Social Icons

Selasa, 20 November 2012

Partikel Ini Bergerak Lebih Cepat dari Cahaya

 
OPERA
KOMPAS.com — Para fisikawan di Laboratorium Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) di Geneva, mengumumkan keberhasilan mereka menemukan keberadaan partikel yang bisa bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
Partikel yang disebut sebagai neutrino ini memiliki kecepatan 20 per 1 juta di atas kecepatan cahaya. Berdasarkan teori relativitas khusus yang dikemukakan Albert Einstein pada 1905, kecepatan cahaya mencapai 299.792 kilometer per detik atau yang sering dibulatkan menjadi 300.000 kilometer per detik. Ini merupakan kecepatan tertinggi di alam semesta. Neutrino merupakan partikel elementer yang memiliki massa sangat kecil, nyaris mendekati nol.
Eksperimen untuk menguji kecepatan neutrino ini dinamai Oscillation Project with Emulsion-tRacking Apparatus (OPERA) yang dilakukan di Gran Sasso National Laboratory, Italia, pada kedalaman 1.400 meter. Tujuan penelitian adalah menguji neutrino yang ditembakkan dari CERN.
Juru Bicara OPERA, Antonio Ereditato, dari Universitas Bern, Swiss, mengatakan, temuan ini sebagai kejutan yang sempurna. Para peneliti mengakui, hasil penelitian ini akan menimbulkan pro-kontra karena melawan hukum fisika yang sudah mapan selama lebih dari 100 tahun.
Untuk itu, pengukuran lain yang independen diperlukan guna menguji temuan ini. Direktur Penelitian CERN Sergio Bertolucci mengatakan, jika hasil pengukuran mereka bisa dikonfirmasi oleh ilmuwan lain, temuan ini akan mengubah pandangan umat manusia tentang fisika. (CERN.CH/LIVESCIENCE.COM/MZW)
Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Teka-teki Terbesar dalam Matematika Terpecahkan


 
AP Shinichi Mochizuki

TOKYO, KOMPAS.com - Teka-teki terbesar dalam matematika, dinamakan Konjektur ABC, terpecahkan. Shinichi Mochizuki, matematikawan dari Kyoto University, memasukkan 4 makalah ilmiah yang menjelaskan konjektur itu secara online.

Pembuktian konjektur ABC diuraikan Mochizuki dalam 500 halaman. Data format PDF bisa dilihat di situs web milik Mochizuki dengan nama Teichmuller Theory. The Guardian, Rabu (19/9/2012), menyatakan, Mochizuki butuh waktu sekitar 4 tahun untuk memecahkan teori tersebut.

Kalangan matematikawan kini tengah menganalisis uraian Mochizuki untuk bisa dikonfirmasi kebenarannya. Jika terbukti benar, maka pekerjaan Mochizuki akan menjadi pencapaian terbesar dalam matematika di abad ini. Benar tidaknya uraian Mochizuki takkan bisa diketahui dalam waktu cepat.

Konjektur ABC pertama kali diajukan oleh matematikawan asal Inggris, David Masser bersama matematikawan Perancis Josep Oesterle pada tahun 1935. Teori tersebut belum berhasil dibuktikan kebenarannya dalam perhitungan matematika.

Konjektur ABC berkaitan dengan persamaan a+b=c. Konjektur berkaitan dengan bilangan buat a, b dan c yang tidak memiliki pembagi yang sama selain 1. Konjektur juga terkait dengan bilangan prima, bilangan prima lebih dari 1 yang tak memiliki pembagi selain 1 dan bilangan itu sendiri.

Sederhananya, jika ada bilangan prima yang dibagi dengan a atau b beberapa kali maka jumlahnya harus sama dengan jumlah bilangan prima yang dibagi dengan c hanya beberapa kali. Contohnya adalah operasi penjumlahan 81 = 64 = 145.

Bilangan 3 membagi 81 sebanyak empat kali. Sementara 2 membagi 64 sebanyak 6 kali. Namun, 145 sama dengan 5 x 29. Jadi akan didapatkan bahwa bilangan prima terbesar, 5 dan 29, membagi 145 hanya sebanyak 1 kali untuk mendapatkan bilangan yang tak dapat dibagi lagi dengan bilangan itu sendiri

New York Times pada Selasa (17/9/2012) memberitakan bahwa hal yang menarik pada uraian Mochizuki bukan hanya uraian cemerlang itu sendiri, tetapi juga "bahasa" matematika yang digunakan. bahasa yang dipakai benar-benar baru.

"Dia memakai bahasa yang benar-benar baru, Anda bisa mengatakannya, semesta baru dalam objek matematika, untuk mndeskripsikan sesuatu yang tak biasa yang semesta," kata Minhyong Kim, matematikawan dari University of Oxford.

Mochizuki tidak mendeskripsikan dirinya sebagai matematikawan, tetapi inter-universal geometer. Apakah itu? banyak matematikawan pun belum memahaminya dengan baik. Namun demikian, Michizuki dipercaya sebagai orang yang mumpuni dalam matematika.

Tertarik memahami bagaimana Mochizuki menguraikan misteri terbesar dalam matematika itu? Kunjungi situs web berikut.
»»  READMORE...

Di Masa Depan, Mimpi Manusia Bisa Dimanipulasi


 
Corbis Ilustrasi mimpi
MASSACHUSETTS, KOMPAS.com — Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Matt Wilson dan Daniel Bendor dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan bahwa ada kemungkinan manusia bisa memanipulasi bunga tidur di masa depan. Dalam percobaan yang dilakukan pada tikus di laboratorium, ilmuwan di MIT mampu memanipulasi bunga tidur tikus menggunakan isyarat audio.

Sebelumnya, peneliti mengetahui bahwa ketika tidur, bagian dari otak yang disebut dengan hippocampus memutar ulang kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan selama satu hari, yang akan membantu memperkuat ingatan seseorang. Hal yang sama telah dibuktikan terjadi pada tikus yang bermimpi sedang berjalan melalui labirin setelah seharian berlatih di laboratorium.

Dalam penelitian, tikus dilatih untuk berjalan melalui labirin menggunakan isyarat audio. Satu suara mengarahkan tikus untuk mengambil hadiah di sisi kanan, sedangkan suara yang lain memandu tikus untuk mengambil hadiah yang ada di sebelah kiri.

Saat tikus tertidur setelah latihan, para peneliti menganalisis aktivitas saraf di hippocampus dan bisa melihat bahwa tikus bermimpi tentang labirin-labirin yang dilewati ketika tikus terjaga. Kemudian, ketika peneliti memutarkan salah satu audio, tikus tersebut mulai bermimpi tentang bagian dari labirin yang berhubungan dengan suara atau audio tersebut.

"Percobaan terbaru kami menunjukkan kemampuan untuk mengarahkan isi memori yang diaktifkan kembali ketika tidur pada keadaan sebelumnya," tulis para peneliti dalam jurnal Nature Neuroscience yang terbit online pada Minggu (2/9/2012).

"Ini bisa dianggap sebagai bentuk sederhana dari rekayasa mimpi dan memungkinkan kontrol yang lebih luas terhadap pengolahan memori selama tidur, meningkatkan memori kejadian-kejadian yang dipilih atau memblokir, bahkan memodifikasi kenangan-kenangan yang tidak diinginkan," tambah para peneliti seperti dikutip Livescience, Rabu (5/9/2012).
 
Sumber :
»»  READMORE...

Racun Laba-laba Bisa Jadi Viagra Masa Depan


 
Wikipedia Phoneutria nigriventer

KOMPAS.com - Seekor laba-laba yang dikenal dengan laba-laba pisang diketahui memiliki racun yang sangat berbahaya. Namun, pada saat yang sama, racun laba-laba ini potensial mengobat gangguan ereksi pria.

Laba-laba yang dimaksud merupakan jenis Phoneutria nigriventer, anggota dari keluarga Ctenidae. Laba-laba ini berasal dari Afrika Selatan namun menyebar seiring penyebaran pisang yang menjadi relung habitatnya.

Diketahui sebelumnya, gigitan laba-laba jenis ini bisa menyebabkan sesak napas, tremor, air liur berlebihan, dan bahkan bisa mengakibatkan kematian jika jumlah racun yang masuk cukup besar.

Akibat lain, seperti yang terungkap berdasarkan hasil penelitian, racun laba-laba ini dapat menyebabkan priapism, ereksi berkepanjangan yang dapat merusak jaringan penis secara permanen.

Karena bisa menyebabkan ereksi berkepanjangan, peneliti bertanya-tanya apakah racun ini juga bisa mengatasi masalah ereksi pria, seperti halnya Viagra, Levitra dan Chialis yang beredar saat ini.

Kenia P. Nunes PhD dan rekannya mencoba mengujicobakan racun laba-laba itu pada tikus. Hasilnya, racun tersebut memang terbukti mengobati gangguan ereksi yang dialami oleh tikus yang sudah tua.

Racun laba-laba tersebut bernama PnTx2-6. Dilaporkan National Geographic, Senin (10/9/2012), racun laba-laba itu mengobati ereksi dengan memicu pelepasan nitrit oksida yang merelaksasi dinding pembuluh darah dan melancarkan peredaran darah di area penis.

Hasil riset ini dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine. 
Sumber :
»»  READMORE...

Gen Untuk Pil Kontrasepsi Pria

 
BBC Selama ini alat kontrasepsi bagi pria hanya kondom atau vasektomi.

EDINBURGH, KOMPAS.com - Para ilmuwan mengatakan mereka menemukan gen yang dapat digunakan untuk mengembangkan pil kontrasepsi baru bagi pria.

Eksperimen pada tikus menunjukkan gen yang disebut Katnal1, penting bagi perkembangan terakhir dalam proses produksi sperma.

Para peneliti dari Universitas Edinburgh, mengatakan obat yang mengganggu Katnal1 dapat dijadikan sebagai kontrasepsi.

Pakar kesuburan mengatakan obat semacam itu "jelas diperlukan." Kontrasepsi bagi pria saat ini hanya kondom atau vasektomi.

Para peneliti dari Kesehatan Reproduksi Universitas Edinburgh mengatakan mereka tengah menyelidiki penyebab kemandulan pada pria.

Mereka mengubah kode genetika pada tikus untuk melihat apakah binatang ini menjadi mandul.

Mereka kemudian meneliti mutasi yang menyebabkan kemandulan, yang membuka jalan ditemukannya Katnal1.

Kontrasepsi nonhormonal

Gen ini mengandung protein yang penting bagi sel-sel yang memproses sperma.

Tanpa protein ini, sperma tidak dapat berkembang penuh dan terbuang dari tubuh.

Para ilmuwan berharap mereka dapat melakukan hal serupa pada manusia untuk menghentikan perkembangan sperma tanpa menyebabkan kerusakan permanen.

Salah seorang peneliti, Dr Lee Smith, mengatakan, "Bila kami dapat mencari gen ini dalam testis, maka kami dapat mengembangkan kontrasepsi nonhormonal."

"Yang penting adalah obat seperti ini hanya mempengaruhi sel sperma dalam proses perkembangan akhir, dan tidak mengganggu tahap awal produksi sperma dan kemampuan pria secara keseluruhan untuk memproduksi sperma," kata Dr Smith.

Dr Allan Pacey, dosen senior andrologi di Universitas Shefffield mengatakan kontrasepsi nonhormonal diperlukan bagi pria dan telah lama diupayakan.

Ia menambahkan, "Kunci pengembangan kontrasepi nonhormonal bagi pria adalah sasaran molekul harus spesifik untuk sperma dan sel lain di buah zakar yang diperlukan dalam produksi sperma."

"Gen yang digambarkan dalam penelitian di Edinburgh ini dapat membuka jalan bagi kontrasepsi baru bagi pria, dan juga dapat mengangkat sejumlah masalah lain yang belum terungkap seperti sperma yang tidak berfungsi normal," tambahnya.
Sumber :

»»  READMORE...

DNA Orang Dayak Akan Diteliti

 
TRIBUN KALTIM/M WIKAN HENDARMAN Tua adat Dayak Wehea saat mengenakan baju adat. Dayak Wehea ini bermukim di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Mereka memiliki budaya yang berbeda dengan suku dayak lainnya.
JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman akan meneliti DNA orang Dayak. Tujuannya adalah untuk mengetahui relasi orang Dayak dengan Madagaskar.

Sebelumnya, telah terungkap lewat penelitian Murray Cox dari Massey University di Selandia Baru bahwa 30 perempuan Indonesia menjadi nenek moyang orang Madagaskar. Para perempuan tersebut datang ke pulau di Afrika itu sekitar 1200 tahun lalu.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman juga terlibat penelitian tersebut. Data genetik orang Indonesia yang dibandingkan dengan genetik orang Madagaskar, berasal dari 2.745 individu, di 12 pulau adalah hasil penelitian Eijkman.

Prof. Dr. Herawati Sudoyo dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan, bahasa orang Madagaskar mirip dengan bahasa Dayak Maanyan. Dengan demikian, diduga bahwa nenek moyang orang Madagaskar secara spesifik adalah orang Dayak Maanyan.

Penelitian Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ke depan bertujuan memastikan kaitan antara Dayak Maanyan dan Madagaskar.

"Mulai minggu depan, kita akan lakukan penelitian awal. Kita akan ke kota banjarmasin, mengambil sampel DNA orang Dayak dan Banjar. Kita akan ambil sampel DNA semua orang dayak dahulu, tidak terbatas pada Dayak Maanyan, nanti akan kita lihat lagi," kata Herawati.

Sementara, penelitian yang lebih dalam akan dilakukan tahun depan dengan melibatkan pakar linguistik yang memahami bahasa Dayak Maanyan.

"Pertengahan tahun depan kita akan teliti lagi dengan mengajak pakar linguistik. Nanti kita akan bandingkan bagaimana kemiripan bahasa dengan kemiripan genetik," ungkap Herawati di sela seminar setengah hari bertema "Capacity Building in Wildlife Conservation and Forensic Genetics".

Sampel DNA akan diambil dari air liur dan darah. Sebisa mungkin, sampel DNA dari orang pure Dayak Maanyan bisa diperoleh. Analisis akan dilakukan pada DNA mitokondria.

Menurut Herawati, penelitian DNA orang dayak tidak hanya bertujuan untuk memastikan kaitannya dengan orang Madagaskar, tetapi juga tertarik keragaman populasi dan penyakit, seperti resistensi terhadap malaria dan sebagainya.
»»  READMORE...

Genom Sperma Berhasil Diurutkan

 
SHUTTERSTOCK Ilustrasi sel sperma

STANFORD, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil mengurutkan genom sperma.
Stephen Quake, bioengineer dari Stanford University yang terlibat penelitian mengatakan, "Penemuan ini memiliki implikasi luas untuk studi kanker, infertilitas dan banyak penyakit lain."

Hasil penelitian ini juga bisa membantu ilmuwan memahami proses rekombinasi genetik antara sperma dan sel telur.

Untuk dapat mengurutkan genom sperma, Quake dan rekannya mengoleksi sampel sperma dari 91 pria berusia 40 tahunan yang memiliki semen baik dan keturunan sehat. Secara mengejutkan, mereka menemukan variabilitas yang besar antar sel sperma.

Diketahui, sel sperma dan sel telur (gamet) memiliki setengah dari jumlah kromosom yang terdapat pada sel tubuh. Sel tubuh memiliki 46 kromosom sementara sel sperma dan telur hanya memiliki 23.

Dalam proses perkawinan, terjadi perpaduan genetik. Untai DNA beregabung dengan untai DNA lainnya dari pasangan membentuk gabungan gen yang baru.

Hingga saat ini, ilmuwan masih memiliki keterbatasan untuk mempelajari gen pada populasi yang besar guna mengetahui rekomnbinasi yang terjadi. Dalam studi terbaru ini, ilmuwan berhasil membandingkan gen pada sel sperma dan sel tubuh individu yang sama.

Riset mengungkap, rekombinasi rata-rata terjadi 23 kali pada sel sperma. Beberapa mengalami rekombinasi lebih dari yang lain.

Selain rekombinasi, terjadi juga mutasi. Peneliti mengungkapkan adanya 25 - 36 mutasi pada satu nukleotida pada masing-masing sel sperma. Mutasi ini bisa berdampak baik maupun buruk pada keturunan.

"Sekarang kami bisa melihat pada level individu, mengetahui apa yang akan diberikannya pada embrio dan mungkin mendiagnosa atau mendeteksi masalah yang potensial," kata Berry Bohr dari Stanford University yang juga terlibat studi.
Sumber :
»»  READMORE...