Social Icons

Minggu, 28 April 2013

Suara Burung dan Dengkuran Bikin Cepat Tidur

Ikustrasi

Sebuah stasiun radio milik rumah sakit Forth Valley Royal, Stirlingshire, Skotlandia, mengudarakan suara seperti nyanyian burung dan dengkuran untuk terapi suara pada Sabtu, 27 April. Suara-suara tersebut diklaim bisa menidurkan pasien dengan gangguan tidur terberat sekalipun.

Para pasien akan diterapi dengan beberapa program, yang pertama disebut The Tonic Garden. Program itu meliputi suara-suara yang menciptakan suasana tenang seperti suara hujan, ombak, nyanyian burung, dan bahkan suara dengkuran.

Nantinya, para pasien di Forth Valley Royal akan dapat mendengarkan suara-suara yang disiarkan oleh Channel 604 dari radio yang ada di samping ranjang mereka. Program ini diciptakan oleh seniman digital rumah sakit tersebut, Mark Vernon.

Vernon menyebut siaran ini sebagai "survei suara sonik yang menenangkan, yang dirancang untuk menidurkan pasien yang paling sulit tidur sekalipun."

"Saya telah mencoba hasilnya kepada sekelompok kecil pendengar dengan menyiarkan suara dari sebuah acara di Glasgow. Reaksi mereka menunjukkan bahwa ini adalah sebuah pengalaman yang menenangkan, beberapa orang bahkan benar-benar terhanyut," kata Vernon.

Suara menjengkelkan
Seniman digital itu mewawancarai sejumlah staf rumah sakit Forth Valley Royal, relawan Radio Royal, orang-orang dari Asosiasi Kesehatan Mental setempat, dan masyarakat luas.

Ia berusaha mencari tahu suara apa yang dianggap bisa menenangkan oleh kebanyakan orang. Sayangnya, suara yang terdengar menenangkan bagi satu orang bisa jadi menjengkelkan bagi orang lain.

"Suara favorit bisa menjadi sangat subjektif. Seorang perempuan pernah mengatakan bahwa suara favoritnya adalah suara dengkuran suaminya dan suara jam berdetik keras, jadi saya juga memasukkan kedua suara itu. Oleh karena itu saya mencoba membuat variasi suara sebanyak mungkin," ujarnya.

Selain itu, program ini juga mengudarakan suara-suara di lingkungan sekitar rumah sakit seperti suara robot pengantar surat, pasien yang sedang berlatih fisioterapi, dan suara-suara dari bangsal neonatal, departemen ginjal, dan laboratorium.

Vernon mengembangkan seri yang disebutnya Bedside Radio, atau secara harfiah radio di tepi tempat tidur, selama setahun terakhir.

Setiap program akan diputar secara berulang untuk menghadirkan pengalaman mendengarkan yang berbeda sehingga setiap pasien bisa mendengar suara yang diinginkannya.

Sumber :
»»  READMORE...

Sabtu, 27 April 2013

Jejak Ramai di Padang Lawas

Dokumentasi Balai Arkeologi Medan

Percandian di Padang Lawas, Sumatera Utara.
Kebudayaan Hindu-Buddha tak hanya menyebar di Pulau Jawa, tetapi juga di Pulau Sumatera. Jejak dua kebudayaan itu di antaranya ada pada sebagian tradisi masyarakat ataupun tinggalan artefak. Salah satu artefak penting yang menguak teknologi kuno di Sumatera adalah benda-benda berbahan perunggu.
Artefak perunggu dari kawasan kepurbakalaan Padang Lawas di Sumatera Utara menarik perhatian Erry Soedewo (40). Peneliti bidang kepakaran Hindu-Buddha dari Balai Arkeologi Medan itu ingin mengetahui susunan material kuno penyusun benda perunggu Padang Lawas.
Sejumlah arca dan artefak perunggu koleksi Museum Provinsi Sumatera Utara yang ditemukan di Padang Lawas dan Simangambat pun dipinjam. Lalu, diteliti di Badan Tenaga Nuklir (Batam) di Yogyakarta. Temuan itu berupa pilar relung berukuran 57 sentimeter, potongan gantungan genta, serta beberapa arca Buddha kecil ”Saya ingin tahu teknologi kuno metalurgi di Sumatera,” kata Erry, Jumat (25/4).
Simangambat berada di Kabupaten Mandailing Natal, berbatasan dengan kawasan Padang Lawas. Letak kedua situs itu ”dipagari” punggung pegunungan Bukit Barisan. Butuh sehari semalam berjalan kaki dari Simangambat ke Padang Lawas.
Dua tahun (2009-2010), Erry menganalisis arca-arca itu. Lalu, menyusun tabel jenis arca berikut unsur-unsur logam pembentuknya. Kesimpulannya, artefak perunggu di Padang Lawas dan Simangambat dominan dari tembaga dan timah putih.
Sebelum menganalisis artefak Padang Lawas, ia mengantongi pengetahuan konsep tradisional pembuatan benda perunggu di India, akar Hindu-Buddha.
Kenapa metalurgi
Penelitian metalurgi unsur penyusun artefak perunggu, terutama arca, dilakukan karena selama ini arca lebih diteliti secara ikonografis, yakni hanya diteliti dari jenis, bentuk, dan ukuran arca.
”Padahal, kemajuan suatu budaya juga bisa dilihat dari teknologi metalurginya,” kata Erry. Penelitian metalurgi artefak di Sumatera itu baru pertama kalinya. Adapun artefak-artefak perunggu dari Jawa lebih dulu diteliti arkeolog Timbul Haryono.
Erry menyimpulkan, ketiadaan unsur emas, perak, dan kuningan sesuai konsep pancaloha (tradisi India selatan) pada benda perunggu Padang Lawas menunjukkan pande logam setempat punya patokan sendiri.
”Besar kemungkinan kemampuan mencampur logam-logam tertentu jadi perunggu merupakan teknik yang mentradisi, jauh sebelum masuknya pengaruh India ke Sumatera,” kata dia. Ia juga tak menemukan kesamaan teknologi pencampuran logam di Padang Lawas dengan artefak perunggu di Pulau Jawa.
Di Jawa, semua artefak perunggunya mengandung seng (Zn), di Sumatera Utara tak ada campuran seng. Sebaliknya, di Sumatera hampir semua artefak mengandung perak (Ag), sedangkan artefak dari Jawa tak satu pun menggunakan perak.
Biara kuno
Selain benda perunggu, di kawasan kepurbakalaan Padang Lawas, secara administratif di Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara, banyak ditemukan bangunan candi. Masyarakat lokal menyebut candi sebagai biara.
Adalah Franz Wilhelm Junghuhn, naturalis, botanikus, geolog, dan komisaris Hindia Timur yang pertama menemukan percandian di Padang Lawas (1846). Junghuhn juga banyak meneliti di daerah Batak.
Masa itu, Padang Lawas yang kini dataran luas nan kering masih hutan lebat. Bangunan candi dari batu bata itu terkurung pepohonan besar.
Menurut Bambang Budi Utomo, peneliti senior pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), situs di Padang Lawas adalah kumpulan biara. Ia merujuk catatan Kerkhoff yang meneliti setelah Junghuhn.
Data Balai Arkeologi Medan, ada 20 situs di Padang Lawas. Lokasinya di daerah aliran sungai Barumun, Pane, dan sungai lain seluas 1.500 kilometer persegi. Bambang menduga bangunan itu sengaja dibangun di jalur perdagangan ramai.
Percandian di Padang Lawas semua dari batu bata, hanya saja langgam arsitekturnya jauh berbeda dengan percandian di Dharmasraya di Sumatera Barat ataupun Trowulan di Jawa Timur. Menurut Erry, candi-candi itu dibangun berteknik kosot, yaitu menggosokkan batu bata satu per satu setelah salah satu bagiannya dibatasi. Dengan cara itu, batu bata saling melekat.
Masyarakat pendukung Padang Lawas, menurut Bambang, merupakan penganut Buddha Tantrayana. Itu terlihat dari relief candi yang banyak melukiskan sosok yaksa, makhluk kahyangan berwujud raksasa.
Asal-usul Padang Lawas penuh perdebatan. Schnitger, peneliti kepurbakalaan di Sumatera (1950-an), menyebut Padang Lawas dibangun bersamaan stupa-stupa di Muara Takus pada abad ke-12 Masehi. Namun, tanpa bukti tertulis.
Satu-satunya sumber adalah prasasti Batu Gana di Candi/Biara Bahal I. Isinya keterangan tentang aliran sungai yang dilayari perahu hingga hilir dari abad ke-12-14 Masehi.
Tak satu penelitian pun menyebut ada jejak permukiman di sana. Temuan artefak mengarah pada tempat pemujaan. Kebisuan Padang Lawas kini bersanding dengan perkebunan kelapa sawit. Belum ada upaya menggali temuan baru.
 


Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Spesies Manusia Terancam Teknologi Ciptaannya

Darthmouth Ilustrasi nanoteknologi

OXFORD, Tim ilmuwan dan filsuf internasional yang tergabung dalam Future of Humanity Institute di Oxford University baru-baru ini mengungkapkan hasil analisisnya tentang faktor yang paling mengancam kelangsungan hidup spesies manusia.

Menyatakan pendapatnya dalam sebuah makalah, Existential Risk as a Global Priority, tim ilmuwan tersebut meminta agar para pengambil keputusan di tiap negara dan di level internasional menaruh perhatian pada faktor yang paling mengancam kehidupan manusia itu.

Beberapa sebab sebelumnya disebut sebagai ancaman besar, misalnya bencana alam ataupun penyakit. Namun, Nick Bostrom, Direktur Future of Humanity Institute, memperkirakan bahwa manusia pasti akan survive melawan bencana dan penyakit. Sejarah telah membuktikannya.

Ancaman hantaman asteroid sebelumnya sempat muncul sebagai skenario kiamat. Menurut Bostrom, peluang terjadinya asteroid kecil. Paling tidak, dalam jangka waktu ratusan tahun ke depan, tak ada asteroid yang sanggup memusnahkan manusia.

Perang dan nuklir juga disebut sebagai ancaman besar. Namun, menurut perkiraan Bostrom, manusia akan survive melawan nuklir. Sementara soal perang, sudah terbukti lewat dua perang dunia pada abad ke-20 bahwa perang saja tak akan memusnahkan manusia.

Bostrom percaya, ancaman terbesar spesies manusia adalah teknologi ciptaannya sendiri. Teknologi saat ini ibarat pistol yang diberikan pada anak-anak, merampas kapasitas manusia untuk mengontrol konsekuensi yang muncul karenanya.

Menurut Bostrom, eksperimen bioteknologi, nanoteknologi, dan kecerdasan telah maju hingga menembus wilayah yang tak terprediksi akibatnya. Bioteknologi memang menjawab beragam tantangan seperti kesehatan. Namun, ada dampak tak terprediksi lain yang bisa muncul dan tak dilihat.

Nanoteknologi juga bisa punya dampak merusak bila digunakan untuk tujuan konflik atau perang. Bostrom mengatakan bahwa pemerintah di masa depan punya tantangan besar untuk mengontrol penyalahgunaan nanoteknologi.

Seán O'Heigeartaigh, ahli genetika yang mempelajari evolusi di tingkat molekuler di Trinity College, Dublin, mengungkapkan bahwa eksperimen biologi mungkin tak bermaksud buruk. Namun, modifikasi genetik bisa berdampak buruk ketika hasil modifikasi dibawa ke lingkungan lain.

"Dengan teknologi baru yang maju, kita harus berpikir betul tentang apa yang kita ketahui, namun di saat yang sama kita mungkin juga harus berpkir lebih tentang apa yang tidak kita ketahui," kata O'Heigeartaigh seperti dikutip BBC, Rabu (24/4/2013).

Lord Rees, mantan pimpinan Royal Society, juga menaruh perhatian pada eksprimen bioteknologi. Pembuatan organisme dengan sifat baru untuk kepentingan pertanian bisa menimbulkan dampak ekologis yang tak terprediksi.

Sementara itu, Daniel Dewey yang juga tergabung dalam Future of Humanity Institute mengatakan bahwa komputer punya kemampuan untuk "menciptakan" generasi komputer yang lebih maju. Nantinya, akan muncul "ledakan kecerdasan" yakni ketika percepatan kemampuan komputer tak terprediksi.

"Kecerdasan buatan adalah salah satu teknologi yang menempatkan kekuatan yang semakin besar dalam kemasan yang paling kecil," kata Dewey yang juga pakar mesin kecerdasan super dan sebelumnya pernah bekerja di Google.

Menurutnya, bersama bioteknologi dan nanoteknologi, Dewey mengatakan, "Anda bisa melakukan apa pun dengan teknologi ini, seperti reaksi berantai, memulai dengan sumber daya yang sangat terbatas, Anda bisa melakukan sesuatu yang akhirnya memengaruhi semua orang di dunia."

Lord Rees mengatakan, tantangan manusia saat ini berbeda dengan tantangan masa lalu. "Ini adalah abad pertama dalam sejarah dunia di mana tantangan terbesar dalam kemanusiaan berasal dari manusia itu sendiri."

Menurut Bostrom, saat ini terjadi gap antara kemajuan teknologi dan pemahaman manusia akan teknologi itu sendiri. "Kita masih pada level bayi dalam pertanggungjawaban moral namun telah dewasa dalam penguasaan teknologi," katanya. Karenanya, banyak ancaman teknologi tak terbaca.

Konsekuensi dari teknologi ciptaan manusia akan datang cepat atau lambat, siap atau tidak siap. "Ini bukan fiksi ilmiah, doktrin agama, atau pembicaraan lewat tengah malam di pub. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menanggapinya secara serius," ungkap Bostrom.

Sumber :
»»  READMORE...

Diabetes Mengancam Penggemar Minuman Soda

Ilustrasi



Bila Anda termasuk peminum setia minuman bersoda, mulailah membatasi minuman ini. Minum satu kaleng atau lebih minuman bersoda setiap hari beresiko menderita diabetes di kemudian hari.

Minuman bersoda memiliki kandungan gula yang tinggi. Beberapa penelitian kedokteran juga mengaitkan minuman ini dengan obesitas, kerusakan gigi, serta disfungsi ereksi.

Menurut para peneliti dari Eropa, minum satu kaleng soda setiap hari akan meningkatkan risiko diabetes melitus lima kali lipat dibandingkan dengan orang yang minum satu kaleng dalam sebulan.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Diabetologia ini dilakukan di Inggris, Jerman, Denmark, Italia, Spanyol, Swedia, Perancis dan Belanda.

Sebanyak 350.000 orang diwawancara mengenai pola makan mereka. Wawancara ini adalah bagian dari studi Eropa berskala besar untuk mengetahui kaitan kanker dengan pola makan.

"Konsumsi minuman dengan gula tinggi seperti soda meningkatkan risiko diabetes. Makin banyak yang diminum perhari, makin tinggi risikonya," kata ketua peneliti Dora ROmaguera dari Imperial College London.

Meski demikian ternyata konsumsi jus buah tidak terkait dengan insiden diabetes.

Menanggapi penelitian ini Dr.Matthew Hobbs, kepala riset Diabetes UK, mengatakan peningkatan risiko tersebut bukan hanya disebabkan karena ekstra kalori.

"Konsumsi makanan dan minuman manis memang sebaiknya dibatasi karena tinggi kalori dan bisa menyebabkan kegemukan," kata Hobbs.

Ia menambahkan, menjaga berat badan tetap ideal adalah hal yang paling penting untuk mencegah diabetes.

Pakar lain juga menyebutkan bahwa minuman manis hanyalah salah satu faktor yang bisa memicu diabetes. Masih banyak faktor lain yang berperan.

Tetapi, karena minuman dan makanan manis bisa dihindari dengan mudah, maka tak ada salahnya mulai membatasi konsumsinya.


Sumber :
»»  READMORE...

Jumat, 26 April 2013

Kurang Tidur Bikin Testis Menciut

Apa sih, artinya mimpinya?
Satu lagi alasan kenapa Anda harus cukup tidur. Para peneliti dari Denmark menemukan bahwa kurang tidur dapat menurunkan kadar testosteron dan mengurangi jumlah sperma. Hal itu akibat ukuran testis yang menyusut, terutama pada pria yang kurang tidur.

Dalam era industri yang berkembang pesat seperti sepuluh tahun terakhir ini, jumlah sperma ikut mengalami penurunan. Penurunan tersebut diduga akibat gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang tidak baik dan kurang bergerak aktif.

Dalam studi yang dilakukan tim dari University of Southern Denmark ini, para peneliti melakukan survei terhadap 1.000 pria yang berusia rata-rata 20 tahun. Mereka menanyai peserta tentang jadwal, gangguan, dan kebiasaan tidur peserta. Para peneliti juga melakukan pengukuran terhadap ukuran testis dan jumlah sperma. Selain itu, dianalisis pula kualitas sperma.

Pria dengan gangguan tidur seperti insomnia, hobi begadang, tidak memiliki jadwal tidur yang pasti sepanjang malam, dan sering terbangun tercatat mengalami penurunan jumlah sperma hingga 29 persen. Mereka juga dilaporkan memiliki sperma cacat sekitar 1,6 persen dan ukuran testis yang lebih kecil dibandingkan dengan pria yang cukup tidur.

Terkait dengan teori gaya hidup tidak sehat, para peneliti mengakui bahwa pria dengan kualitas tidur  buruk biasanya juga bergaya hidup tidak sehat dibandingkan dengan mereka yang memiliki kualitas tidur yang baik.

Para peneliti mengatakan, pria yang kurang tidur lebih mungkin untuk kelebihan berat badan, minum lebih banyak alkohol, dan merokok lebih banyak daripada mereka yang cukup tidur.

Studi yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology ini belum dapat menentukan, apakah kurang tidur atau gaya hidup yang tidak sehat yang menyebabkan menurunnya kualitas dan jumlah sperma. Para peneliti mengatakan, perlu studi lanjutan untuk menentukan hal tersebut.


Sumber :
»»  READMORE...

Bill Gates Bantu Program Kesehatan Indonesia

(via Bill Gates)





Abu Dhabi, Pendiri perusahaan Microsoft, Bill Gates, mendonasikan 100 juta dollar AS untuk membantu program kesehatan di Indonesia. Bantuan akan disalurkan melalui yayasan amal Bill & Melinda Gates Foundation bekerja sama dengan mitra lokal di Indonesia.

Hal itu dikemukakan Gates dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara Bill & Melinda Gates Foundation dan Tahir Foundation di sela pertemuan vaksin dunia di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Kamis (25/4).

Wartawan Kompas, Rusdi Amral, dari Abu Dhabi melaporkan, Bill Gates menunjuk Dato’ Sri Tahir sebagai mitra lokal di Indonesia. Tahir, pemilik Bank Mayapada Group, juga akan memberi donasi 100 juta dollar AS (sekitar Rp 1 triliun) untuk program kesehatan Indonesia.

Bill Gates menyatakan, Indonesia merupakan negara yang sangat luas dengan wilayah mulai dari Aceh hingga Papua. Ia meyakini masih banyak penduduk Indonesia yang belum tersentuh bantuan kesehatan dari Pemerintah Indonesia.

Pendiri perusahaan Microsoft ini menyebutkan, program bantuan kesehatan di Indonesia akan mencakup pemberantasan penyakit malaria, penyakit tuberkulosis, penanggulangan HIV/ AIDS, dan program Keluarga Berencana. Dalam waktu dekat, istrinya, Melinda Gates, akan berkunjung ke Indonesia untuk menindaklanjuti program kerja sama tersebut.

Dalam kesepakatan bersama Bill Gates, kata Tahir, dana yang terkumpul sebesar 200 juta dollar AS (sekitar Rp 2 triliun) akan digunakan 150 juta dollar AS untuk bantuan program kesehatan di Indonesia. Sisanya, 50 juta dollar AS, akan dialokasi untuk program kesehatan global.

Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab Salman Al Farisi yang menyaksikan penandatanganan kerja sama menyatakan, kerja sama tersebut menjadi strategis untuk kepentingan diplomasi internasional.


Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Kamis, 25 April 2013

Polusi Udara Picu Pengerasan Pembuluh Darah

Reuters
Kabut asap pekat menyelubungi Beijing pada Januari 2013
Paparan polusi udara dalam jangka panjang akan mempercepat proses aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi tersebut pada akhirnya akan memicu penyakit jantung dan stroke.

Kesimpulan tersebut dihasilkan dalam penelitian yang melibatkan 5.400 orang berusia 45 - 84 tahun di enam kota di Amerika Serikat yang tidak memiliki penyakit jantung.

Para peneliti mengukur level polusi udara di setiap rumah dan membandingkan dengan pengukuran pengerasan arteri melalui ultrasound yang dilakukan tiga tahun kemudian. Setelah membandingkan faktor lain, seperti kebiasaan merokok, para peneliti menemukan pengerasan arteri meningkat 0.014 milimeter setiap tahun akibat polusi udara.

Pengerasan pada dua lapisan dalam pembuluh darah karotid yang menyuplai darah ke bagian kepala, leher, dan otak, terjadi lebih cepat setelah paparan polusi udara dengan konsentrasi tinggi.

Para peneliti mengatakan pengerasan arteri karotid adalah indikator dari seberapa banyak aterosklersosis terjadi di seluruh tubuh.

Penelitian lain pernah menyebutkan orang yang tinggal di wilayah dengan polusi udara tinggi lebih beresiko stroke dibandingkan dengan orang yang tinggal di wilayah dengan udara lebih bersih.

Di lain pihak, penurunan paparan polusi dara bisa membantu memperlambat pengerasan arteri.



Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...