Social Icons

Minggu, 14 April 2013

Semut Bisa Deteksi Gempa Bumi

Sarang semut merah yang banyak ditemukan di Eropa, termasuk Jerman. Penelitian terakhir mendapatkan ada perubahan perilaku semut merah ketika gempa akan terjadi.




VIENNA, Hingga saat ini, gempa bumi adalah jenis peristiwa alam yang paling belum bisa diperkirakan kapan akan terjadi. Gempa baru diketahui ketika getarannya sudah terasa. Namun, penelitian terakhir di Jerman mendapatkan bakal terjadinya gempa bisa dirasakan semut merah hutan (red wood ant).
Penelitian yang dilakukan Gabriele Berberich dari University Duisburg-Essen, Jerman, menemukan perubahan perilaku semut ketika gempa bumi akan terjadi. Gelagat bakal terjadinya gempa bisa diketahui dari "kegelisahan" para semut ini, terlihat dari dilanggarnya pola hidup diurnal.
Semut adalah hewan dengan pola hidup normal diurnal, yang aktif di siang hari untuk mengumpulkan makanan dan beraktivitas, kemudian istirahat di malam hari. Namun, ketika gempa akan terjadi, koloni semut merah ini akan terus terjaga sepanjang malam di luar sarang mereka sekalipun situasi ini membuat mereka rentan diserang pemangsa.
Saat gempa usai, perilaku normal akan kembali meskipun tak serta-merta. Dalam penelitian itu, perilaku semut merah terpantau normal sehari setelah gempa berlalu.
Rekaman tiga tahun
Gabriele Berberich dan tim penelitinya mengamati perilaku semut merah di habitat aslinya di hutan. Penelitian dilakukan selama tiga tahun pada 2009-2012. Selama periode penelitian, perilaku semut merah direkam dalam video, 24 jam sehari.
Dalam rentang waktu penelitian, tercatat ada 10 kali gempa dengan kekuatan berkisar 2-3,2 skala Richter (SR). Dari peristiwa inilah, para peneliti menemukan perubahan perilaku setiap kali gempa bakal terjadi, yang itu pun hanya terjadi untuk gempa dengan kekuatan melebihi 2 SR. Gempa 2 SR juga merupakan kekuatan getaran terkecil yang bisa dirasakan manusia. 
Saat menjelaskan hasil kajiannya di pertemuan tahunan European Geosciences Union di Vienna, Austria, Kamis (11/4/2013), Berberich menjelaskan perubahan perilaku semut sebelum gempa bumi diduga ada kaitannya dengan reseptor yang mereka miliki. Perubahan perilaku ini juga dikaitkan dengan berubahnya emisi gas atau medan magnet bumi yang terjadi di habitat semut ketika gempa terjadi.
Berberich mengatakan, semut merah hutan memiliki dua reseptor. Keduanya ialah reseptor kimi (chemoreceptor) untuk mendeteksi kadar karbon dioksida dan reseptor magnet (magnetoreceptor) untuk "memantau" medan elektromagnet.
"(Namun) kami belum yakin mengapa atau bagaimana mereka bereaksi pada rangsangan atau stimulus yang muncul," aku Berberich sebagaimana dikutip OurAmazingPlanet, Kamis (11/4/2013). Karena itu, dia dan tim penelitinya berencana memperdalam kajian ini di wilayah dengan aktivitas kegempaan lebih tinggi untuk melihat reaksi semut-semut merah terhadap gempa yang lebih besar.
Penelitian ini juga mendapatkan temuan lain, masih terkait dengan semut merah hutan. Lokasi sarang semut ini ternyata juga memunculkan fakta unik. Para peneliti mendapatkan sekitar 15 ribu sarang semut di obyek penelitian dan mereka menyebut posisi sarang itu sebagai tumpukan permen di atas ban berjalan untuk menggambarkan barisan sarang itu di sepanjang patahan Jerman.
 
»»  READMORE...

Sabtu, 13 April 2013

Analisis Tinta Ungkap Keaslian Injil Yudas




Joseph Barabe Fragmen Injil Yudas
ILLINOIS, KOMPAS.com — Injil Yudas yang kontroversial terus mengundang tanya. Salah satu yang dipertanyakan ialah kebenaran dokumen itu sebagai naskah kuno. Jangan-jangan naskah tersebut sebenarnya tulisan baru yang dibuat seolah-olah tua.

Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Joseph Barabe dari McCrone Associate di Illinois baru-baru ini berhasil mengungkap keaslian Injil Yudas sebagai naskah kuno. Mereka melakukannya dengan studi tinta pada teks Injil Yudas.

Diberitakan Livescience, Senin (8/4/2013), Barabe menemukan bahwa tinta yang digunakan menulis terdiri dari dua macam, yaitu warna hitam dan coklat yang dicampur. Pencampuran dua macam tinta ini biasa dilakukan di masa lalu.

Untuk tinta hitam, jenis tinta yang digunakan dalam Injil Yudas adalah disebut lamp back. Jenis tinta ini sama dengan jenis tinta yang digunakan pada teks peradaban kuno hingga abad ketiga Masehi.

Namun, untuk jenis tinta coklat, Barabe menemui kejanggalan. Tinta coklat merupakan tinta yang kaya besi, disebut irol gall, tetapi miskin belerang. Biasanya, tinta coklat tersebut juga kaya akan sulfur.

Barabe menemukan tantangan untuk mencari apakah tinta coklat sejenis juga digunakan pada dokumen kuno lain. Ia kemudian mempelajari surat pernikahan serta surat tanah yang diterbitkan pada masa Mesir, yang didapatkan dari Museum Louvre.

Hasil studi menunjukkan bahwa surat pernikahan dan surat tanah pada masa lalu pun menggunakan tinta iron gall. Dengan demikian, Barabe yakin Injil Yudas memang merupakan naskah kuno, yang berasal dari tahun 280 Masehi.

Studi tinta memang menjadi keahlian Barabe. Lewat studi tinta, Barabe memutuskan apakah teks atau lukisan yang diklaim kuno memang benar-benar kuno. Sebelumnya, mereka berhasil mengungkap bahwa naskah "Archaic Mark" yang diklaim kuno ternyata palsu.

Hasil studi tentang Injil Yudas ini dipaparkan dalam American Chemical Society in New Orleans pada Senin lalu. Injil Yudas sendiri merupakan naskah kontroversial yang memotret Yudas Iskariot bukan sebagai pengkhianat, melainkan teman dekat Yesus yang mengetahui rencana Tuhan kepada Yesus.

Injil Yudas mengungkap alasan di balik ciuman yang dilakukannya sebelum Yesus diadili dan disalib. Jika Injil lain (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) menyatakan bahwa Yudas berkhianat untuk 30 keping perak, Injil Yudas mengungkap bahwa Yudas melakukannya atas perintah Yesus, membebaskan roh Yesus dari raga-Nya.



Sumber :
»»  READMORE...

Jumat, 12 April 2013

Memakai Bra Justru Bikin Payudara Kendur?

Ilustrasi : Orang memakai bra

Penggunaan bra bagi kaum wanita dianggap sebagai kewajiban untuk menjaga kesehatan dan menyangga payudara. Namun menurut penelitian di Perancis, memakai bra sebenarnya justru membuat payudara mudah kendur.

Ditarik mundur ke belakang, kaum wanita sudah mulai menggunakan bra sejak zaman Yunani kuno. Mulai dari korset, penyangga payudara dengan punggung rendah, sampai bra modern yang elastis.

Bra modern dipatenkan oleh Mary Phelps Jacob, seorang sosialita yang membuat pakaian dalam untuk salah satu gaun malamnya. Popularitas bra meningkat selama Perang Dunia I karena kebanyakan wanita saat itu merasa perlu sebuah alat yang praktis dipakai di lingkungan kerja.

Selain fungsinya sebagai penopang payudara, bra juga didesain untuk membuat pemakainya tampil seksi bahkan membuat payudara yang kecil terlihat lebih menyembul.

Riset
Jean-Denis Rouillon, profesor dari University of Besancon, Perancis, melakukan penelitian mengenai efek penggunaan bra terhadap payudara. Menurutnya, sebenarnya wanita tak perlu memakai bra karena justru berbahaya bagi kesehatan payudara karena membuat "si bukit kembar" itu lebih gampang kendur, bahkan meningkatkan risiko nyeri punggung.

Penelitian yang dilakukan Rouillon itu melibatkan 330 wanita berusia 18-35 tahun. Sebanyak 50 orang dari mereka diminta untuk tidak memakai bra. Kemudian para peneliti melakukan pengukuran anatomi untuk mengetahui ada tidaknya perubahan orientasi menggunakan pengukur khusus berbentuk kaliper.

"Secara medis, fisiologis, dan anatomis, payudara tak mendapat manfaat dari melawan gravitasi. Bahkan, payudara membuat payudara mudah kendur," kata Rouillon.

Secara khusus ia menunjukkan apa yang terjadi jika seorang wanita tak memakai bra. Dalam setahun terjadi kenaikan puting sekitar 7 mm dan payudara juga lebih kenyal. Gurat seperti stretch mark di bagian payudara juga agak menghilang.

Salah seorang partisipan studi berusia 28 tahun yang tidak disebutkan namanya mengatakan ia sudah tidak menggunakan kutang selama 2 tahun terakhir.

"Ada beberapa manfaat yang saya rasakan, yakni bernapas lebih mudah, jarang nyeri punggung, dan tubuh terasa lebih ringan," katanya.

Nyeri punggung sejak lama dikaitkan dengan ukuran payudara yang besar dan penggunaan bra yang tidak tepat. Postur tubuh yang benar juga sangat penting untuk mencegah nyeri punggung, baik saat memakai bra maupun tidak.

Rouillon mengatakan bahwa ia sangat yakin budaya yang membuat wanita menganggap memakai bra sebagai kewajiban adalah hal yang keliru. Meski begitu, menurutnya tak semua wanita mendapatkan keuntungan dari tidak memakai bra.

"Wanita berusia 45 tahun ke atas tak akan mendapat manfaat berarti jika mereka memutuskan untuk tak lagi memakai bra," katanya.


Sumber :
»»  READMORE...

Olahraga Ringan Punya Efek Setara Pijat

Peregangan menggunakan pita elastis.

Rasanya tak ada yang lebih menyenangkan selain pijat untuk menghilangkan pegal-pegal pasca olahraga. Namun, olahraga ringan ternyata sama efektifnya dengan pijatan untuk melegakan sendi yang sakit.

Rasa pegal, nyeri dan sakit pada persendian sering dialami setelah kita melakukan olahraga berat. Kondisi itu disebut juga sebagai delayed onset muscle soreness (DOMS). Pemicunya adalah jaringan otot yang teregang melebihi biasanya.

Dalam sebuah studi terhadap 20 wanita sehat berusia sekitar 32 tahun, para peneliti membandingkan efek pijatan dengan olahraga ringan untuk mengatasi nyeri persendian.

Para partisipan diminta melakukan latihan ketahanan pundak yang difokuskan pada otot-otot trapezius diantara pundak dan leher belakang. Setelah masa tunggu selama 48 jam, mereka mendapatkan 10 menit pijatan di leher dan punggung. Kemudian mereka diminta melakukan olahraga ringan menggunakan pita elastis (resistance band).

Kemduian mereka menilai tingkat rasa nyeri pada persendian dalam skala satu sampai sepuluh. Para peneliti juga mengukur ambang nyeri tekanan (pressure pain treshold/PPT) dalam otot trapezius sebelum terapi dan 10,20, dan 60 menit pasca terapi.

Hasilnya, tak ada perbedaan yang jauh antara pijatan dengan latihan ringan. Rasa nyeri sebelum mendapat terapi memiliki tingkatan 8. Setelah mendapatkan pijatan atau olahraga ringan, intensitas nyerinya sekitar 5.

Para peneliti menyimpulkan, baik olahraga dan pijatan memberikan rasa nyaman yang hampir sama pada persendian. Karena itu informasi ini diharapkan bisa berguna bagi pelatih dan terapis fisik para atlet dalam hal persiapan sebelum bertanding.



Sumber :
»»  READMORE...

Kamis, 11 April 2013

"Frontal Cortex", Bagian Otak Penentu Autisme

Ilustrasi otak anak
Autisme adalah gangguan pada otak yang berefek pada kemampuan interaksi sosial anak. Sebanyak 50 persen autisme disebabkan oleh kelainan kromosom saat penyusunan otak. Pada anak penyandang autisme, wilayah otak yang disebut frontal cortex yang terdiri atas prefrontal cortex dan temporal cortex tidak dapat berfungsi secara sempurna.

"Kelainan ini menyebabkan otak tidak dapat memberi perintah terkait ekspresi, emosi, dan interaksi sosial. Perintah tersebut ada di bagian frontal cortex," kata psikiater dr. Dwijo Saputro Sp.KJ dalam seminar sehari Peringatan Hari Autisme Sedunia, Selasa (9/4/2013) di Jakarta.
Frontal cortex memiliki bagian prefrontal cortex yang merupakan pusat kognitif. Bagian ini memiliki fungsi eksekutif terkait emosi yang ditampilkan. Bagian ini juga berperan dalam penilaian, kretivitas, dan berbicara. Sedangkan bagiak lobus temporal pada otak menjalankan fungsi  mendengar, penguasaan bahasa, dan interprestasi suara.

Otak anak penyandang autisme juga bermasalah pada wilayah fusi form. Bagian ini berfungsi untuk mengenali wajah. Dwijo mengatakan, pada penyandang autis fusi form tidak merespon ketika ditunjukkan gambar wajah. "Bagian fusi form ada pada anak autis, namun tidak bekerja," ujarnya.

Otak seseorang dengan dan tanpa autis juga berbeda secara kimiawi . Hal ini dibuktikan penelitian yang dilakukan Prof. Daniel Geschwind dari University of California, Los Angeles. Penelitian itu menunjukkan, bagian prefrontal dan temporal pada autis menghasilkan protein yang sama. Pola ini, menurut Geschwind tampak pada penderita autis.

"Padahal pada otak tanpa autis, tiap bagian dikendalikan susunan gen yang berbeda. Susunan gen tersebut akan menghasilkan protein yang berbeda. Namun hal tersebut tidak ditemukan pada penyandang autisme," kata Geschwind seperti dilansir situs BBC

Penelitian yang digagas Geschwind diadakan di Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada. Sampel penelitian adalah 19 otak dengan dan 17 otak tanpa autis. Dari hasil perbandingan terungkap, ada sekitar 209 gen terkait cara kerja dan komunikasi sel otak bekerja dalam tingkat yang lebih rendah dibanding yang tanpa autis.  Sementara 235 gen yang berhubungan dengan daya tahan dan respon luka diekspresikan dengan lebih kuat.

Riset lainnya menunjukkan, otak penyandang autisme juga memiliki badan sel saraf (neuron) lebih banyak 67 persen di bagian prefrontal kortex, dibanding yang tanpa autis. Jumlah total sel neuron penyandang autisme adalah sekitar 1,9 milyar, sedangkan non autisme 1,7 milyar. Akibatnya, bobot otak penyandang autis cenderung lebih berat.

"Hal ini mengindikasikan adanya keadaan abnormal. Bisa potensi koneksi yang meningkat, atau justru sebaliknya," kata peneliti Dr. Eric Courchesne, Director of the National Institute of Health-University of California-San Diego School of Medicine Autism Center of Excellence. Penelitian dilakukan pada tujuh otak anak tanpa autis, dan enam otak anak dengan autis.


Sumber :
»»  READMORE...

Segarkan Napas dengan 5 Makanan Ini!

 
Siapa yang tidak ingin memiliki napas segar? Selain mengartikan bahwa tidak ada masalah pada mulut dan percernaan, napas yang segar juga meningkatkan percaya diri. Salah satu cara menyenangkan untuk mendapatkan napas segar adalah dari pintar memilih makanan yang dimakan.

Makanan dapat mempengaruhi bau napas. Sisa-sisa makanan yang barbau menyengat di mulut akan berkontribusi menghasilkan bau yang tak sedap.

Nah, simaklah 5 makanan berikut yang dapat membantu menyegarkan napas Anda.

1. Teh

Satu cangkir teh hijau atau hitam dapat mengurangi bau mulut dengan kandungan polifenolnya. Selama Anda tidak menambahkan gula pada teh, maka antioksidan ini akan bekerja membunuh bakteri yang menyebabkan bau bulut. Penelitian dari University of Utah Health Care melansir bahwa orang yang rutin minum teh cenderung untuk memiliki napas yang segar dibanding dengan mereka yang tidak.

2. Yogurt


Yogurt tanpa gula dapat melawan bau mulut setelah enam minggu konsumsi rutin. Hal ini mungkin disebabkan oleh aksi bakteri "baik" yang dapat mematikan bakteri "jahat" penyebab bay napas. Ditambah lagi, yogurt mengandung vitamin D yang juga membantu untuk melawan bakteri.

3. Tanaman obat

Tanaman obat seperti sirih bukan hanya dapat membunuh bakteri di dalam mulut, tetapi juga menyegarkan mulut. Tanaman obat yang berbentuk daun hijau mengandung klorofil membantu menyegarkan napas tanpa menambah aroma lain yang berlebihan. Selain sirih, cobalah daun mint, parsley, dan biji adas.

4. Apel

Menurut American Dietic Association, mengunyah buah-buahan dan sayur-sayuran segar seperti apel, seledri, dan wortel dapat membantu menghilangkan plak pada gigi yang menyebabkan bau mulut. Mengunyah meningkatkan produksi liur dan mencegah perkembangbiakan bakteri.

5. Jeruk

Rekomendasi dari seorang profesor gigi di New York, buah yang tinggi kandungan vitamin C dapat memusnahkan bakteri yang tidak diinginkan di dalam mulut. Buah yang kaya vitamin C juga membantu melawan penyakit seperti radang gusi yang menambah parah bau mulut.

Sumber :
Daily Health Post
»»  READMORE...

Turunkan Tensi dengan Putih Telur?

Konsumsi 4 butir telur perminggu tidak meningkatkan risiko penyakit jantung
Kabar baik bagi Anda pencinta telur dan memiliki masalah dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Sebuah studi terbaru menyatakan, putih telur dapat menurunkan tekanan darah dengan cara yang sama seperti obat-obatan.

Pada putih telur ditemukan substansi yang berfungsi menurunkan tekanan darah. Substansi tersebut juga ada dalam obat penurun tekanan darah Captopril.

Kepala riset dr. Zhipeng Yu dari  China's Jilin University mengatakan, studi ini menunjukkan alasan untuk menyebut telur sebagai "makanan yang luar biasa".

"Kami memiliki bukti laboratorium bahwa kandungan di dalam putih telur yang berupa peptida, salah satu penyusun protein, dapat mengurangi tekanan darah. Kandungan tersebut bekerja sebanyak yang bisa dilakukan oleh obat penurun tekanan darah Captopril dosis rendah," tutur Yu.

Yu dan koleganya meneliti peptida yang ditemukan dalam putih telur tersebut. Peptida itu disebut dengan RVPSL. RVPSL memiliki kemampuan untuk menghambat aksi dari ACE, yaitu substansi yang dibentuk oleh tubuh yang menaikan tekanan darah.

Percobaan pada tikus menunjukkan RVPSL tidak memiliki efek racun dan dapat menurunkan tekanan darah.

Temuan ini dipresentasikan dalam National Meeting and Exposition dari American Chemical Society (ACS) di New Orleans.

Yu mengatakan, hasil ini mendukung temuan sebelumnya dengan topik yang sama. Yu optimis peptida dalam putih telur dapat terus dikembangkan dengan penelitian lebih lanjut dan memiliki potensi yang menjanjikan.

"Peptida dalam putih telur, baik di dalam telur ataupun suplemen lain, dapat sangat berguna untuk menjadi tambahan dalam pengobatan hipertensi," ungkap Yu.

Di tahun 2009, peneliti asal University of Alberta Kanada menemukan bahwa telur memproduksi protein yang berefek sama seperti obat-obatan penurun tekanan darah. Mereka juga menemukan bahwa telur dapat menurunkan tekanan darah dengan cara yang sama seperti penghambat ACE.

Obat-obatan menurunkan tekanan darah dengan cara menghentikan hormon angiotensin yang menyempitkan pembuluh darah. Para peneliti menemukan bahwa telur memiliki hubungan dengan enzim lambung yang memproduksi protein yang berfungsi serupa.


Sumber :
»»  READMORE...