam daging merah bukan bahaya satu-satunya, masih ada hal lain yang berkontribusi untuk meningkatkan risiko kardiovaskular," ujar ketua studi dr. Stanley Hazen, dari Claveland Clinic.

Percobaan yang dilakukan pada tikus dan manusia menunjukkan bahwa bakteri pada sistem pencernaan dapat memecah karnitin. Karnitin dipecah menjadi gas dikonversi di hati menjadi senyawa kimia yang disebut TMAO. Dalam studi ini, TMAO dikaitkan kuat dengan penumpukan lemak di pembuluh darah. Sehingga dapat memicu penyakit jantung dan kematian.

Hazen mengatakan TMAO seringkali tidak dihiraukan karena mungkin merupakan produk sisa dari metabolisme. "Namun secara signifikan dapat mempengaruhi metabolisme kolesterol dan akumulasinya," ujarnya.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa mengurangi frekuensi makan daging merah sangat dianjurkan. Selain itu studi ini juga menekankan penggunaan yogurt berprobiotik untuk mengubah keseimbangan bakteri dalam sistem pencernaan.

"Mengurangi jumlah bakteri yang memecah karnitin secara teori dapat pula mengurangi  bahaya dari daging merah," tutur Hazen.

Orang yang tidak makan daging merah atau vegetarian memiliki jumlah bakteri pemecah karnitin yang lebih sedikit daripada pemakan daging.

Kendati daging merah merupakan sumber protein dan beberapa zat gizi yang baik, namun sebaiknya tidak dimakan terlalu berlebihan. Pemerintah Inggris merekomendasikan konsumsi daging merah tidak lebih dari 70 gram per harinya.



Sumber :
»»  READMORE...

Senjata Tradisional Tunjukkan 2 Spesies Hiu yang Telah Punah


Drew J, Philipp C, Westneat MW (2013) / PLOS ONE Senjata pembunuh tradisional yang dibuat masyarakat Pulau Gilbert, Kiribati berasal dari gigi hiu yang diikatkan pada kayu menggunakan sabut kelapa dan rambut manusia. Saat ini menjadi koleksi The Field Museum, Chicago, Amerika Serikat.
NEW YORK, KOMPAS.com — Sebuah "kejutan" didapat seorang peneliti ketika ia melakukan kajian tentang jenis hiu yang digunakan pada senjata pembunuh tradisional yang dibuat masyarakat di Pulau Gilbert, Republik Kiribati, di Samudera Pasifik.
Dalam studinya, ia menemukan ada dua jenis hiu yang sebelumnya belum pernah tercatat dalam beragam hasil penelitian mengenai keragaman hiu di negara tersebut. Peneliti menduga, hiu-hiu tersebut telah punah sebelum ada peneliti yang datang ke sana.
Adalah Joshua Drew, seorang ichthyologist atau ahli zoologi tentang ikan di Columbia University, New York, AS, yang mendapat "kejutan" tersebut. Ia mendapat kejutan saat melakukan identifikasi jenis hiu berdasarkan bentuk dan pola gerigi pada gigi yang ditempel pada senjata keji yang masih dibuat masyarakat lokal di pulau tersebut sampai 130 tahun lalu. 
Dari 122 senjata dan koleksi gigi hiu dari Pulau Gilberts yang digunakan Drew untuk identifikasi, terungkap kalau senjata tradisional tersebut menggunakan gigi dari berbagai jenis hiu. Beberapa jenis hiu yang dimaksud antara lain hiu sirip perak (Carcharhinus albimarginatus), hiu sutra (C falciformis), Hiu samudra ujung putih (C longimanus), hiu macan (Galeocerdo cuvier), hiu biru (Prionace glauca), hiu kepala martil (Sphymidae sp), dusky shark (C obscurus), dan spot tail shark (C sorrah).
Drew terkejut karena dua jenis hiu yang terakhir disebutkan tidak pernah tercatat sebelumnya dalam berbagai hasil penelitian mengenai keragaman hiu yang pernah dilakukan di perairan Kiribati. Ia menduga kedua jenis hiu tersebut telah punah sebelum ada seorang peneliti yang datang ke Kiribati.
"Kami ternyata telah kehilangan spesies sebelum kami tahu kalau mereka ada di perairan kami," kata Drew yang dikutip oleh LiveScience pada hari Rabu (3/4/2013) kemarin. "Penemuan tersebut seolah menjadi gema dalam diriku sebagai sebuah penemuan yang pada prinsipnya sangat tragis," ujar peneliti yang melakukan kajian ini sebagai bagian dari upaya konservasi hiu di Kiribati.
Penyebab kepunahan
Tidak adanya satu pun catatan ilmiah yang merekam keberadaan kedua spesies hiu tersebut di perairan Kiribati, menurut Drew, bukan  karena hiu-hiu yang bernilai komersial itu diabaikan oleh para peneliti, melainkan karena keduanya telah hilang sebelum satu orang pun melakukan sensus. Demikian tulisnya dalam artikel yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE.
Kepunahan spesies itu diduga kuat akibat dari aktivitas perburuan sirip hiu yang sangat marak terjadi di wilayah itu pada awal tahun 1900-an. Data hasil penangkapan ikan hiu pada tahun 1950 menunjukkan hasil yang sangat tinggi.
Pada tahun itu, bobot sirip hiu yang dihasilkan dari hasil penangkapan mencapai berat 3.500 kg atau 3,5 ton, untuk siripnya saja dari perairan sekitar Pulau Gilbert.
Drew berharap hasil temuannya ini bisa memberi dorongan kepada Pemerintah Kiribati, yang kini telah menjadi pemimpin dunia dalam hal konservasi laut untuk terus berupaya melindungi kekayaan alam lautnya agar tidak lagi terjadi kepunahan pada spesies lainnya.

Sumber :
»»  READMORE...