Pernahkah Anda melupakan nama orang setelah baru berkenalan? Atau
melupakan nama orang yang jarang Anda temui dan baru mengingatnya
setelah beberapa saat kemudian? Tenang, itu bukan tanda-tanda Anda
mengalami pikun atau penyakit ingatan lainnya. Bisa jadi otak Anda hanya
kelebihan muatan.
Para pakar saraf di University of Sussex mengungkap misteri tentang kemampuan otak untuk mengingat. Mereka mengatakan, otak mungkin dapat melupakan sesuatu yang baru dipelajari, namun dapat mengingat kembalinya beberapa jam kemudian. Selama periode "lupa", mungkin Anda benar-benar tidak dapat mengakses ingatan tentang hal baru tersebut.
Meskipun para peneliti belum sepenuhnya mengerti mengapa "penyimpangan" tersebut terjadi. Mereka menyakini, hal tersebut merupakan bagian penting dari proses otak untuk menghindari kelebihan informasi.
Para peneliti mengatakan, gangguan selama "penyimpangan" ingatan ini akan mengganggu proses mengingat atau pembentukan ingatan.
Salah satu ahli dr Ildiko Kemenes mengatakan, para peneliti sudah lama takjub dengan fenomena "penyimpangan" ingatan ini. Namun dengan memahami bahwa pembentukan ingatan membutuhkan energi, mungkin hal ini juga dapat dipahami.
"Otak mungkin perlu untuk memutuskan, perlukah menggunakan energi yang lebih besar untuk membentuk ingatan khusus. Otak memiliki kapasitas terbatas dalam mempelajari sesuatu sehingga menahan pembentukan ingatan dapat menjadi cara untuk menghindari kelebihan muatan," tutur Kemenes.
Dalam studinya, Kemenes melakukan percobaan pada siput. Ia memberikan zat yang tidak diketahui untuk dikonsumsi siput. Tujuannya adalah untuk melihat apakah siput akan belajar untuk mengenali zat tersebut sebagai makanan.
Ketika siput diberi makan lagi setelah tiga puluh menit, ternyata siput belum dapat mengingat zat tersebut. Begitu pula setelah dua jam. Baru setelah empat jam, siput mulai untuk mengenali zat tersebut sebagai makanan. Maka saat itulah, para peneliti menyimpulkan ingatan sudah terbentuk. Gangguan selama periode itu, yaitu dengan memberikan siput stimulus lainnya, akan menghambat pembentukan ingatan.
Para pakar saraf di University of Sussex mengungkap misteri tentang kemampuan otak untuk mengingat. Mereka mengatakan, otak mungkin dapat melupakan sesuatu yang baru dipelajari, namun dapat mengingat kembalinya beberapa jam kemudian. Selama periode "lupa", mungkin Anda benar-benar tidak dapat mengakses ingatan tentang hal baru tersebut.
Meskipun para peneliti belum sepenuhnya mengerti mengapa "penyimpangan" tersebut terjadi. Mereka menyakini, hal tersebut merupakan bagian penting dari proses otak untuk menghindari kelebihan informasi.
Para peneliti mengatakan, gangguan selama "penyimpangan" ingatan ini akan mengganggu proses mengingat atau pembentukan ingatan.
Salah satu ahli dr Ildiko Kemenes mengatakan, para peneliti sudah lama takjub dengan fenomena "penyimpangan" ingatan ini. Namun dengan memahami bahwa pembentukan ingatan membutuhkan energi, mungkin hal ini juga dapat dipahami.
"Otak mungkin perlu untuk memutuskan, perlukah menggunakan energi yang lebih besar untuk membentuk ingatan khusus. Otak memiliki kapasitas terbatas dalam mempelajari sesuatu sehingga menahan pembentukan ingatan dapat menjadi cara untuk menghindari kelebihan muatan," tutur Kemenes.
Dalam studinya, Kemenes melakukan percobaan pada siput. Ia memberikan zat yang tidak diketahui untuk dikonsumsi siput. Tujuannya adalah untuk melihat apakah siput akan belajar untuk mengenali zat tersebut sebagai makanan.
Ketika siput diberi makan lagi setelah tiga puluh menit, ternyata siput belum dapat mengingat zat tersebut. Begitu pula setelah dua jam. Baru setelah empat jam, siput mulai untuk mengenali zat tersebut sebagai makanan. Maka saat itulah, para peneliti menyimpulkan ingatan sudah terbentuk. Gangguan selama periode itu, yaitu dengan memberikan siput stimulus lainnya, akan menghambat pembentukan ingatan.
Sumber :