Pengamatan mendalam pada sinyal saraf memberikan petunjuk cara otak merespons dunia luar. Pada studi terbaru, peneliti membangun mekanisme untuk mengikuti jalannya sinyal ke otak pada larva ikan zebra. Penelitian menggunakan penanda zat fluoresense (zat yang dapat berpendar di tempat gelap).
"Ini suatu terobosan," kata Florian Engert, ahli biologi cel dan molekul Harvard University, menanggapi temuan itu pada LiveScience (31 Januari 2013).
"Tidak ada orang lain yang dapat melihat aktivitas saraf dengan mikroskop fluoresens, pada larva ikan zebra yang berenang bebas dan resolusi baik," tambahnya.
Ikan zebra digunakan secara luas untuk mempelajari genetika dan perkembangan pada vertebrata. Larva ikan zebra ideal untuk dipotret sarafnya, karena kepalanya tembus cahaya. Ini membuat ilmuwan dapat secara jelas mengintip otaknya.
Dalam pengamatan ini, para peneliti membangun protein genetik (GCaMP7a) yang bersinar di bawah mikroskop fluoresens, saat melintasi saraf atau sel otak. Ikan zebra hasil transgenik ini dikembangbiakkan untuk mendapatkan ekspresi protein genetik itu pada area otak yang disebut optic tectum (bagian utama otak tengah).
Optic tectum mengontrol pergerakan dari mata saat hewan ini melihat sesuatu bergerak di lingkungan.
Pada salah satu pengamatan, ilmuwan melihat titik berkedip dan keluar-masuk. Itu menandakan sinyal menyala di otak ikan. Selanjutnya, mikroorganisme hidup paramecium (pakan ikan zebra) ditempatkan di sisi ikan yang dilumpuhkan. Lagi-lagi, sinyal kembali menyala di sekitar otak ikan, mengikuti pergerakan paramecium.
Ketika paramecium tidak bergerak, sinyal juga tak terlihat. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Current Biology. (LiveScience/ICH)