Social Icons

Jumat, 12 April 2013

Olahraga Ringan Punya Efek Setara Pijat

Peregangan menggunakan pita elastis.

Rasanya tak ada yang lebih menyenangkan selain pijat untuk menghilangkan pegal-pegal pasca olahraga. Namun, olahraga ringan ternyata sama efektifnya dengan pijatan untuk melegakan sendi yang sakit.

Rasa pegal, nyeri dan sakit pada persendian sering dialami setelah kita melakukan olahraga berat. Kondisi itu disebut juga sebagai delayed onset muscle soreness (DOMS). Pemicunya adalah jaringan otot yang teregang melebihi biasanya.

Dalam sebuah studi terhadap 20 wanita sehat berusia sekitar 32 tahun, para peneliti membandingkan efek pijatan dengan olahraga ringan untuk mengatasi nyeri persendian.

Para partisipan diminta melakukan latihan ketahanan pundak yang difokuskan pada otot-otot trapezius diantara pundak dan leher belakang. Setelah masa tunggu selama 48 jam, mereka mendapatkan 10 menit pijatan di leher dan punggung. Kemudian mereka diminta melakukan olahraga ringan menggunakan pita elastis (resistance band).

Kemduian mereka menilai tingkat rasa nyeri pada persendian dalam skala satu sampai sepuluh. Para peneliti juga mengukur ambang nyeri tekanan (pressure pain treshold/PPT) dalam otot trapezius sebelum terapi dan 10,20, dan 60 menit pasca terapi.

Hasilnya, tak ada perbedaan yang jauh antara pijatan dengan latihan ringan. Rasa nyeri sebelum mendapat terapi memiliki tingkatan 8. Setelah mendapatkan pijatan atau olahraga ringan, intensitas nyerinya sekitar 5.

Para peneliti menyimpulkan, baik olahraga dan pijatan memberikan rasa nyaman yang hampir sama pada persendian. Karena itu informasi ini diharapkan bisa berguna bagi pelatih dan terapis fisik para atlet dalam hal persiapan sebelum bertanding.



Sumber :
»»  READMORE...

Kamis, 11 April 2013

"Frontal Cortex", Bagian Otak Penentu Autisme

Ilustrasi otak anak
Autisme adalah gangguan pada otak yang berefek pada kemampuan interaksi sosial anak. Sebanyak 50 persen autisme disebabkan oleh kelainan kromosom saat penyusunan otak. Pada anak penyandang autisme, wilayah otak yang disebut frontal cortex yang terdiri atas prefrontal cortex dan temporal cortex tidak dapat berfungsi secara sempurna.

"Kelainan ini menyebabkan otak tidak dapat memberi perintah terkait ekspresi, emosi, dan interaksi sosial. Perintah tersebut ada di bagian frontal cortex," kata psikiater dr. Dwijo Saputro Sp.KJ dalam seminar sehari Peringatan Hari Autisme Sedunia, Selasa (9/4/2013) di Jakarta.
Frontal cortex memiliki bagian prefrontal cortex yang merupakan pusat kognitif. Bagian ini memiliki fungsi eksekutif terkait emosi yang ditampilkan. Bagian ini juga berperan dalam penilaian, kretivitas, dan berbicara. Sedangkan bagiak lobus temporal pada otak menjalankan fungsi  mendengar, penguasaan bahasa, dan interprestasi suara.

Otak anak penyandang autisme juga bermasalah pada wilayah fusi form. Bagian ini berfungsi untuk mengenali wajah. Dwijo mengatakan, pada penyandang autis fusi form tidak merespon ketika ditunjukkan gambar wajah. "Bagian fusi form ada pada anak autis, namun tidak bekerja," ujarnya.

Otak seseorang dengan dan tanpa autis juga berbeda secara kimiawi . Hal ini dibuktikan penelitian yang dilakukan Prof. Daniel Geschwind dari University of California, Los Angeles. Penelitian itu menunjukkan, bagian prefrontal dan temporal pada autis menghasilkan protein yang sama. Pola ini, menurut Geschwind tampak pada penderita autis.

"Padahal pada otak tanpa autis, tiap bagian dikendalikan susunan gen yang berbeda. Susunan gen tersebut akan menghasilkan protein yang berbeda. Namun hal tersebut tidak ditemukan pada penyandang autisme," kata Geschwind seperti dilansir situs BBC

Penelitian yang digagas Geschwind diadakan di Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada. Sampel penelitian adalah 19 otak dengan dan 17 otak tanpa autis. Dari hasil perbandingan terungkap, ada sekitar 209 gen terkait cara kerja dan komunikasi sel otak bekerja dalam tingkat yang lebih rendah dibanding yang tanpa autis.  Sementara 235 gen yang berhubungan dengan daya tahan dan respon luka diekspresikan dengan lebih kuat.

Riset lainnya menunjukkan, otak penyandang autisme juga memiliki badan sel saraf (neuron) lebih banyak 67 persen di bagian prefrontal kortex, dibanding yang tanpa autis. Jumlah total sel neuron penyandang autisme adalah sekitar 1,9 milyar, sedangkan non autisme 1,7 milyar. Akibatnya, bobot otak penyandang autis cenderung lebih berat.

"Hal ini mengindikasikan adanya keadaan abnormal. Bisa potensi koneksi yang meningkat, atau justru sebaliknya," kata peneliti Dr. Eric Courchesne, Director of the National Institute of Health-University of California-San Diego School of Medicine Autism Center of Excellence. Penelitian dilakukan pada tujuh otak anak tanpa autis, dan enam otak anak dengan autis.


Sumber :
»»  READMORE...

Segarkan Napas dengan 5 Makanan Ini!

 
Siapa yang tidak ingin memiliki napas segar? Selain mengartikan bahwa tidak ada masalah pada mulut dan percernaan, napas yang segar juga meningkatkan percaya diri. Salah satu cara menyenangkan untuk mendapatkan napas segar adalah dari pintar memilih makanan yang dimakan.

Makanan dapat mempengaruhi bau napas. Sisa-sisa makanan yang barbau menyengat di mulut akan berkontribusi menghasilkan bau yang tak sedap.

Nah, simaklah 5 makanan berikut yang dapat membantu menyegarkan napas Anda.

1. Teh

Satu cangkir teh hijau atau hitam dapat mengurangi bau mulut dengan kandungan polifenolnya. Selama Anda tidak menambahkan gula pada teh, maka antioksidan ini akan bekerja membunuh bakteri yang menyebabkan bau bulut. Penelitian dari University of Utah Health Care melansir bahwa orang yang rutin minum teh cenderung untuk memiliki napas yang segar dibanding dengan mereka yang tidak.

2. Yogurt


Yogurt tanpa gula dapat melawan bau mulut setelah enam minggu konsumsi rutin. Hal ini mungkin disebabkan oleh aksi bakteri "baik" yang dapat mematikan bakteri "jahat" penyebab bay napas. Ditambah lagi, yogurt mengandung vitamin D yang juga membantu untuk melawan bakteri.

3. Tanaman obat

Tanaman obat seperti sirih bukan hanya dapat membunuh bakteri di dalam mulut, tetapi juga menyegarkan mulut. Tanaman obat yang berbentuk daun hijau mengandung klorofil membantu menyegarkan napas tanpa menambah aroma lain yang berlebihan. Selain sirih, cobalah daun mint, parsley, dan biji adas.

4. Apel

Menurut American Dietic Association, mengunyah buah-buahan dan sayur-sayuran segar seperti apel, seledri, dan wortel dapat membantu menghilangkan plak pada gigi yang menyebabkan bau mulut. Mengunyah meningkatkan produksi liur dan mencegah perkembangbiakan bakteri.

5. Jeruk

Rekomendasi dari seorang profesor gigi di New York, buah yang tinggi kandungan vitamin C dapat memusnahkan bakteri yang tidak diinginkan di dalam mulut. Buah yang kaya vitamin C juga membantu melawan penyakit seperti radang gusi yang menambah parah bau mulut.

Sumber :
Daily Health Post
»»  READMORE...

Turunkan Tensi dengan Putih Telur?

Konsumsi 4 butir telur perminggu tidak meningkatkan risiko penyakit jantung
Kabar baik bagi Anda pencinta telur dan memiliki masalah dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Sebuah studi terbaru menyatakan, putih telur dapat menurunkan tekanan darah dengan cara yang sama seperti obat-obatan.

Pada putih telur ditemukan substansi yang berfungsi menurunkan tekanan darah. Substansi tersebut juga ada dalam obat penurun tekanan darah Captopril.

Kepala riset dr. Zhipeng Yu dari  China's Jilin University mengatakan, studi ini menunjukkan alasan untuk menyebut telur sebagai "makanan yang luar biasa".

"Kami memiliki bukti laboratorium bahwa kandungan di dalam putih telur yang berupa peptida, salah satu penyusun protein, dapat mengurangi tekanan darah. Kandungan tersebut bekerja sebanyak yang bisa dilakukan oleh obat penurun tekanan darah Captopril dosis rendah," tutur Yu.

Yu dan koleganya meneliti peptida yang ditemukan dalam putih telur tersebut. Peptida itu disebut dengan RVPSL. RVPSL memiliki kemampuan untuk menghambat aksi dari ACE, yaitu substansi yang dibentuk oleh tubuh yang menaikan tekanan darah.

Percobaan pada tikus menunjukkan RVPSL tidak memiliki efek racun dan dapat menurunkan tekanan darah.

Temuan ini dipresentasikan dalam National Meeting and Exposition dari American Chemical Society (ACS) di New Orleans.

Yu mengatakan, hasil ini mendukung temuan sebelumnya dengan topik yang sama. Yu optimis peptida dalam putih telur dapat terus dikembangkan dengan penelitian lebih lanjut dan memiliki potensi yang menjanjikan.

"Peptida dalam putih telur, baik di dalam telur ataupun suplemen lain, dapat sangat berguna untuk menjadi tambahan dalam pengobatan hipertensi," ungkap Yu.

Di tahun 2009, peneliti asal University of Alberta Kanada menemukan bahwa telur memproduksi protein yang berefek sama seperti obat-obatan penurun tekanan darah. Mereka juga menemukan bahwa telur dapat menurunkan tekanan darah dengan cara yang sama seperti penghambat ACE.

Obat-obatan menurunkan tekanan darah dengan cara menghentikan hormon angiotensin yang menyempitkan pembuluh darah. Para peneliti menemukan bahwa telur memiliki hubungan dengan enzim lambung yang memproduksi protein yang berfungsi serupa.


Sumber :
»»  READMORE...

Olahraga 30 Menit Bantu Kurangi Keinginan Merokok

 
Bila Anda seorang perokok dan masih mencari cara untuk mengatasi kecanduan rokok, nasihat yang satu ini mungkin dapat dipertimbangkan.  Luangkanlah waktu untuk berolahraga secara rutin selama beberapa menit setiap hari! Selain menyehatkan, aktivitas membakar kalori ini ternyata juga membantu mengurangi kecanduan tembakau.    

Penelitian terbaru para ilmuwan di George Washington University School of Public Health and Health Services (SPHHS) membuktikan,

aktivitas fisik terbukti mampu mengurangi kecenderungan untuk menghisap rokok, khususnya di kalangan remaja
. Berolahraga selama 30 menit dapat meningkatkan kemungkinan untuk melupakan kebiasaan merokok.
Menurut studi tersebut, remaja yang mengikuti program latihan fisik berkesempatan lebih besar untuk tidak merokok. "Latihan fisik rutin 30 menit, termasuk jalan kaki selama 20 menit, lebih efektif dibanding penolakan merokok kepada teman satu geng,” kata peneliti SPHHS, Kimberly Horn, EdD.

Dalam riset ini, peneliti melibatkan 233 responden dari 19 sekolah menengah di West Virginia, yang merupakan negara bagian di Amerika Serikat dengan jumlah perokok terbanyak. Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hampir 13 persen penduduk West Virginia adalah perokok dengan usia di bawah 18 tahun. Para responden adalah perokok harian yang juga berisiko dalam kegiatan negatif lain. Rata-rata para responden bisa menghisap rokok setengah bungkus per hari atau satu bungkus pada akhir pekan.

Selama masa penelitian, beberapa responden mengikuti kegiatan untuk berhenti merokok, yang dikombinasikan dengan program kebugaran fisik. Sementara responden lain mengikuti program berhenti merokok, yang dikombinasikan dengan ceramah singkat.

Dari hasil penelitian terlihat, remaja dengan aktivitas fisik teratur terbukti lebih mampu mengurangi kebiasaan merokoknya. Para remaja juga diminta meningkatkan waktu atau menambah hari latihan. Penelitian lanjutan ini membuktikan latihan fisik 20-30 menit per hari menjadi waktu yang paling efektif.

Rasa sesak yang timbul akibat merokok selama berolahraga ternyata menimbulkan rasa tidak nyaman. Rasa sesak ini mendorong remaja untuk mengurangi konsumsi merokok. Konsumsi merokok yang menurun ternyata menimbulkan rasa lega saat bernafas, yang membantu remaja menyelesaikan latihan fisiknya.

Penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk melihat hubungan biologis dan kimiawi, antara latihan fisik dan mengurangi kebiasaan merokok. Riset lanjutan juga dibutuhkan untuk melihat efektivitasnya di negara bagian lain, dan perlakuan untuk tingkat usia perokok yang berbeda. "Namun kami yakin studi ini bisa digunakan untuk promosi gaya hidup sehat, yaitu berhenti merokok dan rajin berolahraga," kata Kimberly.

Sumber :
Medical News Today
»»  READMORE...

Makin Berkeringat, Makin Banyak Lemak Dibakar?


Banyak orang meyakini bahwa salah satu tanda tubuh membakar lemak adalah dengan berkeringat. Melimpahnya peluh yang keluar saat olahraga dianggap sebagai indikasi pembakaran lemak sudah optimal.

Tetapi pada kenyataannya, keringat yang membasahi sekujur tubuh bukanlah pertanda banyaknya lemak yang dibakar. Memang benar saat kita berolahraga, maka lemak tubuh akan dibakar, tapi itu karena latihan yang Anda lakukan, bukan karena semakin banyak Anda berkeringat.

Lemak menjadi sumber energi saat proses metabolisme ketika berolahraga. Ketika beraktivitas fisik, kondisi emosional dan metabolisme tubuh meningkat. Kondisi ini masih ditambah panas dari luar yang menstimulasi kelenjar keringat yang ada di bawah kulit.

Kelenjar kemudian memproduksi zat buangan yang terdiri atas air, garam, mineral, laktat, dan urea. Air yang menjadi komponen utama didapatkan dari ruang antar sel, yang ada di sekitar kelenjar keringat. Sehingga saat berolahraga tubuh mengalami proses pembakaran lemak dan berkeringat dalam satu waktu.

Namun, apa saja yang mempengaruhi banyaknya produksi keringat ? Yuk kita simak sekilas pembahasannya :

1. Keringat adalah upaya mendinginkan tubuh

Proses berkeringat yang disebut termoregulasi ini merupakan reaksi saat tubuh merasa kepanasan. Keringat keluar bersama dengan panas yang ada di dalam tubuh. Berkurangnya panas secara perlahan akan menurunkan suhu tubuh menjadi optimal.

2. Kondisi yang mempengaruhi banyaknya keringat

Berbagai hal mempengaruhi banyaknya produksi keringat. Jenis kelamin, metabolisme tubuh, genetik, kondisi emosional, aktivitas fisik, penyakit, penggunaan obat, suhu dan kelembaban lingkungan, menjadi sebagian penyebab banyaknya produksi keringat. Jenis aktivitas seperti sauna dan olahraga, juga menjadi penentu banyaknya produksi keringat. Banyaknya lemak yang dibakar tidak menetukan jumlah produksi keringat.

3. Keringat dan lemak

Lemak dalam tubuh memang dibakar ketika kita berolahraga. Namun keringat yang dihasilkan setiap orang tidak sama, bergantung pada metabolisme, jenis, dan lamanya olahraga yang dilakukan. Jadi, berkeringat dan lemak adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Kalaupun tubuh terasa ringan setelah berkeringat, hal tersebut bukan karena lemak yang terbuang. Penurunan berat tubuh lebih dikarenakan air yang menyusun 75 persen tubuh terbuang saat berkeringat.

Penelitian yang dilakukan Osaka International dan Kobe University di Jepang, menemukan pria berkeringat lebih banyak daripada wanita selama berolahraga. namun hal ini tentu tidak berlaku mutlak.

4. Waspadai dehidrasi

Ketika tubuh berkeringat banyak, sebaiknya mewaspadai terjadinya dehidrasi. Dehidrasi yang terjadi akibat kehilangan 2 persen total air tubuh, bisa menurunkan performa latihan hingga 30 persen dan mengakibatkan kelelahan. Bila kehilangan air tubuh  mencapai lebih dari 15 persen bisa berakibat kematian.

Oleh karena itu, tidak disarankan melakukan jogging di siang hari memakai jaket parasut untuk membakar lemak. Keringat yang dihasilkan justru berpotensi mengakibatkan dehidrasi, dan belum tentu membakar banyak lemak sesuai keinginan. Olahraga teratur dan pengaturan pola makan, tetap menjadi cara paling efektif untuk membakar lemak.

Sumber :
»»  READMORE...

Tak Semua Pria Dapat Manfaat Gel TestosteronTak Semua Pria Dapat Manfaat Gel Testosteron

Gel testosteron biasanya diresepkan untuk para pria yang memiliki kadar hormon testosteron rendah. Namun sebuah studi baru menyatakan, penggunaan gel testosteron pada pria berusia lanjut tidak menunjukkan perbaikan pada kelenturan, daya tahan, serta kemampuan umum lainnya. Meskipun demikian, gel testosteron tetap memberi perubahan kecil pada rasio otot-lemak.

Testosteron dalam bentuk gel digunakan untuk memperbaiki fungsi seks pria yang sudah mulai menurun seiring bertambahnya usia. Pemakaian gel pada permukaan kulit dapat membantu menambah suplai testosteron pada aliran darah, setelah gel menyerap.

Studi terbaru melibatkan pria berusia minimal 60 tahun yang memiliki kadar testosteron rendah hingga normal. Para peneliti melaporkan, masih belum jelas pengaruh penggunaan gel testosteron jangka panjang pada pria berusia lanjut.

Ketua studi dr. Kerry Hildreth dari University of Colorado School of Medicine mengatakan, mungkin gel testosteron dapat memberikan manfaat pada sebagian pria, namun masih belum jelas manfaat dari gel tersebut pada pria yang sehat. Baik digunakan sendiri ataupun dengan kombinasi olahraga.

Gel testosteron, lanjut dia, sering digunakan pada pria yang sebenarnya tidak tepat untuk menggunakannya. Dan gel tersebut tidak memberi manfaat seperti yang telah diasumsikan.

Kadar testosteron akan menurun secara alami pada seorang pria seiring bertambahnya usia. Untuk mengetahui manfaatnya pada pria berusia lanjut, para peneliti menggunakan gel testosteron yang sudah disetujui pengawas makanan dan obat Amerika Serikat (FDA), Androgel.

Para peneliti melakukan percobaan pada 167 pria lanjut usia. Sebagian peserta diberi gel testosteron, sedangkan lainnya diberi plasebo. Peserta ada yang diminta melakukan latihan beban selama tiga kali seminggu, sementara yang lainnya tidak.

Setelah dilakukan percobaan, penggunaan gel testosteron dapat menurunkan massa lemak 900 mg dan menaikan massa otot 900 mg. Sementara mereka yang tidak melakukan olahraga mengalami perbaikan pada kekuatan tubuh bagian atas dengan penggunaan gel testosteron selama satu tahun dibanding dengan mereka yang menggunakan plasebo.

Sedangkan pada mereka yang berolahraga, penggunaan gel testosteron tidak memberikan manfaat apapun. Para peneliti mengatakan, olahraga teratur sudah memiliki manfaat sendiri untuk perbaikan komposisi tubuh.

Hildreth mengatakan, kaum Adam harus berhati-hati lagi dalam menggunakan gel testosteron. Karena penggunaannya bisa tidak memberikan manfaat yang signifikan pada kesehatan dan kemampuan fisik pria.

Sumber :
»»  READMORE...