Social Icons

Rabu, 13 Februari 2013

Cegah Autisme, Konsumsi Asam Folat Sebelum Hamil

Asam folat selama ini selalu direkomendasikan untuk ibu hamil, terutama untuk mencegah kelainan pada bayi seperti spina bifida (celah pada tulang belakang). Namun menurut studi terbaru, pemberian asam folat sebenarnya juga dapat mencegah autisme. Terutama jika diberikan sebelum kehamilan.

Studi yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) itu menjadi kabar baik bagi para ibu hamil. Terutama karena ibu hamil di zaman modern ini semakin khawatir dengan kondisi kehamilannya.

"Banyak wanita punya kecemasan dan stres selama kehamilan. Mereka khawatir dengan apa yang mereka makan, konsumsi atau kontak dengan lingkungan berpengaruh pada janinnya," kata Dr.Jennifer Ashton, kontributor medis senior dari ABC News.

Penelitian yang dimuat dalam JAMA itu menggunakan data Norwegian Mother and Child Cohort Study. Disebutkan, para ibu yang mengonsumsi asam folat 4 minggu dan 8 minggu sebelum kehamilan memiliki risiko 40 persen lebih rendah melahirkan anak penyandang autisme.

Meski masih diteliti kaitan antara autisme dengan asam folat, tetapi tidak disebutkan bahwa konsumsi asam folat selama kehamilan akan menurunkan risiko autisme.

"Kita tahu bahwa kekurangan asam folat akan menyebabkan gangguan perkembangan sistem saraf. Karena itu tak mengherankan hal itu juga berpengaruh pada perkembangan otak," kata Dr.Ari Brown, dokter anak di Texas yang tidak terlibat dalam riset itu.

The Norwegian Mother and Child Cohort Study mengikuti lebih dari 85.000 bayi yang lahir antara 2002 dan 2008 dan orangtua mereka. Sekitar 270 bayi yang lahir dalam periode studi menderita gangguan perkembangan spektrum autisme.

Sumber :
»»  READMORE...

Neutrino, Kunci Menuju Batas Semesta

Dengan teropong elektron, manusia mengetahui keberadaan jutaan bintang di jagat raya. Dengan neutrino, ilmuwan berharap menemukan batas semesta ini. Penelitian partikel yang jauh lebih kecil dari elektron, nyaris tak bermassa, dan berkecepatan mendekati kecepatan cahaya itu kini terus dilakukan.

Neutrino adalah salah satu jenis partikel elementer (fermion) yang memiliki massa sangat kecil. Gabungan tiga jenis neutrino (neutrino elektron, neutrino muon, dan neutrino tao) hanya bermassa kurang dari 0,28 eV (elektron-Volt). Bandingkan dengan masa elektron yang sebesar 105,6 MeV (Mega-elektron-Volt).

Sesungguhnya massa neutrino belum dapat terukur secara akurat dengan teknologi instrumentasi yang ada. Kendalanya, partikel subatom ini tidak bermuatan listrik sehingga tidak berinteraksi dengan partikel lain. Itulah sebabnya, neutrino dengan mudah melewati materi apa pun di jagat raya, termasuk Bumi.

Neutrino sulit terdeteksi dan susah ”ditangkap” meskipun tersebar di muka Bumi karena kemunculannya menyertai paparan sinar Matahari ke Bumi. Setiap detik, ada sekitar 65 miliar neutrino dari Matahari melewati areal seluas satu sentimeter persegi di muka Bumi.

Neutrino sesungguhnya bukan material baru. Partikel renik ini mulai menjadi perhatian banyak periset setelah ditemukan dan dipublikasikan oleh fisikawan Austria, Wolfgang Pauli, pada tahun 1930.

Ada serangkaian tonggak sejarah penemuan neutrino, di antaranya penamaan partikel tersebut oleh Enrico Fermi yang menjulukinya ”neutrino”, artinya si kecil yang netral. Lalu penemuan tiga jenis atau variasi neutrino pada tahun 1956 oleh Fred Reines dan Clyde Cowan dalam eksperimen di reaktor nuklir. Reines kemudian meraih Hadiah Nobel Fisika tahun 1995.

Upaya mengukur massa neutrino berhasil dilakukan peneliti di Observatorium Kamiokande Super di Jepang yang mulai beroperasi tahun 1996. Observatorium ini terletak 1.000 meter di bawah tanah di Tambang Mozumi di daerah Kamioka Hida.

Detektor neutron yang digunakan antara lain berupa tabung foto sebanyak 13.000 buah yang ditanamkan dalam tanah pada kedalaman hingga 2 kilometer (km). Penelitian ini menemukan ukuran neutrino yang juga disebut partikel ”titik”, yaitu sepersejuta massa elektron atau di bawah dua elektron volt.

Penelitian yang dilakukan setelah itu belum mencapai perkembangan berarti. Salah satu riset yang relatif baru adalah OPERA (Oscillation Project with Emulsion-Racking Apparatus) yang dilaporkan peneliti di European Organization for Nuclear Research (CERN) pada tahun 2011.

Dalam penelitian itu dilakukan penembakan partikel neutrino menembus Bumi dari CERN Swiss hingga ke Gran Sasso National Laboratory di Italia. Bila ditarik garis lurus dari penampang Bumi, jaraknya mencapai 730 km dengan kedalaman 1.400 meter. Penelitian selama tiga tahun itu bertujuan mengukur waktu kedatangan 15.000 neutrino.

Mereka sempat menyebutkan neutrino berkecepatan 299.798 km per detik, yaitu di atas cahaya, yang 299.792 km per detik. Namun, hasil itu kemudian dikoreksi karena ternyata saat pengukuran terjadi gangguan teknis pada salah satu kabel di instalasi yang digunakan.

Penelitian ulang yang dilakukan tim dari Imaging Cosmic and Rare Underground Signals (ICARUS) di lokasi sama menunjukkan kecepatan neutrino sama dengan kecepatan cahaya, tidak superluminal (lebih cepat dari cahaya).

Kutub Selatan

Penelitian dilakukan pula di Kutub Selatan. Namun, pengukuran partikel bersifat unik ini harus tetap jauh dari permukaan Bumi, yaitu dengan menempatkan detektor neutrino di bawah tanah. Tujuannya untuk mengurangi pengaruh distorsi dari sinar kosmis.

Di lokasi itu, neutrino yang dapat menembus Bumi tidak terkontaminasi oleh partikel lain. ”Di lapisan sangat keras di dasar Bumi diharapkan banyak neutrino yang tertangkap,” kata Terry Mart, pakar fisika nuklir dan partikel teoretis dari Universitas Indonesia.

Di Kutub Selatan, peneliti dari Universitas Wisconsin-Madison Amerika membangun Ice Cube (Kubus Es). Bangunan dalam lapisan es ini berukuran tidak tanggung-tanggung, tingginya lebih dari 2,45 km atau hampir delapan kali tinggi Menara Eiffel di Paris.

Dalam bangunan raksasa itu terjulur 86 kabel hingga kedalaman 2.450 meter. Tiap kabel menahan 60 modul optik digital yang masing-masing memuat 5.160 sensor. Pemasangan banyak sensor dan jauh di bawah lapisan es bertujuan menangkap neutrino lebih baik. Modul ini dirancang tahan beroperasi dalam lingkungan yang sangat ekstrem selama minimal 20 tahun.

Teropong semesta

Pada masa mendatang, para ilmuwan berharap dapat menggunakan sifat partikel subatom yang kekal ini dan tembus materi apa pun sebagai teropong untuk mencapai batas alam semesta. Kemampuannya diharapkan lebih baik dari teleskop elektron.

Menurut teori Dentuman Besar (Big Bang), alam semesta berawal dari suatu ledakan obyek yang sangat panas dan terus berekspansi hingga saat ini. Sisa-sisa radiasi kosmik—akibat dentuman besar itu—dalam bentuk gelombang mikro ditemukan oleh fisikawan Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1964.

Penemuan neutrino diharapkan bisa mendukung lebih lanjut penelitian fenomena tersebut. Dalam jumlah yang amat sangat banyak neutrino ini tentu akan bisa memengaruhi ekspansi alam semesta.

Hal ini dimungkinkan karena pada 23 Februari 1987, Super- Kamiokande untuk pertama kalinya mendeteksi neutrino dari ledakan supernova yang terjadi di Large Magellanic Cloud. Pengamatan ini menegaskan bahwa teori ledakan supernova adalah benar dan membuka era baru dalam astronomi neutrino.
Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Rahasia Danau Paling Asin di Dunia Terkuak

Geological Science/Brown University Danau Don Juan

RHODE ISLAND, Danau Don Juan di Antartika adalah danau paling asin di dunia. Danau ini terletak di McMurdo Dry Valley. Kadar garam danau yang mencapai delapan kali lipat Laut Mati sejak lama mengundang teka-teki.

Tim ilmuwan dari Brown University berhasil menguak rahasia keasinan danau tersebut. Mereka memublikasikan hasil penelitiannya di jurnal Scientific Report baru-baru ini.

Geolog menemukan, garam dan air di Danau Don Juan berasal dari deposit kalsium klorida di sekitar danau. Garam "mengisap" air di udara saat kelembaban meningkat. Garam beserta air lalu mengalir ke danau. Air danau juga kadang berasal dari salju yang meleleh membawa garam.

Saat garam dan uap air di udara menyatu, corak gelap terbentuk di permukaan. Uniknya, corak ini juga didapatkan di Planet Mars.

James Head, co-author dalam publikasi penelitian, mengatakan bahwa Don Juan dan basin di Mars punya kesamaan. Sama-sama danau tertutup. Sejauh ini, telah ratusan basin tertutup yang ditemukan di planet merah itu.

"Jadi, apa yang kami temukan di Antartika mungkin menjadi kunci bagaimana danau bekerja di Mars masa lalu dan bagaimana kelembaban mengalir di permukaannya hari ini," kata Head.

James Dickson yang juga terlibat riset, seperti dikutip Discovery, Senin (11/2/2013), mengatakan bahwa secara umum seluruh komposisi terdapat di Mars untuk mendukung tipe hidrologi seperti Don Juan.

"Tidak mungkin ada air yang cukup di Mars sehingga bisa membentuk danau, tetapi arus yang lebih besar di Mars masa lalu mungkin membentuk banyak Don Juan," urai Dickson.

Riset untuk mengungkap rahasia keasinan Don Juan ini dilakukan dengan mengambil 16.000 gambar selama dua bulan terakhir. Perubahan warna dan penampakan lain danau diamati. Diketahui, warna dan penampakan lain menunjukkan kondisi lingkungan.
Sumber :
DISCOVERY
»»  READMORE...

Situs Pembakaran Mayat Tertua di Dunia Ditemukan

AFP Lokasi situs El pParaiso, Peru.

LIMA, Sebuah kuil yang diperkirakan berusia 5.000 tahun ditemukan di situs arkeologi El Paraiso, Peru.

Penemuan tersebut diumumkan oleh Kementerian Kebudayaan Peru. Jika hasil penanggalan umur kuil ini terkonfirmasi kebenarannya, kuil ini menjadi salah satu kuil tertua di dunia, sebanding dengan situs lain di kota tua Caral, kota pinggir pantai yang terletak 200 km utara Lima.

Arkeolog menamakan kuil ini sebagai Kuil Api (Temple of Fire). Hal ini dilatarbelakangi oleh temuan perapian yang menjadi bagian utama kuil. Perapian itu diduga digunakan untuk upacara pembakaran mayat.

"Asap dari pembakaran akan menghubungkan imam kuil tersebut dengan Tuhan," Kata Marco Guillen, pemimpin tim penelitian, seperti dikutip AFP, Rabu (13/2/2013).

Kuil tersebut ditemukan pada pertengahan Januari. Kala itu, arkeolog sedang melakukan kerja konservasi di reruntuhan situs piramida tua berusia 4.000 tahun, El Paraiso. Situs ini terletak cuma 40 km dari ibu kota Peru, Lima.

Deputi Menteri Kebudayaan Peru, Rafael Varon, mengatakan, hasil penemuan ini menunjukkan bahwa Lima pusat peradaban Andes di masa lalu.

Para arkeolog percaya peradaban pesisir Peru di masa lampau bertahan hidup dengan menumbuhkan berbagai jenis tanaman, termasuk kapas. Kapas kemudian dibarter dengan nelayan untuk mendapatkan makanan.

Situs El Paraiso tersebar hingga 50 hektar. Situs ini memiliki 10 bangunan dan merupakan salah satu dari situs masa lampau terbesar yang berada di pusat Peru. (Fifi Dwi Pratiwi)
Sumber :
AFP
»»  READMORE...

Spesies Siput Aneh, Bisa Ganti Penis!

Steve Childs Chromodoris reticulata


PARIS, Proses reproduksi makhluk hidup, termasuk manusia dan hewan, pasti melibatkan individu laki-laki dan perempuan. Namun, tahukah bahwa ada makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk mengganti penis lamanya yang rusak ketika kawin dengan yang baru?
Adalah Chromodoris reticulata, sejenis siput laut tak bercangkang, yang memiliki kemampuan tersebut. Biolog Jepang, Ayami Sekizawa, dari Osaka City University, adalah orang yang pertama menemukan keanehan pada satwa yang bisa dijumpai di Asia Tenggara tersebut.

"Tidak ada hewan lain yang diketahui mampu kawin berulang kali dengan penis sekali pakai," tulis Sekizawa dalam publikasinya di Royal Society Journal Biology Letters, seperti dikutip AFP, Kamis (13/2/2013).

Setelah kawin, siput yang berwarna merah putih ini dapat "membuang" penis lamanya. Penis bak organ sekali pakai bagi spesies ini. Yang lebih mengejutkan, penggantian bisa berlangsung hanya dalam 24 jam. Setidaknya, siput ini punya kemampuan mengulanginya hingga tiga kali.

C reticulata ini tergolong hewan hermaprodit. Artinya, punya organ seks jantan dan betina. Saat kawin, siput ini mampu menyetor sperma ke individu lain sekaligus menerimanya. Sperma yang diterima akan disimpan untuk diinseminasikan secara mandiri di kemudian hari.

Sekizawa dan rekannya melakukan pengamatan bagaimana siput ini bereproduksi. Mereka melakukan eksperimen di atas scuba dive, di dalam sebuah wadah. Sekizawa melihat sendiri bahwa setiap usai kawin, siput ini menanggalkan organ kejantanannya.

Melalui pengamatan struktur jaringan penis, ilmuwan mengetahui adanya bagian spiral pada penis. Jaringan di bagian tersebut terdiri dari sel yang belum mengalami diferensiasi. Diferensiasi akan berlangsung dengan cepat saat penis baru akan "dibuat".

Punya penis yang bisa berganti bukan satu-satunya keunikan spesies ini. Siput yang ukurannya cuma sebesar jempol manusia dewasa ini juga punya penis yang bertulang. Tulang berada di luar penis, mengarah ke luar tubuh, membantu siput saat akan melepaskan penis.

Perilaku menanggalkan sebagian anggota tubuhnya untuk alasan tertentu ditemukan di beberapa hewan lain. Contoh mudah, cicak menanggalkan sebagian ekornya ketika merasa terancam dan kemudian bisa menumbuhkannya kembali. (Fifi Dwi Pratiwi)
Sumber :
AFP
»»  READMORE...

Awas, Isap Ganja Memicu Stroke

Meski beberapa zat yang terkandung dalam tanaman ganja diketahui memiliki manfaat medis, tetapi ganja bisa menyebabkan ketergantungan. Dua studi teranyar bahkan menyebutkan ganja bisa meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.

Studi pertama yang dipresentasikan dalam konferensi stroke internasional dilakukan oleh tim dari Universitas Auckland, Selandia Baru. Mereka menemukan peningkatan risiko stroke pada orang yang sering mengisap mariyuana.

Selain itu, studi yang dipublikasikan dalam The American Heart Journal itu juga menyebutkan, pengguna mariyuana alias ganja yang terkena serangan jantung memiliki risiko kematian lebih besar.

Penelitian awal mengenai kaitan stroke dengan ganja ini dilakukan terhadap 160 pasien berusia 18-55 tahun yang pernah terkena stroke akibat penyumbatan aliran darah ke otak. Para pasien itu juga melakukan tes urine untuk mengetahui penggunaan mariyuana dalam 72 jam pasca-serangan stroke.

Hasil penelitian itu dibandingkan dengan 160 pasien dari kelompok kontrol, yakni yang tidak terkena stroke tetapi datang ke rumah sakit untuk alasan lain.

Sekitar 16 persen pasien stroke menunjukkan penggunaan mariyuana dari urine mereka. Sementara dari kelompok kontrol hanya 8 persen.

Tetapi, hasil tes tersebut tidak memisahkan antara perokok dan pengguna ganja karena hampir seluruh responden yang positif memakai ganja juga menunjukkan nikotin dalam urine mereka.

"Ganja bisa menyebabkan perubahan tekanan darah dan detak jantung yang dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke, terutama bisa menyebabkan gangguan irama jantung yang berkait erat dengan terjadinya stroke," kata Dr Alan Barber, ketua peneliti.

Sementara itu, penelitian mengenai serangan jantung dilakukan tim dari Harvard Medical School dengan mengikuti lebih dari 4.000 penyintas serangan jantung selama 18 tahun. Tujuan studi ini untuk melihat pola antara penggunaan ganja dan serangan jantung.

Dari partisipan itu, 109 orang mengisap ganja setidaknya satu kali sebelum mereka masuk rumah sakit. Kebanyakan berusia 40 dan 50 tahun. Selama kurun waktu penelitian, 519 pasien meninggal, termasuk 22 orang pengguna ganja.

Meski terlihat ada peningkatan kematian sampai 29 persen, tetapi hasilnya dinilai tidak signifikan. Ini berarti, kematian itu bisa saja dipengaruhi oleh faktor lain.

Riset lain sebelumnya menemukan, satu jam setelah mengisap ganja berkaitan dengan peningkatan risiko serangan jantung antara dua sampai lima kali. Risiko yang sama juga terlihat pada hubungan seksual.

Beberapa penelitian mengenai dampak buruk dan positif tanaman ganja memang terus dilakukan. Namun, belum ada hasil riset yang secara jelas membeberkan bukti yang akurat serta konsisten. Ini berbeda dengan penelitian mengenai rokok dan dampaknya terhadap kesehatan.

Sumber :
»»  READMORE...

Olahraga di Taman Tingkatkan Mood

Berolahraga di ruang terbuka hijau ternyata lebih memberikan manfaat psikologis dibanding berolahraga di pusat kebugaran. Olahraga di lingkungan yang hijau akan meningkatkan mood, kepercayaan diri, dan motivasi.

Meski begitu manfaat positif dari olahraga luar ruang itu hanya tampak jika olahraga dilakukan di lingkungan yang hijau saja. Demikian menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Environmental Science and Technology.

Penelitian dilakukan terhadap 14 mahasiswa yang diminta naik sepeda statis sambil menonton video berisi rekaman pemandangan alam. Kemudian para peneliti mengganti filter pada layar video dari hijau menjadi hitam putih selama 5 menit, kemudian diganti ke warna merah. Para peneliti menilai mood para partisipan ketika dilakukan pergantian warna filter.

Ternyata para partisipan mengaku merasa gangguan mood mereka berkurang dan tidak begitu lelah saat diberikan tayangan bernuansa hijau dibanding warna hitam putih atau merah. Saat menyaksikan filter berwarna merah mereka mengaku merasa sedikit marah.

Penelitian lain juga menunjukkan hasil yang mirip. Berolahraga di luar ruangan akan memberikan rasa nyaman dan mood yang lebih baik.

Warna hijau dan biru diketahui memberikan efek ketenangan, sementara merah dan kuning lebih merangsang. Para peneliti menyebut nenek moyang manusia mengaitkan warna hijau dengan sumber makanan dan air. Kaitan positif dengan warna hijau itu mungkin masih tersimpan dalam otak manusia yang telah berevolusi.

Beberapa penelitian memang menyebut adanya pengaruh lingkungan terhadap efek positif olahraga. Saat kita berolahraga, teman berlatih, bahkan orang di sekitar kita akan berpengaruh pada mood dan motivasi.

Karena itu, jika tujuan Anda berolahraga adalah untuk merasa lebih rileks atau meningkatkan level energi, mungkin ada baiknya Anda mencari lingkungan hijau untuk berolahraga.


Sumber :
»»  READMORE...