Social Icons

Rabu, 05 Desember 2012

12-12-12, Asteroid "Kentang" Mendekati Bumi


NASA Asteroid Toutatis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada tahun 1934, astronom menemukan asteroid Toutatis yang memiliki ukuran 4,3 x 2,6 km dan massa 50 miliar ton. Sesaat setelah ditemukan, asteroid itu tak terlacak hingga kembali ditemukan pada tahun 1989.

Minggu depan, tepatnya pada Rabu (12/12/2012), asteroid tersebut akan melintas di titik terdekat dari Bumi. Ini adalah kesempatan untuk mengamati asteroid berbentuk kentang itu, walaupun sulit diamati bila hanya dengan mata telanjang.

"Pada 2012 ini perlintasan-dekat Toutatis akan terjadi pada 12 Desember 2012 pukul 13.40 WIB mendatang sejauh 'hanya' 6,95 juta km atau 'hanya' 18 kali lebih jauh dibanding Bulan," kata astronom amatir Ma'rufin Sudibyo lewat Facebook, Selasa (4/12/2012).

Menurut Ma'rufin, titik di Bumi yang akan mencapai jarak terdekat dengan asteroid nantinya adalah Samudra Pasifik. Asteroid hanya akan tampak sebagai bintik cahaya yang sangat redup, bermagnitud +8. Magnitud menyatakan kecerlangan benda langit; semakin negatif, semakin terang.

Ma'rufin menegaskan, asteroid itu hanya lewat di titik terdekatnya dengan Bumi, tidak akan menumbuk Bumi. Jadi, melintasnya asteroid ini takkan menyebabkan kerugian bagi manusia, apalagi menyebabkan kepunahan massal alias kiamat.

Meski demikian, ia menguraikan dampak yang mungkin terjadi bila Toutatis menghantam Bumi. Jika asteroid ini jatuh di tanah sedimen gamping atau sejenisnya, asteroid akan melepaskan energi mencapai 84 kali bom Hiroshima.

"Asteroid bakal mengoyak titik tumbuknya menjadi kawah selebar 39 km dengan akumulasi panas mampu membakar obyek sejauh 700 km. Sementara itu, gelombang kejutnya mampu memorak-porandakan kawasan seluas 5,6 juta km persegi tanpa ampun," papar Ma'rufin.

"Jika Toutatis jatuh di lautan, terbentuk megatsunami yang demikian masif sehingga pada jarak 10.000 km dari titik tumbuknya, gelombangnya masih setinggi 36 meter (periode 260 detik) yang menjalar secepat 200 km/jam," tambahnya.

Dampak hebat lain adalah gangguan lingkungan. Bila diasumsikan bahwa asteroid memiliki kandungan belerang 6,25, maka saat tumbukan asteroid akan melepaskan 576 juta ton aerosol dan sulfat ke atmosfer. Senyawa itu akan menjadi penghalang sinar Matahari ke Bumi.

Jika ukuran molekul aerosol 0,1 mm, maka sinar Matahari akan berkurang 10 persen. Dampaknya, suhu Bumi menurun 7 derajat Celsius. Perubahan iklim mendadak akan terjadi. Gangguan ini berpotensi menewaskan 1 dari 100 orang.

Asterois Toutatis merupakan asteroid yang mengorbit Matahari di wilayah antara Bumi dan Jupiter. Benda langit ini melintas di titik terdekat dengan Bumi setiap 4 tahun, sesuai periode revolusinya mengelilingi Matahari.
»»  READMORE...

Selasa, 04 Desember 2012

Vitamin D Bisa Mencegah Kepikunan

shutterstock

KOMPAS.com – Penyakit Alzheimer terdengar menakutkan dan sulit ditangani. Namun mungkin Anda tidak akan pernah menyangka bila dengan cukup mencukupi kebutuhan vitamin D, Anda sudah dapat mengurangi risiko terkena Alzheimer.

Dua studi baru menemukan, vitamin D dapat mengurangi risiko perempuan terkena penyakit Alzheimer,  khususnya pada wanita di usia pertengahan. Mereka yang tak cukup vitamin D memiliki risiko lebih besar terkena gangguan kognitif dan mengalami penurunan mental lebih cepat dibandingkan mereka yang mengonsumsi cukup vitamin D.

Vitamin D adalah vitamin penting yang dapat diperoleh melalui beragam jenis makanan seperti ikan, mentega, keju dan susu. Selain itu, tubuh juga mampu membuat vitamin D sendiri saat terkena sinar matahari.

Studi pertama yang diketuai Dr. Yelena Slinin, peneliti dari Medical Center di Minneapolis Amerika Serikat, menemukan bahwa wanita yang kekurangan vitamin D berisiko lebih besar mengalami ganggunan kemampuan kognitif.

Slinin dan timnya menganalisa tingkat kadar vitamin dari 6.257 wanita yang dilibatkan dalam penelitian Osteopathic Fractures. Para wanita juga mengalami tes kemampuan mental yang dikenal sebagai Mini-Mental State Examination dan/atau Trail Making Test Part B.

Para peneliti menemukan, wanita dengan tingkat kadar vitamin D yang sangat rendah yaitu kurang dari 10 nanogram per mililiter serum darah berisiko lebih besar mengalami gangguan kognitif lebih cepat. Selain itu, rendahnya kadar vitamin D yaitu kurang dari 20 nanogram per mililiter di antara wanita yang mengalami gangguan kognitif, berkaitan dengan risiko lebih besar mengalami penurunan mental (demensia).

Studi kedua yang diketuai Dr. Cedric Annweiler dari Angers University Hospital di Perancis juga menyatakan hal yang senada.  Setelah menganalisa data 489 wanita yang berpartisipasi dalam Epidemiologi Osteoporosis, peneliti menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi cukup vitamin D lebih tidak mudah terkena penyakit syaraf.

Hasil penelitian menunjukkan, wanita dengan penyakit Alzheimer mengonsumsi vitamin D rata-rata 50,3 mikrogram per minggu. Sedangkan wanita yang mengidap demensia mengonsumsi rata-rata 53,6 mikrogram per minggu, dan wanita tanpa penyakit syaraf apapun rata-ratanya adalah 59 mikrogram per minggu.

Peneliti berpesan, penting artinya bagi Anda untuk mencukupi kebutuhan vitamin D. Cara yang dapat dilakukan di antaranya adalah meningkatkan asupan makanan sumber vitamin D, minum suplemen, hingga berjemur di bawah sinar matahari pagi.



Sumber :
»»  READMORE...

Bahaya Terlalu Lama Hirup Aromaterapi

shutterstock


Kompas.com - Aromaterapi sudah banyak diakui khasiatnya, terutama untuk meredakan stres bahkan mengembalikan suasana hati. Namun sebaiknya Anda berhati-hati dan membatasi waktu menggunakan aromaterapi karena paparan yang terlalu lama bisa berbahaya.

Aromaterapi dilakukan dengan menghirup uap dari tetesan minyak tumbuh-tumbuhan yang dipanaskan. Setiap aroma minyak tumbuhan itu konon memiliki khasiatnya sendiri.

Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 100 pekerja Spa di Taipei, Taiwan, diketahui terjadi peningkatan detak jantung dan tekanan darah setelah mereka menghirup aromaterapi selama dua jam.

Pada satu jam pertama menghirup aromaterapi, tekanan darah dan detak jantung para pekerja spa itu turun. Ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa aromaterapi memang menurunkan kadar stres.

Tetapi setelah 120 menit, para peneliti menemukan efek sebaliknya. Tekanan darah sistolik kembali meningkat dan juga detak jantung. "Ini menunjukkan adanya paparan berlebihan dari minyak aromaterapi," kata peneliti dalam laporannya di The European Journal of Preventive Cardiology.

Penelitian sebelumnya mengaitkan antara peningkatan risiko asma dengan volatile organic compound (VOC) yang memang banyak dipakai dalam aromaterapi. Menghirup VOC itu bisa meningkatkan inflamasi di tubuh dan mengganggu fungsi sistem saraf sehingga berpengaruh pada jantung.

Kendati begitu para peneliti mengatakan bahwa riset lebih mendalam diperlukan untuk memastikan studi ini. Belum pasti juga apakah fluktuasi detak jantung dan tekanan darah yang dialami para responden dalam penelitian ini bisa dianggap sebagai ancaman bagi kesehatan jantung.


Sumber :
LiveScience
»»  READMORE...

Adakah "Krakatau" di Venus?

ESA/AOES Ilustrasi gunung api di planet Venus.

PARIS, KOMPAS.com — Para astrofisikawan sebelumnya meyakini bahwa Venus hanya memiliki gunung api yang telah mati selama jutaan tahun. Namun, riset terbaru memunculkan perdebatan bahwa saudara "perempuan" Bumi itu juga memiliki gunung aktif seperti Krakatau ataupun Merapi.

Bukti yang mengarah pada vulkanisme di Venus didapatkan dari pengamatan Venus Express, wahana antariksa yang mengorbit planet kedua terdekat dari Matahari itu sejak 2006. Hasil pengamatan wahana tersebut, yang telah dianalisis oleh ilmuwan, dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience, Senin (3/12/2012).

Venus Express mendapati adanya gas sulfur dioksida (SO2), gas yang dihasilkan oleh gunung api aktif di Bumi, sesaat setelah kedatangannya di Venus 6 tahun lalu. Konsentrasi SO2 kemudian turun setelah beberapa saat, dan kini 10 kali lebih rendah dari tahun 2006.

"Jika Anda melihat adanya kenaikan konsentrasi sulfur dioksida di atmosfer, Anda tahu bahwa sesuatu telah membawanya ke atas, sebab molekul individual SO2 akan terdegradasi oleh sinar Matahari setelah beberapa hari," kata Emanuel Marq dari European Space Agency, seperti dikutip AFP, Senin.

Wahana milik badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sebelumnya, Pioneer Venus, pada tahun 1980-an juga mendeteksi adanya kenaikan konsentrasi SO2 di Venus. Wahana itu menjalankan misinya pada tahun 1978-1992.

Kenaikan kadar SO2 memang menjadi petunjuk adanya vulkanisme. Namun sayangnya, semua belum bisa dipastikan. Kenaikan SO2 juga menjadi gejala lain, yaitu adanya badai yang mengocok gas beracun tersebut di atmosfer Venus.

Fenomena badai itu terjadi karena perbedaan waktu rotasi Venus dengan kecepatan angin. Venus berotasi pada sumbunya sendiri selama 243 hari Bumi. Sementara itu, kecepatan anginnya jauh lebih cepat sehingga hanya butuh 4 hari Bumi untuk berembus mengelilingi Venus.

"Erupsi vulkanik bisa menjadi seperti piston yang meningkatkan kadar sulfur dioksida, tetapi keanehan pada sirkulasi planet yang belum kita ketahui dengan pasti juga bisa mencampur gas menghasilkan fenomena yang sama," ungkap Jean-Loup Bertaux, peneliti pada instrumen SPICAV yang ada pada wahana Venus Express.

Venus semula dianggap saudara Bumi dan bisa mendukung kehidupan. Namun, hasil penelitian pada tahun 1970 menunjukkan bahwa atmosfer Venus tinggi kadar karbon dioksida dan tekanan 90 kali di Bumi. Suhu planet ini mencapai 457 derajat Celsius.
Sumber :
AFP
»»  READMORE...

Sinyal Baru Kemampuan Mars Mendukung Kehidupan

NASA Citra close up debu di wilayah Rocknest, Mars, diambil oleh wahana Mars Hand Lens Imager (MAHLI), instrumen pada robot Curiosity.

CALIFORNIA, KOMPAS.com — Robot Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat  menemukan sinyal baru bahwa Mars mampu mendukung kehidupan. Curiosity menemukan senyawa organik di Mars.

Dalam acara American Geophysical Union, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan bahwa senyawa yang ditemukan pada debu Mars dengan instrumen Sample Analysis at Mars (SAM) adalah  klorin, sulfur, air, serta senyawa organik yang tersusun atas karbon dan merupakan bagian dari makhluk hidup.

Meski demikian, ilmuwan belum bisa memastikan apakah senyawa organik benar-benar berasal dari Mars. "SAM tidak menemukan senyawa organik secara pasti," kata Paul Mahaffy, pemimpin investigasi instrumen SAM dari Goddard Space Flight Center, NASA.

"Meskipun SAM mendeteksi adanya senyawa organik, langkah pertama kita harus menentukan apakah senyawa itu memang berasal dari Mars," kata John Grotzinger, ilmuwan yang terlibat penelitian misi Curiosity, seperti dikutip Space, Senin (3/12/2012).

Bahan yang dianalisis oleh SAM bernama perklorat, senyawa reaktif yang terdiri atas oksigen dan klorin. Dalam instrumen SAM, senyawa itu dioven sehingga  susunan bahan kimianya bisa terdeteksi. Setelah dipanaskan, perklorat membentuk metana yang terklorinasi. Metana mengandung karbon, merupakan senyawa organik.

"Klorin mungkin saja asli Mars, tetapi mungkin saja karbon yang ada berasal dari Bumi, dibawa oleh Curiosity dan terdeteksi oleh instrumen SAM yang super sensitif," demikian terungkap dalam pernyataan resmi NASA yang dikutip Space.

Temuan kali ini merupakan hasil kerja Curiosity menganalisis sampel tanah di lokasi yang disebut Rocknest. target akhir Curiosity adalah gunung Sharp yang menjulang dari kawah gale, lokasi pendaratan Curiosity pada 6 Agustus 2012.

Meskipun temuan senyawa organik masih belum bisa dipastikan kebenarannya, Curiosity telah membuat penemuan hebat lainnya. Curiosity menemukan bukti terkuat adanya air di Mars, kemiripan batuan Mars dengan batuan di Bumi dan bahwa astronot sebenarnya bisa survive melawan radiasi di Mars.

Grotzinger dikutip Reuters, Senin, mengingatkan, jika pun karbon ditemukan, tak berarti Mars bisa dinyatakan layak huni. "Cuma menemukan karbon di suatu tempat tak berarti itu berkaitan (berasal) dengan kehidupan yang ada atau berarti menemukan tempat baru yang layak huni."
 
Sumber :
»»  READMORE...

Effendy, Sang Penemu 730 Senyawa Baru dari Indonesia


Irwan Julianto Effendy

KOMPAS.com - Indonesia boleh berbangga karena memiliki Prof Effendy, ahli kristalografi yang diakui dunia. Di tengah minimnya sarana dan prasarana penelitian, ia mampu menemukan dan menganalisis 730 senyawa koordinasi baru dari garam-garam tembaga, perak, dan logam-logam alkali dengan ligan-ligan dari unsur golongan 15. Suatu angka pencapaian yang menurut para ahli kimia amat luar biasa.

Pekan lalu, Effendy mendapatkan Habibie Award atas 22 tahun penelitiannya dalam sintesis dan penentuan struktur senyawa koordinasi, dengan menggunakan metode difraksi sinar X. Penelitian Effendy memang penelitian dasar yang manfaatnya baru dirasakan 10-20 tahun mendatang.

Penerima Habibie Award 2012 lainnya adalah Prof Dr Teguh Santoso Sukamto, kardiolog FKUI/RSCM. Baik Effendy maupun Teguh memperoleh hadiah uang 25.000 dollar AS.

Penelitian Effendy tentang struktur senyawa kimia itulah yang nantinya menjadi dasar peneliti lain untuk menciptakan berbagai inovasi untuk kepentingan medis, pangan, dan bioteknologi.

”Sekarang ini berbagai disiplin ilmu harus saling bekerja sama. Ahli biologi molekuler harus bekerja sama dengan ahli kristalografi. Molekul kecil seperti Cisplatin berbahan dasar atom platinum, hidrogen, nitrogen, dan klor, yang ditemukan 75 tahun lalu. Belum lama ini, secara tidak sengaja diketahui itu dapat digunakan sebagai obat antikanker,” Effendy menuturkan.

Terancam ”drop out”

Effendy bercerita, dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi ahli kimia. Sewaktu masih duduk di bangku SMA, ia bercita-cita menjadi dokter. Namun ayahnya, Nawawi, yang sempat menjadi pengepras atau pemborong tanaman tebu, secara mendadak bangkrut. Ketika itu sang ayah bangkrut karena ditipu oleh oknum-oknum di Pabrik Gula Krebet Baru, Malang.

Kondisi itu membuat Effendy terpaksa masuk ke Jurusan Pendidikan Kimia Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Dia membiayai kuliah dengan membuka kios penyewaan buku dan komik. Usaha inilah yang kemudian juga membantu membiayai kuliah empat adiknya.

Lulus S-1 dari IKIP Malang pada 1981, dua tahun kemudian Effendy melanjutkan ke jenjang S-2 Pendidikan Kimia di IKIP Jakarta. Dia berhasil lulus S-2 tahun 1985. Pada 1987, Effendy memperoleh beasiswa untuk belajar ke Australia bersama 20 pengajar IKIP yang sudah menyandang S-2 dari seluruh Indonesia. Mereka diharapkan menjadi pakar dalam bidang kimia, fisika, dan matematika.

”Di Australia, kami semua diturunkan setara dengan tahun ketiga S-1. Luar biasa berat buat saya karena selama satu tahun harus mendalami teori-teori kimia untuk mencapai gelar BSc dan setahun lagi untuk BSc Honour. Namun, saya merasa beruntung karena bisa menemukan satu senyawa pada saat terakhir masa tesis. Kalau tidak, saya bisa kena drop out,” cerita Effendy beberapa waktu lalu.

Dari satu senyawa itulah, Effendy melangkah lebih jauh. Ia terus melakukan penelitian dan menemukan senyawa-senyawa koordinasi lain yang kemudian dia pelajari strukturnya. Jika mahasiswa lain berlibur pada musim panas, Effendy justru memilih berkutat di laboratorium. ”Setelah dua bulan, saya berhasil menyintesis 32 senyawa baru,” katanya.

Atas prestasinya itu, Effendy ditawari masuk program doktor tanpa harus menyelesaikan program master. Dua bulan setelah pengumuman kelulusan sebagai doktor pada akhir tahun 1993, Effendy diminta oleh seorang ahli kimia, Prof Allan Henry White, untuk melanjutkan penelitian yang dia lakukan selama menjalani program doktor.

”Saya menerima tawaran itu karena di Indonesia belum ada alat single crystal diffractometer X-ray yang merupakan alat utama dalam penelitian saya. Kalau saya paksakan pulang ke Tanah Air, penelitian saya akan berhenti di tengah jalan,” kata Effendy.

Mondar-mandir

Sejak 1994 hingga kini, Effendy mondar-mandir antara Malang dan Australia. Akibatnya, dia tergolong terlambat untuk menikah. Pada 1998, saat berusia 42 tahun, dia menikahi Aniswati, salah seorang mahasiswinya di IKIP Malang yang lebih muda 18 tahun dari dirinya. ”Saya memimpikannya ketika naik haji,” tuturnya.

Effendy bercerita, dia memiliki lahan sawah 1 hektar untuk ditanami padi. Oleh karena itulah, sang istri belakangan ini juga menjadi penyuluh pertanian dan mengelola sebuah toko swalayan di Bulu, Lawang.

”Ini untuk membagi rezeki kepada lima karyawan toko kami. Kami berusaha agar hidup ini bisa memberi manfaat kepada orang lain,” ujarnya.

Effendy yang awalnya adalah pendidik kimia murni sekarang menjadi salah seorang dari sedikit ahli kristalografi yang dimiliki Indonesia. Hasil penelitian yang dia tulis lalu diterbitkan di berbagai jurnal ilmiah dunia.

Dia menjadi satu-satunya ilmuwan Indonesia yang namanya masuk daftar Cambridge Structural Database (CSD) di Cambridge Crystallographic Data Centre, sebuah database berisi nama para peneliti yang berhasil memublikasikan minimal 501 struktur senyawa baru dalam jurnal internasional. Karena itu, amat pantas jika Effendy mendapatkan Habibie Award di bidang ilmu dasar.

Selain menjadi peneliti ilmu kimia, Effendy juga membantu mengembangkan kurikulum pendidikan ilmu kimia untuk para pelajar SMP dan SMA rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah internasional. Dia juga membantu pengembangan program pendidikan tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Di tengah semua kesibukannya itu, Effendy masih sempat menulis setidaknya sembilan buku teks. Salah satu bukunya itu ditulis dalam bahasa Inggris.

Impian Effendy yang belum terwujud adalah menjadikan Universitas Negeri Malang sebagai pusat kristalografi nasional. Dia berharap ada donatur yang mau membantu pengadaan alat single crystal diffractometer X-ray yang harganya sekitar Rp 5 miliar.

”Hal yang juga penting adalah menyiapkan teknisi untuk mengoperasikan dan kaderisasi untuk mereka yang ingin mendalami kristalografi. Kaderisasi itu yang lebih sulit karena minat mahasiswa kecil sekali untuk mendalami ilmu dasar,” kata Effendy.


***


H Effendy

• Lahir: Malang, 20 September 1956

• Pendidikan:
- S-1 Pendidikan Kimia IKIP Malang, 1981
- S-2 Pendidikan Kimia IKIP Jakarta, 1985
- S-3 Kimia Anorganik Fisik University of Western, Australia, 1994

• Istri: Aniswati

• Anak:
- Naufal Attiqurrahman
- Fiqri Ihsanurrahman
- Adzka Rizqy Taufiqurrahman

• Pekerjaan:
- Guru besar pada Universitas Negeri Malang
- Visiting researcher di Department of Chemistry University of Western, Australia
Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Katak Transparan, Jantungnya Terlihat dari Luar

Calers Katak Gelas

KOMPAS.com - Fotografer Nic Reusen berhasil mengabadikan makhluk cantik dari hutan Monteverde di Costa Rica. Makhluk cantik itu berupa katak gelas, sejenis katak berkulit dan berdaging transparan yang didapatkannya setelah berpetualang selama 20 hari.

Dengan kamera Canon 5D Mark III, Reusen menggunakan teknik pemotretan tertentu sehingga menghasilkan foto yang sangat natural. Hasilnya, katak tampak begitu indah. Reusen berhasil menunjukkan betapa transparan katak tersebut sehingga organ dalam termasuk jantung bisa terlihat.

Reusen masih berusia 37 tahun dan merupakan peranakan Spanyol dan Swedia. Tinggal di madrid, ia memang memiliki ketertarikan untuk mengabadikan keindahan alam. Setidaknya 6 foto menawan dihasilkannya dari petualangannya kali ini.

Mendeskripsikan katak gelas, Reusen seperti dikutip Daily Mail, Selasa (4/12/2012) mengatakan, "Meski warna umum kebanyakan katak gelas adalah hijau kekuningan, bagian perut beberapa golongan satwa ini transparan. Organ dalam, termasuk jantung, hati dan pencernaan terlihat."

Katak gelas merupakan keluarga katak Centrolenidae. Jenis katak dalam keluarga ini pertama kali ditemukan pada tahun 1872 di hutan Amerika Selatan. Ukuran katak ini bervariasi, sekitar 20 - 30 cm. Katak ini aktif pada malam hari dan sering berada di aliran sungai sehingga sulit ditangkap.
Sumber :
»»  READMORE...