Anatomi
Dan Fisiologi Airway Dan Breathing. Pengelolaan airway dan breathing berfungsi untuk
mempertahankan oksigenasi otak dan
bagian tubuh lainnya, merupakan hal yang penting dalam penanganan
penderita , jika tidak maka penderita akan meninggal dengan cepat.
Sistem
respirasi memiliki dua fungsi utama, yaitu :
- Berfungsi menyediakan oksigen bagi sel darah merah yang kemudian akan membawa oksigen tersebut ke seluruh tubuh. Dalam proses metabolisme aerobik, sel tubuh menggunakan oksigen sebagai bahan bakar dan akan memproduksi karbon dioksida sebagai hasil sampingan.
- Pelepasan karbon dioksida dari tubuh merupakan tugas kedua dari sistem respirasi. Ketidakmampuan sistem respiratorik dalam menyediakan oksigen bagi sel atau melepaskan karbondioksida, akan menimbulkan kematian.
Kematian
oleh karena masalah airway pada trauma disebabkan oleh :
- Kegagalan dalam mengenal airway yang tersumbat sebagian atau ketidakmampuan penderita untuk melakukan ventilasi dengan cukup. Gabungan obstruksi jalan nafas dengan ketidak cukupan ventilasi dapat menyebabkan hipoksia sehingga akan mengancam nyawa. Keadaan seperti ini mungkin terlupakan bila ditemukan perlukaan yang nampaknya lebih serius.
- Adanya kesulitan teknis dalam menjaga jalan nafas dan teknis membantu ventilasi. Intubasi yang salah akan memperburuk ventilasi dan dengan cepat dapat mengakibatkan kematian bila tidak dikenali secara dini.
- Aspirasi isi gaster.
Anatomi
Sistem Pernafasan
Sistem
pernafasan terdiri dari jalan nafas atas, jalan nafas bawah dan paru. Setiap bagian
sistem ini memainkan peran yang penting dalam proses pernafasan, yaitu dimana
oksigen dapat masuk ke aliran darah dan karbon dioksida dilepaskan.
Jalan
Nafas Atas
Jalan nafas
atas merupakan suatu saluran terbuka yang memungkinkan udara atmosfer masuk
melalui hidung, mulut, dan bronkus hingga ke alveoli. Jalan nafas atas terdiri
dari rongga hidung, rongga mulut, laring, trakea. Udara yang masuk dari rongga
hidung akan mengalami proses penghangatan, pelembaban dan penyaringan dari
segala kotoran. Setelah rongga hidung dapat dijumpai daerah faring, mulai dari
bagian belakang palatum mole sampai ujung bagian atas esofagus.
Faring
terdiri atas tiga bagian, yaitu:
- Naso faring (bagian atas) di belakang hidung.
- Orofaring (bagian tengah) dapat dilihat saat membuka mulut.
- Hipofaring (bagian akhir), sebelum menjadi laring.
Di bawah
faring terdapat esofagus dan laring yang merupakan permulaan jalan nafas bawah.
Di dalam laring terdapat pita suara dan otot-otot yang dapat membuatnya
bekerja, serta terdiri dari tulang rawan yang kuat. Pita suara merupakan suatu
lipatan jaringan yang mendekat di garis tengah.
Tepat diatas
laring, terdapat struktur yang berbentuk daun yang disebut epiglotis. Epiglotis
berfungsi sebagai pintu gerbang yang akan mengantarkan udara yang menuju
trakea, sedangkan benda padat dan cair akan dihantarkan menuju esofagus.
Dibawah laring, jalan nafas akan menjadi trakea yang terdiri dari cincin-cincin
tulang rawan.
Jalan
Nafas Bagian Bawah
Terdiri dari
bronkus dan percabangannya serta paru-paru. Pada saat inspirasi udara masuk
melalui jalan nafas atas menuju jalan nafas bawah sebelum mencapai paru-paru.
Trakea terbagi menjadi dua cabang, yaitu bronkus utama kanan dan bronkus utama
kiri. Masing-masing bronkus utama terbagi lagi menjadi beberapa bronkus primer
dan kemudian terbagi lagi menjadi bronkiolus.
Fisiologi Sistem
Pernafasan
Ketika udara
atmosfer mencapai alveoli, oksigen akan bergerak dari alveoli melintasi membran
alveolar kapiler dan menuju sel darah merah. Sistem sirkulasi kemudian akan
membawa oksigen yang telah berikatan dengan sel darah merah menuju jaringan
tubuh, dimana oksigen akan digunakan sebagai bahan bakar dalam proses
metabolisme.
Pertukaran
oksigen dan karbon dioksida pada membran alveolar kapiler dikenal dengan
istilah difusi pulmonal. Setelah proses pertukaran gas selesai (kadar
karbondioksida yang rendah) akan menuju sisi kiri jantung, dan akan dipompakan
ke seluruh sel dalam tubuh.
Saat
mencapai jaringan, sel darah merah yang teroksigenasi ini akan melepaskan
ikatannya dengan oksigen dan oksigen tersebut digunakan untuk bahan bakar
metabolisme. Juga karbondioksida akan masuk sel darah merah. Sel darah merah
yang rendah oksigen dan tinggi karbondioksida akan menuju sisi kanan jantung
untuk kemudian dipompakan ke paru-paru.
Hal yang
sangat penting dalam proses ini adalah bahwa alveoli harus terus menerus
mengalami pengisian dengan udara segar yang mengandung oksigen dalam jumlah
yang cukup.
Proses
pernafasan sendiri ada dua yaitu inspirasi (menghirup) dan ekspirasi
(mengeluarkan nafas).
Inspirasi
dilakukan oleh dua jenis otot:
- Otot interkostal, antara iga-iga. Pernafasan ini dikenal sebagai pernafasan torakal. Otot dipersarafi oleh nervus interkostalis (torakall 1 – 12)
- Otot diafragma, bila berkontraksi diafragma akan menurun. Hal ini dikenal sebagai pernafasan abdominal, dan persarafan melalui nerfus frenikus yang berasal dari cervikal 3-4-5.
Pusat
pernafasan ada di batang otak, yang mendapat rangsangan melalui baro
reseptor yang terdapat di aorta dan arteri karotis. Melalui nervus
frenikus dan nervus interkostalis akan menjadi pernafasan abdomino-torakal
(pada bayi disebut torako-abdominal).
Dalam
keadaan normal volume
udara yang kita
hirup saat bernafas dikenal sebagai tidal volume. Bila membutuhkan
oksigen lebih banyak maka akan dilakukan penambahan volume pernafasan melalui
pemakaian otot-otot pernafasan tambahan.
Jika tidal
volume adalah 7 cc/kg Berat Badan, maka pada penderita dengan berat 70 kg,
tidal volumenya 500 cc. Dengan frekuensi nafas 14 kali / menit, maka volume
permenit 500 × 14 = 7000 cc / menit.
Bila
pernafasan lebih dari 40 kali / menit, maka penderita harus dianggap mengalami
hipoventilasi (nafas dangkal). Baik frekuensi nafas maupun kedalaman nafas
harus dipertimbangkan saat mengevaluasi pernafasan. Kesalahan yang sering
terjadi adalah anggapan bahwa penderita dengan frekuensi nafas yang cepat
berarti mengalami hiperventilasi.