Social Icons

Selasa, 22 Januari 2013

Ada Danau di Planet Mars

NASA Lapisan karbonat dan tanah liat di kawah McLaughlin menjadi petunjuk adanya danau di planet Mars. Danau tersebut diduga pernah disuplai air bawah tanah sekaligus menjadi pertanda adanya kehidupan di Mars.

WASHINGTON, Peneliti Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) menemukan adanya danau di Planet Mars. Keberadaan danau bisa menjadi petunjuk adanya kehidupan di planet merah tersebut.

Danau ditemukan dengan analisis data dari wahana Mars Reconaissance Orbiter (MRO). Hasil analisis mengungkap adanya mineral karbonat dan tanah liat yang biasanya terbentuk jika ada air. Mineral ditemukan di dasar Kawah McLaughlin yang memiliki kedalaman 2,2 km.

"Hasil observasi baru ini menunjukkan adanya formasi karbonat dan tanah liat di danau yang (diduga pernah) disuplai oleh air tanah di dalam cekungan kawah yang tertutup," demikian dinyatakan NASA dalam publikasinya di jurnal Nature Geoscience, Senin (21/1/2013).

"Beberapa peneliti berpendapat, interior kawah menerima air. Area di bawah tanah Mars yang menyuplai air bisa jadi merupakan lingkungan yang basah dan habitat potensial untuk mendukung kehidupan," demikian dinyatakan NASA seperti dikutip AFP, Senin kemarin.

"Observasi terakhir ini memberikan bukti terbaik bahwa karbonat terbentuk di dalam lingkungan danau, bukan berasal dari lingkungan luar kawah," ungkap Joseph Michalski, pimpinan tim riset ini.
Peneliti menduga bahwa danau tersebut disuplai dari bawah tanah sebab tak ada saluran yang menghubungkannya dengan wilayah luar. Danau tersebut memiliki diameter 92 km dan terdapat di dataran rendah.

"Penemuan ini menjadi indikasi bahwa Mars lebih kompleks dari yang diduga dengan beberapa area lebih menyuguhkan tanda-tanda kehidupan dibandingkan lainnya," kata Rick Zurek, peneliti dari Jet Propulsion Laboratory NASA.
Sumber :
AFP
»»  READMORE...

Paparan Zat Kimia Memicu Asma Orang Dewasa

Kejadian asma pada orang dewasa ternyata sangat terkait dengan paparan zat kimia di tempat kerja. Orang dengan pekerjaan yang sering bersinggungan dengan zat kimia, seperti petugas kebersihan, salon, atau pertanian, paling berisiko terkena asma.

Penelitian yang dilakukan Rebecca Gosh dari Imperial College London menemukan satu dari enam kasus asma pada orang dewasa terjadi karena zat kimia di lingkungan kerja.

Gosh dan timnya melakukan penelitian yang melibatkan 7.500 orang Inggris yang lahir di tahun 1958. Kemudian riwayat kerja para responden dicatat sejak pertama kali bekerja sampai mereka berusia 42 tahun. Mereka juga mengumpulkan informasi ada atau tidaknya gejala asma atau batuk mengi di usia 7,11,16, 33, dan 42 tahun. Sensitivitas para responden terhadap alergen dan kekuatan paru juga dites saat partisipan berusia 42 dan 45.

Sekitar 25 persen partisipan itu diketahui menjadi perokok saat berusia 42 tahun. Di usia tersebut, 9 persen menderita asma orang dewasa dan 87 persen partisipan memiliki pekerjaan. Lebih dari separuhnya memiliki pekerjaan di kantor.

Diketahui pula sekitar 25 persen responden tidak pernah memiliki pekerjaan yang meningkatkan risiko asma. Namun, sekitar 8 persen pernah terpapar zat yang meningkatkan risiko dan 28 persen terpapar zat berisiko rendah.

Setelah mempertimbangkan beragam faktor, tim peneliti menemukan 16 persen kejadian asma pada orang dewasa bisa dijelaskan oleh pekerjaan mereka.

Pekerjaan yang berkaitan dengan pembersihan atau zat-zat untuk membersihkan memiliki kaitan kuat dengan risiko asma. Pekerjaan lain adalah bidang pertanian, tata rambut di salon, serta percetakan.

Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Cegah Kanker dengan Suntikan Vaksin


Kata "vaksin" mungkin lebih identik dengan suntikan untuk anak-anak atau pencegah penyakit flu. Padahal, ada beberapa jenis vaksin yang mampu mencegah kanker.

Bukan hanya itu, beberapa riset kini juga diarahkan untuk memanfaatkan kekuatan sistem imun tubuh dalam mengembangkan vaksin pelawan kanker. "Pada intinya, penggunaan vaksin untuk kanker adalah tujuan akhir dari personalisasi pengobatan," kata Dr.Linda Liu, dari Universitas California, Los Angeles, yang aktif dalam studi tentang vaksin kanker otak.

Dr.Jeffrey Hardacre yang sedang meneliti vaksin kanker pankreas menguatkan pendapat Liu. "Menggunakan sistem imun adalah cara yang paling potensial untuk melawan kanker," katanya.

Vaksin kanker dikembangkan dalam dua tipe, yakni pencegahan dan pengobatan. Vaksin pencegah, disebut juga dengan prophylactic, akan mencegah kanker sebelum terjadinya. Sementara sebagai pengobatan, disebut juga dengan vaksin terapeutik, ditargetkan pada kanker yang sudah diderita supaya tidak kambuh kembali setelah pengobatan.

Saat ini U.S Food and Drug Administration (FDA) sudah menyetujui beberapa vaksin pencegah kanker, yang bisa mencegah beberapa tipe kanker serviks dan kanker liver. Vaksin itu bekerja seperti vaksin standar, yakni melatih sistem imun tubuh untuk mengenali virus yang memicu perkembangan kanker.

Vaksin yang pertama kali disetujui adalah pencegah hepatitis B dan telah diketahui mencegah kanker liver yang disebabkan oleh virus tersebut. Nantinya vaksin tersebut tersedia dalam dua jenis, ada yang perlu diberikan dua kali, namun ada juga produsen yang membuatnya dalam empat dosis.

Selain itu terdapat pula dua jenis vaksin untuk mencegah kanker serviks. Vaksin itu, Gardasil dan Cervarix, mencegah infeksi dua jenis virus human pappillomavirus (HPV) yang menyebabkan 70 persen kanker serviks. Karena HPV juga bisa ditularkan lewat hubungan seksual, vaksin ini lebih efektif jika diberikan pada remaja sebelum mereka aktif secara seksual.

Para pakar yakin kanker-kanker yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit adalah kandidat yang baik untuk vaksin preventif, termasuk kanker limfoma, nasofaring, kaposi sarkoma, leukemia sel-T, kanker lambung, dan kanker kandung kemih.

Sementara itu vaksin pengobatan didesain untuk menggunakan sistem imun tubuh mengejar sel kanker target yang tidak bisa dihancurkan oleh terapi lain. Cara ini sebenarnya tidak mudah karena sel kanker sangat mudah beradaptasi dan bisa berkembang dalam cara yang tak bisa dideteksi oleh sistem imun tubuh.

Vaksin pengobatan juga ditujukan untuk melatih sistem imun mengenali sel kanker sebagai sel asing lalu menyerangnya.

Vaksin pengobatan pertama, Provenge, untuk mengobati kanker prostat yang sudah menyebar. Vaksin ini mendapat persetujuan FDA di tahun 2010. Menurut U.S National Cancer Institute, vaksin ini dibuat khusus untuk tiap kanker secara individual.

Riset mengenai vaksin pengobatan terus dilakukan untuk berbagai jenis kanker, misalnya kanker otak, kandung kemih, payudara, serviks, ginjal, paru, kulit, pankreas dan kanker prostat, limfoma, leukemia, dan myeloma.

Liau dan timnya saat ini melakukan uji klinis tahap dua pada pasien kanker otak jenis glioblastomas. Vaksin ini, seperti halnya vaksin kanker prostat, menggunakan sel kanker di tubuh pasien sendiri untuk mengembangkan vaksin yang unik dan spesifik dengan kanker di tubuhnya.

"Secara umum usia harapan hidup pasien dalam 5 tahun kurang dari 5 persen. Rata-rata pasien kanker gliblastoma hanya bisa bertahan dua tahun. Dengan vaksin ini ada pasien yang sanggup bertahap 8-10 tahun dan ada satu yang sampai 12 tahun. Namun tidak semua orang memiliki respon sama. Yang kami temukan di sini mungkin ada subtipe genetik yang lebih menerima vaksin," kata Liau.

Kita tunggu saja perkembangan riset-riset tersebut, semoga kelak akan tercipta vaksin yang sangup mencegah kanker.

Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Meningkatkan Kekebalan Lewat Makanan

Selain melakukan vaksinasi dan membiasakan diri mencuci tangan untuk melindungi diri dari penyakit, “senjata” lain yang direkomendasikan para ahli adalah dengan mengonsumsi makanan sehat. Para ahli gizi mengatakan, makanan sehat dapat membantu mencegah penyakit secara signifikan.

Makanan sehat dapat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga meningkatkan kemampuan Anda untuk menangkal penyakit menular seperti flu atau masalah kesehatan lainnya. Bahkan, kekurangan zat gizi mikro  dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk tetap sehat, kata Heather Mangieri, juru bicara Akademi Gizi dan Diet Amerika Serikat.

"Sistem kekebalan tubuh yang kuat tidak menjamin tubuh Anda dapat melawan setiap serangan flu, tetapi setidaknya dapat memberi pertahanan yang kuat. Nutrisi yang baik sangat penting untuk respon kekebalan tubuh yang kuat," kata Mangieri.

Menurut Mangieri, dengan mengonsumi beberapa zat gizi penting, kita dapat meningkatkan kualitas kekebalan tubuh.  Berikut adalah zat gizi beserta jenis makanan alami untuk membantu meningkatkan imunitas :

-Protein merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh Anda. Makanan yang merupakan sumber protein antara lain makanan laut, daging tanpa lemak, unggas, telur, kacang-kacangan dan kacang polong, produk kedelai dan kacang-kacangan dan biji-bijian tanpa garam tambahan.

-Vitamin A berfungsi membantu mencegah infeksi dengan menjaga kulit dan jaringan di mulut, lambung, paru-paru dan usus agar tetap sehat. Nutrisi ini, Vitamin A banyak ditemukan dalam ubi jalar, wortel, kangkung, bayam dan paprika merah. Vitamin ini juga dapat membantu tubuh mengatur sistem kekebalan tubuh.

-Vitamin C memicu tubuh untuk memperbanyak produksi antibodi. Jeruk, jambu biji, stroberi dan pepaya adalah beberapa makanan yang kaya vitamin C.

-Vitamin E adalah antioksidan yang dapat memberikan dorongan untuk sistem kekebalan tubuh. Sumber vitamin E antara lain biji bunga matahari, almond, hazelnut, selai kacang atau bayam.

- Zinc, zat gizi yang ditemukan dalam daging sapi tanpa lemak, gandum, kepiting, dedak gandum, biji bunga matahari, kacang polong, almond, susu dan tahu, dipercaya juga dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.


Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Viagra Berpotensi Cegah Obesitas


Sildenafil atau yang lebih dikenal dengan merk dagang Viagra diketahui tidak hanya memiliki efek untuk meningkatkan kejantanan para pria di ranjang tetapi juga manfaatnya untuk kesehatan secara umum. Studi terbaru menyebut obat antiimpotensi ini mungkin bisa mencegah obesitas.
Para peneliti menemukan bahwa Viagra dapat mengkonversi sel lemak putih yang tidak diinginkan menjadi lemak krem. Lemak krem tidak akan disimpan terlalu lama di tubuh, melainkan segera dibakar. Inilah yang dapat menghilangkan tumpukkan lemak di tubuh Anda.

Penelitian yang dipublikasi dalam Journal of the Federation of American Societies for Experimental Biology ini mengungkapkan bahwa selain berpotensi mengurangi obesitas, zat ini pun dapat mengurangi risiko komplikasi lain yang disebabkan oleh obesitas penyakit jantung, kanker, dan diabetes.

Pemimpin studi Profesor Alexander Pfeifer, dari Universitas Bonn, mengatakan: "Sildenafil tidak hanya mampu meminimalisir masalah ereksi, tetapi juga dapat mengurangi risiko kenaikan berat badan yang berlebihan."

Pfeifer dan timnya meneliti tentang efek dari Viagra terhadap tikus selama 7 hari. Hasilnya tikus-tikus menjadi resisten terhadap obesitas meskipun telah diberi makan tinggi lemak. "Efek yang cukup menakjubkan," kata peneliti Ana Kilic.

Peneliti sangat berharap hasil penelitian ini dapat berpotensi untuk melawan obesitas. Selain itu perkembangannya diharapkan dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker dan diabetes.

Meskipun demikian, para peneliti mengakui bahwa penelitian ini masih skala laboratorium, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut. Tim mengatakan implikasi akan perlu dibuktikan dalam studi tambahan. "Kami sedang dalam tahap penelitian dasar, dan semua studi telah secara eksklusif dilakukan pada tikus," ujar Pfeifer.

Sumber :
»»  READMORE...

Deteksi Kekambuhan Kanker dengan Tes Darah

Kendati sudah menjalani terapi pengobatan, terkadang sel-sel kanker bisa datang kembali. Untuk itu para peneliti berusaha mengembangkan metode deteksi dini yang akurat untuk memprediksi kekambuhan kanker. Salah satunya melalui tes darah untuk deteksi kanker payudara.

Para peneliti mengungkapkan, dengan tes itu seorang wanita tidak perlu menjalani pengobatan yang tidak perlu karena hasil deteksi merupakan peringatan dini.  "Jika dapat memprediksi secara akurat kekambuhan kanker bagi perempuan beresiko tinggi, maka harapannya dokter dan ahli kanker dapat merancang terapi yang lebih agresif sehingga dapat mencegah kanker datang kembali,” kata Sambasivarao Damaraju, peneliti.

Damaraju juga menambahkan, “strategi pengobatan dapat dibuat khusus untuk para wanita yang keadaan genetiknya membuat lebih rentan untuk kambuhnya kanker payudara."

Metode deteksi ini, Kit, yang sedang dikembangkan di Kanada, berfokus pada sesuatu yang disebut lumen kanker payudara. Ini merupakan bentuk paling umum dari penyakit ini. Sehingga dengan mendeteksi jenis umumnya, maka para peneliti menilai inilah metode deteksi dini yang terbaik.

Dalam risetnya tim peneliti dari Universitas Alberta Kanada menguji sampel darah yang diambil dari wanita yang telah didiagnosa menderita kanker payudara tahun sebelumnya. Kemudian mereka membandingkan DNA dari sampel yang diambil dari wanita yang kankernya kambuh dengan wanita yang sudah menjalani pengobatan kanker namun belum kambuh kembali.

Tes prediktor yang sedang dikembangkan lainnya yaitu dengan menggunakan gen dari kanker itu sendiri. Tapi para peneliti Kanada percaya bahwa teknik mereka akan lebih akurat karena menggunakan DNA seseorang yang memiliki kecenderungan untuk kanker payudara berulang.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal PLoS ONE ini menjadi sebuah dasar perbaikan dari pengobatan kanker payudara. Meskipun tes ini masih perlu penyempurnaan untuk implikasinya.



Sumber :
»»  READMORE...

Waspadai Risiko yang Timbul Setelah Stroke

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di negara-negara industri. Salah satu jenis stroke yang bisa berakibat fatal adalah perdarahan subaraknoid. Stroke ini terjadi ketika ada perdarahan di dalam rongga di antara permukaan otak dengan tulang tengkorak.
Risiko kematian yang besar dari perdarahan subaraknoid itu terjadi jika seseorang terus merokok dan tak menjaga tekanan darah serta kadar kolesterolnya pasca serangan stroke. Demikian menurut studi terbaru dari Universitas Helsinki Finlandia.
Penelitian itu melibatkan 233 orang di Finlandia yang satu tahun sebelumnya mengalami perdarahan subaraknoid. Mereka dipantau rata-rata selama hampir sembilan tahun. Selama waktu itu, ada 88 pasien (sekitar 38 persen) yang meninggal. Tingkat kematian untuk pasien pendarahan subarachnoid adalah sekitar dua kali lipat dari orang yang tidak pernah mengalaminya.
Peningkatan risiko kematian pada pasien perdarahan subaraknoid adalah karena adanya masalah dengan sirkulasi darah di otak. Risiko kematian bertambah pada pasien yang merokok dan memiliki tekanan darah dan kadar kolesterol tinggi sebelum mengalami perdarahan.
Studi yang dipublikasi secara online dalam jurnal Neurology ini menemukan risiko kematian pada korban perdarahan subaraknoid adalah 31 orang per 1.000 orang. Jauh lebih tinggi daripada orang-orang dalam populasi umum yang tidak merokok atau dengan tekanan darah dan kadar kolesterol rendah.
"Dengan kata lain, jika di antara 100 orang, 20 orang yang tidak merokok dengan tekanan darah dan kolesterol rendah akan meninggal dalam 10 tahun ke depan, sedangkan pada penderita pendarahan subaraknoid akan meningkat menjadi 51 orang,” kata penulis studi Miikka Korja yang juga berprofesi sebagai ahli bedah saraf.
Itu sebabnya sangat penting untuk orang yang pernah mengalami pendarahan subaraknoid untuk menahan diri dari merokok dan menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol. "Karena selain usia, ini adalah faktor utama di balik peningkatan risiko kematian," simpul Korja.

Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...