MEXICO CITY, KOMPAS.com -
Penelitian oleh tim Instituto Nacional de AntropologÃa e Historia
(INAH) dan Millsaps College mengungkap bagaimana suku Maya menjalani
kehidupan sehari-harinya, terumata memasak. Mereka ternyata memasak
menggunakan bola lempung.
Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan hasil ekskavasi di Escalera al Cielo, Yucatan. Sebanyak 77 bola lempung dan 912 fragmen yang lebih kecil ditemukan. Berdiameter 2,5 - 5 cm, bola itu telah berumur 1000 tahun dan memiliki serpihan mikroskopis tepung, biji, akar dan buah.
Publikasi di Journal of Archaeological Science oleh Stephanie Simms sebagai pimpinan riset menyatakan, "Penemuan ini mendukung hipotesis bahwa bola lempung berperan dalam aktivitas dapur suku Maya terkait memasak."
Simms mengatakan, "Ini adalah kali pertama bola lempung yang telah dibakar dipelajari di wilayah suku Maya dan sepengtahuan saya, belum ada yang mempelajari peran bola lempung dalam suku Maya modern."
Sementara Goerge Bey dari Milllsaps College mengatakan, "Studi ini membantu ilmuwan melihat bagaimana suku Maya bekerja di dapur, alat apa yang mereka gunakan dan cara mereka mempersiapkan hidangan."
Dengan teknik mikroskopik dan eksperimen ulang, arkeolog berupaya memahami bagaimana bola lempung itu dibuat. Mereka lalu mengetahui bahwa bola lempung itu dibuat dari sumber daya lokal dan dibuat dengan ukuran standar.
"Mereka membakar bola lempung itu dengan temperatur rendah dan menggunakannya berulang-ulang di dapur," kata Bey seperti diberitakan Discovery, Kamis (29/11/2012). Bola api digunakan secara langsung di alat masak atau dengan menggunakan lubang kecil di tanah.
"Proses memasak ini melibatkan proses menggali lubang, meletakkan batu atau bola lempung, membuat api dan menunggunya membentuk sebuah bara api," tambah Simms. Selanjutnya, daun diletakkan dan makanan dibakar di atasnya.
Peran bola lempung dikenal dalam berbagai kebudayaan masa lalu. Bola lempung juga digunakan untuk memasak di Catalhoyuk di Turki. Selain itu, bahan bakar yang sama juga digunakan di peradaban sungai Missisipi masa lalu.
Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan hasil ekskavasi di Escalera al Cielo, Yucatan. Sebanyak 77 bola lempung dan 912 fragmen yang lebih kecil ditemukan. Berdiameter 2,5 - 5 cm, bola itu telah berumur 1000 tahun dan memiliki serpihan mikroskopis tepung, biji, akar dan buah.
Publikasi di Journal of Archaeological Science oleh Stephanie Simms sebagai pimpinan riset menyatakan, "Penemuan ini mendukung hipotesis bahwa bola lempung berperan dalam aktivitas dapur suku Maya terkait memasak."
Simms mengatakan, "Ini adalah kali pertama bola lempung yang telah dibakar dipelajari di wilayah suku Maya dan sepengtahuan saya, belum ada yang mempelajari peran bola lempung dalam suku Maya modern."
Sementara Goerge Bey dari Milllsaps College mengatakan, "Studi ini membantu ilmuwan melihat bagaimana suku Maya bekerja di dapur, alat apa yang mereka gunakan dan cara mereka mempersiapkan hidangan."
Dengan teknik mikroskopik dan eksperimen ulang, arkeolog berupaya memahami bagaimana bola lempung itu dibuat. Mereka lalu mengetahui bahwa bola lempung itu dibuat dari sumber daya lokal dan dibuat dengan ukuran standar.
"Mereka membakar bola lempung itu dengan temperatur rendah dan menggunakannya berulang-ulang di dapur," kata Bey seperti diberitakan Discovery, Kamis (29/11/2012). Bola api digunakan secara langsung di alat masak atau dengan menggunakan lubang kecil di tanah.
"Proses memasak ini melibatkan proses menggali lubang, meletakkan batu atau bola lempung, membuat api dan menunggunya membentuk sebuah bara api," tambah Simms. Selanjutnya, daun diletakkan dan makanan dibakar di atasnya.
Peran bola lempung dikenal dalam berbagai kebudayaan masa lalu. Bola lempung juga digunakan untuk memasak di Catalhoyuk di Turki. Selain itu, bahan bakar yang sama juga digunakan di peradaban sungai Missisipi masa lalu.
Sumber :
DISCOVERY