Social Icons

Senin, 01 April 2013

Ini Dia Wajah Komet Paling Terang Tahun Ini




NASA Wajah komet ISON (tengah atas) yang diambil satelit Swift pada sabtu (30/3/2013). ISON sedang berada di dekat bintang terang Castor di konstelasi Gemini.





CAPE CANAVERAL, Satelit milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Swift, berhasil mengabadikan wajah komet ISON. Komet ini dipastikan menjadi yang paling terang tahun ini dan berpotensi menjadi yang paling terang selama 50 tahun terakhir.

Swift sebenarnya dipakai untuk mengamati fenomena pada bintang yang berjarak jauh dari Bumi. Satelit ini telah mengamati ISON dalam dua bulan terakhir. Foto wajah komet ISON yang diambil satelit ini dirilis pada Sabtu (30/3/2013).

Dalam foto tersebut, ISON tampak sebagai bola putih terang dengan ekor gas pendek. Saat dipotret oleh Swift, ISON sedang berada pada jarak 670 juta kilometer dari Bumi dan 740 juta kilometer dari Matahari.

Komet tersusun atas inti es, gas beku, dan debu yang bercampur membentuk struktur bola. Es pada komet akan tetap beku hingga komet mencapai wilayah berjarak tiga kali jarak Bumi-Matahari di Tata Surya. Saat itu, materi beku akan menyublim, membentuk ekor gas yang membuat komet tampak terang.

"Menggunakan citra yang didapat selama dua bulan dari Ultraviolet/Optical Telescope (UVOT) pada satelit Swift, tim berhasil memperkirakan produksi air dan debu pada komet untuk menebak ukuran inti esnya," papar NASA dalam pernyataannya.

Observasi Swift menunjukkan, saat ini ISON menghasilkan 51.000 kg debu dan 60 kg air setiap menitnya. Jumlah ini sebenarnya kurang sesuai untuk komet sekelas ISON yang diprediksikan akan menjadi "komet abad ini".

"Ketidakcocokan yang kami deteksi antara jumlah air dan debu yang dihasilkan ISON menunjukkan bahwa sublimasi air belum banyak terjadi karena komet masih terlalu jauh dari Matahari," kata Dennis Bodewits, pemimpin investigasi ISON dari University of Maryland di College Park.

"Materi yang mudah menguap lain, seperti es karbon dioksida dan karbon monoksida, menguap pada jarak yang lebih jauh dan kini mendayai aktivitas komet ISON," tambah Bodewits seperti dikutip Space, Sabtu.

Komet ISON ditemukan pada bulan September 2012 oleh astronom asal Rusia, Vitali Nevski dan Artyom Novichonok. Mereka menemukannya dengan instrumen International Scientific Optical Network (ISON) di dekat Kislovodsk. Nama komet diambil dari nama instrumen yang dipakai untuk menemukannya.

Komet ISON diperkirakan akan tampak paling terang pada 28 November 2013. Komet ini akan lebih terang dari Purnama dan bahkan bisa dilihat pada siang hari. Walau ada prediksi bahwa ISON takkan seterang yang diduga, kehadirannya tetap layak ditunggu.
Sumber :
»»  READMORE...

Kaki Seribu Unik Bercahaya bak Kunang-kunang




Robert Kimsey Kaki Seribu Bercahaya



CALIFORNIA, Berawal dari rencana membasmi tikus di Pulau Alcatraz, Teluk San Fransisco menggunakan teknik pelacakan kotoran yang dikeluarkan oleh tikus setelah makan makanan mengandung zat fluoresen, ilmuwan justru membuat penemuan mengejutkan.

Tim peneliti dari University of California Davis yang dipimpin oleh ahli serangga, Robert Kimsey, justru dikejutkan oleh penemuan obyek yang berpendar dan hidup. Setelah diamati, Kimsey dan mahasiswanya, Alexander Nguyen, mengetahui bahwa obyek itu adalah kaki seribu (milipede).

Kimsey kemudian berusaha mengidentifikasi jenis kaki seribu yang ia temukan. Namun ia kesulitan karena merasa bahwa kaki seribu yang tersebut berbeda dengan jenis kaki seribu dengan fluoresens lain yang hidup di sekitar wilayah teluk.

Akhirnya, berkat bantuan Rowland Shelley, kurator hewan invertebrata terestrial di North Carolina State Museum of Natural Science di Raleigh, teridentifikasi kalau kaki seribu yang ditemukan Kimsey adalah spesies Xyxtocheir dissecta dissecta.

Penemuan kaki seribu yang bisa bercahaya saat langit malam dan gelap ini menimbulkan banyak pertanyaan di benak Kimsey. Hewan yang ditemukan olehnya tidak menghasilkan cahayanya sendiri, tetapi baru akan bercahaya bila terpapar  ultraviolet.

Menurutnya, tidak wajar bila hewan yang hidup nokturnal (aktif ketika malam hari) memiliki tubuh yang menyala ketika terkena cahaya ultraviolet. Secara normal, [ada malam hari, hewan seharusnya tidak terpapar ultraviolet.

"Mengapa hewan ini berpendar? itu adalah sebuah pertanyaan seharga US$64.000. Hewan ini nokturnal, karenanya berpendar saat terkena ultraviolet adalah satu hal yang tidak masuk akal," kata Kimsey seperti dikutip Our Amazing Planet, Rabu (27/3/2013).

Berbagai penemuan terbaru menunjukkan banyak spesies kaki seribu yang mampu berpendar. Tetapi, hingga kini belum ada satu pun yang mengetahui mengapa hewan itu berpendar.

Kaki seribu bercahaya ditemukan di beberapa wilayah. Di Golden State, ada tujuh spesies yang ditemukan. Sebuah penelitian pada tahun 1960an pernah menemukan jenis kaki seribu bercahaya di Camp Nelson, sebuah desa yang terletak di Tulare County, California.

Shelley berpendapat, beberapa jenis kaki seribu mengeluarkan cahaya sebagai peringatan pada para pemangsa bahwa mereka memiliki racun. Mekanisme ini, bagi hewan malam, persis seperti mekanisme pewarnaan aposematik, pewarnaan mencolok yang bertujuan memberi peringatan, yang dimiliki beberapa hewan seperti jenis katak beracun.

Menurutnya Shelley, pesan yang disampaikan melalui dua mekanisme tersebut sama, yaitu "jangan makan saya". Shelley menjelaskan, tubuh kaki seribu mengandung racun sianida. Namun, kebanyakan spesies untuk dipegang. "Kecuali Anda berencana untuk "meletakan satu di dalam mulut anda, dan kemudian mengunyahnya," katanya.
»»  READMORE...

Ratusan Spesies Kumbang Dinamai dari Buku Telepon

Alexander Riedel 60 kumbang baru yang ditemukan Alexander Riedel di Pegunungan Cyclops, Papua, nampak memiliki kesamaan. Namun, hasil studi terhadap masing-masing kumbang, menunjukkan adanya perbedaan pola, warna, dan bentuk.

 
Ratusan spesies baru kumbang terbang yang termasuk superfamily Curculionoide ditemukan di kawasan hutan hujan tropis bagian dari Pegunungan Cyclops, Papua. Fisologi yang hampir serupa namun berbeda, menjadi masalah tersendiri bagi para ilmuwan.

Pemberian nama 101 jenis kumbang baru yang ditemukan, seperti Trigonopterus viridescens, mempertimbangkan beberapa hal seperti ciri fisik dan lokasi temuan. Namun, para ilmuwan menyadari jika proses pemberian nama tersebut dilakukan dengan cara manual, akan menghabiskan waktu lama.

Atas dasar alasan tersebut ahli entomologi Jerman, Alexander Riedel dari German Natural History Museum Karlsruhe, dan Michael Balke dari Zoological State Collection di Munich, beralih menggunakan buku telepon untuk memberikan label bagi semua spesies baru kumbang yang ditemukan. Hasil temuannya ini telah dimasukkan ke jurnal Zookeys pada 27 Maret lalu.

Selain itu nereka juga mengambil foto spesies yang akan digunakan sebagai database online, yang mereka sebut dengan "Spesies ID" --layaknya wikipedia yang digunakan untuk mengatalogisasi keanekaragaman hayati.

"Lebih dari 100 spesies menjadi sumber bagi ilmu pengetahuan dan perhatian publik dengan menggunakan cara baru ini, lima kali lebih cepat dibandingkan menggunakan teknik tradisional," kata Riedel.

Untuk metode labelisasi cepat, Riedel dan rekannya memilih menggunakan nama keluarga lokal atau marga dari daftar buku telepon di Papua.

Penamaan spesies dengan menggunakan nama orang bukanlah hal yang baru. Sebut saja Scaptia (Plinthina) beyonceae yang terilhami dari diva pop, Beyoncé. Kemudian dua spesies baru lumut dan spesies laba-laba yang menggunakan nama Presiden Barack Obama dan crustacea Karibia yang menggunakan nama Bob Marley.

Terbaru, adalah spesies tawon parasit mematikan yang dinamai Beatrix Kiddo --tokoh pahlawan yang dperankan Uma Thurman dalam film Kill Bill.

"Nama spesies ini akan terus digunakan dalam ratusan tahun ke depan, saya ragu jika menggunakan nama selebriti apakah masih memiliki makna yang sama. Saya rasa spesies yang ditemukan di area tertentu harus memiliki keterkaitan dengan masyarakat setempat. Dan buku telepon merupakan acuan yang baik untuk menemukan nama-nama yang potensial," kata Riedel. (Umi Rasmi/National Geographic Indonesia)
Sumber :
National Geographic Indonesia
»»  READMORE...

Ikan Amfibi Langka Ditemukan di Yogyakarta




Gatot Nugroho Susanto Andamia heteroptera

YOGYAKARTA, Ragam fauna samudra Indonesia bertambah dengan ditemukannya dua generasi dari ikan rockskipper di pesisir selatan Yogyakarta. Keduanya, Andamia dan Alticus, ditemukan tahun 2012 oleh peneliti muda, Gatot Nugroho Susanto.

Rockskipper, atau biasa disebut cathal oleh warga lokal, terdiri dari tiga generasi yaitu, Alticus, Andamia, dan Entomacrodus. Namun, karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomi, ikan amfibi ini belum banyak diteliti.

Jenis dari Andamia yang ditemukan di pesisir Yogyakarta adalah Andamia heteroptera yang terakhir kali ditemukan pada tahun 1857 di Ambon. Adapun dari Alticus, yang ditemukan bersamaan, kemungkinan adalah jenis baru.

Gatot mengatakan bahwa Andamia heteroptera yang terdapat di pesisir selatan Gunung Kidul memang sudah ada sejak dulu. Spesies langka ini memilih tinggal di struktur batuan gunung api karena memiliki permukaan yang halus sehingga memudahkan pergerakannya.

"Pergerakan mereka menggunakan sirip pelvik, sirip pektoral, dan sucker disk (pelebaran bibir bawah) menyebabkan ikan ini harus menempel ke substratnya. Hal ini menyebabkan rockskipper memerlukan substrat yang halus untuk mempermudah pergerakannya," ujar Gatot dalam surelnya, Rabu (26/3/2013).

Bagi mata yang tidak awas, rockskipper mirip anak ular yang menempel di batu. Habitat bebatuan memang penting karena rockskipper hidup di batuan dan tidak pernah berada di air.

Ikan ini hanya memanfaatkan cipratan air laut untuk membasahi badannya dan akan menjauhi air dengan cara memanjat batuan ke arah yang lebih tinggi. "Ikan ini lebih banyak menggunakan kulit dibandingkan insang untuk bernapas," tambah Gatot, lulusan Pascasarjana Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.

Andamia heteroptera pertama kali ditemukan oleh Bleeker tahun 1857 di perairan Ambon. Namun demikian, masih jarangnya penelitian jenis ini menyebabkan informasi sebaran di daerah lain belum pernah dilakukan. Ini berdampak pada kurangnya penelitian mengenai rockskipper.

Penelitian terakhir mengenai Andamia heteroptera hanya dilakukan oleh Rao dan Hora tahun 1938 di Kepulauan Andaman dan hingga sekarang belum ada penelitian kembali, baik di Kepulauan Andaman maupun Indonesia.

"Perlu adanya tindakan langsung untuk mendata dan mengetahui informasi biologi jenis ikan ini. Penelitian saya diharapkan mampu memberikan sumbangan informasi kekayaan hayati di Indonesia," papar Gatot.
 

Sumber :
National Geographic Indonesia
»»  READMORE...

Obesitas Juga Dipicu Gas dalam Perut

Terlalu banyak makan dan kurang bergerak sering kali disebut sebagai penyebab utama obesitas atau kegemukan. Namun para peneliti mengklaim, obesitas juga dapat disebabkan ketidakseimbangan gas di dalam organ pencernaan.

Sebuah studi baru menemukan, seseorang yang nafasnya yang memiliki konsentrasi tinggi hidrogen dan zat metan lebih besar kemungkinannya memiliki indeks massa tubuh serta persentase lemak tubuh yang lebih tinggi.

Para dokter di Cedars-Sinai Hospital di Los Angeles mengembangkan metode tes nafas untuk mengidentifikasi mikroorganisme dalam lambung. Tes nafas ini dapat memastikan apakah seseorang berpeluang lebih besar mengalami obesitas.

"Ini adalah studi skala besar pertama yang menunjukkan hubungan antara produksi gas dan berat badan. Hasil ini dapat menjadi bukti penting selanjutnya untuk mengerti banyak penyebab obesitas," ujar pemimpin penelitian Ruchi Mathur, direktur Diabetes Outpatient Treatment and Education Centre di Cedars-Sinai.

Studi yang dipublikasi dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism ini menganalisa nafas  792 orang, dan menemukan ada 4 pola atau bentuk nafas. Empat pola tersebut antara lain: nafas normal; konsentrasi metan lebih tinggi; kadar hidrogen lebih tinggi; dan kadar metan dan hidrogen lebih tinggi.

Peserta yang memiliki napas bentuk ke empat yaitu dengan kadar metan dan hidrogen yang lebih tinggi memiliki indeks massa tubuh dan persentase lemak tubuh yang secara signifikan lebih tinggi pula.

Kandungan metan dikaitkan dengan mikroorganisme yang disebut Methanobrevibacter smithii. Mikroorganisme ini paling bertanggungjawab dalam pembentukan gas metan dalam tubuh manusia.

Dalam jumlah normal, keberadaan mikroorganisme ini berfungsi untuk membantu konversi makanan menjadi energi. "Namun dalam jumlah yang berlebihan, mikrooganisme ini menciptakan ketidakseimbangan gas dan memicu penambahan berat badan," tutur Mathur.

Sedangkan keberadaan mikroorganisme yang memproduksi hidrogen dalam jumlah normal akan membantu penyerapan nutrisi dari makanan. Namun jika jumlahnya berlebihan, mereka dapat memicu penyerapan kalori berlebihan dari makanan sehingga menyebabkan kegemukan.

Sumber :
»»  READMORE...

Fosil Makhluk Setengah Manusia Pertama Ditemukan




Daily Mail Homo neanderthalensis

ROMA, Fosil rahang bawah berusia antara 30.000-40.000 tahun ditemukan di Riparo di Mezzena, Monti Lessini, Italia. Ilmuwan memercayai fosil tersebut adalah makhluk hibrida antara manusia dan Neanderthal, alias setengah manusia, pertama yang berhasil ditemukan.

Jika analisis lebih lanjut mengonfirmasi pendapat ilmuwan itu, maka temuan ini memperkuat teori pernah adanya perkawinan antara manusia dan Neanderthal pada masa lalu. Sejauh ini, bukti genetik menunjukkan bahwa manusia Eropa dan Asia memiliki 1-4 persen DNA Neanderthal.

Silvana Condemi, antropolog dari University of Ai Marseille dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Perancis (CNRS), mengatakan, rahang bawah fosil yang baru saja ditemukan mengindikasikan adanya kemiripan dengan manusia dan Neanderthal.

"Dari morfologi rahang bawah, wajah individu Mezzena tampak seperti makhkuk antara Neanderthal yang mengalami reduksi rahang bawah (tak punya dagu) dan manusia modern yang punya rahang bawah menonjol dan dagu yang berkembang," kata Condemi seperti dikutip Discovery, Rabu (27/3/2013).

Condemi menggunakan analisis DNA dan pencitraan 3D untuk mengungkap kemiripan tersebut. DNA pada organ sel yang bertugas untuk memproduksi energi, mitokondria, diteliti.

Analisis DNA mitokondria individu Mezzena mengungkap, DNA pada bagian tersebut sesuai dengan Neanderthal. Karena DNA mitokondria diturunkan lewat ibu, ilmuwan menduga individu Mezzena adalah Neanderthal perempuan yang kawin dengan Homo sapiens laki-laki.

Menurut ilmuwan, Neanderthal telah tinggal di Mezzena selama 200.000 tahun. Mereka telah berjaya dengan kebudayaannya, disebut Mousterian. Beberapa artefak menunjukkan bukti kebudayaan mereka, antara lain alat batu berupa kapak.

Manusia sendiri diduga mulai hidup di gua-gua Italia sekitar 45.000 tahun lalu. Selama beberapa ribu tahun, manusia dan Neanderthal berbagi wilayah, saling berkompetisi, tetapi sekaligus juga berhubungan seksual.

Pertemuan dan reproduksi seksual antara Neanderthal dan manusia modern bukanlah hal yang mudah.
Hubungan seksual antara keduanya juga bukan sesuatu yang dikehendaki kedua belah pihak. Fosil di Mezzena diduga adalah korban perkosaan manusia modern pada masa lalu.

Ian Tattersall, pakar fosil manusia dan Neanderthal dari American Museum of Natural History, mengungkapkan bahwa temuan baru ini menarik dan perlu dipelajari lebih lanjut. Kebudayaan Neanderthal dan makhluk pure Neanderthal akhirnya punah 35.000-30.000 tahun lalu.
Sumber :
DISCOVERY
»»  READMORE...

Cegah Stres dan Penyakit dengan Musik






google.com

Studi yang diketuai oleh Profesor Daniel K. Levitin dari Departemen Psikologi McGill University menganalisa ratusan studi mengenai bagaimana pengaruh musik dalam tubuh. Secara garis besar ada dua area yang mendapat manfaat besar dari musik, yaitu sistem imun dan keadaan mental dalam mengurangi stres.

"Kami menemukan bukti yang kuat bahwa intervensi musik memiliki peran penting untuk kesehatan, mulai dari kamar operasi sampai klinik keluarga," ujar Levitin.

Namun yang lebih penting, lanjut Levitin, telah ditemukan mekanisme neurokimia yang dipengaruhi musik memberikan efek terbesar untuk 4 hal, yaitu manajemen mood, stres, imunitas, dan ikatan sosial.

Berikut beberapa kesimpulan dari telaah:

- Mendengarkan musik jauh lebih baik ketimbang obat untuk mengurangi stres sebelum operasi.

- Orang yang mendengarkan musik memiliki kenaikan tingkat imunoglobulin A, yaitu antibodi yang ada pada jaringan mukosa dan membantu mencegah infeksi.

- Orang yang mendengar musik memiliki jumlah sel imun yang disebut sebagai "pembunuh sel alami" lebih banyak. Sel imun tersebut berguna untuk melawan bakteri, sel infeksi, dan sel kanker.

- Mendengarkan musik dapat mengurangi kadar kortisol pada tubuh. Kortisol merupakan hormon stres yang memiliki banyak efek psikologis negatif dan dapat memicu obesitas.

 


Sumber :
»»  READMORE...