1. Muhammad Iman Usman
Mahasiswa jurusan Hubungan
Internasional Universitas Indonesia ini mulai peduli pada isu pemuda
saat usianya 10 tahun. Bahkan, di usia yang masih sangat dini tersebut,
ia pernah membuka perpustakaan gratis untuk teman-teman di sekitarnya.
Pada tahun 2008, Iman, begitu ia disapa, dianugerahi Indonesian Young Leader oleh Presiden Republik Indonesia. Setahun kemudian, UN Population Fund menganugerahi Youth Achiever Recognitizion Award sebagai peserta termuda di Youth Advisory Panel.
Remaja kelahiran Padang tahun 1991 ini, memenangkan Microsoft Bloggership Competition dengan tajuk “Saving Your Social Energy and Stay Connected”. Presiden Indonesian Future Leaders(IFL)
ini dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Nasional Utama tahun 2012
serta memiliki berbagai pengalaman sebagai delegasi di forum-forum
internasional dan pertukaran pelajar.
2. Alanda Kariza
Berawal dari keinginannya menjadi
relawan di berbagai NGO internasional selepas masa SMP-nya, namun
sayangnya ia belum mendapat kesempatan tersebut, Alanda, panggilannya,
mendirikan The Cure for Tomorrow. Komunitas sosial yang
dibangun pada tahun 2006 ini, bergerak di proyek-proyek kecil seperti
pengumpulan donasi bencana alam, pengadaan workshop, dan kampanye Stop Global Warming!.
Pada tahun 2009, mahasiswi Universitas Bina Nusantara ini, terpilih untuk mewakili Indonesia dalam Global Changemakers Guildford Forum yang diadakanolehBritish Council. Ia juga mewakili Indonesia dalam Global Changemakersdi G-20 London Summit.
Setahun kemudian, gadis kelahiran 1991
ini berinisiatif untuk mendirikan konferensi pemuda tingkat nasional
bernama Indonesian Youth Conference sebagai wadah bagi para pemuda untuk
bisa menyampaikan ide-ide mereka. Di tahun yang sama pula, ia menerima ASHOKA Young Changemakers Awards: Innovation in Clean Water and Sanitationberkat jerih payahnya di The Cure for Tomorrow.
3. Patrya Pratama
Patrya, demikian ia biasa disapa,
mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan dunia internasional lewat
program AFS Bina Antarbudaya di Amerika Serikat saat masih duduk di
bangku SMA kelas 2. Prestasinya berlanjut menjadi perwakilan Indonesia
pada G20 Youth Summit yang diadakan di Toronto, Kanada, pada tahun 2010. Selain itu, pengalaman menjadi delegasi Indonesia di ASEAN Youth Summit dengan tema “Role of YOUTH in ASEAN Integration” pernah ia cicipi.
Lulusan FISIP Universitas Indonesia tahun 2010 ini pernah menerima penghargaan Temasek Foundation Scholarship of Leadership Encrichment and Regional Networking serta finalis Danone Trust Business. Pengalaman hidupnya diperkaya dengan terpilihnya ia menjadi salah satu Pengajar Muda terpilih di Indonesia Mengajar batch pertama.
4. Adhyatmika
Democracy is Yet to Learn telah
membawa kemenangan bagi pemuda yang satu ini pada tahun 2010. Setelah
berhasil menyingkirkan 700 peserta dari berbagai belahan dunia, ia
berhasil menyabet gelar juara untuk kawasan Asia Timur-Pasifik dalam
kompetisi tahunan yang diadakan oleh pemerintah Amerika Serikat, Democracy Video Challenge. Video berdurasi 2 menit dan 9 detik ini merupakan representasi dari demokrasi di negara berkembang.
Mika, demikian panggilannya, mendapat
kesempatan untuk bertemu dengan Hillary Clinton dan mengikuti berbagai
kegiatan terkait pengenalan dunia perfilman di Amerika
Serikat. Remaja-remaja di atas hanyalah segelintir sosok inspiratif yang
bisa kita temukan. Tentunya, masih banyak lagi remaja di sekeliling
kita yang berkarya nyata untuk negeri ini yang bisa menginspirasi
orang-orang di sekitarnya. Jangan malu untuk memulai dan pantang
menyerah dalam menghadapi segala rintangan.
Dikutip dari berbagai sumber
sumber : http://studyinjogja.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar