Social Icons

Jumat, 21 Desember 2012

Konsumsi Aspirin Jangka Panjang Beresiko Kebutaan


ShutterstockIlustrasi


Kompas.com - Aspirin selama ini dikenal sebagai obat favorit bagi mereka yang memiliki penyakit jantung dan kardiovaskular lain. Namun sebuah penelitian baru menyatakan penggunaan aspirin dalam jangka waktu lama atau sekitar lebih dari 10 tahun dapat berakibat fatal bagi mata Anda. Disebut berakibat fatal karena menambah resiko kebutaan yang behubungan dengan usia, disebut degenerasi makular.

“Apakah fungsi aspirin dalam mencegah resiko kematian karena penyakit jantung sebanding dengan degenerasi makular?” kata ketua peneliti Dr. Barbara Klein, dari University's School of Medicine dan Public Health, Amerika Serikat.

Meskipun penelitian ini merujuk pada efek samping aspirin yang dapat menambah resiko kebutaan, namun bukan berarti orang tidak boleh mengonsumi aspirin.

Penelitian yang dipublikasi pada bulan Desember dalam Jurnal American Medical Association ini mengambil data dari sebanyak hampir 5000 orang pria dan wanita. Para partisipan ini diperiksa matanya selama 5 tahun sekali selama jangka waktu 20 tahun, dan mereka ditanya tentang kebiasaannya mengonsumsi aspirin.

Setelah 15 tahun, ternyata sebanyak 512 orang mengalami degenerasi makular lebih cepat. Dan mereka adalah yang rutin mengonsumsi aspirin. Sedangkan ada 117 orang yang mengalami degenerasi makular lebih lama, yaitu bukan yang rutin mengonsumsi aspirin. Sehingga para peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi aspirin selama lebih dari 10 tahun dapat meningkatkan resiko terkena degenarasi makular lebih cepat sebanyak 200%.

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan antara denegerasi makular dengan konsumsi aspirin dalam waktu lama, namun belum menunjukkan hubungan sebab akibat.

Klein mencatat bahwa mekanisme biologis dari hubungan ini belum diketahui, namun setidaknya hasil ini dapat menjadi dasar bagi pentingnya alternatif untuk melindungi orang dari serangan jantung dan stroke.

Dr. Gregg Fonarow, professor kardiologi dari University of California, Los Angeles berpendapat, terlalu cepat untuk mengatakan aspirin dapat berakibat buruk bagi penglihatan. Sampel yang dilakukan pada penelitian ini masih acak dan belum berdasarkan uji klinis. Namun tidak ada salahnya untuk waspada.

“Konsumsi aspirin dalam dosis kecil dan terapi penyembuhan penyakit jantung mungkin bisa menjadi jalan tengah,” katanya.


Sumber :
»»  READMORE...

21-12-2012, Bukan Kiamat melainkan "Winter Solstice"

Beliefnet Ilustrasi Winter Solstice

KOMPAS.com — Terlepas dari isu kiamat yang didasarkan pada kesalahan interpretasi kalender panjang Suku Maya, Jumat (21/12/2012) adalah hari yang cukup istimewa dalam astronomi. Hari ini disebut "winter solstice" atau sederhananya permulaan musim dingin di belahan utara Bumi.

Winter solstice adalah buah dari gerak semu tahunan Matahari yang disebabkan oleh dinamika poros Bumi. Peristiwa ini jugalah yang menyebabkan negara-negara di kawasan subtropis memiliki empat musim.

Gerak semu tahunan Matahari dimulai antara tanggal 21 dan 22 Maret ketika Matahari berada di ekuator. Setelahnya, Matahari bergerak ke utara mencapai 23,5 derajat LU pada 21 Juni. Terjadilah summer solstice. Belahan utara mulai musim panas, belahan selatan mulai musim dingin.

Dari utara, Matahari akan bergerak ke selatan lagi dan mencapai ekuator antara tanggal 22 dan 23 September. Pada saat ini, Matahari dikatakan mencapai autumnal equinox. Saat ini, belahan selatan Bumi mulai mengalami musim semi.

Matahari akan terus bergerak ke selatan hingga pada 21-22 Desember mencapai koordinat 23,5 derajat LS. Sesudahnya, Matahari akan bergerak lagi ke utara, mencapai khatulistiwa atau vernal equinox pada 21-22 Maret tahun berikutnya.

Joe Rao dari Hayden Planetarium, New York, dalam artikelnya di Space, Kamis (20/12/2012), mengatakan bahwa untuk tahun ini, Matahari akan berada di 23,5 derajat LS sekitar pukul 18.12 WIB. Belahan utara Bumi akan mengalami hari terpendek dan malam terpanjang.

Winter solstice memiliki banyak makna pada beragam kebudayaan sehingga dirayakan. Di Persia, winter solstice menandai kelahiran Mithra, Raja Matahari. Di China, ada perayaan Dongzhi. Kala itu, keluarga berkumpul untuk makan makanan spesial.

Roma masa lalu juga merayakan winter solstice lewat perayaan Saturnalia, memperingati Dewa Saturn, pemberi berkah pada pertanian. Pada tahun 275, Kerajaan Roma Aurelian mengatakan, perjamuan tepat pada winter solstice, Die Natalis Invicti Solis.

Perayaan winter solstice sudah berlangsung ribuan tahun. Tak ada alasan untuk merayakannya sebagai kiamat hari ini. Justru, ini adalah permulaan. Bagi Suku Maya, ini berarti permulaan masa baru, kalender baru. Sementara itu, umat Katolik sebentar lagi akan merayakan Natal, kelahiran Yesus.
Sumber :
»»  READMORE...

Kamis, 20 Desember 2012

"Kiamat" Hari Ini Bisa Disaksikan "Online"

Slooh.com

KOMPAS.com — Kiamat bisa disaksikan secara online. Proses kiamat bisa menjadi tontonan. Tentu yang dimaksud bukan kiamat sebenarnya, melainkan kiamat 2012 yang berdasarkan kesalahan interpretasi kalender suku Maya jatuh pada Jumat (21/12/2012).

Terkait dengan rumor kiamat suku Maya hari ini, situs web Slooh.com akan menyiarkan langsung hasil pengamatan dengan teleskop di Cayman Islands, Arizona. Teleskop ini akan mengamati adanya asteroid, badai Matahari, ataupun planet yang sesuai skenario rumor bakal menghancurkan Bumi.

"Daripada menawarkan penjelasan ilmuwan yang menyangkal banyak skenario konyol kiamat dan yang sudah diketahui semua orang, Slooh akan mempersilakan orang untuk melihatnya sendiri," kata Bob Berman, kolumnis majalah Astronomy, seperti dikutip LA Times, Kamis (20/12/2012).

Program "kiamat" itu dimulai Rabu (19/12/2012) hingga saat hari Jumat berakhir. Publik bisa mulai melihat hasil pengamatan teleskop mulai Kamis (20/12/2012) malam pukul 22.00 WIB.

Apa yang bisa dilihat? Kemungkinan besar memang tak ada yang istimewa. Hari ini hanya sekadar berakhirnya kalender panjang suku Maya, baktun ke-13. Namun, tetap saja, mengamati langit walaupun di depan layar komputer adalah kegiatan yang mengasyikkan.

Selamat mengamati!
Sumber :
LATimes
»»  READMORE...

Siapa Pencetus Ajaran Tentang Kiamat?

Cyber Institute Zarathustra

KOMPAS.com - Sebagian besar umat manusia kini meyakini akan adanya kiamat, terutama mereka yang memeluk agama Yahudi, Kristen, Katolik dan Islam. Bagaimana sejarah munculnya konsep kiamat dan siapa yang berperan mengonsepkannya?

Artikel yang dipublikasikan New York Times, 3 April 1999, memberi sedikit gambaran munculnya konsep kiamat. Dinyatakan, beberapa pakar percaya, ajaran kiamat bermula dari Zoroastrianisme yang didirikan oleh Zarathustra (nabi dari Persia, sekarang Iran) tahun 1300 SM.

James Russell, profesor studi Armenia di Harvard University mengatakan bahwa Zoroastrianisme mengajarkan, "dunia memiliki awal dan akhir, terbentuk di antara kebaikan dan kejahatan, antara Azura Mazda, Tuhan Kebaikan dan Ahriman yang jahat"

"Zarathustra mengajarkan bahwa dunia akan berakhir dengan kedatangan sang penyelamat, dan bahwa dunia akan dibersihkan dari kematian dan kejahatan, orang-orang akan bangkit dari kematian," papar Russell.

Pengikut Zarathustra menyatakan, dunia akan berakhir dalam 12.000 tahun, 6000 tahun terakhir merepresentasikan sejarah manusia. Proses kiamat tak terjadi tiba-tiba tetapi selama 3000 tahun terakhir dengan kedatangan 3 penyelamat.

Berdasarkan ajaran Zarathustra, penyelamat yang datang terakhir, Astvat Ereta, adalah yang terpenting. Astvat Ereta yang berarti "wujud kebaikan" seperti Yesus atau Isa, lahir dari seorang bunda perawan yang hamil saat mandi di sebuah danau.

Meskipun kepercayaan ini tak punya konsep neraka abadi, diyakini bahwa kiamat juga merupakan hari penghaiman. Yang jahat akan dimusnahkan sementara yang baik dan yang dibersihkan dosanya akan dianugerahi keabadian.

Beberapa penganut Zoroastrianisme berpikir bahwa kini masa tengah memasuki 3000 tahun terakhir. Meski demikian, Russell mengungkapkan, "Kebanyakan penganut Zoroastrianisme tak terlalu peduli soal kiamat."

"Hari dimana dunia akan berakhir adalah saat spring equinox (25 Maret) pada tahun ke 12.000 dari penciptaan semesta. Masalahnya adalah, tak ada yang tahu kapan tahun saat kejadian itu," papar Russell.

Zoroastrianisme memang memberi pengaruh besar pada agama-agama dunia. Beberapa agama yang dipengaruhi oleh kepercayaan ini adalah Yahudi, Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha, Jainisme serta Sikh.

Mary Boyce dalam bukunya "Zoroastrians: Their Religious Beliefs and Practices" mengataan, Zoroastrianisme adalah agama tertua yang diketahui dan mungkin yang paling berpengaruh, secara langsung maupun tidak langsung, dibandingkan agama lain."

Boyce dalam buku yang sama, seperti dikutip The Environmentalist, mengatakan, "Zoroaster (nama lain Zarathustra) adalah orang pertama yang mengajarkan doktrin penghakiman individu, surga dan neraka, kebangkitan setelah mati, hari akhir, kehidupan abadi serta kesatuan tubuh dan jiwa."
Editor :
yunan
»»  READMORE...

Kiamat? Tau Ceti Bisa Jadi Tempat Lari

J. Pinfield Ilustrasi tata surya Tau Ceti.

CALIFORNIA, KOMPAS.com - Asteroid atau badai Matahari akan menghantam Bumi? Mungkin manusia tak perlu khawatir lagi. Paling tidak, astronom telah memiliki daftar planet yang diduga layak huni, tinggal mempelajarinya lebih lanjut saja.

Salah satu harapan bagi manusia untuk melarikan diri adalah sistem keplanetan tetangga Tata Surya yang punya induk bintang Tau Ceti. Baru-baru ini, astronom menemukan 5 planet yang mengelilingi bintang itu, satu diantaranya berada di zona layak huni.

Planet yang berada di wilayah yang tak terlalu panas atau dingin itu memiliki ukuran 4,3 kali Bumi. Jika berhasil dikonfirmasi, maka planet ini akan menjadi planet layak huni terkecil yang pernah ditemukan. Dengan jarak Tau Ceti "hanya" 12 tahun cahaya, manusia bisa berharap untuk menjangkaunya.

"Temuan ini sejalan dengan pandangan bahwa setiap bintang memiliki planet dan galaksi pasti punya banyak planet seukuran Bumi yang layak huni. Mereka ada dimana-mana, bahkan di tetangga kita" kata Steve Vogt, astronom dari University of California, Santa Cruz, yang terlibat riset, seperti dikutip Space, Rabu (19/12/2012).

Seluruh planet yang mengorbit Tau Ceti diperkirakan berukuran kecil, 2,2 - 6 kali Bumi. Sejauh ini, belum bisa dipastikan apakah planet yang dikatakan berada di zona layak huni merupakan planet batuan. Jika ternyata planet itu gas, pupuslah harapan mengolonisasinya.

Penemuan lima planet ini dilakukan dengan tiga instrumen High Accuracy Radial velocity Planet Searcher (HARPS) pada teleskop 3,6 meter di European Southern Observatory, Chile, University College London Echelle Spectrograph (UCLES) pada Anglo-Australian Telescope di Siding Spring dan High Resolution Echelle Spectrometer (HIRES) pada teleskop Keck di Mauna Kea, Hawaii.

Astronom mengatakan, sejauh sinyal keberadaan planet itu rendah. Tiga planet cukup bisa diyakini keberadaannya. Sementara, justru planet yang terletak di zona layak huni yang kurang diyakini eksistensinya. Riset masih perlu dilakukan. Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.
Sumber :
»»  READMORE...

Kalau Besok "Batal", Kapan Kiamat Bakal Terjadi?

Photos.com Kiamat

KOMPAS.com — Prediksi kiamat selalu dibuat sepanjang peradaban manusia. Sejauh ini, prediksi selalu meleset. Namun, entah dengan prediksi kiamat pada Jumat (21/12/2012) besok. Lalu, kapan sebenarnya kiamat akan terjadi dan segalanya akan berakhir?

Jika kiamat dimaknai sebagai proses berakhirnya semesta, bukan sekadar berakhirnya kehidupan di Bumi, maka kiamat masih akan terjadi triliunan atau bahkan kuadriliunan tahun lagi. Ada sekian proses yang mendahului sebelum segalanya berakhir.

Ditinjau dari sudut pandang manusia, paling dekat adalah mempertanyakan, kapan batas akhir eksistensi manusia. Menurut astrofisikawan Brandon Carter, spesies manusia akan punah sekitar 11.000 tahun lagi, jauh sebelum semesta berakhir.

Setelah manusia kiamat, kehidupan Bumi masih akan terus berlangsung. Bisa jadi, Bumi dikuasai oleh makhluk serupa kecoa dan tikus yang memenangkan seleksi alam.

Kehidupan di Bumi akan berlangsung hingga Matahari menua, menjadi bintang raksasa merah dengan radius mencapai Bumi. Saat itu, Bumi akan sangat panas. Makhluk multiseluler akan punah, dan setelah beberapa lama, mikroba pun tak mampu hidup. Ini akan berlangsung 5 miliar tahun lagi.

Setelah kematian makhluk hidup, Bumi pun akan mati. Salah satu skenario, Matahari akan terus mengembang. Orbit Bumi akan menjadi lebih dekat dengan Matahari. Akhirnya, sekitar 7,5 miliar tahun lagi, Bumi akan musnah dilahap bintangnya sendiri.

Setelah menjadi bintang raksasa merah, Matahari pun akhirnya kehabisan energi. Sekitar 1 triliun tahun dari sekarang, Matahari akan mati.

Proses kematian Matahari didahului dengan perubahannya menjadi bintang katai putih. Matahari kehabisan hidrogen sehingga mulai memakai helium, oksigen, dan karbon untuk reaksi fusi. Pada akhirnya, semuanya akan habis. Matahari menjadi bintang katai hitam, dingin dan mati.

Kalau Matahari mati, bagaimana dengan tata surya? Tentu saja, tata surya akan mati. Waktunya takkan jauh dari saat Matahari mati.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science pada 22 Desember 2006 menyebutkan adanya planet yang mengitari bintang mati. Meski demikian, jika bintang mati, maka orbit planet pun akan berubah. Planet bisa saling bertumbukan. Beberapa planet keluar dari sistem.

Sekian skenario bisa jadi berbeda. Bimasakti akan bertabrakan dengan galaksi Andromeda, membentuk galaksi baru yang oleh para ilmuwan disebut Milkomedia. Ketika terjadi penggabungan, beberapa bintang mungkin terlempar keluar galaksi.

Dalam waktu selanjutnya, semesta akan kehabisan debu dan gas bahan baku bintang. Tak ada bintang baru yang lahir.

Sekitar 100 triliun tahun dari sekarang, bintang terakhir akan mati. Semua bintang menjadi katai hitam. Masa ini bisa disebut kiamat bintang.

Semua obyek nantinya akan dihisap oleh lubang hitam. Namun, lubang hitam itu sendiri tidak abadi. Stephen Hawking menyebut, lubang hitam bisa menguap. Saat hal itu terjadi pada 10(100) tahun mendatang, kiamat lubang hitam akan terjadi.

Saat lubang hitam pun akhirnya mati, maka semesta ada pada titik terdekatnya dengan kiamat segalanya. Belum diketahui apa yang akan terjadi setelahnya, apakah akan terjadi Big Bang untuk membentuk semesta baru lagi atau semesta memang akan berakhir.
Sumber :
»»  READMORE...

"Dongeng" Hidup Semesta, dari Lahir hingga Kiamat

Plack Mission Ilustrasi timeline semesta, menggambarkan bagiamana semesta lahir dan berkembang.

KOMPAS.com — Tak ada satu pun yang tahu dengan pasti sejarah semesta, bagaimana proses kelahiran serta kematiannya nanti. Meski demikian, astronom telah melakukan sekian penelitian untuk mencoba mendeskripsikan.

Dengan pengetahuan yang telah dimiliki saat ini, astronom mengungkapkan bahwa semesta lahir dari peristiwa yang disebut "Big Bang" atau Dentuman Besar, 13,7 miliar tahun lalu. Sementara itu, semesta bisa berakhir lewat "Big Freeze", "Big Rip", "Big Crunch", ataupun "Big Bounce".

Berikut rangkuman kisah semesta yang disusun oleh para ilmuwan. Tentu saja, ini bukan hal yang pasti akan terjadi. Hingga kini, penelitian terus dilakukan untuk mengonfirmasi apa yang terjadi di masa lalu dan yang akan terjadi di masa depan.

Tahap I: Big Bang

Peristiwa kelahiran semesta dimulai dari Big Bang, berlangsung 13,7 miliar tahun lalu. Pada masa awalnya semesta sangat panas dan padat. Partikel subatomik seperti elektron tercipta dan hancur sepanjang waktu. Semesta tersusun atas sebagian besar foton atau partikel cahaya.

Dengan semua yang terjadi, semesta masa lalu tampak buram. Cahaya tak bisa bergerak jauh. Semesta saat itu juga tidak seragam, ada fluktuasi dalam densitas dan suhu.

Tahap II: Pengembangan

Pada waktu 10(-35) detik setelah Big Bang terjadi pengembangan semesta secara besar-besaran. Tingkat pengembangan semesta mencapai 10(60) kali dalam waktu yang sangat singkat itu. Semesta juga menjadi lebih halus.

Analoginya, semesta semula seperti bola golf yang kasar. Setelah mengembang, semesta menjadi seukuran Bumi dan lebih halus.

Tahap III: 3 Menit Setelah Big Bang

Tiga menit setelah Big Bang, semesta masih sangat panas, mencapai miliaran derajat celsius. Materi yang menyusun semesta saat itu adalah 3/4 hidrogen dan 1/4 helium. Hingga kini, proporsi unsur tersebut di semesta juga masih sama.

Semesta masih buram saat ini, masih tersusun atas foton. Selama ratusan ribu tahun sesudahnya, semesta tetap dalam kondisi sama. Perlahan, wilayah yang lebih padat di semesta akan menarik materi dari wilayah yang kurang padat. Semesta tidak seragam.

Tahap IV: "Cosmic Background Radiation"

Pada 400.000 tahun setelah Big Bang, suhu semesta sekitar 3.000 Kelvin. Pada suhu tersebut, atom sudah mungkin terbentuk dari elektron, proton, dan neutron. Cahaya bebas bergerak, dilihat sebagai Cosmic Background Radiation (CMB). Semesta menjadi transparan.

Saat itu, wilayah semesta tak seragam secara suhu. Ada wilayah yang lebih panas dan sebaliknya. Jika dibuat suatu peta di mana suhu panas dilambangkan dengan warna merah, akan ada titik-titik merah di peta tersebut.

Tahap V: Masa Kegelapan

Masa ini berlangsung 400.000-400.000.000 tahun setelah Big Bang. Saat itu, semesta banyak tersusun atas gas netral. Ada wilayah yang lebih padat dengan gaya gravitasi lebih tinggi. Gravitasi lebih tinggi berarti memiliki materi lebih banyak.

Karena memiliki densitas lebih tinggi, suhunya juga lebih panas. Meski demikian, bintang belum bisa terbentuk. Semesta bisa dikatakan gelap.

Tahap VI: Bintang Pertama

Wilayah yang punya densitas lebih tinggi akan makin panas. Saking panasnya, akhirnya bisa membakar hidrogen. Demikianlah akhirnya bintang pertama terbentuk. Bintang saat itu tergolong sangat terang.

Saat bintang meledak menjadi supernova, unsur-unsur yang lebih berat dari hidrogen dan helium tercipta. Ledakan akan mengionisasi gas netral. Hidrogen pun terionisasi. Masa ini disebut reionisasi semesta.

Tahap VIII: Galaksi Pertama

Seiring waktu, zona yang punya densitas tinggi makin membesar. Bintang-bintang mengelompok membentuk galaksi. Peristiwa ini terjadi sekitar 1 miliar tahun setelah Big Bang.

Tahap IX: Evolusi Galaksi

Galaksi mengalami evolusi, saling bertumbukan, bergabung hingga membentuk galaksi baru yang lebih besar. Selain itu, galaksi juga membentuk suatu kesatuan menjadi kluster galaksi.

Salah satu teori mengatakan, semesta terus mengembang. Galaksi menjadi lebih jauh satu sama lain dan kemungkinan tumbukan lebih kecil. Semesta yang terus mengembang membuat para astrofisikawan berpikir tentang eksistensi Energi Gelap yang menyusun 3/4 semesta.

Tahap X: Tata Surya

Tata Surya terbentuk 9 miliar tahun setelah Big Bang, dimulai dengan terbentuknya Matahari. Bumi terbentuk kemudian. Beberapa miliar tahun lagi, makhluk hidup tercipta di Bumi. Manusia yang juga akhirnya tercipta mulai bertanya-tanya tentang asal-usul semesta.

Tahap XI: Masa Depan

Masa depan tentu belum pasti. Akan tetapi, astronom telah memiliki beberapa skenario. Sekitar 11.000 tahun lagi, spesies manusia diprediksi punah. 5 miliar tahun lagi, Matahari mulai menua, menjadi bintang raksasa merah sehingga Bumi panas dan makhluk hidup di Bumi musnah.

Bumi sendiri akan hancur dilahap Matahari sekitar 7,5 miliar tahun dari sekarang. Sementara itu, Matahari akan mati kemudian. Bintang terakhir akan berhenti bersinar 100 triliun kemudian. Akhirnya, segalanya akan terjadi dalam waktu 10(100) tahun dari saat ini setelah lubang hitam menguap. Semesta akan berakhir lewat beberapa skenario, Big Freeze, Bg Rip, Big Crunch, atau Big Bounce.
Sumber :

»»  READMORE...