Berat badan yang terus merayap naik tentu membuat Anda panik. Berbagai
strategi pun disiapkan, namun hal utama yang langsung terpikirkan setiap
orang yang ingin langsing adalah diet dan berpantang makanan yang
dianggap sumber kalori.
Menghindari makanan tertentu atau hanya makan sedikit ketika terpaksa memang dapat mengurangi asupan kalori sehingga berat badan turun dengan cepat. Tetapi perubahan tersebut hanya sementara.
"Diet tak akan berhasil jika Anda merasa yang penting adalah melakukan sesuatu yang berbeda untuk sementara. Suatu saat Anda akan berhenti melakukannya," kata Christopher Gardner, ahli ilmu nutrisi dari Stanford University School of Medicine.
"Bila Anda punya cara baru untuk makan dan merasa akan melakukan pola makan itu selamanya, maka berat badan bisa dikontrol," imbuhnya.
Karena itu Gardner tidak merekomendasikan diet sebagai jalan pintas. Sebaiknya perubahan pola makan berorientasi jangka panjang.
Diet bukan berarti menahan lapar. Ketika lapar tubuh perlu suplai energi, salah satunya dari glukosa yang didapatkan dari makanan yang kita makan. Jika tidak ada energi yang masuk, tubuh akan membongkar cadangan energi yang diambil dari otot. Konsekuensinya, tubuh menjadi mudah lelah dan aktivitas terganggu.
Buatlah rancangan pola makan yang lebih realistis namun porsi tetap terkontrol sehingga bisa bertahan lama. Selain itu, jika berat badan kembali bertambah, jangan kembali ke pola makan yang lama. Motivasi yang kuat dan dispilin sangat penting dalam hal ini.
Selain itu diet saja tidak akan membantu banyak seperti halnya diet yang dikombinasikan dengan olahraga.
Sejak tahun 1994, National Weight Control Registry telah mengikuti dan menganalisa kebiasaan orang yang sukses menurunkan berat badan dan menjaganya selama lebih dari satu tahun. Hasilnya, mereka rutin berolahraga selain mengatur pola makannya.
Olahraga dalam skala moderat, seperti jalan cepat, yang dilakukan satu jam setiap hari sangat dianjurkan. Aspek paling penting dari program penurunan berat badan adalah aktivitas fisik yang rutin.
Menghindari makanan tertentu atau hanya makan sedikit ketika terpaksa memang dapat mengurangi asupan kalori sehingga berat badan turun dengan cepat. Tetapi perubahan tersebut hanya sementara.
"Diet tak akan berhasil jika Anda merasa yang penting adalah melakukan sesuatu yang berbeda untuk sementara. Suatu saat Anda akan berhenti melakukannya," kata Christopher Gardner, ahli ilmu nutrisi dari Stanford University School of Medicine.
"Bila Anda punya cara baru untuk makan dan merasa akan melakukan pola makan itu selamanya, maka berat badan bisa dikontrol," imbuhnya.
Karena itu Gardner tidak merekomendasikan diet sebagai jalan pintas. Sebaiknya perubahan pola makan berorientasi jangka panjang.
Diet bukan berarti menahan lapar. Ketika lapar tubuh perlu suplai energi, salah satunya dari glukosa yang didapatkan dari makanan yang kita makan. Jika tidak ada energi yang masuk, tubuh akan membongkar cadangan energi yang diambil dari otot. Konsekuensinya, tubuh menjadi mudah lelah dan aktivitas terganggu.
Buatlah rancangan pola makan yang lebih realistis namun porsi tetap terkontrol sehingga bisa bertahan lama. Selain itu, jika berat badan kembali bertambah, jangan kembali ke pola makan yang lama. Motivasi yang kuat dan dispilin sangat penting dalam hal ini.
Selain itu diet saja tidak akan membantu banyak seperti halnya diet yang dikombinasikan dengan olahraga.
Sejak tahun 1994, National Weight Control Registry telah mengikuti dan menganalisa kebiasaan orang yang sukses menurunkan berat badan dan menjaganya selama lebih dari satu tahun. Hasilnya, mereka rutin berolahraga selain mengatur pola makannya.
Olahraga dalam skala moderat, seperti jalan cepat, yang dilakukan satu jam setiap hari sangat dianjurkan. Aspek paling penting dari program penurunan berat badan adalah aktivitas fisik yang rutin.