Social Icons

Kamis, 11 April 2013

Olahraga 30 Menit Bantu Kurangi Keinginan Merokok

 
Bila Anda seorang perokok dan masih mencari cara untuk mengatasi kecanduan rokok, nasihat yang satu ini mungkin dapat dipertimbangkan.  Luangkanlah waktu untuk berolahraga secara rutin selama beberapa menit setiap hari! Selain menyehatkan, aktivitas membakar kalori ini ternyata juga membantu mengurangi kecanduan tembakau.    

Penelitian terbaru para ilmuwan di George Washington University School of Public Health and Health Services (SPHHS) membuktikan,

aktivitas fisik terbukti mampu mengurangi kecenderungan untuk menghisap rokok, khususnya di kalangan remaja
. Berolahraga selama 30 menit dapat meningkatkan kemungkinan untuk melupakan kebiasaan merokok.
Menurut studi tersebut, remaja yang mengikuti program latihan fisik berkesempatan lebih besar untuk tidak merokok. "Latihan fisik rutin 30 menit, termasuk jalan kaki selama 20 menit, lebih efektif dibanding penolakan merokok kepada teman satu geng,” kata peneliti SPHHS, Kimberly Horn, EdD.

Dalam riset ini, peneliti melibatkan 233 responden dari 19 sekolah menengah di West Virginia, yang merupakan negara bagian di Amerika Serikat dengan jumlah perokok terbanyak. Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hampir 13 persen penduduk West Virginia adalah perokok dengan usia di bawah 18 tahun. Para responden adalah perokok harian yang juga berisiko dalam kegiatan negatif lain. Rata-rata para responden bisa menghisap rokok setengah bungkus per hari atau satu bungkus pada akhir pekan.

Selama masa penelitian, beberapa responden mengikuti kegiatan untuk berhenti merokok, yang dikombinasikan dengan program kebugaran fisik. Sementara responden lain mengikuti program berhenti merokok, yang dikombinasikan dengan ceramah singkat.

Dari hasil penelitian terlihat, remaja dengan aktivitas fisik teratur terbukti lebih mampu mengurangi kebiasaan merokoknya. Para remaja juga diminta meningkatkan waktu atau menambah hari latihan. Penelitian lanjutan ini membuktikan latihan fisik 20-30 menit per hari menjadi waktu yang paling efektif.

Rasa sesak yang timbul akibat merokok selama berolahraga ternyata menimbulkan rasa tidak nyaman. Rasa sesak ini mendorong remaja untuk mengurangi konsumsi merokok. Konsumsi merokok yang menurun ternyata menimbulkan rasa lega saat bernafas, yang membantu remaja menyelesaikan latihan fisiknya.

Penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk melihat hubungan biologis dan kimiawi, antara latihan fisik dan mengurangi kebiasaan merokok. Riset lanjutan juga dibutuhkan untuk melihat efektivitasnya di negara bagian lain, dan perlakuan untuk tingkat usia perokok yang berbeda. "Namun kami yakin studi ini bisa digunakan untuk promosi gaya hidup sehat, yaitu berhenti merokok dan rajin berolahraga," kata Kimberly.

Sumber :
Medical News Today
»»  READMORE...

Makin Berkeringat, Makin Banyak Lemak Dibakar?


Banyak orang meyakini bahwa salah satu tanda tubuh membakar lemak adalah dengan berkeringat. Melimpahnya peluh yang keluar saat olahraga dianggap sebagai indikasi pembakaran lemak sudah optimal.

Tetapi pada kenyataannya, keringat yang membasahi sekujur tubuh bukanlah pertanda banyaknya lemak yang dibakar. Memang benar saat kita berolahraga, maka lemak tubuh akan dibakar, tapi itu karena latihan yang Anda lakukan, bukan karena semakin banyak Anda berkeringat.

Lemak menjadi sumber energi saat proses metabolisme ketika berolahraga. Ketika beraktivitas fisik, kondisi emosional dan metabolisme tubuh meningkat. Kondisi ini masih ditambah panas dari luar yang menstimulasi kelenjar keringat yang ada di bawah kulit.

Kelenjar kemudian memproduksi zat buangan yang terdiri atas air, garam, mineral, laktat, dan urea. Air yang menjadi komponen utama didapatkan dari ruang antar sel, yang ada di sekitar kelenjar keringat. Sehingga saat berolahraga tubuh mengalami proses pembakaran lemak dan berkeringat dalam satu waktu.

Namun, apa saja yang mempengaruhi banyaknya produksi keringat ? Yuk kita simak sekilas pembahasannya :

1. Keringat adalah upaya mendinginkan tubuh

Proses berkeringat yang disebut termoregulasi ini merupakan reaksi saat tubuh merasa kepanasan. Keringat keluar bersama dengan panas yang ada di dalam tubuh. Berkurangnya panas secara perlahan akan menurunkan suhu tubuh menjadi optimal.

2. Kondisi yang mempengaruhi banyaknya keringat

Berbagai hal mempengaruhi banyaknya produksi keringat. Jenis kelamin, metabolisme tubuh, genetik, kondisi emosional, aktivitas fisik, penyakit, penggunaan obat, suhu dan kelembaban lingkungan, menjadi sebagian penyebab banyaknya produksi keringat. Jenis aktivitas seperti sauna dan olahraga, juga menjadi penentu banyaknya produksi keringat. Banyaknya lemak yang dibakar tidak menetukan jumlah produksi keringat.

3. Keringat dan lemak

Lemak dalam tubuh memang dibakar ketika kita berolahraga. Namun keringat yang dihasilkan setiap orang tidak sama, bergantung pada metabolisme, jenis, dan lamanya olahraga yang dilakukan. Jadi, berkeringat dan lemak adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Kalaupun tubuh terasa ringan setelah berkeringat, hal tersebut bukan karena lemak yang terbuang. Penurunan berat tubuh lebih dikarenakan air yang menyusun 75 persen tubuh terbuang saat berkeringat.

Penelitian yang dilakukan Osaka International dan Kobe University di Jepang, menemukan pria berkeringat lebih banyak daripada wanita selama berolahraga. namun hal ini tentu tidak berlaku mutlak.

4. Waspadai dehidrasi

Ketika tubuh berkeringat banyak, sebaiknya mewaspadai terjadinya dehidrasi. Dehidrasi yang terjadi akibat kehilangan 2 persen total air tubuh, bisa menurunkan performa latihan hingga 30 persen dan mengakibatkan kelelahan. Bila kehilangan air tubuh  mencapai lebih dari 15 persen bisa berakibat kematian.

Oleh karena itu, tidak disarankan melakukan jogging di siang hari memakai jaket parasut untuk membakar lemak. Keringat yang dihasilkan justru berpotensi mengakibatkan dehidrasi, dan belum tentu membakar banyak lemak sesuai keinginan. Olahraga teratur dan pengaturan pola makan, tetap menjadi cara paling efektif untuk membakar lemak.

Sumber :
»»  READMORE...

Tak Semua Pria Dapat Manfaat Gel TestosteronTak Semua Pria Dapat Manfaat Gel Testosteron

Gel testosteron biasanya diresepkan untuk para pria yang memiliki kadar hormon testosteron rendah. Namun sebuah studi baru menyatakan, penggunaan gel testosteron pada pria berusia lanjut tidak menunjukkan perbaikan pada kelenturan, daya tahan, serta kemampuan umum lainnya. Meskipun demikian, gel testosteron tetap memberi perubahan kecil pada rasio otot-lemak.

Testosteron dalam bentuk gel digunakan untuk memperbaiki fungsi seks pria yang sudah mulai menurun seiring bertambahnya usia. Pemakaian gel pada permukaan kulit dapat membantu menambah suplai testosteron pada aliran darah, setelah gel menyerap.

Studi terbaru melibatkan pria berusia minimal 60 tahun yang memiliki kadar testosteron rendah hingga normal. Para peneliti melaporkan, masih belum jelas pengaruh penggunaan gel testosteron jangka panjang pada pria berusia lanjut.

Ketua studi dr. Kerry Hildreth dari University of Colorado School of Medicine mengatakan, mungkin gel testosteron dapat memberikan manfaat pada sebagian pria, namun masih belum jelas manfaat dari gel tersebut pada pria yang sehat. Baik digunakan sendiri ataupun dengan kombinasi olahraga.

Gel testosteron, lanjut dia, sering digunakan pada pria yang sebenarnya tidak tepat untuk menggunakannya. Dan gel tersebut tidak memberi manfaat seperti yang telah diasumsikan.

Kadar testosteron akan menurun secara alami pada seorang pria seiring bertambahnya usia. Untuk mengetahui manfaatnya pada pria berusia lanjut, para peneliti menggunakan gel testosteron yang sudah disetujui pengawas makanan dan obat Amerika Serikat (FDA), Androgel.

Para peneliti melakukan percobaan pada 167 pria lanjut usia. Sebagian peserta diberi gel testosteron, sedangkan lainnya diberi plasebo. Peserta ada yang diminta melakukan latihan beban selama tiga kali seminggu, sementara yang lainnya tidak.

Setelah dilakukan percobaan, penggunaan gel testosteron dapat menurunkan massa lemak 900 mg dan menaikan massa otot 900 mg. Sementara mereka yang tidak melakukan olahraga mengalami perbaikan pada kekuatan tubuh bagian atas dengan penggunaan gel testosteron selama satu tahun dibanding dengan mereka yang menggunakan plasebo.

Sedangkan pada mereka yang berolahraga, penggunaan gel testosteron tidak memberikan manfaat apapun. Para peneliti mengatakan, olahraga teratur sudah memiliki manfaat sendiri untuk perbaikan komposisi tubuh.

Hildreth mengatakan, kaum Adam harus berhati-hati lagi dalam menggunakan gel testosteron. Karena penggunaannya bisa tidak memberikan manfaat yang signifikan pada kesehatan dan kemampuan fisik pria.

Sumber :
»»  READMORE...

Kumpulan Rahasia Turunkan Berat Badan


DOK KOMPAS TV
Bersepeda bisa memberikan manfaat kesehatan jika pola makan tepat
Setiap negara tentu punya rahasia sendiri dalam menjalani diet. Diet untuk menjaga tubuh tetap ideal ini menjadi budaya yang dipercaya masyarakat lokal.

Latar belakang budaya dan aktivitas warga menjadi bagian resep diet suatu Negara. Berikut rangkuman resep diet yang melegenda tersebut :

1. Makanan pedas (Thailand)

Thailand adalah surganya pedas. Pedasnya hidangan khas negeri Gajah Putih ini sudah terkenal di penjuru dunia. Masyarakat negeri 1000 kuil ini percaya makanan pedas mampu meluruhkan lemak dan membuat tubuh mereka tetap ideal.

2. Porsi Kecil (Inggris)

Masyarakat Inggris percaya makan porsi kecil akan membantu mereka tetap makan secukupnya. Dengan diet ini mereka terhindar dari makanan porsi besar yang merangsang peningkatan timbunan lemak dan berat tubuh. Hal ini juga diterapkan pada restoran cepat saji di Inggris yang tidak menyediakanporsi besar (supersize).

3. Ubi dan Buncis (Brazil)

Hidangan utama di Brazil adalah ubi dan buncis yang kaya serat dan rendah lemak. Hidangan ini mampu menjaga kadar gula darah, dan menurunkan risiko obesitas sebesar 14%.

4. Sering Makan di Rumah (Polandia)


Orang Polandia hanya menghabiskan pengeluaran sebesar 5% untuk makan di luar. Mereka percaya makanan di rumah yang dimasak dengan bahan yang segar lebih baik untuk kesehatan. Memasak makanan rumah juga memungkinkan orang Polandia mengawasi proses memasak.

5. Sarapan Rutin (Jerman)

Sekitar 75% orang Jerman biasa sarapan setiap pagi. Menu sarapannya adalah roti dan sereal gandum utuh. Sarapan rutin mencegah makan siang atau ngemil porsi akibat rasa lapar yang berlebihan. Makan porsi besar yang kaya gula dan kolesterol, justru mengakibatkan tubuh cepat gemuk karena asupan lemak yang menumpuk.

6. Bersepeda (Belanda)

Warga BElanda maniak bersepeda. Bahkan sepeda di negeri kincir tersebut lebih banyak disbanding penduduknya. Sebanyak 54% warga Belanda bersepeda untuk kegiatan sehari-hari. Mereka rata-rata mengayuh sepeda sejauh 865 km per tahun. Warga Negara asal bung Tulip ini percaya, bersepeda adalah bentuk olahraga yang bisa membuta tubuh mereka tetap sehat.

7. Konsumsi Muesli (Swiss)

Muesli adalah sejenis campuran sereal, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Hidangan kaya gizi ini biasa disajikan untuk sarapan atau camilan sore. Orang Swiss percaya asupan serat pada muesli akan membuat tubuh mereka tetap sehat.

8. Makan dari hasil kebun sendiri (Rusia)

Sebanyak 51% orang Rusia menghabiskan liburan mereka di tanah pertanian. Mereka menanam sendiri sayur dan buah yang akan disantap. Dengan menanam sendiri mereka bisa mengkontrol bahan kimia yang digunakan selama penanaman. Pemilihan bahan organik akan membuat tubuh mereka tetap sehat sampai tua.

9. Bumbu Kunir (Malaysia)

Sebagian besar orang Malaysia menggunakan bambu kunir sebagai bumbu dalam hidanganya. Rempah yang di Indonesia terkenal dengan nama kunyit ini kaya akan zat curcumin. Zat ini membantu mengurangi pembentukan jaringan lemak.

10. Minum Teh Rooibos (Afrika Selatan)


Teh ini popular di seluruh penjuru Afrika Selatan. Teh rooibos yang manis alami tidak membutuhkan gul atambahan. Penikmatnya terhindar dari risiko terkena diabetes. Minuman ini terbuat dari daun Aspalathus Linearis, yang bukan jenis tanaman teh. Minuman ini bebas kafein, pengawet, penguat aroma. Teh roiboos juga mengandung vitamin dan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh.

11. Gemar Makan Acar (Hungaria)

Orang Hungaria suka makan berbagai jenis acar. mentimun, kubis, tomat, dan paprika merupakan favorit penduduk negeri Drakula tersebut. Kandungan cuka dalam acar mampu menjaga tekanan darah, menjaga kadar gula, dan mengurangi pembentukan jaringan lemak.

12. Yoga (India)

India merupakan kiblatnya yoga. Yoga bukan sesuatu yang asing bagi Masyarakat negeri Taj Mahal ini. Yoga dilakukan dengan beragam pose yang dilakukan saat perut kosong. Berbagai gerakan dalam yoga mampu membakar lemak dan meningkatkan metabolisme. Hal ini dibuktikan pelaku yoga yang memiliki indeks massa tubuh rendah.

13. Trekking (Finlandia)

Warga negara Finlandia memilih trekking sebagai kegiatan outdoor favorit. Mereka terbiasa trekking dengan dua tongkat di tangan kanan dan kiri. Gerakan saat trekking melibatkan pergerakan otot bahu, lengan, dan torso sehingga mengubah jalan biasa menjadi sebuah total body workout. Gerakan ini mampu membakar kalori dan lemak, hingga membuat tubuh selalu sehat.

14. Makan Ikan Herring (Belanda)

Ikan herring adalah jenis ikan laut yang hidup di lautan Pasifik Utara, Atlantik Selatan, dan Baltik. Ikan ini kaya kandungan asam lemak omega 3 yang mampu menurunkan kolesterol jahat dan menurunkan hormon pembuat stress (kortisol). Orang Belanda biasa makan ikan herring sebagai camilan sehari-hari.

15. Berpuasa (Indonesia)

Tanpa kita sadari puasa telah menjadi cara diet terbaik yang dimiliki bangsa ini. Puasa mampu memecah kebiasaan pola makan berlebihan dan membakar kalori lebih banyak. Dengan berpuasa, kalori dari makan saat sahur akan dibakar habis sampai saat berbuka tiba.


Sumber :
»»  READMORE...

Perhatikan Hal ini Sebelum Diet

Diet tak seharusnya membuat tubuh kelaparan. Asupan nutrisi harus dijaga untuk membuat tubuh tetap bugar. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui kebutuhan nutrisi dirinya.

Setiap orang memiliki kebutuhan asupan nutrisi yang bereda. Kebutuhan asupan nutrisi akan menentukan bagaimana cara menjalani diet. asupan nutrisi juga menjadi bahan evaluasi apakah tubuh mendapat asupan yang cukup.
Berikut hal yang harus diperhatikan sebelum menjalani diet :
1. Diet harus memenuhi kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori dipengaruhi banyak faktor seperti, tujuan diet, komposisi tubuh, usia, tingkat aktivitas, dan jenis kelamin. Apabila tujuan diet menurunkan berat badan maka tubuh tidak membutuhkan banyak asupan kalori.

Kalori berlebih akan menjadi lemak yang justru menaikkan berta badan. Sedangkan bila tujuan diet menaikkan berat badan,  maka asupan kalori harus ditingkatkan.

2. Kebutuhan makronutrien tercukupi

Makronutrien adalah zat yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, yaitu protein, karbohidrat, dan lemak. Jumlah asupan untuk tiap orang tentu berbeda. 
Apapun tujuan diet, kebutuhan makronutrien harus tercukupi. Bila makronutrien kurang, diet tidak akan memberi hasil maksimal. Makronutrien juga berperan dalam membantu pertumbuhan, meningkatkan metabolisme, dan mengatur fungsi tubuh.

3. Dilarang melewatkan mikronutrien
Mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral yang tidak dapat diproduksi tubuh. Zat ini bisa didapatkan dari sayur dan buah segar. Mikronutrien diperlukan tubuh dalam jumlah kecil. Biasanya kurang dari 100 mikrogram per hari.
Mironutrien memiliki peran yang tak kalah penting dibanding makroprotein. Kekurangan mikro protein bisa menjadi ancaman serius. Kekurangan vitamin C berefek pada menurunnya daya tubuh, akibatnya bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit lebih mudah masuk. Kekurangan mineral penting seperti zinc dan zat besi menyebabkan anemia dan mudah lelah.
4. Konsisten
Diet yang tidak konsisten akan sia-sia. Karena itu sebelum berdiet sebaiknya dipikirkan, apakah metode diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi. Jangan sampai diet berujung penyiksaan pada diri sendiri.

Sumber :
»»  READMORE...

Gas Perut, Normal atau Tanda Penyakit?

Buang gas adalah sesuatu yang lumrah. Itu adalah bagian dari proses pencernaan.  Semua orang memproduksi gas dalam organ pencernaannya. Bahkan rata-rata orang dewasa dapat memproduksi hampir satu liter setiap harinya. Namun gas juga dapat menjadi tanda-tanda gangguan pencernaan. 

Pembuangan  gas yang disertai gejala turunnya berat badan, anoreksia, diare parah, muntah, demam, dan sakit perut yang parah dapat menjadi penanda beberapa penyakit seperti peradangan usus, intoleransi makanan, usus buntu, dan penyakit-penyakit lainnya.

Lalu bagaimana untuk membedakan gas normal perut dengan tanda-tanda penyakit? Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dijadikan pembeda :

1. Gas normal atau sindrom iritasi usus?

Ketika gas datang bersama nyeri perut parah, diare, dan rasa kembung yang terjadi setidaknya setiap tiga hari dalam sebulan, maka Anda perlu mencurigainya. Bisa jadi itu adalah tanda-tanda dari sindrom iritasi usus atau irritable bowel syndrome (IBS). Penyakit tersebut dapat merangsang produksi gas yang lebih banyak dalam perut.  Pada penderita IBS, saraf pada saluran pencernaan menjadi lebih sensitif terhadap gas yang berada di dalam organ tersebut.
 
2. Gas atau intoleransi makanan?

Jika bau atau oroma dari gas lebih buruk setelah Anda mengonsumsi makanan tertentu seperti produk susu yang mengandung laktosa, bisa jadi Anda mengalami intoleransi makanan. Intoleransi makanan adalah ketidakmampuan untuk mencerna makanan tertentu, seperti laktosa. Ketika bakteri dalam kolon tidak dapat mencerna dengan benar jenis makanan tertentu, maka makanan tersebut difermentasi menjadi gas. Beberapa orang mengalami gangguan ini karena usus mereka tidak memiliki cukup enzim untuk mencerna laktosa.

3. Gas atau pankreatitis?

Gas memang normal, namun gas yang disertai dengan pembengkakan pada perut, demam, mual dan muntah mungkin bisa menjadi tanda-tanda dari pankreatitis. Pankreatitis merupakan peradangan di pankreas, organ yang mengeluarkan beberapa enzim pencernaan. Pada penderita penyakit ini, produksi gas dalam sistem pencernaannya sangat tinggi.

4. Gas atau ulkus?

Gas yang disertai sakit perut parah dan masalah pencernaan lain mungkin disebabkan adanya ulkus atau luka yang terjadi pada lapisan lambung atau usus. Ulkus disebabkan oleh berbagai hal termasuk infeksi bakteri, produksi asam lambung berlebih, dan penggunaan obat tertentu.. Ulkus dapat terjadi di beberapa organ dalam sistem pencernaan, namun yang paling sering adalah lambung, esofagus, atau bagian atas usus dua belas jari.

5. Gas atau peradangan usus buntu?

Demam, mual, dan muntah yang disertai dengan gas bisa jadi peringatan untuk infeksi serius, seperti peradangan usus buntu atau apendisitis. Sakit perut merupakan gejala yang paling umum dari apendisitis, namun gejala lain dapat berupa ketidakmampuan untuk buang gas, sembelit, ataupun diare. Operasi pengangkatan usus buntu diperlukan sebelum organ tersebut pecah.

6. Gas atau masalah kantung empedu?

Gas yang berlebih mungkin bisa menjadi tanda dari masalah kantung empedu, terutama bila gas disertai dengan gejala seperti mual, diare kronik, dan sakit perut. Kantung empedu merupakan penyimpan empedu yang diproduksi dari hati. Dalam beberapa kasus masalah ini kadang tidak menimbulkan gejala. Namun sebenarnya masalah kantung empedu bisa menjadi masalah serius, sehingga penting untuk mewaspadai gejala dari kantung empedu.

7. Gas normal atau penyakit celiac?

Diare  yang parah, feses abnormal (seperti berlemak dan bau busuk), dan disertai penurunan berat badan menjadi pertanda adanya penyakit celiac. Ini merupakan sejenis reaksi kekebalan tubuh terhadap gluten, atau protein pada tepung. Reaksi kekebalan ini menyebabkan perubahan pada permukaan usus yang menyebabkan gangguan penyerapan makanan termasuk karbohidrat. Makanan yang tidak dicerna sempurna ini kemudian masuk ke dalam usus besar, dimana bakteria memfermentasinya untuk menghasilkan gas berlebih dalam perut.

Sumber :
Everyday Health
»»  READMORE...

Ngemil di Malam Hari Tak Harus Bikin Gemuk

Ngemil di malam hari mendekati waktu tidur biasanya akan dihindari oleh mereka yang ingin menurunkan bobot atau menjaga berat badan ideal. Kegiatan yang satu ini dinilai bisa merugikan dan hanya akan membuat program diet menjadi sia-sia. 

Namun, ngemil di malam hari sebenarnya tidak selalu harus bikin gemuk lho. Faktanya, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa ngemil di malam hari juga dapat memberikan manfaat, antara lain bertambahnya massa otot serta percepatan metabolisme khususnya di kalangan pria.

Tentu saja, ngemil yang dimaksud di sini bukanlah sembarang ngemil. Melainkan mengonsumsi makanan dengan beberapa syarat, mulai dari jumlah, jenis dan kandungan nutrisi tertentu. Ngemil "berkualitas" ini juga harus dibarengi dengan pola hidup sehat, seperti aktivitas fisik menjelang tidur atau menjaga asupan kalori setiap hari.

Simaklah 4 fakta dengan manfaat ngemil malam hari berikut :

1. Massa otot bertambah
Sebuah penelitian yang dipublikasi tahun 2012 dalam jurnal Medicine & Science in Sport & Exercise mengatakan ngemil di malam hari dapat membantu pembentukan lebih banyak otot sehingga menambah massa otot. Para peneliti asal Belanda menemukan, ngemil makanan yang mengandung kasein, yaitu protein yang terkandung dalam susu, setelah berolahraga malam dan 30 menit sebelum tidur dapat meningkatkan sintesis protein, terutama pada pria.

2. Metabolisme lebih cepat
Studi para ahli dari Florida State University menemukan bahwa pria yang ngemil pada malam hari sekitar 150 kalori memiliki laju metabolisme yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak ngemil.  Terutama jika camilannya mengandung lebih banyak protein atau karbohidrat, bukan lemak.

3. Mengurangi lapar

Menurut studi dari Florida State University, ngemil di malam hari dapat mencegah terlalu lapar di pagi hari dan meningkatkan rasa kenyang di antara waktu makan di hari berikutnya. Jenis makanan tidak terlalu menjadi masalah, namun lebih direkomendasikan makanan yang mengandung protein karena dapat membentuk otot. Buah-buahan dan sayur-sayuran segar juga dapat dijadikan pilihan.

4. Mengurangi berat badan
Mengunyah sereal di malam hari mungkin baik untuk mengurangi berat badan. Studi yang dilakukan oleh peneliti di Wayne State University mengatakan, orang yang mengonsumi sereal sebelum tidur dapat mengurangi berat badannya sekitar 900 mg dalam empat minggu, sementara mereka yang tidak hanya berkurang sekitar 200 mg. Tentunya, pengurangan berat badan juga perlu disertai dengan olahraga dan membatasi asupan kalori.




Sumber :
Mens Health
»»  READMORE...