Social Icons

Selasa, 16 April 2013

Kebenaran dari Mitos Seputar Kesehatan Mata

Ilustrasi mata
Tak jarang kita mendengar peringatan terkait kesehatan mata seperti "jangan terlalu dekat dengan TV saat menontonnya" atau "jangan membaca di tempat kurang cahaya". Peringatan tersebut dibuat untuk menjaga penglihatan tetap baik.

Namun apakah peringatan-peringatan tadi sesuai dengan fakta? Berikut kebenaran seputar penglihatan yang Anda perlu tahu.

1. Duduk terlalu dekat dengan layar TV dapat merusak mata.


Mitos ini keliru. Faktanya, menonton TV terlalu dekat tidak ada kaitannya dengan kerusakan mata. Masalah kesehatan yang biasa dialami yang berhubungan dengan televisi kini biasanya adalah kram dan kelelahan. Tentu saja keduanya bisa disembuhkan dengan cara mengistirahatkan mata.

2. Menatap layar komputer terlalu lama dapat merusak mata.

Mitos ini keliru.
Aktivitas ini tidak akan menimbulkan kerusakan permanen, hanya mungkin mengakibatkan mata kering. Namun selama Anda melakukan aturan "20-20", Anda akan terhindar dari mata kering. 20 menit menatap layar, 20 detik melihat objek terjauh yang dapat Anda lihat.

3. Jangan pernah melihat matahari secara langsung.

Mitos ini benar.
Meskipun tidak ada gerhana, melihat secara langsung ke arah matahari dapat menyebabkan retinopati solar, yaitu perusakan retina akibat radiasi sinar matahari.

4. Membaca di cahaya remang dapat merusak penglihatan.

Mitos ini keliru.
Hal tersebut tidak akan merusak penglihatan, tetapi dapat mengakibatkan mata kering, penglihatan kabur, hingga nyeri leher ataupun punggung.



Sumber :
»»  READMORE...

Tanda-tanda Anak Punya Kecerdasan Tinggi

Ilustrasi seorang anak
Di mata setiap orangtua, anak-anak mereka adalah anak cerdas dan jenius. Bagaimana tidak, setiap hari rasanya ada saja perkembangan kemampuan yang dimiliki anak. Entah itu dalam berbicara, menggambar, bernyanyi, atau mengutak-atik gadget.
Padahal, kebanyakan anak baru bisa disebut jenius atau berbakat di usia sekolah. Meski begitu, ada beberapa tanda di usia dini yang bisa menunjukkan apakah si kecil memiliki kecerdasan tinggi.

Anak berusia 2-4 tahun mungkin saja merupakan anak yang berbakat jika ia menunjukkan tanda-tanda berikut ini.

- Memiliki talenta khusus, misalnya saja kemampuan artistik atau dalam hal angka. Misalnya saja, anak mampu menggambar sesuatu dengan sangat jelas atau bisa mengingat angka dengan mudah.

- Mencapai tonggak perkembangan (milestone) lebih awal dibanding teman seusianya.

- Kemampuan bahasa yang sangat baik, misalnya mampu berbicara dalam kalimat lengkap lebih awal dibanding teman sebayanya.

- Punya rasa ingin tahu yang tinggi dan tak pernah bosan mengajukan pertanyaan.

- Sangat aktif (meski bukan hiperaktif). Anak yang hiperaktif hanya memiliki rentang konsentrasi rendah, sementara anak yang berbakat mampu berkonsentrasi pada satu hal untuk waktu yang lama. Ia juga memiliki keinginan kuat pada hal yang menjadi ketertarikannya dan suka melakukan aktivitas sulit.

- Memiliki imajinasi yang jelas. Anak berbakat seringkali menciptakan teman imajiner.

- Mampu mengingat sesuatu dengan mudah dan menceritakan kembali apa yang ia pelajari dari buku, TV, atau film yang ditontonnya.

Tanda-tanda anak berbakat lainnya mungkin agak sulit dilihat. Ada beberapa anak berbakat yang sudah menyadari mereka "berbeda" dari rekan sebayanya. Hal itu bisa membuat mereka merasa terasing dan juga menjadi sasaran bullying.

Anak-anak yang jenius juga sering mengalami rasa frustrasi karena mereka mampu berpikir lebih cepat dibanding apa yang bisa mereka ekspresikan, baik secara verbal maupun fisik.

Uji bakat

Meski orangtua kerap penasaran apakah anak mereka memiliki kecerdasan tinggi, kebanyakan anak tidak memerlukan uji bakat sebelum mereka masuk sekolah dasar.

Namun, para ahli menyarankan agar anak dibawa berkonsultasi jika mereka tampak bosan atau menunjukkan gejala gangguan emosional, misalnya tampak cemas, menolak berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, atau sering mimpi buruk.

Menguji tingkat kecerdasan (IQ) anak sudah bisa dilakukan sejak mereka berusia 3 tahun. Selain tes IQ, bisa juga dilakukan tes bakat. Anak yang memiliki tingkat IQ 130 atau lebih dikategorikan sebagai anak jenius. Tingkat kecerdasan rata-rata adalah 85-115.

Namun, harus dipahami bahwa saat ini IQ hanyalah salah satu faktor dari berbagai faktor lain sebelum menentukan apakah anak disebut berbakat.



Sumber :
»»  READMORE...

Mengapa Setelah Stroke Komunikasi Terganggu?

Ilustrasi



Lebih dari separuh orang yang berhasil sembuh dari stroke akan mengalami cacat dan memerlukan perawatan lanjutan. Salah satu gangguan yang sering terjadi adalah kesulitan dalam berkomunikasi.

Gangguan berkomunikasi itu juga membuat mereka kesulitan membaca, menulis, dan berbicara. Hal tersebut terjadi karena bagian otak di sebelah kanan yang berkaitan dengan fungsi berbahasa mengalami kerusakan. Gangguan kemampuan berkomunikasi ini disebut afasia.

Sebuah studi baru mengindikasikan, memindahkan kemampuan berkomunikasi ini ke otak kanan mungkin dapat membantu mempercepat pemulihan pasien dalam berkomunikasi.

Studi yang dimuat dalam jurnal Restorative Neurology and Neuroscience ini menganalisa 27 orang dewasa tidak kidal yang berhasil sembuh dari stroke di otak bagian kiri. Umumnya mereka yang pulih dari afasia menunjukkan fungsi otak kiri yang kembali normal.
"Secara keseluruhan, kira-kira ada 30 persen dari pasien stroke yang menderita pelbagai tipe afasia. Yang paling sering terjadi pada pasien stroke adalah kerusakan utama pada otak kiri bagian tengah," ujar ketua studi dr. Jerzy Szaflarski, dari Departemen Neurologi Universitas of Alabama dan University of Cincinnati Academic Health Center.

"Pasien dapat pulih dalam hitungan bulan atau tahun setelah stroke. Proses penyembuhan tergantung pada beberapa faktor, namun pengaruh dari area otak yang tidak rusak akibat stroke terhadap proses penyembuhan ini belum jelas," tutur Szaflarski.

Menurut para peneliti, temuan ini memberikan wawasan baru dan dapat menjadi awalan untuk pengembangan metode rehabilitasi bahasa yang lebih baik bagi penderita stroke.

Para peneliti mencatat bahwa pergeseran fungsi bahasa ke otak kanan mungkin dapat membantu pemulihan afasia, terutama pada anak-anak yang mengalami kerusakan otak kiri. Namun pada orang dewasa mungkin malah akan menghambat pemulihan. Hal tersebut karena orang dewasa lebih mengandalkan otak kiri untuk memelihara dan memulihkan kemampuan berbahasa.

 

Sumber :
Healthday News
»»  READMORE...

Agar Program Diet Lebih Menyenangkan

Menjaga berat badan membutuhkan sikap yang menerima variasi alami tubuh.
Diet bukan penyiksaan. Diet adalah sebuah proses menuju tubuh sehat dengan berat yang ideal. Namun kesalahan masih saja ada ketika melakukan diet. Kesalahan paling umum adalah mengurangi atau tidak makan sama sekali ketika diet. Akibatnya, alih-alih menyenangkan, diet adalah proses yang menyengsarakan.

Proses menuju sehat ini seharusnya dijalani dengan menyenangkan. Namun bagaimana membuat diet jadi sesuatu menyenangkan? Berikut adalah beberapa tipsnya :

1. Jadikan diet bagian dari gaya hidup
Menjalani proses diet yang panjang, tentu ada saatnya merasa bosan. Ketika rasa jenuh melanda, sebaiknya segera temukan motivasi untuk kembali membakar semangat. Motivasi bisa ditemukan dari orang sekitar yang memiliki tubuh sehat dan ideal. Tubuh yang sehat tentu membuat mereka lebih produktif dan energik. Tubuh sehat juga membuat mereka selalu memancarkan semangat.

Motivasi juga diperlukan untuk menjaga pola diet tetap benar. Jangan sampai terpengaruh harus menjadi kurus atau langsing. Diet dikatakan benar bila mampu meningkatkan derajat kesehatan.

2. Perlu menjaga olahraga dan pola makan
Diet adalah bagaimana beraktivitas fisik dan menjaga pola makan. Diet juga terkait kesiapan mental menahan godaan berbagai hidangan yang merugikan kesehatan. Motivasi yang tinggi juga diperlukan untuk menjaha kelangsungan pola hidup sehat. Gabungan ketigany akan menghasilkan diet dengan manfaat maksimal.

3. Diet adalah sebuah proses
Diet adalah awal proses hidup sehat. Keberhasilan yang diperoleh adalah titik awal menuju tubuh yang lebih sehat. Tujuan selanjutnya, yaitu mempertahankan keberhasilan diet akan jauh lebih sulit.   Namun bukan berarti diet tidak bisa dipertahankan. Senangnya memiliki tubuh sehat diharapkan bisa menjadi motivasi untuk mempertahankan diet yang sudah terbina.


Sumber :
»»  READMORE...

Minggu, 14 April 2013

Semut Bisa Deteksi Gempa Bumi

Sarang semut merah yang banyak ditemukan di Eropa, termasuk Jerman. Penelitian terakhir mendapatkan ada perubahan perilaku semut merah ketika gempa akan terjadi.




VIENNA, Hingga saat ini, gempa bumi adalah jenis peristiwa alam yang paling belum bisa diperkirakan kapan akan terjadi. Gempa baru diketahui ketika getarannya sudah terasa. Namun, penelitian terakhir di Jerman mendapatkan bakal terjadinya gempa bisa dirasakan semut merah hutan (red wood ant).
Penelitian yang dilakukan Gabriele Berberich dari University Duisburg-Essen, Jerman, menemukan perubahan perilaku semut ketika gempa bumi akan terjadi. Gelagat bakal terjadinya gempa bisa diketahui dari "kegelisahan" para semut ini, terlihat dari dilanggarnya pola hidup diurnal.
Semut adalah hewan dengan pola hidup normal diurnal, yang aktif di siang hari untuk mengumpulkan makanan dan beraktivitas, kemudian istirahat di malam hari. Namun, ketika gempa akan terjadi, koloni semut merah ini akan terus terjaga sepanjang malam di luar sarang mereka sekalipun situasi ini membuat mereka rentan diserang pemangsa.
Saat gempa usai, perilaku normal akan kembali meskipun tak serta-merta. Dalam penelitian itu, perilaku semut merah terpantau normal sehari setelah gempa berlalu.
Rekaman tiga tahun
Gabriele Berberich dan tim penelitinya mengamati perilaku semut merah di habitat aslinya di hutan. Penelitian dilakukan selama tiga tahun pada 2009-2012. Selama periode penelitian, perilaku semut merah direkam dalam video, 24 jam sehari.
Dalam rentang waktu penelitian, tercatat ada 10 kali gempa dengan kekuatan berkisar 2-3,2 skala Richter (SR). Dari peristiwa inilah, para peneliti menemukan perubahan perilaku setiap kali gempa bakal terjadi, yang itu pun hanya terjadi untuk gempa dengan kekuatan melebihi 2 SR. Gempa 2 SR juga merupakan kekuatan getaran terkecil yang bisa dirasakan manusia. 
Saat menjelaskan hasil kajiannya di pertemuan tahunan European Geosciences Union di Vienna, Austria, Kamis (11/4/2013), Berberich menjelaskan perubahan perilaku semut sebelum gempa bumi diduga ada kaitannya dengan reseptor yang mereka miliki. Perubahan perilaku ini juga dikaitkan dengan berubahnya emisi gas atau medan magnet bumi yang terjadi di habitat semut ketika gempa terjadi.
Berberich mengatakan, semut merah hutan memiliki dua reseptor. Keduanya ialah reseptor kimi (chemoreceptor) untuk mendeteksi kadar karbon dioksida dan reseptor magnet (magnetoreceptor) untuk "memantau" medan elektromagnet.
"(Namun) kami belum yakin mengapa atau bagaimana mereka bereaksi pada rangsangan atau stimulus yang muncul," aku Berberich sebagaimana dikutip OurAmazingPlanet, Kamis (11/4/2013). Karena itu, dia dan tim penelitinya berencana memperdalam kajian ini di wilayah dengan aktivitas kegempaan lebih tinggi untuk melihat reaksi semut-semut merah terhadap gempa yang lebih besar.
Penelitian ini juga mendapatkan temuan lain, masih terkait dengan semut merah hutan. Lokasi sarang semut ini ternyata juga memunculkan fakta unik. Para peneliti mendapatkan sekitar 15 ribu sarang semut di obyek penelitian dan mereka menyebut posisi sarang itu sebagai tumpukan permen di atas ban berjalan untuk menggambarkan barisan sarang itu di sepanjang patahan Jerman.
 
»»  READMORE...

Sabtu, 13 April 2013

Analisis Tinta Ungkap Keaslian Injil Yudas




Joseph Barabe Fragmen Injil Yudas
ILLINOIS, KOMPAS.com — Injil Yudas yang kontroversial terus mengundang tanya. Salah satu yang dipertanyakan ialah kebenaran dokumen itu sebagai naskah kuno. Jangan-jangan naskah tersebut sebenarnya tulisan baru yang dibuat seolah-olah tua.

Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Joseph Barabe dari McCrone Associate di Illinois baru-baru ini berhasil mengungkap keaslian Injil Yudas sebagai naskah kuno. Mereka melakukannya dengan studi tinta pada teks Injil Yudas.

Diberitakan Livescience, Senin (8/4/2013), Barabe menemukan bahwa tinta yang digunakan menulis terdiri dari dua macam, yaitu warna hitam dan coklat yang dicampur. Pencampuran dua macam tinta ini biasa dilakukan di masa lalu.

Untuk tinta hitam, jenis tinta yang digunakan dalam Injil Yudas adalah disebut lamp back. Jenis tinta ini sama dengan jenis tinta yang digunakan pada teks peradaban kuno hingga abad ketiga Masehi.

Namun, untuk jenis tinta coklat, Barabe menemui kejanggalan. Tinta coklat merupakan tinta yang kaya besi, disebut irol gall, tetapi miskin belerang. Biasanya, tinta coklat tersebut juga kaya akan sulfur.

Barabe menemukan tantangan untuk mencari apakah tinta coklat sejenis juga digunakan pada dokumen kuno lain. Ia kemudian mempelajari surat pernikahan serta surat tanah yang diterbitkan pada masa Mesir, yang didapatkan dari Museum Louvre.

Hasil studi menunjukkan bahwa surat pernikahan dan surat tanah pada masa lalu pun menggunakan tinta iron gall. Dengan demikian, Barabe yakin Injil Yudas memang merupakan naskah kuno, yang berasal dari tahun 280 Masehi.

Studi tinta memang menjadi keahlian Barabe. Lewat studi tinta, Barabe memutuskan apakah teks atau lukisan yang diklaim kuno memang benar-benar kuno. Sebelumnya, mereka berhasil mengungkap bahwa naskah "Archaic Mark" yang diklaim kuno ternyata palsu.

Hasil studi tentang Injil Yudas ini dipaparkan dalam American Chemical Society in New Orleans pada Senin lalu. Injil Yudas sendiri merupakan naskah kontroversial yang memotret Yudas Iskariot bukan sebagai pengkhianat, melainkan teman dekat Yesus yang mengetahui rencana Tuhan kepada Yesus.

Injil Yudas mengungkap alasan di balik ciuman yang dilakukannya sebelum Yesus diadili dan disalib. Jika Injil lain (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) menyatakan bahwa Yudas berkhianat untuk 30 keping perak, Injil Yudas mengungkap bahwa Yudas melakukannya atas perintah Yesus, membebaskan roh Yesus dari raga-Nya.



Sumber :
»»  READMORE...

Jumat, 12 April 2013

Memakai Bra Justru Bikin Payudara Kendur?

Ilustrasi : Orang memakai bra

Penggunaan bra bagi kaum wanita dianggap sebagai kewajiban untuk menjaga kesehatan dan menyangga payudara. Namun menurut penelitian di Perancis, memakai bra sebenarnya justru membuat payudara mudah kendur.

Ditarik mundur ke belakang, kaum wanita sudah mulai menggunakan bra sejak zaman Yunani kuno. Mulai dari korset, penyangga payudara dengan punggung rendah, sampai bra modern yang elastis.

Bra modern dipatenkan oleh Mary Phelps Jacob, seorang sosialita yang membuat pakaian dalam untuk salah satu gaun malamnya. Popularitas bra meningkat selama Perang Dunia I karena kebanyakan wanita saat itu merasa perlu sebuah alat yang praktis dipakai di lingkungan kerja.

Selain fungsinya sebagai penopang payudara, bra juga didesain untuk membuat pemakainya tampil seksi bahkan membuat payudara yang kecil terlihat lebih menyembul.

Riset
Jean-Denis Rouillon, profesor dari University of Besancon, Perancis, melakukan penelitian mengenai efek penggunaan bra terhadap payudara. Menurutnya, sebenarnya wanita tak perlu memakai bra karena justru berbahaya bagi kesehatan payudara karena membuat "si bukit kembar" itu lebih gampang kendur, bahkan meningkatkan risiko nyeri punggung.

Penelitian yang dilakukan Rouillon itu melibatkan 330 wanita berusia 18-35 tahun. Sebanyak 50 orang dari mereka diminta untuk tidak memakai bra. Kemudian para peneliti melakukan pengukuran anatomi untuk mengetahui ada tidaknya perubahan orientasi menggunakan pengukur khusus berbentuk kaliper.

"Secara medis, fisiologis, dan anatomis, payudara tak mendapat manfaat dari melawan gravitasi. Bahkan, payudara membuat payudara mudah kendur," kata Rouillon.

Secara khusus ia menunjukkan apa yang terjadi jika seorang wanita tak memakai bra. Dalam setahun terjadi kenaikan puting sekitar 7 mm dan payudara juga lebih kenyal. Gurat seperti stretch mark di bagian payudara juga agak menghilang.

Salah seorang partisipan studi berusia 28 tahun yang tidak disebutkan namanya mengatakan ia sudah tidak menggunakan kutang selama 2 tahun terakhir.

"Ada beberapa manfaat yang saya rasakan, yakni bernapas lebih mudah, jarang nyeri punggung, dan tubuh terasa lebih ringan," katanya.

Nyeri punggung sejak lama dikaitkan dengan ukuran payudara yang besar dan penggunaan bra yang tidak tepat. Postur tubuh yang benar juga sangat penting untuk mencegah nyeri punggung, baik saat memakai bra maupun tidak.

Rouillon mengatakan bahwa ia sangat yakin budaya yang membuat wanita menganggap memakai bra sebagai kewajiban adalah hal yang keliru. Meski begitu, menurutnya tak semua wanita mendapatkan keuntungan dari tidak memakai bra.

"Wanita berusia 45 tahun ke atas tak akan mendapat manfaat berarti jika mereka memutuskan untuk tak lagi memakai bra," katanya.


Sumber :
»»  READMORE...