Social Icons

Jumat, 22 Februari 2013

Zat Pewarna Rambut Dapat Memicu Kanker?

Sejenis zat kimia yang terdapat dalam cat rambut yang dipakai jutaan wanita ditengarai memicu kanker. Zat tersebut jika bereaksi dengan polutan di udara akan bersifat karsinogenik.

Peringatan tersebut disampaikan tim peneliti dari Inggris. Zat kimia dalam pewarna rambut permanen tersebut dapat bereaksi dengan polutan di udara. Bukan hanya cat rambut di salon yang perlu diwaspadai, tetapi juga pewarna rambut yang bisa dipakai di rumah.

Bahan kimia berbahaya itu disebut dengan amina sekunder yang bisa masuk ke dalam kulit dan menetap di rambut selama seminggu sampai sebulan setelah cat rambut digunakan.

Selama ini, nitrosamin yang diketahui memicu kanker sudah dilarang dalam bahan kosmetik di Inggris. Badan pengawas obat dan makanan AS (FDA) juga telah mengeluarkan aturan sejak tahun 1979 bahwa setiap kosmetik yang mengandung nitrosamin adalah terlarang.

Meski begitu, menurut tim ilmuwan dari Green Chemicals PLC yang mempublikasi temuannya dalam journal Materials, nitrosamin dapat dengan mudah dibentuk melalui reaksi kimiawi sederhana.

Amina sekunder dalam cat rambut misalnya, akan bereaksi pada polutan di udara yang berasal dari asap rokok atau asap knalpot selama beberapa waktu akan membentuk N-nitrosamin, yakni zat yang sangat beracun dan karsinogenik.

"Pada tahap ini kami memang belum yakin berapa jumlah N-nitrosamin yang terbentuk, tetapi sudah jelas zat itu sangat berbahaya," kata Profesor David Lewis, salah satu peneliti.

Ia menambahkan, demi kepentingan dan keamanan konsumen seharusnya dilakukan penelitian independen untuk mengetahui level toksin dalam komponen itu beserta efek sampingnya.

Jurubicara Green Chemicals menyebutkan potensi berbahaya dari amina sekunder dalam cat rambut selama ini kerap diabaikan. Padahal, beberapa penelitian juga telah mengaitkan antara cat rambut dengan kanker serta alergi.

Menanggapi hal tersbeut, George Hammer, pemilik Urban Retreats di Harrods, salon kecantikan terbesar di dunia, industri kimia mengeluarkan dana cukup besar untuk menutupi isu tersebut.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar