Social Icons

Selasa, 04 Desember 2012

Adakah "Krakatau" di Venus?

ESA/AOES Ilustrasi gunung api di planet Venus.

PARIS, KOMPAS.com — Para astrofisikawan sebelumnya meyakini bahwa Venus hanya memiliki gunung api yang telah mati selama jutaan tahun. Namun, riset terbaru memunculkan perdebatan bahwa saudara "perempuan" Bumi itu juga memiliki gunung aktif seperti Krakatau ataupun Merapi.

Bukti yang mengarah pada vulkanisme di Venus didapatkan dari pengamatan Venus Express, wahana antariksa yang mengorbit planet kedua terdekat dari Matahari itu sejak 2006. Hasil pengamatan wahana tersebut, yang telah dianalisis oleh ilmuwan, dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience, Senin (3/12/2012).

Venus Express mendapati adanya gas sulfur dioksida (SO2), gas yang dihasilkan oleh gunung api aktif di Bumi, sesaat setelah kedatangannya di Venus 6 tahun lalu. Konsentrasi SO2 kemudian turun setelah beberapa saat, dan kini 10 kali lebih rendah dari tahun 2006.

"Jika Anda melihat adanya kenaikan konsentrasi sulfur dioksida di atmosfer, Anda tahu bahwa sesuatu telah membawanya ke atas, sebab molekul individual SO2 akan terdegradasi oleh sinar Matahari setelah beberapa hari," kata Emanuel Marq dari European Space Agency, seperti dikutip AFP, Senin.

Wahana milik badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sebelumnya, Pioneer Venus, pada tahun 1980-an juga mendeteksi adanya kenaikan konsentrasi SO2 di Venus. Wahana itu menjalankan misinya pada tahun 1978-1992.

Kenaikan kadar SO2 memang menjadi petunjuk adanya vulkanisme. Namun sayangnya, semua belum bisa dipastikan. Kenaikan SO2 juga menjadi gejala lain, yaitu adanya badai yang mengocok gas beracun tersebut di atmosfer Venus.

Fenomena badai itu terjadi karena perbedaan waktu rotasi Venus dengan kecepatan angin. Venus berotasi pada sumbunya sendiri selama 243 hari Bumi. Sementara itu, kecepatan anginnya jauh lebih cepat sehingga hanya butuh 4 hari Bumi untuk berembus mengelilingi Venus.

"Erupsi vulkanik bisa menjadi seperti piston yang meningkatkan kadar sulfur dioksida, tetapi keanehan pada sirkulasi planet yang belum kita ketahui dengan pasti juga bisa mencampur gas menghasilkan fenomena yang sama," ungkap Jean-Loup Bertaux, peneliti pada instrumen SPICAV yang ada pada wahana Venus Express.

Venus semula dianggap saudara Bumi dan bisa mendukung kehidupan. Namun, hasil penelitian pada tahun 1970 menunjukkan bahwa atmosfer Venus tinggi kadar karbon dioksida dan tekanan 90 kali di Bumi. Suhu planet ini mencapai 457 derajat Celsius.
Sumber :
AFP
»»  READMORE...

Sinyal Baru Kemampuan Mars Mendukung Kehidupan

NASA Citra close up debu di wilayah Rocknest, Mars, diambil oleh wahana Mars Hand Lens Imager (MAHLI), instrumen pada robot Curiosity.

CALIFORNIA, KOMPAS.com — Robot Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat  menemukan sinyal baru bahwa Mars mampu mendukung kehidupan. Curiosity menemukan senyawa organik di Mars.

Dalam acara American Geophysical Union, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan bahwa senyawa yang ditemukan pada debu Mars dengan instrumen Sample Analysis at Mars (SAM) adalah  klorin, sulfur, air, serta senyawa organik yang tersusun atas karbon dan merupakan bagian dari makhluk hidup.

Meski demikian, ilmuwan belum bisa memastikan apakah senyawa organik benar-benar berasal dari Mars. "SAM tidak menemukan senyawa organik secara pasti," kata Paul Mahaffy, pemimpin investigasi instrumen SAM dari Goddard Space Flight Center, NASA.

"Meskipun SAM mendeteksi adanya senyawa organik, langkah pertama kita harus menentukan apakah senyawa itu memang berasal dari Mars," kata John Grotzinger, ilmuwan yang terlibat penelitian misi Curiosity, seperti dikutip Space, Senin (3/12/2012).

Bahan yang dianalisis oleh SAM bernama perklorat, senyawa reaktif yang terdiri atas oksigen dan klorin. Dalam instrumen SAM, senyawa itu dioven sehingga  susunan bahan kimianya bisa terdeteksi. Setelah dipanaskan, perklorat membentuk metana yang terklorinasi. Metana mengandung karbon, merupakan senyawa organik.

"Klorin mungkin saja asli Mars, tetapi mungkin saja karbon yang ada berasal dari Bumi, dibawa oleh Curiosity dan terdeteksi oleh instrumen SAM yang super sensitif," demikian terungkap dalam pernyataan resmi NASA yang dikutip Space.

Temuan kali ini merupakan hasil kerja Curiosity menganalisis sampel tanah di lokasi yang disebut Rocknest. target akhir Curiosity adalah gunung Sharp yang menjulang dari kawah gale, lokasi pendaratan Curiosity pada 6 Agustus 2012.

Meskipun temuan senyawa organik masih belum bisa dipastikan kebenarannya, Curiosity telah membuat penemuan hebat lainnya. Curiosity menemukan bukti terkuat adanya air di Mars, kemiripan batuan Mars dengan batuan di Bumi dan bahwa astronot sebenarnya bisa survive melawan radiasi di Mars.

Grotzinger dikutip Reuters, Senin, mengingatkan, jika pun karbon ditemukan, tak berarti Mars bisa dinyatakan layak huni. "Cuma menemukan karbon di suatu tempat tak berarti itu berkaitan (berasal) dengan kehidupan yang ada atau berarti menemukan tempat baru yang layak huni."
 
Sumber :
»»  READMORE...

Effendy, Sang Penemu 730 Senyawa Baru dari Indonesia


Irwan Julianto Effendy

KOMPAS.com - Indonesia boleh berbangga karena memiliki Prof Effendy, ahli kristalografi yang diakui dunia. Di tengah minimnya sarana dan prasarana penelitian, ia mampu menemukan dan menganalisis 730 senyawa koordinasi baru dari garam-garam tembaga, perak, dan logam-logam alkali dengan ligan-ligan dari unsur golongan 15. Suatu angka pencapaian yang menurut para ahli kimia amat luar biasa.

Pekan lalu, Effendy mendapatkan Habibie Award atas 22 tahun penelitiannya dalam sintesis dan penentuan struktur senyawa koordinasi, dengan menggunakan metode difraksi sinar X. Penelitian Effendy memang penelitian dasar yang manfaatnya baru dirasakan 10-20 tahun mendatang.

Penerima Habibie Award 2012 lainnya adalah Prof Dr Teguh Santoso Sukamto, kardiolog FKUI/RSCM. Baik Effendy maupun Teguh memperoleh hadiah uang 25.000 dollar AS.

Penelitian Effendy tentang struktur senyawa kimia itulah yang nantinya menjadi dasar peneliti lain untuk menciptakan berbagai inovasi untuk kepentingan medis, pangan, dan bioteknologi.

”Sekarang ini berbagai disiplin ilmu harus saling bekerja sama. Ahli biologi molekuler harus bekerja sama dengan ahli kristalografi. Molekul kecil seperti Cisplatin berbahan dasar atom platinum, hidrogen, nitrogen, dan klor, yang ditemukan 75 tahun lalu. Belum lama ini, secara tidak sengaja diketahui itu dapat digunakan sebagai obat antikanker,” Effendy menuturkan.

Terancam ”drop out”

Effendy bercerita, dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi ahli kimia. Sewaktu masih duduk di bangku SMA, ia bercita-cita menjadi dokter. Namun ayahnya, Nawawi, yang sempat menjadi pengepras atau pemborong tanaman tebu, secara mendadak bangkrut. Ketika itu sang ayah bangkrut karena ditipu oleh oknum-oknum di Pabrik Gula Krebet Baru, Malang.

Kondisi itu membuat Effendy terpaksa masuk ke Jurusan Pendidikan Kimia Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Dia membiayai kuliah dengan membuka kios penyewaan buku dan komik. Usaha inilah yang kemudian juga membantu membiayai kuliah empat adiknya.

Lulus S-1 dari IKIP Malang pada 1981, dua tahun kemudian Effendy melanjutkan ke jenjang S-2 Pendidikan Kimia di IKIP Jakarta. Dia berhasil lulus S-2 tahun 1985. Pada 1987, Effendy memperoleh beasiswa untuk belajar ke Australia bersama 20 pengajar IKIP yang sudah menyandang S-2 dari seluruh Indonesia. Mereka diharapkan menjadi pakar dalam bidang kimia, fisika, dan matematika.

”Di Australia, kami semua diturunkan setara dengan tahun ketiga S-1. Luar biasa berat buat saya karena selama satu tahun harus mendalami teori-teori kimia untuk mencapai gelar BSc dan setahun lagi untuk BSc Honour. Namun, saya merasa beruntung karena bisa menemukan satu senyawa pada saat terakhir masa tesis. Kalau tidak, saya bisa kena drop out,” cerita Effendy beberapa waktu lalu.

Dari satu senyawa itulah, Effendy melangkah lebih jauh. Ia terus melakukan penelitian dan menemukan senyawa-senyawa koordinasi lain yang kemudian dia pelajari strukturnya. Jika mahasiswa lain berlibur pada musim panas, Effendy justru memilih berkutat di laboratorium. ”Setelah dua bulan, saya berhasil menyintesis 32 senyawa baru,” katanya.

Atas prestasinya itu, Effendy ditawari masuk program doktor tanpa harus menyelesaikan program master. Dua bulan setelah pengumuman kelulusan sebagai doktor pada akhir tahun 1993, Effendy diminta oleh seorang ahli kimia, Prof Allan Henry White, untuk melanjutkan penelitian yang dia lakukan selama menjalani program doktor.

”Saya menerima tawaran itu karena di Indonesia belum ada alat single crystal diffractometer X-ray yang merupakan alat utama dalam penelitian saya. Kalau saya paksakan pulang ke Tanah Air, penelitian saya akan berhenti di tengah jalan,” kata Effendy.

Mondar-mandir

Sejak 1994 hingga kini, Effendy mondar-mandir antara Malang dan Australia. Akibatnya, dia tergolong terlambat untuk menikah. Pada 1998, saat berusia 42 tahun, dia menikahi Aniswati, salah seorang mahasiswinya di IKIP Malang yang lebih muda 18 tahun dari dirinya. ”Saya memimpikannya ketika naik haji,” tuturnya.

Effendy bercerita, dia memiliki lahan sawah 1 hektar untuk ditanami padi. Oleh karena itulah, sang istri belakangan ini juga menjadi penyuluh pertanian dan mengelola sebuah toko swalayan di Bulu, Lawang.

”Ini untuk membagi rezeki kepada lima karyawan toko kami. Kami berusaha agar hidup ini bisa memberi manfaat kepada orang lain,” ujarnya.

Effendy yang awalnya adalah pendidik kimia murni sekarang menjadi salah seorang dari sedikit ahli kristalografi yang dimiliki Indonesia. Hasil penelitian yang dia tulis lalu diterbitkan di berbagai jurnal ilmiah dunia.

Dia menjadi satu-satunya ilmuwan Indonesia yang namanya masuk daftar Cambridge Structural Database (CSD) di Cambridge Crystallographic Data Centre, sebuah database berisi nama para peneliti yang berhasil memublikasikan minimal 501 struktur senyawa baru dalam jurnal internasional. Karena itu, amat pantas jika Effendy mendapatkan Habibie Award di bidang ilmu dasar.

Selain menjadi peneliti ilmu kimia, Effendy juga membantu mengembangkan kurikulum pendidikan ilmu kimia untuk para pelajar SMP dan SMA rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah internasional. Dia juga membantu pengembangan program pendidikan tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Di tengah semua kesibukannya itu, Effendy masih sempat menulis setidaknya sembilan buku teks. Salah satu bukunya itu ditulis dalam bahasa Inggris.

Impian Effendy yang belum terwujud adalah menjadikan Universitas Negeri Malang sebagai pusat kristalografi nasional. Dia berharap ada donatur yang mau membantu pengadaan alat single crystal diffractometer X-ray yang harganya sekitar Rp 5 miliar.

”Hal yang juga penting adalah menyiapkan teknisi untuk mengoperasikan dan kaderisasi untuk mereka yang ingin mendalami kristalografi. Kaderisasi itu yang lebih sulit karena minat mahasiswa kecil sekali untuk mendalami ilmu dasar,” kata Effendy.


***


H Effendy

• Lahir: Malang, 20 September 1956

• Pendidikan:
- S-1 Pendidikan Kimia IKIP Malang, 1981
- S-2 Pendidikan Kimia IKIP Jakarta, 1985
- S-3 Kimia Anorganik Fisik University of Western, Australia, 1994

• Istri: Aniswati

• Anak:
- Naufal Attiqurrahman
- Fiqri Ihsanurrahman
- Adzka Rizqy Taufiqurrahman

• Pekerjaan:
- Guru besar pada Universitas Negeri Malang
- Visiting researcher di Department of Chemistry University of Western, Australia
Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Katak Transparan, Jantungnya Terlihat dari Luar

Calers Katak Gelas

KOMPAS.com - Fotografer Nic Reusen berhasil mengabadikan makhluk cantik dari hutan Monteverde di Costa Rica. Makhluk cantik itu berupa katak gelas, sejenis katak berkulit dan berdaging transparan yang didapatkannya setelah berpetualang selama 20 hari.

Dengan kamera Canon 5D Mark III, Reusen menggunakan teknik pemotretan tertentu sehingga menghasilkan foto yang sangat natural. Hasilnya, katak tampak begitu indah. Reusen berhasil menunjukkan betapa transparan katak tersebut sehingga organ dalam termasuk jantung bisa terlihat.

Reusen masih berusia 37 tahun dan merupakan peranakan Spanyol dan Swedia. Tinggal di madrid, ia memang memiliki ketertarikan untuk mengabadikan keindahan alam. Setidaknya 6 foto menawan dihasilkannya dari petualangannya kali ini.

Mendeskripsikan katak gelas, Reusen seperti dikutip Daily Mail, Selasa (4/12/2012) mengatakan, "Meski warna umum kebanyakan katak gelas adalah hijau kekuningan, bagian perut beberapa golongan satwa ini transparan. Organ dalam, termasuk jantung, hati dan pencernaan terlihat."

Katak gelas merupakan keluarga katak Centrolenidae. Jenis katak dalam keluarga ini pertama kali ditemukan pada tahun 1872 di hutan Amerika Selatan. Ukuran katak ini bervariasi, sekitar 20 - 30 cm. Katak ini aktif pada malam hari dan sering berada di aliran sungai sehingga sulit ditangkap.
Sumber :
»»  READMORE...

Senin, 03 Desember 2012

Tidur Lebih Efektif Redakan Rasa Sakit

dailymail.co.uk

KOMPAS.com – Tidur ternyata memberi manfaat lebih besar dibandingkan sejenis obat painkiller bernama codeine dalam meredakan rasa sakit. Menurut sebuah studi terbaru, memperbanyak waktu tidur dapat meningkatkan tingkat kesadaran pada siang hari dan dapat berarti juga mengurangi rasa sensitivitas pada rasa sakit.

“Hasil penelitian kami menunjukkan pentingnya tidur yang cukup ketika sedang mengalami kondisi nyeri kronis atau ketika dalam persiapan untuk bedah elektif. Penurunan sensitivitas rasa sakit dengan tidur cukup mengejutkan, karena lebih besar dari efek yang ditimbulkan saat mengonsumsi codeine,” tambah ungkap ketua penelitian Timothy Roehrs.

Temuan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep ini melibatkan 18 orang dewasa dalam keadaan sehat, bebas rasa sakit, dan memiliki kecenderungan sedikit tidur yang secara acak dibagi menjadi dua kondisi. Kelompok pertama selama empat malam harus memperpanjang waktu tidur dengan tidur setidaknya selama 10 jam setiap malam sedangkan kelompok lainnya tetap dengan waktu tidur normal.

Tes dilakukan secara objektif dengan multiple sleep patency test untuk mengukur kesadaran di siang hari, dan radiant heat stimulus untuk mengukur sensitivitas terhadap rasa sakit.

Setelah dilakukan tes, maka para peneliti mengatakan bahwa kelompok dengan tidur lebih banyak sekitar 1,8 jam setiap malam menunjukkan peningkatan kesadaran di siang hari dan lebih tidak sensitif terhadap rasa sakit dibandingkan kelompok yang jam tidurnya lebih sedikit.

Para peneliti mengatakan bahwa relawan yang jam tidurnya diperpanjang mampu menahan jari mereka pada sumber panas radiasi sebesar 25 persen lebih lama, dibandingkan dengan relawan dengan jam tidur normal. Para peneliti mengatakan bahwa peningkatan pengurangan rasa sakit dari memperlama jam tidur ini lebih besar daripada ketika relawan diberikan 60 mg codeine..

Para peneliti mengatakan bahwa studi terbaru ini adalah studi yang pertama untuk menunjukkan bahwa memperpanjang tidur dapat mengurangi sensitivitas rasa sakit. Selain itu peneliti juga mengungkapkan sensitivitas terhadap rasa sakit didasari pada rasa kantuk.

Sumber :
»»  READMORE...

Darah di Malam Pertama Tanda Perawan?

shutterstock


KOMPAS.com - Masih perawan atau tidaknya seorang perempuan sebenarnya tidak bisa dinilai dari adanya darah ketika berhubungan seksual di malam pertama.

Perawan menurut pengertian medis berarti seseorang yang belum pernah melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu sangat sulit, bahkan tidak mungkin, untuk menentukan apakah seseorang sudah pernah melakukan hubungan seks atau tidak hanya dengan melihat robekan hymen atau selaput dara.

"Rupanya pada masa lalu seorang perempuan di malam pertama selalu ada darah. Itu karena pada masa itu belum ada masa perkenalan apalagi pacaran sehingga seorang perempuan merasa tidak siap melakukan hubungan seks dan menyebabkan ada darah," jelas Prof .Wimpie Pangkahila, Sp.And, seksolog dari Universitas Udayana, Bali, ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (4/12/12).

Wimpie menjelaskan, bila rangsangan yang didapatkan oleh seorang perempuan cukup, maka penetrasi saat hubungan seksual akan berjalan nyaman sehingga tidak akan menyebabkan rasa sakit atau noda darah.

"Robekan hymen tidak harus terjadi karena hubungan seksual, bisa juga karena masturbasi menggunakan jari atau terjatuh dan ada benda padat yang mengenai vagina," ungkap ketua umum Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) ini.

Pemeriksaan fisik untuk mengetahui selaput dara menurut Wimpie adalah sesuatu yang sia-sia dan tidak berguna. "Banyak masyarakat kita yang masih percaya mitos dan memerlukan pendidikan seks yang benar," katanya.

»»  READMORE...

Vaksin RNA, Harapan Baru Melawan Flu

shutterstock

Ilustrasi.


KOMPAS.com -  Sebuah vaksin flu baru yang terbuat dari messenger RNA (mRNA) sedang dikembangkan para ahli di Jerman. Kelebihan vaksin yang terbuat dari RNA ini yaitu dapat diproduksi dengan cepat.

Vaksin RNA terbuat dari materi genetik yang mengendalikan produksi protein. Tidak seperti vaksin tradisional, vaksin RNA dapat diproduksi secara besar dengan waktu yang relatif cepat untuk menghentikan penyakit yang menyebar luas.

Menurut para peneliti, vaksin yang beredar di pasaran saat ini bekerja dengan cara menginstruksikan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dua jenis protein virus yang disebut HA dan NA. Namun, kedua protein ini senantiasa berkembang, sehingga vaksin baru selalu dibutuhkan. Peneliti percaya, kunci utama dari terciptanya vaksin abadi untuk melawan beragam jenis virus flu adalah dengan menyasar sesuatu yang takkan berubah.

Studi terdahulu telah menunjukkan, vaksin flu yang selama ini ada menyasar target untuk jenis protein lain yang tidak cepat berubah seperti NA dan HA. Sedangkan vaksin baru ini lebih canggih dan berkerja berdasakan proses RNA dalam memproduksi protein NA dan HA itu sendiri, terlepas dari strain virusnya.

Seperti yang dimuat dalam jurnal Nature Biotechnology, vaksin baru ini hanya terbuat dari mRNA, yang merupakan molekul single-stranded yang membawa informasi pada sel untuk membuat protein. Saat diinjeksikan dalam tubuh, vaksin RNA akan dideteksi oleh sel imun tubuh yang akan mengubah vaksin menjadi protein.

Peneliti menjelaskan protein dapat dikenali sebagai materi asing di dalam tubuh sehingga dapat menjadi pemicu bagi respon imun agar lebih aktif ketika yang masuk ke dalam tubuh adalah virus.

Vaksin RNA juga dinilai peneliti lebih baik daripada vaksin DNA karena tidak memicu risiko kesalahan genetik pada manusia.

Para peneliti juga menambahkan, kelebihan dari vaksin RNA yaitu tidak perlu disimpan di tempat dingin. Karena vaksin ini dapat berubah bentuk menjadi bentuk bubuk beku, sehingga tidak perlu lagi disimpan di tempat dingin. Jika vaksin ini bisa bekerja pada manusia, maka sebaiknya diberikan sejak masa kanak-kanak untuk menjaga terhindar dari segala virus flu.

Sumber :
»»  READMORE...