Minum Obat dengan Jus Jeruk Bisa Mematikan
Penulis : Unoviana Kartika |
Selasa, 27 November 2012 | 14:35 WIB
Jeruk Grapefruit
KOMPAS.com -
Mengonsumsi jeruk grapefruit dan beberapa jenis jeruk lainnya diketahui
dapat menyebabkan reaksi merugikan bila dikombinasi dengan obat-obatan
tertentu. Penelitian paling baru mengindikasikan, risiko ini ternyata
jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Riset yang dipublikasikan pada Journal Canadian Medical Association menyatakan, grapefruit dan beberapa jenis jeruk lain dapat menyebabkan kematian, gagal ginjal akut, gagal paru, pendarahan usus, dan berbagai masalah kesehatan serius lainnya karena interaksinya dengan obat-obatan tertentu.
Sebanyak 85 obat dilaporkan dapat berinteraksi dengan grapefruit, dan 43 di antaranya dapat menimbulkan efek samping yang serius.
Reaksi ini terjadi karena adanya kandungan aktif di dalam buah yaitu senyawa yang disebut furanocoumarin menghambat kerja enzim di dalam tubuh. Selain itu, senyawa ini juga dapat meningkatkan dosis obat menjadi beberapa kali lebih banyak, sehingga dapat menyebabkan over dosis. Selain grapefruit, jenis jeruk lainnya seperti lemon dan jeruk pameo juga mengandung senyawa furanocoumarin.
Obat yang dapat berinteraksi dengan senyawa dalam grapefruit antara lain obat anti-hipertensi, obat anti-kanker, dan obat anti-kolesterol.
Dr. David Bailey, ilmuwan asal Kanada mengatakan, “meskipun efek sampingnya cukup berbahaya, namun grapefruit juga dapat membantu untuk beberapa jenis pengobatan tertentu. Namun baru-baru ini penemuan menyatakan efek negatif dari grapefruit terhadap obat meningkat dari 17 menjadi 43 obat selama tahun 2008 hingga 2012. Hal ini membuat kenaikannya lebih dari 6 obat per tahunnya.”
Bailey menambahkan, “saat ini pengetahuan tentang interaksi obat dan makanan masih kurang, baik dari praktisi kesehatan maupun pasien.”
Untuk obat dengan efek yang rendah, furanocoumarin dapat meningkatkan efeknya. Tetapi untuk obat dengan efek yang sudah tinggi, furanocoumarin malah akan menyebabkan over dosis hingga 330%.
Dikarena tingginya risiko dalam menggunakan grapefruit atau jeruk lain dalam menaikan dosis obat, maka penggunaannya tidak bisa dilakukan dalam praktek umum. “Pemahaman sangat penting, sehingga baik dokter maupun pasien harus berhati-hati dalam memanfaatkan efek grapefruit,” ujar Bailey.
Riset yang dipublikasikan pada Journal Canadian Medical Association menyatakan, grapefruit dan beberapa jenis jeruk lain dapat menyebabkan kematian, gagal ginjal akut, gagal paru, pendarahan usus, dan berbagai masalah kesehatan serius lainnya karena interaksinya dengan obat-obatan tertentu.
Sebanyak 85 obat dilaporkan dapat berinteraksi dengan grapefruit, dan 43 di antaranya dapat menimbulkan efek samping yang serius.
Reaksi ini terjadi karena adanya kandungan aktif di dalam buah yaitu senyawa yang disebut furanocoumarin menghambat kerja enzim di dalam tubuh. Selain itu, senyawa ini juga dapat meningkatkan dosis obat menjadi beberapa kali lebih banyak, sehingga dapat menyebabkan over dosis. Selain grapefruit, jenis jeruk lainnya seperti lemon dan jeruk pameo juga mengandung senyawa furanocoumarin.
Obat yang dapat berinteraksi dengan senyawa dalam grapefruit antara lain obat anti-hipertensi, obat anti-kanker, dan obat anti-kolesterol.
Dr. David Bailey, ilmuwan asal Kanada mengatakan, “meskipun efek sampingnya cukup berbahaya, namun grapefruit juga dapat membantu untuk beberapa jenis pengobatan tertentu. Namun baru-baru ini penemuan menyatakan efek negatif dari grapefruit terhadap obat meningkat dari 17 menjadi 43 obat selama tahun 2008 hingga 2012. Hal ini membuat kenaikannya lebih dari 6 obat per tahunnya.”
Bailey menambahkan, “saat ini pengetahuan tentang interaksi obat dan makanan masih kurang, baik dari praktisi kesehatan maupun pasien.”
Untuk obat dengan efek yang rendah, furanocoumarin dapat meningkatkan efeknya. Tetapi untuk obat dengan efek yang sudah tinggi, furanocoumarin malah akan menyebabkan over dosis hingga 330%.
Dikarena tingginya risiko dalam menggunakan grapefruit atau jeruk lain dalam menaikan dosis obat, maka penggunaannya tidak bisa dilakukan dalam praktek umum. “Pemahaman sangat penting, sehingga baik dokter maupun pasien harus berhati-hati dalam memanfaatkan efek grapefruit,” ujar Bailey.
Sumber :
BBC, Telegraph
Tidak ada komentar:
Posting Komentar