Social Icons

Minggu, 24 Februari 2013

Matahari Ternyata Punya Saudara Kembar

GOTHENBURG, Keberadaan bintang Alpha Centauri A yang cuma "selemparan batu" dari Matahari telah lama diketahui. Namun, ilmuwan baru saja mengetahui bahwa Matahari dan Alpha Centauri A ternyata kembar, punya karakteristik yang sama.

Matahari terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terluar dan terpanas disebut korona, dengan suhu bisa mencapai jutaan derajat celsius.

Di antara lapisan Matahari yang panas, ternyata ada lapisan "dingin". Fotosfer yang biasa tampak dari Bumi cuma bersuhu 6.000 derajat celsius. Sementara suhu lapisan kromosfer lebih dingin lagi, hanya 4.000 derajat celsius.

Dalam penelitian terbaru, ilmuwan menemukan bahwa Alpha Centauri A juga memiliki lapisan "dingin" di antara wilayahnya yang sangat panas.

"Penelitian mengenai struktur ini hingga kini dibatasi pada Matahari saja. Namun, kami melihat dengan jelas tanda-tanda pelapisan suhu yang sama pada Alpha Centauri A," kata Rene Liseau, astronom Onsala Space Observatory, penulis utama publikasi penemuan ini.

Temuan ini penting karena dapat membantu astronom memahami aktivitas matahari. Di samping itu, temuan juga dapat membantu mengungkapkan sistem protoplanet yang mengelilingi bintang lain.

"Observasi detail mengenai hal ini pada berbagai bintang dapat membantu kita menguraikan asal-muasal lapisan tersebut dan teka-teki pemanasan atmosfer Matahari secara keseluruhan," tambahnya seperti dikutip oleh Physorg, Rabu (20/2/2013).

Liseau menambahkan, "Meski hanya berupa efek kecil, daerah suhu minimum di bintang lain dapat membantu kita memahami jumlah debu yang ada di lapisan dingin di sekitarnya."

"Dengan dibantu gambaran detail mengenai bagaimana Alpha Centauri A bersinar, kita bisa berharap dapat membuat deteksi yang lebih akurat tentang debu dalam sistem pembentukan planet di sekitar bintang yang menyerupai matahari."

Hasil penelitian Liseau dan rekannya dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.
Sumber :
»»  READMORE...

"Huruf Paku" Ditemukan di Permukaan Mars

NASA Fenomena rootless cone yang merupai huruf paku di permukaan Mars.

 
Fenomena unik di permukaan Mars diabadikan oleh kamera HiRISE di wahana antariksa Mars Reconaissance Orbitter (MRO). Citra yang ditangkap menunjukkan adanya bentukan menyerupai huruf paku di permukaan planet merah tersebut.

Pastinya, fenomena itu tak menunjukkan adanya manusia masa lampau yang pergi ke Mars dan memahat huruf paku di permukaannya. Astronom menyebut bentukan di permukaan Mars itu sebagai kerucut tak berakar, terbentuk dari interaksi lava dengan air atau es di bawah permukaan.

Saat lava berinteraksi dengan es atau air, terjadi penguapan. Proses penguapan itu mengakibatkan letupan sehingga lava naik ke atas. Akibatnya, terbentuk bentukan serupa kerucut yang disebut rootless cone itu.

Alfred McEwen, pimpinan investigasi misi HiRISE mengatakan bahwa aliran lava purba disebut pemompaan. "Pemompaan lava adalah proses dimana cairan terinjeksi di bawah kerak padat dan menaikkan seluruh permukaan," katanya.

Huruf paku di Mars tersebut ditemukan di wilayah yang disebut Amazonis Platinia, wilayah yang bisa dibilang dibanjiri lava. Jika citra dibuat berwarna, maka akan tanpak permukaan berwarna kemerahan dengan aliran berwarna gelap.

Tentang ukuran kerucut serupa huruf paku itu, Colin Dundas dari US Geological Survey seperti dikutip Universe Today, Jumat (22/2/2013), "Kerucut itu memiliki diameter 100 meter dan ketinggian 10 meter."

Dundas melanjutkan, "Usia dari kerucut itu secara spesifik tidak diketahui. Mereka ada di masa Amazonian tengah dan akhir, yang berarti tergolong muda berdasarkan standar Mars tetapi sebenarnya bisa ratusan hingga miliaran tahun."

Jika air atau es adalah bagian dari terbentuknya kerucut itu, masihkan air atau es itu ada sekarang? Menurut Dundas, air atau es yang membentuk fenomena itu sebelumnya hanya berada beberapa meter dari permukaan. Ia mengatakan, air atau es itu sudah tak ada di sana sekarang.
Sumber :
»»  READMORE...

"Ngupil" Sambil Mainan "Smartphone" Ternyata Berbahaya

Simon Park Kultur bakteri yang tumbuh di smartphone.

SURREY, KOMPAS.com – Smartphone kini menjadi bagian yang hampir tak terpisahkan dari hidup kita. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktifitas sehari-hari manusia ternyata membantu menyebarkan bakteri patogen ke smartphone, berpotensi menimbulkan penyakit.

Riset mikrobiologi sederhana yang dilakukan Dr. Simon Park, dosen biologi molekuler University of Surrey dan mahasiswanya menunjukkan, telepon genggam ternyata menyimpan rekaman biologis dari aktivitas yang kita lakukan.

Dalam penelitiannya, Dr. Park meminta para mahasiswanya menempelkan smartphone pada cawan petri guna mendapatkan sampel bakteri. Hasilnya mengejutkan. Tiga hari setelahnya, cawan petri penuh dengan berbagai jenis bakteri yang secara ‘tidak tampak’ hidup di permukaan smartphone

Beruntungnya, dari berbagai bakteri yang teridentifikasi, sebagian besar merupakan jenis bakteri yang tidak berbahaya. Jenis yang paling dominan adalah Bacillus mycoides yang secara natural hidup di tanah.

Tapi, ada satu jenis bakteri patogen yang ditemukan, yaitu Staphylococcus aureus. Bakteri ini bisa menyebabkan keracunan makanan, impetigo atau keracunan kulit dangkal akibat bakteri serta sepsis atau keracunan darah akibat masuknya bakteri dalam aliran darah.

Bagaimana S. aureus sampai di telepon genggam? Rupanya, hal ini terkait dengan aktifitas manusia yang paling sering dijumpai, ngupil alias mengorek kotoran di hidung menggunakan jari. Aktifitas ini segera memindahkan S. aureus dari habitatnya di lubang hidung ke smartphone.

"Relung ekologis pada tubuh dari Staphylococcus aureus adalah lubang hidung. Jadi kalau aktifitas membersihkan hidung segera diikuti dengan mengetik di ponsel, maka segera bakteri patogen itu berpindah ke ponsel," kata Park seperti dikutip Daily Mail, Jumat (22/2/2013).

“Dari hasil ini, sepertinya telepon genggam tidak hanya berfungsi untuk menyimpan nomor telepon, tapi juga mencatat sejarah mengenai diri kita dan kontak fisik yang kita lakukan dengan orang lain, tanah, dan benda-benda lainnya,” urai Park.
Sumber :
»»  READMORE...

Bahasa Manusia Evolusi dari Kicauan Burung?

Warren Photography Burung Hantu

MASSACHUSETTS, Charles Darwin dalam bukunya “Asal Usul Manusia” (the Descent of Man) menyatakan bahwa suara burung pada beberapa bagian sangat dekat dengan analogi bahasa manusia.
Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan sarjana dari University of Tokyo, menguatkan pernyataan Darwin tersebut.

Bersandar pada berbagai fakta yang ada, tim peneliti meyakini bahwa bahasa manusia ialah gabungan dua pola komunikasi yang dilakukan oleh spesies hewan lain, pengembangan dari nyanyian burung dan cara bertutur dengan menggabungkan informasi yang banyak terlihat pada berbagai jenis binatang.

“Kombinasi dua hal yang sangat berbeda ini telah memicu berkembangnya bahasa manusia," kata Shigeru Miyagawa, professor bidang linguistik di Jurusan Linguistik dan Filsafat MIT.

Gagasan dalam penelitian ini dibangun berdasarkan hasil penelitian Miyagawa sebelumnya yang menyebutkan bahwa terdapat dua ‘lapisan’ dalam bahasa manusia, ekspresi dan leksikal.

Lapisan ekspresi meliputi perubahan susunan kata sementara lapis leksikal berhubungan dengan inti dari isi kalimat.

Peneliti mengatakan, nyanyian burung menyerupai lapis ekspresi pada bahasa manusia, sedangkan cara komunikasi lebah menggunakan tarian, atau bunyi-bunyian primata yang mengandung pesan tertentu lebih mirip dengan lapis leksikal.

Pada satu waktu, antara 50.000 dan 80.000 tahun lalu, manusia menggabungkan dua ekspresi dalam berkomunikasi di dunia hewan menjadi bentuk bahasa yang unik.

Robert Berwick, professor komputasi linguistik di Laboratory for Information and Decision Systems Jurusan Teknik Elektro dan Ilmu Komputer MIT, mengatakan, burung berkomunikasi dengan struktur, yang menyeluruh atau holistik.

Keseluruhan lagu yang dinyanyikan memiliki satu arti. Berbeda dengan binatang lainnya yang berkomunikasi dengan pesan yang jelas, seperti lebah yang menjelaskan lokasi makanan kepada rekan satu koloninya dengan tarian.

Manusia, menurut tim peneliti yang terlibat riset yang dipublikasikan di Frontiers in Psychology, Jumat (22/2/2013), menggabungkan kedua tipe komunikasi tersebut dalam bahasanya.

Manusia mampu mengomunikasikan informasi penting, seperti lebah dan primata, namun juga mampu mengombinasi ulang setiap bagian dari bahasa kita menjadi hal yang baru, seperti esensi pada sebuah nyanyian burung.

Dalam artikel hasil penelitiannya, para peneliti menduga manusia pertama memiliki kemampuan untuk menyanyi, seperti dugaan Darwin, kemudian mengitegrasikannya dengan elemen leksikal dari lagu tersebut.

Dikutip Daily Mail, Jumat, Berwick mengatakan, “Tidak lama lagi kita dapat mengatakan bahwa apa yang diperoleh adalah kemampuan untuk mengonstruksikan pola yang kompleks ini, seperti sebuah lagu tapi dengan kata”.
 
Sumber :
»»  READMORE...

Terungkap, Tikus Gemar Penis Besar

Justin Nicolau Tikus emas Hottentot (Amblysomus hottentotus)

PRETORIA, Selain beberapa manusia, ternyata ada spesies yang juga menggemari alias memilih penis berukuran besar. Tikus emas Hottentot (Amblysomus hottentotus) adalah salah satu diantaranya. Betina dari tikus ini memilih pejantan berdasarkan ukuran penisnya.

Tikus emas Hottentot adalah mamalia berukuran sekitar 7,4 hingga 9,7 cm. Ukuran penis rata-rata dari pejantan spesies ini adalah 1,2 - 2,5 mm. Hewan ini mungkin menjadi salah satu hewan dengan penis kecil relatif dengan ukuran tubuhnya.

Ukuran penis pada tikus emas Hottentor, seperti pada manusia, bervariasi. Peneliti menemukan bahwa betina spesies ini memilih pejantan berdasarkan ukuran penisnya. Makin besar dan panjang, betina spesies ini makin senang.

"Kami pikir bahwa ukuran penis menjadi persoalan bagi spesies yang soliter, buta dan menghuni wilayah bawah tanah seperti tikus ini. Menilai ukuran penis saat akan kawin mungkin satu-satunya yang bisa dilakukan," kata Bill Bateman, peneliti dari University of Pretoria.

"Perkawinan pada spesies ini mungkin sangat kasar, langsung dan tidak romantis. Jadi, penilaian fisik seperti ukuran penis memungkinkan betina menolak pejantan," tambah Bateman se[erti dikutip BBC Nature, Rabu (20/2/2013).

Penis besar pada beberapa spesies memang bermanfaat. Bateman mengungkapkan, fungsi dasar penis adalah menutup saluran fertilisasi serapat mungkin serta mengirimkan sperma hingga sejauh mungkin sehingga meningkatkan kemungkinan pembuahan. Jadi, pemilihan penis besar dan panjang masuk akal.

Pemilihan bentuk dan ukuran penis tak cuma dijumpai pada tikus emas Hottentot. Beberapa jenis serangga juga memilih pejantan berdasarkan bentuknya. Semakin pas bentuknya, semakin efektif pula reproduksi.

Bagaimana dengan manusia? Apakah penis besar dan panjang penting untuk reproduksi? "Untuk hal ini ukuran penis manusia tidak digunakan untuk tujuan yang sama. Kita cenderung punya mekanisme sebelum kawin untuk memilih, ukuran penis ditemukan setelah pasangan ditentukan," kata Bateman.
Sumber :
»»  READMORE...
Buah dengan Fruktosa Paling Tinggi
Fruktosa adalah jenis gula yang secara alami ditemukan dalam buah dengan derajat yang berragam. Orang yang perlu membatasi konsumsi fruktosa perlu menghindari buah dengan kandungan fruktosa yang tinggi. Hal ini dibutuhkan pula bagi mereka yang menderita fruktosa intoleran dan malabsorbsi fruktosa. Kedua kondisi ini membuat gangguan pencernaan dan perlu diobati dengan diet rendah fruktosa.

Apabila Anda memiliki kondisi tersebut, maka sebaiknya Anda memilih buah dengan kandungan fruktosa rendah karena buah jenis itu memiliki kemungkinan lebih kecil dalam menimbulkan gejala negatif sementara masih dapat bermanfaat untuk kesehatan. Serta, kenalilah beberapa jenis buah yang memiliki kandungan fruktosa tinggi berikut agar Anda dapat menghindarinya.

- Buah kering
Buah kering mengandung memiliki kandungan fruktosa yang tinggi sehingga sebaiknya Anda menghindarinya atau hanya memakannya dalam jumlah kecil.

- Buah berbiji
Buah berbiji seperti ceri, persik, plum dan mangga sangat tidak disarankan bagi Anda yang menderita kondisi "tidak bersahabat" dengan fruktosa. Buah-buahan ini dapat meningkatkan gejala negatif yang disebabkan oleh kondisi tesebut.

- Apel dan Pir
Apel dan pir adalah dua buah dengan kandungan fruktosa tertinggi. Ini termasuk semua jenis produk yang terbuat dari kedua buah ini, misalnya saus apel, selai apel, jus apel maupun pir. Makanan atau minuman yang mengandung apel atau pir juga harus dihindari karena kandungan fruktosanya yang sangat tinggi.

- Melon
Beberapa jenis melon mengandung fruktosa dalam jumlah tinggi, termasuk semangka. Keduanya dapat menimbulkan efek negatif bagi Anda yang harus menjalani diet rendah fruktosa.

-Buah Tropis
Banyak jenis buah tropis yang mengandung kadar fruktosa tinggi dan dapat menghasilkan ketidaknyamanan jika Anda memiliki kondisi fruktosa intoleran dan malabsorbsi fruktosa. Buah tropis yang dimaksud antara lain mangga, pisang dan kiwi. Setiap makanan atau minuman yang mengandung buah-buahan ini juga cenderung mengandung fruktosa tinggi sehingga perlu harus dihindari. Jambu biji dan leci merupakan jenis lain dari buah-buahan tropis yang mengandung kadar fruktosa tinggi.


Sumber :
LiveStrong
»»  READMORE...

Gejala Kecanduan Internet dan Narkoba Mirip

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, ketika seorang pengguna internet berat menghentikan kegiatannya atau offline, mereka mengalami gejala-gejala menagih yang mirip dengan pengguna narkoba.

Penelitian mengenai dampak buruk penggunaan internet secara berlebihan tersebut dilakukan oleh tim dari Univeritas Swansea dan Milan, Italia.

Sebanyak 16 partisipan, rata-rata berusia 25 tahun, dites untuk mengetahui level penggunaan internetnya. Pengguna berat adalah mereka yang menggunakan internet secara obsesif atau sampai mengganggu hubungan sosial dan pekerjaannya.

Mereka kemudian diminta untuk berselancar di internet, memasuki situs apa pun yang disukai selama 15 menit. Setelah itu mereka dites level mood dan kecemasannya. Para partisipan yang tergolong "kecanduan" internet ternyata mengalami mood negatif setelah diminta berhenti berselancar di dunia maya.

"Meski kita belum tahu banyak tentang kecanduan internet, tetapi hasil studi itu menunjukkan banyak orang muda yang terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk internet. Hal itu menyebabkan konsensekuensi negatif," kata Phil Reed, salah satu peneliti.

Kemudahan memakai internet juga membuat orang kecanduan media sosial, main games online, sampai belanja online. Sebuah penelitian juga menunjukkan orang yang kecanduan tersebut akan mengalami kegelisahan jika tidak "online".


Sumber :
»»  READMORE...