Penyakit Parkinson sekarang dapat dideteksi hanya dengan memeriksa
kelenjar ludah. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam pertemuan ilmiah
tahunan American Academy of Neurology di San Diego Amerika Serikat
menemukan bahwa uji dari porsi kelenjar ludah dapat menjadi cara untuk
mendeteksi seseorang terkena penyakit Parkinson.
“Sebelumnya,
tidak ada tes diagnostik untuk penyakit Parkinson,” ujar penulis studi
ini, Charles Adler, yang sekaligus dokter untuk Mayo Clinic Arizona dan
anggota American Academy of Neurology, dalam sebuah pernyataan.
“Penelitian
menunjukkan, ada protein abnormal pada penderita Parkinson yang
ditemukan pada kelenjar ludah submandibular, di bawah rahang bawah, dan
studi ini adalah studi pertama yang menunjukkan nilai dari uji porsi
ludah yang mendiagnosa penderita Parkinson,” jelasnya.
“Dengan membuat diagnosa pada penderitanya, maka akan lebih mudah untuk mengerti pengobatannya,” tambahnya.
“Dengan membuat diagnosa pada penderitanya, maka akan lebih mudah untuk mengerti pengobatannya,” tambahnya.
Adler
dan timnya mempelajari 15 orang penderita Parkinson dengan rata-rata
usia 68 tahun. Para pasien ini menjalani pengobatan Parkinson
sebelumnya, dan tidak mengalami gangguan kelenjar ludah. Para peneliti
mengambil sampel ludah dari dua kelenjar ludah setiap pasien, yaitu pada
bibir bawah dan rahang bawah untuk mengetahui adanya protein abnormal
di sana.
Hasilnya, para peneliti menemukan 9
dari 11 orang penderita Parkinson yang memiliki protein abnormal pada
biopsi sampel jaringan ludahnya. Sedangkan empat lainnya tidak mencukupi
syarat untuk dapat diperiksa.
Para peneliti
mengatakan bahwa penemuan ini dapat menjadi “bukti langsung” pertama
untuk mendukung penggunaan biopsi kelenjar rahang bawah sebagai tes diagnostik untuk penderita Parkinson.
“Temuan ini mungkin dapat sangat bermanfaat ketika dibutuhkan bukti jaringan penyakit Parkinson, terutama dalam menentukan metode pengobatannya, seperti operasi atau terapi gen,” simpul Adler.
“Temuan ini mungkin dapat sangat bermanfaat ketika dibutuhkan bukti jaringan penyakit Parkinson, terutama dalam menentukan metode pengobatannya, seperti operasi atau terapi gen,” simpul Adler.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar