Reuters
Johan Huibert dan replika perahu Nabi Nuh yang dibangunnya.
AMSTERDAM, KOMPAS.com —
Seorang pria Belanda, Johan Huibers, akhirnya menyelesaikan proyek 20
tahunnya membangun perahu Nabi Nuh dengan ukuran sebenarnya dan tentu
saja bisa difungsikan.
Huibers, seorang penganut Kristen yang taat, menggunakan catatan dalam Kitab Kejadian untuk membangun perahu Nabi Nuh itu. Dia mengikuti ukuran perahu yang diberikan Tuhan kepada Nabi Nuh.
Jika diterjemahkan ke dalam ukuran modern, perahu Nabi Nuh ala Huibert ini berukuran panjang 130 meter, lebar 29 meter, dan tinggi 23 meter. Dengan ukuran ini, mungkin perahu ini terlalu kecil untuk menampung semua hewan di dunia seperti dikisahkan dalam Kitab Kejadian. Namun, perahu ini masih cukup besar untuk menampung sepasang gajah.
Kapal Nabi Nuh ciptaan Huibers ini sangat jelas terlihat dari jalan raya yang melintasi kota Dordrecht, sebelah selatan Rotterdam.
Replika perahu Nabi Nuh itu kini ramai dikunjungi wisatawan yang ingin melihat dan merasakan seperi apa perahu Nabi Nuh. Untuk melengkapi perahu ini, Huibers menambahkan replika hewan-hewan dari plastik seperti banteng, zebra, gorila, singa, harimau, dan gajah.
Di bagian lain perahu ini, Huibers menambahkan kebun binatang kecil yang berisi hewan-hewan hidup dan jinak seperti kuda poni, anjing, domba, dan kelinci serta beberapa ekor burung.
"Perahu ini sangat mengesankan," kata Alfred Jongile, pengunjung asal Afrika Selatan.
Berawal dari mimpi
Bagaimana awalnya Huibers kemudian berniat membangun replika perahu Nuh ini? Semuanya berawal dari sebuah mimpi buruk pada 1992. Saat itu dia bermimpi Belanda tenggelam karena banjir, seperti sering terjadi sepanjang sejarah negeri itu.
Huibert sadar banjir besar sangat mungkin melanda negerinya yang rendah itu. Dia bahkan mengutip salah satu ayat Kitab Perjanjian Baru yang berbunyi "Kota-kota di pesisir pantai akan berguncang" menjelang akhir zaman.
Namun, Huibert tak khawatir seluruh dunia akan tenggelam akibat banjir. Sebab, dalam Kitab Suci, Tuhan berjanji tak akan menenggelamkan Bumi.
"Saya sempat mendapatkan telepon dari sebuah televisi di Amerika. Saya katakan ini tak ada kaitannya dengan kiamat Maya," kata Huibert sambil tertawa.
Dia mengatakan motivasinya murni atas latar belakang keagamaan. Huibert ingin hasil karyanya ini membuat manusia berpikir soal tujuan hidup mereka di Bumi.
"Saya ingin manusia bertanya sehingga mereka akan mencari jawaban dari Tuhan," katanya.
Dalam perahu Nuh ini, Huibert juga menambahkan restoran dan sebuah bioskop berkapasitas 50 orang. Di beberapa tempat, terpajang sejarah Timur Tengah di masa hidup Nabi Nuh. Disediakan juga permainan untuk anak-anak.
Selanjutnya, Huibert tengah mempertimbangkan untuk membawa perahu Nabi Nuh ini ke sejumlah pelabuhan Eropa atau bahkan melintasi Samudera Atlantik.
Kini Huibert tengah mengejar mimpinya yang lain. Dia ingin Israel dan negara-negara Arab bekerja sama membangun pipa air dari Laut Tengah menuju Laut Mati.
"Jika Anda memiliki keyakinan, tak ada yang tak mungkin," Huibert menegaskan.
Huibers, seorang penganut Kristen yang taat, menggunakan catatan dalam Kitab Kejadian untuk membangun perahu Nabi Nuh itu. Dia mengikuti ukuran perahu yang diberikan Tuhan kepada Nabi Nuh.
Jika diterjemahkan ke dalam ukuran modern, perahu Nabi Nuh ala Huibert ini berukuran panjang 130 meter, lebar 29 meter, dan tinggi 23 meter. Dengan ukuran ini, mungkin perahu ini terlalu kecil untuk menampung semua hewan di dunia seperti dikisahkan dalam Kitab Kejadian. Namun, perahu ini masih cukup besar untuk menampung sepasang gajah.
Kapal Nabi Nuh ciptaan Huibers ini sangat jelas terlihat dari jalan raya yang melintasi kota Dordrecht, sebelah selatan Rotterdam.
Replika perahu Nabi Nuh itu kini ramai dikunjungi wisatawan yang ingin melihat dan merasakan seperi apa perahu Nabi Nuh. Untuk melengkapi perahu ini, Huibers menambahkan replika hewan-hewan dari plastik seperti banteng, zebra, gorila, singa, harimau, dan gajah.
Di bagian lain perahu ini, Huibers menambahkan kebun binatang kecil yang berisi hewan-hewan hidup dan jinak seperti kuda poni, anjing, domba, dan kelinci serta beberapa ekor burung.
"Perahu ini sangat mengesankan," kata Alfred Jongile, pengunjung asal Afrika Selatan.
Berawal dari mimpi
Bagaimana awalnya Huibers kemudian berniat membangun replika perahu Nuh ini? Semuanya berawal dari sebuah mimpi buruk pada 1992. Saat itu dia bermimpi Belanda tenggelam karena banjir, seperti sering terjadi sepanjang sejarah negeri itu.
Huibert sadar banjir besar sangat mungkin melanda negerinya yang rendah itu. Dia bahkan mengutip salah satu ayat Kitab Perjanjian Baru yang berbunyi "Kota-kota di pesisir pantai akan berguncang" menjelang akhir zaman.
Namun, Huibert tak khawatir seluruh dunia akan tenggelam akibat banjir. Sebab, dalam Kitab Suci, Tuhan berjanji tak akan menenggelamkan Bumi.
"Saya sempat mendapatkan telepon dari sebuah televisi di Amerika. Saya katakan ini tak ada kaitannya dengan kiamat Maya," kata Huibert sambil tertawa.
Dia mengatakan motivasinya murni atas latar belakang keagamaan. Huibert ingin hasil karyanya ini membuat manusia berpikir soal tujuan hidup mereka di Bumi.
"Saya ingin manusia bertanya sehingga mereka akan mencari jawaban dari Tuhan," katanya.
Dalam perahu Nuh ini, Huibert juga menambahkan restoran dan sebuah bioskop berkapasitas 50 orang. Di beberapa tempat, terpajang sejarah Timur Tengah di masa hidup Nabi Nuh. Disediakan juga permainan untuk anak-anak.
Selanjutnya, Huibert tengah mempertimbangkan untuk membawa perahu Nabi Nuh ini ke sejumlah pelabuhan Eropa atau bahkan melintasi Samudera Atlantik.
Kini Huibert tengah mengejar mimpinya yang lain. Dia ingin Israel dan negara-negara Arab bekerja sama membangun pipa air dari Laut Tengah menuju Laut Mati.
"Jika Anda memiliki keyakinan, tak ada yang tak mungkin," Huibert menegaskan.
Sumber :
Huffington Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar