Plack Mission
Ilustrasi timeline semesta, menggambarkan bagiamana semesta lahir dan berkembang.
KOMPAS.com — Tak ada
satu pun yang tahu dengan pasti sejarah semesta, bagaimana proses
kelahiran serta kematiannya nanti. Meski demikian, astronom telah
melakukan sekian penelitian untuk mencoba mendeskripsikan.
Dengan
pengetahuan yang telah dimiliki saat ini, astronom mengungkapkan bahwa
semesta lahir dari peristiwa yang disebut "Big Bang" atau Dentuman
Besar, 13,7 miliar tahun lalu. Sementara itu, semesta bisa berakhir
lewat
"Big Freeze", "
Big Rip",
"Big Crunch", ataupun "
Big Bounce".
Berikut
rangkuman kisah semesta yang disusun oleh para ilmuwan. Tentu saja, ini
bukan hal yang pasti akan terjadi. Hingga kini, penelitian terus
dilakukan untuk mengonfirmasi apa yang terjadi di masa lalu dan yang
akan terjadi di masa depan.
Tahap I: Big BangPeristiwa
kelahiran semesta dimulai dari Big Bang, berlangsung 13,7 miliar tahun
lalu. Pada masa awalnya semesta sangat panas dan padat. Partikel
subatomik seperti elektron tercipta dan hancur sepanjang waktu. Semesta
tersusun atas sebagian besar foton atau partikel cahaya.
Dengan
semua yang terjadi, semesta masa lalu tampak buram. Cahaya tak bisa
bergerak jauh. Semesta saat itu juga tidak seragam, ada fluktuasi dalam
densitas dan suhu.
Tahap II: PengembanganPada
waktu 10(-35) detik setelah Big Bang terjadi pengembangan semesta
secara besar-besaran. Tingkat pengembangan semesta mencapai 10(60) kali
dalam waktu yang sangat singkat itu. Semesta juga menjadi lebih halus.
Analoginya, semesta semula seperti bola golf yang kasar. Setelah mengembang, semesta menjadi seukuran Bumi dan lebih halus.
Tahap III: 3 Menit Setelah Big BangTiga
menit setelah Big Bang, semesta masih sangat panas, mencapai miliaran
derajat celsius. Materi yang menyusun semesta saat itu adalah 3/4
hidrogen dan 1/4 helium. Hingga kini, proporsi unsur tersebut di semesta
juga masih sama.
Semesta masih buram saat ini, masih tersusun
atas foton. Selama ratusan ribu tahun sesudahnya, semesta tetap dalam
kondisi sama. Perlahan, wilayah yang lebih padat di semesta akan menarik
materi dari wilayah yang kurang padat. Semesta tidak seragam.
Tahap IV: "Cosmic Background Radiation"Pada
400.000 tahun setelah Big Bang, suhu semesta sekitar 3.000 Kelvin. Pada
suhu tersebut, atom sudah mungkin terbentuk dari elektron, proton, dan
neutron. Cahaya bebas bergerak, dilihat sebagai Cosmic Background
Radiation (CMB). Semesta menjadi transparan.
Saat itu, wilayah
semesta tak seragam secara suhu. Ada wilayah yang lebih panas dan
sebaliknya. Jika dibuat suatu peta di mana suhu panas dilambangkan
dengan warna merah, akan ada titik-titik merah di peta tersebut.
Tahap V: Masa KegelapanMasa
ini berlangsung 400.000-400.000.000 tahun setelah Big Bang. Saat itu,
semesta banyak tersusun atas gas netral. Ada wilayah yang lebih padat
dengan gaya gravitasi lebih tinggi. Gravitasi lebih tinggi berarti
memiliki materi lebih banyak.
Karena memiliki densitas lebih
tinggi, suhunya juga lebih panas. Meski demikian, bintang belum bisa
terbentuk. Semesta bisa dikatakan gelap.
Tahap VI: Bintang PertamaWilayah
yang punya densitas lebih tinggi akan makin panas. Saking panasnya,
akhirnya bisa membakar hidrogen. Demikianlah akhirnya bintang pertama
terbentuk. Bintang saat itu tergolong sangat terang.
Saat bintang
meledak menjadi supernova, unsur-unsur yang lebih berat dari hidrogen
dan helium tercipta. Ledakan akan mengionisasi gas netral. Hidrogen pun
terionisasi. Masa ini disebut reionisasi semesta.
Tahap VIII: Galaksi PertamaSeiring
waktu, zona yang punya densitas tinggi makin membesar. Bintang-bintang
mengelompok membentuk galaksi. Peristiwa ini terjadi sekitar 1 miliar
tahun setelah Big Bang.
Tahap IX: Evolusi GalaksiGalaksi
mengalami evolusi, saling bertumbukan, bergabung hingga membentuk
galaksi baru yang lebih besar. Selain itu, galaksi juga membentuk suatu
kesatuan menjadi kluster galaksi.
Salah satu teori mengatakan,
semesta terus mengembang. Galaksi menjadi lebih jauh satu sama lain dan
kemungkinan tumbukan lebih kecil. Semesta yang terus mengembang membuat
para astrofisikawan berpikir tentang eksistensi Energi Gelap yang
menyusun 3/4 semesta.
Tahap X: Tata SuryaTata
Surya terbentuk 9 miliar tahun setelah Big Bang, dimulai dengan
terbentuknya Matahari. Bumi terbentuk kemudian. Beberapa miliar tahun
lagi, makhluk hidup tercipta di Bumi. Manusia yang juga akhirnya
tercipta mulai bertanya-tanya tentang asal-usul semesta.
Tahap XI: Masa DepanMasa depan tentu belum pasti. Akan tetapi, astronom telah memiliki beberapa skenario.
Sekitar 11.000 tahun lagi, spesies manusia diprediksi punah. 5 miliar tahun lagi, Matahari mulai menua, menjadi bintang raksasa merah sehingga Bumi panas dan makhluk hidup di Bumi musnah.
Bumi
sendiri akan hancur dilahap Matahari sekitar 7,5 miliar tahun dari
sekarang. Sementara itu, Matahari akan mati kemudian. Bintang terakhir
akan berhenti bersinar 100 triliun kemudian.
Akhirnya, segalanya
akan terjadi dalam waktu 10(100) tahun dari saat ini setelah lubang
hitam menguap. Semesta akan berakhir lewat beberapa skenario, Big
Freeze, Bg Rip, Big Crunch, atau Big Bounce.