Social Icons

Senin, 01 April 2013

Ilmuwan Ungkap Misteri Pengalaman Mendekati Kematian

Fotolia Ilustrasi pengalaman mendekati kematian
LIEGE, Fenomena pengalaman mendekati kematian (Near Dearth Experience/NDE) seperti melihat cahaya terang, berjalan melewati sebuah terowongan, merasa telah mencapai akhir relaitas dan bergerak meninggalkan tubuh sendiri terkadang diamali oleh orang yang mendekati kematian.

Fenomena tersebut menimbulkan pertanyaan bagi para peneliti. Bagaimana asal muasal kondisi tersebut?  Apakah pengalaman mendekati kematian merupakan produk dari pikiran atau sebuah mekanisme pertahanan secara psikologis?

Selama ini, pengalaman mendekati kematian sulit diungkap secara ilmiah karena kajian rela-time tidak mungkin dilakukan. Tim peneliti dari Coma Science Group dan Cognitive Psychology Research, University of Liège, baru-baru ini melakukan penelitian dengan pendekatan baru.

Steven Laureys dan Serge Bredart bekerjasama mengembangkan kuesioner untuk melihat karakteristik fenomenologis memori, seperti detil sensorik, referensi diri dan emosi. Kuesioner itu dibagikan pada 4 kelompok responden, 3 kelompok pasien yang bangkit dari koma dan 1 kelompok pasien sehat.

Peneliti berasumsi, jika NDE murni merupakan produk imajinasi, maka karakteristik fenomenologisnya pun akan mendekati. Demikian juga bila ternyata NDE lebih terkait dengan kejadian nyata dalam hidup seseorang.
Dalam penelitian, peneliti mengevaluasi memori NDE, kejadian nyata dan imajinasi. Menggunakan pendekatan tersebut, tim peneliti mendapatkan hasil yang mengejutkan. Pertama, peneliti memeroleh hasil bahwa NDE tidak murni produk imajinasi.

Peneliti menemukan bahwa karakteristik fenomenologis yang melekat pada kejadian nyata justru lebih sering muncul dalam ingatan mengenai NDE dibandingkan ingatan mengenai kejadiannya nyata itu sendiri.

Diberitakan Science Daily, Rabu (27/3/2013), peneliti menguraikan, pada kondisi yang kondusif untuk terjadinya fenomene NDE, otak seseorang mengalami kekacauan. Mekanisme fisiologis dan farmakologis dari otak tersebut menjadi benar-benar terganggu dan menjadi lebih buruk.

Peneliti menuturkan bahwa pengalaman keluar dari tubuh (Out of the Body Experience) yang menjadi komponen NDE bisa terjadi akibat disfungsi bagian otak yang disebut lobus tempo-parietal. Lobus parietal merupakan bagian otak yang berperan dalam proses pemisahan diri dengan sesuatu.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE ini, peneliti berpendapat, fenomena lain NDE juga bisa merupakan produk dari mekanisme yang sama dengan pengalaman keluar dari tubuh. Ini seperti seseorang berada dalam halusinasi.

Peristiwa ini, bagi orang-orang tertentu, menjadi kejutan dan sangat penting dari perspektif personal dan emosi mereka. Kondisi yang matang untuk ingatan mengenai peristiwa tersebut menjadi sangat rinci, persis, dan tahan lama.

Berbagai penelitian telah menggali tentang mekanisme fisiologis dari NDE, khususnya terkait terciptanya fenomena tersebut oleh otak. Akan tetapi teori-teori yang berkembang masih belum mampu menjelaskan pengalaman ini secara menyeluruh.

Hasil kajian yang dilakukan oleh tim peneliti ini pun tidak menyatakan penjelasan yang unik mengenai NDE, namun berkontribusi dalam jalur yang menjelaskan bahwa NDE dipengaruhi oleh fenomena psikologis yang terasosiasi dengan fenomena fisiologis, bukan saling berseberangan.
Sumber :
»»  READMORE...

Inilah Wajah Kota-kota Dunia Dilihat dari Luar Angkasa

NASA Wajah kota Liege, Belgia
Keindahan sebuah kota ternyata tak hanya tampak pada gedung-gedung megah dan aneka landmark yang dimiliki kota tersebut. Tata kota dan tata lampu sebuah kota juga merupakan obyek yang menarik dan indah, apalagi bila dilihat dari udara.

Beberapa foto yang sangat indah dan mengagumkan bertemakan kilau cahaya di kota besar berhasil diabadikan oleh 33 orang kru NASA yang ikut dalam ekspedisi di stasiun luar angkasa, International Space Stasion (ISS).

Foto-foto ini diambil dari ketinggian 240 mil (386,24 km) dari permukaan Bumi, saat stasiun luar angkasa sedang berputar mengelilingi Bumi.

Para astronot itu memotret hamparan beberapa kota besar di dunia, mulai dari Baltimore, Maryland, hingga pesisir Tokyo.

Dari foto-foto yang ditampilkan, tampak karakteristik khas dari tiap-tiap kota. Sebagai contoh, kota yang ada di pesisir memiliki cahaya paling padat, khususnya di daerah tepian air. Ciri ini berbeda dengan kota yang pembangunan besar-besarannya baru dilakukan seperti Kuwait, pola yang tampak seperti jala.

Berikut ini beberapa foto hasil karya astronot NASA yang dilansir oleh Daily Mail..
 
The biggest little city in the word: Reno, nestled in the foothills of the Sierra Nevada, as seen from the International Space Station
Reno, terletak di kaki bukit Sierra Nevada, dilihat dari International Space Station
By the sea: The city of Porto (left) and Vila Nova de Gaia (right) astride the Douro River on the northwestern coast of Portugal
Kota Porto (kiri) dan Vila Nova de Gaia (kanan) yang terletak di sekitar Sungai Douro.

Miles below: Crew on the space station took this picture of Cleveland, Ohio, flying at an altitude of approximately 240 miles
Cleveland, Ohio

 London calling: Astronaut Chris Hadfield took this photograph of the British capital
London
 Sparkling: A nighttime view of Istanbul, Turkey with the Bosporus strait separating the two halves of the city
Istanbul, Turki dengan Terusan Bosporus

 Intricate: The north west side of Tokyo Bay in Japan. The mammoth city has a population close to 13million
Tokyo, Jepang
 World web: Liege in Belgium sprawls out into the darkness of the surrounding countryside like a spider's webb
Liege, Belgia

 Little Italy: The county's boot-like shape and nearby Sicily as seen from 240 miles above ground
Sicily, Italia
 Eastern delight: A nighttime view of Kuwait City with its neat urban planning. The metropolitan area has a population of two and a half million
Kuwait City
 Pretty as a picture: A view of Baltimore, Maryland. The city is situated on the mid-Atlantic coastline along the terminus of the Patapsco River into Chesapeake Bay
Baltimore, Maryland.
 On the grid: Shenyang on China at night with the smaller city of Sujiatun (pictured left)
Shenyong, China


Sumber :
»»  READMORE...

Gaya Bercinta Dinosaurus Ternyata Mirip Manusia


Sergey Krasovsky Stegosaurus
BERLIN, Dinosaurus "punk" alias dinosaurus dengan bulu menyerupai paku ternyata bercinta dengan gaya yang mirip manusia pada umumnya. Dinosaurus yang mencakup golongan stegosaurus ini bercinta dalam posisi misionaris, jantan di atas dan betina di bawah.
Ilmuwan menguak gaya bercinta dinosaurus ini lewat simulasi komputer. Temuan ini bertentangan dengan pandangan sebelumnya bahwa dinosaurus bercinta mirip "doggy style", jantan menunggangi betina dari belakang.

Brian Switek, ahli dinosaurus yang terlibat penelitian ini, mengatakan bahwa posisi misionaris mencegah dinosaurus jantan terluka. Dinosaurus jenis ini punya struktur serupa tanduk. Bila bercinta dengan posisi "doggy style", pejantan justru terancam.

Heinrich Mallison, ilmuwan dari Museum of Natural History di Berlin yang juga terlibat riset, membuat simulasi komputer. Ia mencoba memperkirakan apa yang akan terjadi bila pejantan dinosaurus ini menunggangi betina dari belakang.

Hasilnya, pejantan justru bisa mati tertusuk "tanduk" pada ekor betina. "Dinosaurus ini harus bercinta dengan cara lain. Mungkin betina bisa berbaring dan pejantan berada di atas tubuhnya," kata Mallison seperti dikutip Daily Mail.

Dinosaurs may have had sex in the missionary position to prevent them from being castrated, according to a new study.
Peneliti mengungkapkan, menguraikan cara bercinta dinosaurus sangat penting. Adaptasi morfologi dan seksual membantu ilmuwan memahami bagaimana dinosaurus mendominasi Bumi puluhan juta tahun yang lalu.
Tak semua ilmuwan setuju dengan hasil simulasi ini. John Long, profesor paleontologi di Flinders University, Australia, mengungkapkan, dinosaurus jantan mungkin saja tetap bercinta dengan menunggangi betina dari belakang dengan memiliki organ seksual super-panjang.

"Ankylosaurus dengan tanduk berukuran 33 kaki (sekitar 10 meter) bisa memiliki penis sepanjang 6 kaki (1,8 meter) untuk menjembatani diri ketika mendekati betina," kata Long. Untuk membuktikan mana yang benar, perlu analisis fosil. Namun, menemukan fosil yang mampu mendukung analisis itu sangat sulit.
Sumber :
»»  READMORE...

Keindahan Siput Telanjang dari "Dunia Lain" Terungkap

Franco Banti Nudibranch
Salah satu pesona yang terdapat di dasar laut adalah Nudibranch atau siput telanjang. Golongan mollusca yang tak bercangkang ini tampak seperti makhluk dari dunia lain, berbeda dengan keseharian manusia.
Foto yang diambil dari berbagai perairan termasuk Indonesia mengungkap bahwa makhluk ini ternyata memiliki ragam warna dan bentuk yang memukau.
Nudibranchs shed their shells during the larval stage to reveal these multi-coloured exteriors
Nudibranchia kehilangan cangkang sejak fase larva dan berkamuflase sebagai strategi perlindungan diri
It is believed the soft-bodied marine molluscs have evolved their unique anatomy to warn off predators
Warna-warni Nudibranchia berfungsi memperingatkan predator agar tak memakannya
 

Nudibranch berasal dari bahasa Latin ‘nudus’ yang artinya telanjang, dan Yunani ‘brankhia’ berarti insang. Hewan ini memang memiliki insang yang pada kebanyakan jenis terpapar di permukaan punggung mereka.
Para peneliti percaya, warna-warni Nudibranch adalah bentuk evolusi, sebuah bentuk kamuflase sehingga bisa menghindari menghindari pemangsa. Warna mungkin juga merupakan contoh aposematisme, berfungsi memperingatkan pemangsa bahwa mereka mungkin beracun untuk disantap.

Bukan cuma Nudibrach dewasa yang berwarna-warni, tetapi juga telurnya. Ada telur berwarna merah, pink, oranye dan sebagainya. 

These images were taken in waters surrounding Indonesia, the Philippines and Papua New Guinea, as well as the Mediterranean Sea and Red Sea
Nudibracnchia dijumpai di beragam perairan di dunia, termasuk Indonesia

 Sea slugs Sea slugs
Nudibranch berarti insang telanjang.

Beberapa jenis nudibranch diketahui memiliki racun yang kuat, mampu melumpuhkan pemangsa mereka. Jenis lainnya bisa mengeluarkan zat asam dari kulit mereka saat mereka merasa terganggu. Sebagian siput laut mendapatkan racun dari sponge yang dimakan tetapi sebagian memproduksi sendiri.

Sebaran nudibranch  di lautan dunia sangat luas. Mereka bisa ditemukan di lautan tropis sampai Antartika.

Nudibranch juga dapat ditemukan di berbagai tipe substrat seperti batuan, rumput laut, sponge, koral dan berbagai jenis substrat lainnya. Selain itu, mereka juga mampu hidup pada berbagai tingkat salinitas. Variasi ukuran dan jenis terbanyak ada di perairan yang hangat dan dangkal.

Karena luasnya rentang toleransi dan sebaran mereka, diperkirakan jenis siput laut telanjang yang telah teridentifikasi di seluruh dunia mencapai lebih dari 3.000 jenis.


One theory is that the colourful exterior is a form of aposematism - a warning to predators that they could be poisonous
Beberapa jenis Nudibranch mampu menghasilkan racun
 
There are thought to be around 3,000 different species of nudibranchs in our oceans
Kurang lebih ada 3000 jenis Nudibranch di dunia.

Some species get their toxicity from the sponge they eat but others can produce it themselves

Beberapa spesies Nudibranch hanya mampu "mencuri" racun dari sponge

 Another defence tactic is for nudibranchs to release acid from their skin
Beberapa jenis Nudibranch mempertahankan diri denganmengeluarkan zat asam

They can be found crawling over rocks, seaweeds, sponges, corals and many other substrates
Nudibrach bisa hidup di beragam substrat, mulai batu hingga rumput laut

 Even sea slug eggs can be red, pink, orange or any other colour depending on the species
Bahkan, ada siput laut telanjang yang berwarna pink
 
Sumber :
»»  READMORE...

WWF Temukan Rafflesia Merah Putih di Riau




WWF Indonesia Raflesia Merah Putih (Rafflesia hasseltii)

PEKANBARU, Organisasi konservasi WWF Indonesia bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam menemukan bunga Rafflesia dalam keadaan mekar sempurna di Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, Kabupaten Kampar, Riau.

"Penemuan ini merupakan pencatatan baru (new record) di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling," kata Humas WWF, Syamsidar, Selasa (26/3/2013).

Tim WWF dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) menemukan lima bunga Rafflesia pada satu titik kawasan. Salah satu bunga dalam kondisi mekar sempurna berukuran diameter sekitar 50 sentimeter. Bunga ini sangat jarang ditemukan dalam kondisi mekar sempurna.

Bunga Rafflesia ini diketahui sebagai jenis Rafflesia Merah Putih (Rafflesia hasseltii) atau dikenal dengan nama lokal Cendawan Muka Rimau.

Pada saat mekar, diameter bunga bisa mencapai 30-50 cm, cuping (perigone) 11-13 cm, dan lebar 15-17 cm.

Warna bunga ini merah kecoklatan dengan lempeng warna putih yang relatif besar dan tidak beraturan. Karena warna inilah, bunga ini mendapatkan julukan "Rafflesia Merah Putih". Rafflesia ini merupakan tumbuhan parasit dengan inang Tetrastigma leucostaphyllum.

Wilayah penyebarannya meliputi Selat Peninsula Malaysia, Sarawak, dan Sumatera. Di Sumatera, wilayah penyebarannya sangat terbatas, meliputi Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Sanglap, Riau, Jambi, dan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Syamsidar mengatakan, tim juga berhasil mengabadikan Rafflesia tersebut lewat lensa kamera yang ditemukan pada tanggal 20 Februari 2013.

"Penemuan Rafflesia ini merupakan yang pertama kali untuk wilayah Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, Riau," kata Syamsidar.
    
Para ahli harimau mengklasifikasi hutan SM Bukit Rimbang Baling sebagai kawasan prioritas jangka panjang konservasi harimau sumatera.

Pada tahun 2012, demikian rilis WWF, di lokasi yang sama, perangkap kamera yang dipasang oleh tim monitoring WWF Indonesia juga berhasil merekam lima dari tujuh spesies kucing hutan yang ada di Indonesia.

Namun, sayangnya, kata Syamsidar, kawasan tersebut terancam oleh aktivitas perambahan dan pembalakan liar.

Penemuan ini, menurut dia, membuktikan bahwa kondisi keanekaragaman hayati di SM Bukit Rimbang Baling masih dalam kondisi baik, tetapi di beberapa lokasi masih diperlukan improvisasi manajemen kawasan yang lebih baik.

WWF juga menjelaskan bahwa Rafflesia Merah Putih merupakan salah satu spesies bunga yang dilindungi secara hukum berdasarkan Peraturan Presiden No 7 Tahun 1999 dan berstatus genting dalam "Daftar Merah".
Sumber :
ANT
»»  READMORE...

Nelayan AS Temukan Hiu Berkepala Dua




Journal of Fish Biology Hiu banteng berkepala dua

FLORIDA, Seorang nelayan menangkap hiu di wilayah lepas pantai Florida. Ia terkejut saat menjumpai bahwa salah satu embrio hiu itu punya dua kepala.

Nelayan yang menemukan, tak diungkap namanya, menyimpan spesimen embrio tersebut dan kemudian menyerahkannya kepada ilmuwan. Michael Wagner, salah satu ilmuwan yang mempelajari spesimen itu, memublikasikan hasil kajiannya di Journal of Fish Biology.

Wagner yang seorang peneliti di Michigan State University mengungkapkan bahwa dalam biologi, fenomena pada embrio itu disebut axial bifurcation.

Menurutnya, embrio berkepala dua bisa terbentuk karena adanya mutasi genetik. Mutasi tersebut sangat jarang terjadi. Tak cuma pada hiu, mutasi juga bisa terjadi pada manusia, mengakibatkan adanya bayi kembar dempet.

"Di tengah proses pembentukan bayi kembar, embrio berhenti mengalami pembelahan," ungkap Wagner seperti dikutip Discovery, (25/3/2013).

Menurut Wagner, kalaupun hiu itu lahir, sulit baginya untuk hidup di lautan bebas. "Jika Anda predator yang harus bergerak cepat untuk mengejar ikan yang juga bergerak cepat, maka dia hampir tak bisa hidup dengan mutasi ini," katanya.

Alasan lain, hiu akan memiliki tubuh yang kecil. Perlu energi ekstra sehingga hiu bisa memiliki tubuh besar.

Kelainan pada hiu ini telah beberapa kali ditemukan. Deskripsi kelainan pada hiu ini di masa depan akan membantu memahami lebih dalam sebab kemunculannya. Beberapa museum dunia menyimpan hiu kepala dua yang diambil dari tahun 1880.
Sumber :
DISCOVERY
»»  READMORE...

Jubah Harry Potter Jadi Kenyataan



TEXAS, Jika Anda penyuka novel dan film Harry Potter, mungkin Anda sudah tidak asing dengan jubah yang bisa membuat Harry Potter "menghilang". Kini, jubah tersebut tidak cuma menjadi khayalan. Tim peneliti University of Texas di Austin menciptakan jubah tersebut.

Jubah ciptaan Andrea Lu bisa membuat benda menjadi tak tampak meski baru bisa diaplikasikan pada cahaya gelombang mikro.

Jubah tembus pandang itu dibuat dari material baru yang disebut metascreen. Material dibuat dari pita tembaga setebal 66 mikrometer yang dipasangkan pada selaput polikarbonat fleksibel setebal 100 mikrometer. Keduanya dikombinasikan dalam pola diagonal seperti jaring ikan.

Sebelumnya, jubah macam ini diciptakan dengan teknik "bulk metamaterial", membengkokkan cahaya di sekitar obyek sehingga tak dipantulkan.

Jubah yang diciptakan Alu dan koleganya menggunakan teknik yang berbeda, yang disebut mantle cloaking. Teknik ini akan menghapus gelombang cahaya yang memantul pada obyek yang dilindungi sehingga gelombang cahaya tersebut tidak ada yang bisa mencapai mata observer.

"Saat medan cahaya yang terpencar dai jubah dan obyek terganggu, mereka akan saling menghapus satu sama lain dan efeknya adalah transparansi dan tembus pandang dari semua sudut pengamatan," kata Alu dalam pernyataannya yang dikutip Livescience, Senin (25/3/2013).

Untuk membuktikan kemampuan kerja jubah itu, Alu melakukan uji coba di laboratorium dengan beberapa obyek.

Dalam uji coba itu, Alu dan tim berhasil "menghilangkan" batang silidris sepanjang 18 cm dari pandangan pengamat dalam cahaya gelombang mikro. Peneliti mengatakan bahwa teknologi ini juga dapat menyembunyikan benda yang berbentuk tidak simetris dan aneh.

Menurut peneliti, teknologi ini bisa diaplikasikan pada cahaya tampak. Tetapi, mungkin pada awalnya hanya bisa "menghilangkan" benda yang berukuran sangat kecil.

"Faktanya, metascreen lebih mudah untuk diwujudkan pada frekuensi tampak dibandingkan bulk metamaterial, dan ini membuat kita lebih dekat untuk bisa mewujudkan manfaat praktisnya," kata Alu.

Ukuran benda yang dapat disamarkan sebanding dengan panjang gelombang cahaya saat pelaksanaannya. Oleh karenanya, jika diaplikasikan pada frekuensi optis, jubah ini mungkin hanya efisien untuk menghentikan pancaran cahaya pada benda berukuran mikrometer.

“Keuntungan dari mantle cloaking dibandingkan teknik yang telah dikembangkan sebelumnya adalah penyelarasan, kemudahan pembuatannya, dan pengembangan bandwidth," tambah Alu.

Alu mengungkapkan, manfaat penemuan ini bukan semata untuk menyenangkan penggemar Harry Potter dan orang yang bercita-cita menjadi mata-mata. Teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk pengindraan non-invasif dan peralatan biomedis.

Hasil temuan Alu dan timnya telah dipublikasikan di New Journal of Physics untuk edisi tanggal 26 Maret 2013.
Sumber :
»»  READMORE...