Saat kondisi badan mulai terasa tidak enak, banyak orang yang melakukan
pencegahan dengan meminum antibiotik supaya tidak telanjur sakit flu.
Padahal, sebagian besar antibiotik yang diresepkan untuk mencegah flu
atau virus tidak efektif.
Dalam studi yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Annals of Family Medicine disebutkan, antibiotik tidak banyak berpengaruh dalam mencegah flu.
Penelitian tersebut dilakukan dengan menganalisis rekaman medis lebih dari 814.283 pasien yang menderita flu, laringitis, bronkitis, serta virus lain (ISPA).
Meski antibiotik didesain untuk mengobati infeksi bakteri dan tidak efektif untuk ISPA, sebanyak 65 persen pasien mengatakan mendapat resep antibiotik untuk mencegah infeksi virus berkembang menjadi penyakit yang lebih serius, semisal pneumonia.
Padahal, kekhawatiran akan bertambah parahnya penyakit tersebut ternyata tak terbukti. Bahkan, cukup banyak pasien yang mengeluhkan efek samping dari konsumsi antibiotik.
Menurut penelitian, ternyata dari pasien yang mendapat antibiotik untuk pencegahan, hanya 1 dari 12.255 pasien yang berhasil dicegah penyakit pneumonia-nya.
"Makin banyak antibotik yang diminum, makin cepat bakteri di sekitar kita yang jadi kebal. Ini berarti, jika di kemudian hari kita sakit, besar kemungkinan penyakit itu tak akan sembuh oleh antibiotik," kata Sharon Meropol, asisten profesor epidemiologi dari Case Western Reserve University School of Medicine yang melakukan riset ini.
Meski begitu, kita tak perlu memusuhi antibiotik. Pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik akan mempercepat proses kesembuhan.
"Jika dokter Anda menyarankan antibiotik sebagai pencegahan flu, sebaiknya tanyakan alasannya dan apakah memang diperlukan," kata Robert Klein, kepala divisi penyakit infeksi dari St.Luke's dan Roosevelt Hospitals.
Bila alasan untuk mengonsumsi antibiotik kuat, pastikan Anda mengikuti instruksi minum obat yang benar untuk memaksimalkan efektivitas obat. Kesehatan Anda bergantung pada hal tersebut.
Sumber :