SHUTTERSTOCK
Hidangan khas Indonesia seperti daging rendang juga bisa diawetkan dengan proses sterilisasi iradiasi.
Untuk mengontrol penyakit dan meningkatkan usia harapan hidup pasien, kemoterapi merupakan terapi kanker yang paling diandalkan, selain juga pembedahan dan radioterapi.
Kemoterapi merupakan terapi medis menggunakan obat-obatan antikanker untuk membunuh sel kanker secara sistemik sehingga sel kanker tidak membelah diri dan menyebar.
Meski tujuan terapi tersebut postifi, namun kemoterapi bisa menimbulkan efek samping negatif, meski hanya sementara. Antara lain rambut rontok, mual dan muntah, lelah, sampai menurunnya sistem kekebalan tubuh. Hal itu karena kemoterapi juga membunuh sel-sel yang sehat selain sel kankernya.
Pola makan yang sehat sangat berpengaruh untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh pasien sehingga bisa mencapai target terapi yang diinginkan. Asupan nutrisi yang buruk akan menyebabkan malnutrisi dan meningkatkan toksisitas terapi.
Pasien kanker membutuhkan cukup energi yang bersumber dari karbohidrat dan protein tinggi. Meski nafsu makan mungkin berkurang selama proses terapi, pasien disarankan mengonsumsi makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
Pasien yang mengalami penurunan kekebalan tubuh juga sebaiknya berhati-hati mengonsumsi produk susu yang tidak disteril, ikan mentah dan daging, serta makanan yang tidak dimasak matang.
Nutrisi terjaga
Dalam penelitian yang dilakukan Zubaidah Irawati, peneliti utama dari Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) BATAN, dibuktikan pangan olahan siap saji yang steril dengan komposisi nutrisi yang lengkap bisa diberikan untuk pasien dengan imunitas tubuh rendah seperti pasien kanker, HIV atau hepatitis C.
"Berbagai jenis pangan olahan siap saji berbasis resep tradisional yang disterilkan dengan iradiasi dapat dipersiapkan sesuai selera pasien tanpa mengabaikan angka kecukupan gizi, sehingga pasien akan lebih leluasa dan nyaman di dalam memilih menu yang disajikan," tulisnya dalam makalah penelitian yang sudah dipublikasikan.
Iradiasi adalah cara pengawetan makanan yang tidak merusak vitamin, karbohidrat, lemak, protein, dan rasa makanan. Proses iradiasi dilakukan dengan menyinari produk pangan dengan sinar gamma.
Jenis bahan pangan yang bisa disterilisasi sangat beragam, mulai dari pepes ikan mas, ikan teri, semur daging sapi, rendang daging, ayam olahan yang dibakar atau dibumbu kuning. Lauk yang berprotein tinggi itu diiradiasi dengan dosis 45 kGy (kilogrey, satuan dosis radiasi).
Dijelaskan oleh Zubaidah, penggunaan dosis 45 kGy dimaksudkan untuk membunuh semua patogen yang ada dalam makanan. "Ada bakteri yang bisa tahan dan baru mati dengan radiasi di atas 40 kGy," katanya saat dihubungi Kompas.com.
Teknik iradiasi sudah banyak dipakai di banyak negara dan diterapkan dalam berbagai produk pangan, mulai dari ikan, daging, aneka rempah, buah, sayur, sampai bumbu masak. Dengan teknik penyinaran di atas 40 kGy, makanan bisa tahan di suhu ruang sampai 1,5 tahun.
Zubaidah melakukan penelitian terhadap 45 pasien yang dibagi kedalam 3 kelompok. Kelompok pertama adalah pasien hepatitis C sebagai kelompok kontrol yang mengonsumsi makanan biasa. Kelompok kedua adalah pasien yang diberi makanan siap saji nonradiasi produk PATIR dan kelompok ketiga adalah pasien yang mendapat makanan siap saji steril iradiasi produk PATIR.
Setelah 21 hari, diketahui pasien dari kelompok ketiga tersebut mengalami beberapa indikasi positif, antara lain diukur dari nilai albumin, SGOT dan SGPT, serta limfosit yang dibandingkan sebelum dan sesudah mengonsumsi.
Kecukupan protein pada pasien yang memiliki kekebalan tubuh rendah sangat penting karena protein merupakan zat pembangun yang digunakan oleh sistem imun untuk mencegah dan melawan infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar