Social Icons

Minggu, 30 Desember 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER



CANCER

DEFINISI
1.      Cancer is a disease that attacks the basic life process of the cell, altering the cell genome (the total genetic complement of the cell) and leading to wild and spreading growth of the cancereous cells.
The cause of the altered genome is mutation of one or  more genes ; or  mutation of a large segment of a DNA strand containing  many genes or loss of large segments of chromosomes (Guyton, 1981).

2.      Cancer is not a single disease with one cause ; rather it is a group  of distinct desease with different causes, manifestations, treatments and prognosis (Brunner).

EPIDEMIOLOGI

Ø  Ã¥ pasien kanker ­ di Amerika, Eropa, Asia
Ø  Kulit hitam > kulit putih
Ø  Vegetarian < non vegetarian
Ø  Faktor penyebab utama : Lingkungan : sosial

§  Fisik : radiasi, perlukaan/lecet
§  Kimia : makanan, industri, farmasi, rokok
§  Genetik : payudara, uterus
§  Virus : umumnya pada binatang

Karakteristik dari neoplasma
Benigna

Malignant

1.      Grow Slowly
2.      Usually encapsuled
3.      Grow by expandion; do not infiltrate surrounding tissues

4.      Do not spread but remain localized

5.      Do not tend to recur  when removed  surgically

6.      Cell usually closely resemble those of normal tissue from which they arise
7.      Produce minimal tissue destruction

8.      Do not produce typical cahexia

9.      Do not cause death to host except when located in areas where they produce pressure or obstruction to vital organ
1.      Grow rapidly
2.      Rarely encapsuled
3.      Infiltrate surrounding tissues; tumor process extended out in all direction; poorly differentiated from normal tissue
4.      Spread via lymph stream and/or blood and set up secondary tumor in distant sites
5.      Frequently tend to recur after surgical removal as a result of infiltration into surrounding tissue
6.      Cell usually do not resemble those of normal tissue from which they are arise
7.      Produce extensive tissue destruction as result of infiltration and metastatic lession
8.      Produce typical cancer cachexia-anemia, weakness, loss weight and so on
9.      Always cause death unless removed surgically before they metastasize
·         From Bouchard, R., and Owens, N. F.; Nursing care of the cancer patient, 3rd ed., St. Louis,  1976, The C.V. Mosby Co.

Types of tumors
Type of cell or tissue
Benign tumor
Malignant tumor
Epithelium
Skin, outer layers
Skin, pigmented layer (melanoblast)
Glandular epithelium

Papilloma
Nevus

Adenoma

Squamous cell carcinoma
Malignant melanoma

Adenocarcinoma
Muscle
Myoma
Myosarcoma
Connective tissue
Fibroblast
Cartilage
Bone
Fatty tissue

Fibroma
Chondroma
Osteoma
Lipoma

Fibrosarcoma
Chondrosarcoma
Osteosarcoma
Liposarcoma
Endothelial tissue
Blood vessels
Lymph vessels

Hemangioma
Lymphangioma

Hemangiomasarcoma
Lymphangiosarcoma
Nerve tissue
Neuroglia
Medullary epithelium

Astrocytoma

Glioblastoma
Medulloblastoma
Lymphoid and hematopoetic tissue
Lymphosit

Myelocytes


Lymphosarcoma
Lymphatic leukemia
Multiple myeloma
Myeloid leukemia


JENIS/LOKASI KANKER
1.      Payudara
2.      Kolon rektum
3.      Laring
4.      Paru
5.      Leukemia
6.      Pankreas
7.      Prostat
8.      Gaster
9.      Uterus
10.  Serviks
11.  Lain : Hodgkin’s, Thyroid dll

PROMOTIF, PREVENTIF – PENDIDIKAN KESEHATAN
C  Þ     Change in bowel or bladder habits
A   Þ     A sore that does not heal
U   Þ     Unusual bleeding or discharge
T    Þ     Thickening or lump in the breast & etc
I     Þ     Indigestion or dificulty in swallowing
O   Þ     Obvious change in wart or mole
N   Þ     Nagging cough or hoarsenes

PERAN PERAWAT
Promotif s.d rehabilitatif
1.      Memberi dukungan  klien Þ prosedur diagnostik
2.      Mengenali kebutuhan psiko sosial dan spiritual
3.      Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi klien
4.      Memberi bantuan bagi klien yang mendapat pengobatan anti kanker/terhadap keganasan
5.      Membantu klien fase penyembuhan/rehabiltasi
6.      Membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan
7.      Berpartisipasi dalam koleksi data penelitian/registrasi kanker



DIAGNOSTIK
1.      Riwayat keperawatan & penyakit, sosial, pemeriksaan fisik
2.      Biopsi Þ patologis
3.      Pemeriksaan darah, darah lengkap, thrombosit, kimia darah: elektrolit & LFT & BUN & chreatinin
4.      Imaging : foto toraks, scan-nuklir, CT-scan, MRI.

MANAJEMEN : PENDEKATAN MULTI DISIPLIN
Tindakan pengobatan : pembedahan, kemotherapi, radiasi, imunotherapi, atau kombinasi
Jenis pembedahan :
1.      Biopsi
2.      Rekontruksi
3.      Paliatif
4.      Adjuvant
5.      Pembedahan primer otak
6.      Reseksi metastasis
7.      Profilaksis : polip
8.      Kuratif

KEMOTHERAPI
Penggunaan obat anti kanker yang bertujuan mematikan sel kanker
Indikasi dan prinsip :
1.      Sebanyak mungkin mematikan sel kanker seminimal mungkin mengganggu sel normal
2.      Dapat digunakan untuk : pengobatan, pengendalian, paliatif
3.      Jangan diberikan jika bahaya/komplikasinya lebih besar dari manfaatnya
4.      Obat kemotherapi umumnya sangat toksik Þ teliti/cermat evaluasi kondisi pasien
5.      Obat dapat diberikan melalui berbagai cara
ß
Tindakan pengamanan ditujukan :
1.      Pengamanan diri dengan mengurangi eksposur inhalasi
2.      Pengaman diri mengurangi eksposur kontak kulit
3.      Pengamanan diri mengurangi eksposur melalui makanan/oral
4.      Pembuangan secara aman alat/bekas yang digunakan, urine, muntah (ekskresi cairan tubuh)

KOMPLIKASI KEMOTHERAPI
§  Efek samping :
-          nausea, vomiting
-          alopecia
-          rasa (pengecap) menurun
-          mucositis
§  toksik
-          hematologik : depresi sumsum tulang, anemia
-          ginjal, hepar

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A.     Sistem Integumen
1.      Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
2.      Inspeksi kemerahan & gatal, eritema
3.      Perhatikan pigmentasi kulit
4.      Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah

B.     Sistem Gastrointestinalis
1.      Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah pemberian kemotherapi
2.      Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
3.      Kaji diare & konstipasi
4.      Kaji anoreksia
5.      Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan

C.     Sistem Hematopoetik
1.      Kaji Netropenia
§  Kaji tanda infeksi
§  Auskultasi paru
§  Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe
§  Kaji suhu
2.      Kaji Trombositopenia : < 50.000/m3 – menengah, < 20.000/m3 – berat
3.      Kaji Anemia
§  Warna kulit, capilarry refill
§  Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo

D.     Sistem Respiratorik & Kardiovaskular
1.      Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe, kering, batuk non produktif – terutama bleomisin
2.      Kaji tanda CHF
3.      Lakukan pemeriksaan EKG

E.      Sistem Neuromuskular
1.      Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik
2.      Perhatikan adanya parestesia
3.      Evaluasi refleks
4.      Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
5.      Kaji gangguan pendengaran
6.      Diskusikan ADL

F.      Sistem genitourinari
1.      Kaji frekwensi BAK
2.      Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
3.      Kaji : hematuria, oliguria, anuria
4.      Monitor BUN, kreatinin

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan netropenia
2.      Resiko perlukaan berhubungan dengan trombositopenia
3.      Lemah berhubungan dengan anemia
4.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan efek samping
5.      Perubahan selaput mukosa berhubungan dengan stomatitis
6.      Perubahan gambaran diri berhubungan dengan alopecia

INTERVENSI KEPERAWATAN
1.      Mencegah infeksi
2.      Mencegah perdarahan
3.      Mengurangi kelelahan
4.      Meningkatkan nutrisi
5.      Mengurangi stomatitis
6.      Meningkatkan koping pada perubahan gambaran diri

THERAPI RADIASI
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi & getaran ion. Dapat menimbulkan kerusakan molekul sel dan perubahan biokimia : mematikan sel kanker

Jenis therapi radiasi :
§  Teletherapi : cobalt, lineacc
§  Brakhitherapi : dosis tinggi lebih terlokalisasi
§  Intra operative radioterapi, hipertermia

Pertimbangan klinis :
§  Indikasi : digunakan tersendiri atau kombinasi
§  Perencanaan pengobatan

Komplikasi :
Komplikasi tergantung dari lokasi, jenis radiasi, dosis, status kesehatan klien
1.      Efek samping akut 1 – 6 bulan
-          eritema
-          lemah & lunglai
-          nausea, muntah, diare
-          oral : kering, mucositis, xerostomia
-          dispnoe, pnemonia
-          sistitis
2.      Efek samping kronis > dari 6 bulan
-          Kulit : fibrosis, kehitaman permanen atropi
-          Gastro intestinal : fibrosis, obstruksi, ulkus, striktur
-          Oral : xerostomia, pengecapan menurun, caries gigi
-          Paru : fibrosis
-          Ginjal : nefritis, fibrosis
-          Kanker lain 5 – 7% leukemia

Pengkajian
1.      Sistem terkait
2.      Emosi/psikologis klien

Intervensi Keperawatan
1.      Mempertahankan perawatan kulit secara optimal
-          informasikan tentang reaksi kulit
-          jangan menggunakan lotion, minyak kosmetik pada lokasi therapi hanya tepung maizena
-          hindari, penekanan, penggosokan, garuk
2.      Memastikan terlindungi dari efek radiasi


           
»»  READMORE...

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CAD POST OPERASI CABG

DEFENISI
CAD adalah penyakit pada arteri koroner dimana terjadi penyempitan atau sumbatan pada liang arteri koroner oleh karena proses atherosklerosis. Pada proses artherosklerosis terjadi perlemakan pada dinding arteri koroner yang sudah terjadi sejak usia muda sampai usia lanjut. Proses ini umumnya normal  pada setiap orang. Terjadinya infark dapat disebabkan beberapa faktor resiko, hal ini tergantung dari individu.

SIRKULASI KORONARIA
Dua arteri koronaria yang melayani miocardium muncul dari sinus katup aorta pada pangkal aorta. Sirkulasi koroner ini terdiri dari arteri koronaria kanan dan arteri koronaria kiri. Arteri koronaria kiri mempunyai dua cabang besar, arteria desendens anterior kiri dan arteria sirkumfleksa kiri. Arteria-arteria ini berjalan melingkari  jantung  dalam dua celah anatomi eksterna : suklus atrioventrikularis, yang melingkari jantung di antara atrium dan ventrikel, dan suklus interventrikularis yang memisahkan kedua ventrikel.
Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi otot jantung. Sirkulasi koroner meliput seluruh permukaan jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil. Untuk dapat mengetahui akibat-akibat dari penyakit jantung koroner, maka kita harus mengenal terlebih dahulu distribusi arteria koronaria ke otot jantung dan sistem penghantar. Morbiditas dan dan mortalitas pada infark miokardia tergantung pada derajat gangguan fungsi yang ditimbulkannya, baik mekanis maupun elektris.

PATHOGENESIS
Pada keadaan normal terdapat keseimbangan antara aliran darah arteri koronaria dengan kebutuhan miokard. Pada CAD menunjukkan ketidakseimbangan antar aliran darah arterial dan kebutuhan miokardium.
Keseimbangan ini dipengaruhi oleh :
Aliran darah koroner
Kepekaan miokardium terhadap iskhemik
Kadar oksigen dalam darah
Aliran darah arterial yang berkurang hampir selalu disebabkan oleh arteriosklerosis.
Arteriosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteria koronaria sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah mokardium. Bila penyakit ini semakin lanjut, maka penyempitan lumen akan diikuti perubahaan vaskuler yang mengurangi kemampuan pembuluh untuk melebar.Dengan demikian keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen genting, mem bahayakan myokardium distal dan daerah lesi. Lesi yang bermakna  secara klinis, yang dapat menyebabkan iskemi dandisfungsi miokardium biasanya menyumbat lebih dari 75 % lumen pembuluh darah. Langkah akhir prose patologis yang menimbulkan gangguan klinis dapat terjadi dengan cara berikut :
Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran  plak.
Perdarahan pada plak ateroma
Pembentukan trombus yang diawali agregrasi trombosit
Embolisasi trombus / fragmen plak
Spsme arteria koronaria
Lesi-lesi arteroskleosis biasanya berkembang pada segmen epikardial proksimal dari arteria koronaria yaitu pada temapat lengkungan yang tajam, percabangan atau perlekatan. Pada tahap lebih lanjut lesi-lesi yang tersebar difus menjadi menonjol.

Download askep selengkapnya klik disini
»»  READMORE...

ASKEP CA REKTUM (TUMOR REKTUM)

BAB II
KONSEP DASAR

A.    Pengertian
Tumor adalah gembung bengkak sebagai akibat radang, cidera, neoplasma, oedema (Ramali, 2000).
Tumor adalah massa padat, besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm (Corwin, 2000).
Tumor merupakan pertumbuhan sel-sel baru (neoplasma), dimana pembelahan sel atau mitosis tidak terkendali oleh tubuh dan tidak memiliki fungsi yang berguna bagi tubuh (Handerson, 1997).
Tumor adalah sel tubuh yang mengalami perubahan (transformasi), sehingga sifat dan kinetiknya berubah sehingga tumbuhnya menjadi autonom liar, tidak terkendali dan terlepas dari koordinasi pertumbuhan normal (Sukardja, 2000).
Menurut Ramali (2000) rectum adalah ujung usus besar sebagai lanjutan usus besar sigmoid (colon sigmoideum) sampai ke dubur.
Menurut Ramali (2000) biopsy adalah pengambilan jaringan dari penderita saraf bedah untuk pemeriksaan mikroskopik.
Menurut Ramali (2000) post berarti awalan yang berarti sesudah, kemudian.
Menurut Sjamsuhidajat (1997) menyatakan kolostomi adalah merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat untuk sementara atau menetap.
Menurut Ramali (2000) colostomy adalah pembuatan mulut colon antefisial melalui pembedahan dengan menjahitkan dinding usus besar kepada dinding depan perut lalu menorehnya.
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Colostomy Post Biopsy Tumor Rectum adalah suatu pembuatan colon antefisial melalui pembedahan dengan menjahitkan dinding usus besar kepada dinding depan perut lalu menorehnya dengan indikasi dilakukannya pengambilan jaringan massa padat besar lebih dari 2 cm di daerah poros usus untuk pemeriksaan mikroskopik.

B.    Etiologi
Menurut Sabiston (1995) mengatakan penyebab tumor sulit diketahui. Faktor yang mendukung adanya genetika usia, jenis kelamin, respon kekebalan, virus.
Menurut Ester (2001) mengatakan faktor-faktor pencetusnya adalah hereditas, masukan lemak, penyakit inflamasi usus dan homoseksualitas.
Menurut Sukardja (2000) faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh tumor adalah:
1.    Faktor penderita
a.    Umur
Pada anak-anak tumbuh dengan cepat
b.    Jenis Kelamin
Beberapa jenis tumor pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon.
c.    Penyakit
Beberapa penyakit tertentu dapat mempengaruhi kecepatan tumbuh tumor seperti pada diabetes.
2.    Faktor tumor
a.    Jenis tumor
Jenis tumor umumnya disebut berdasarkan nama organ tempat tumor itu pertama kali tumbuh.
b.    Asal sel tumor
Asal sel dapat dari jaringan epitel, jaringan mesenchim, jaringan embrional atau campuran.
c.    Sifat tumor
1)    Tumor jinak    :    Tumbuh pelan-pelan dalam waktu tahunan.
2)    Tumor insitu    :    Umumnya tumbuh dengan pelan sampai mencapai stadium invasif.
3)    Tumor ganas    :     Tumbuh dengan cepat dalam waktu bulanan.
4)    Tumor yang sifatnya tidak tentu atau tidak jelas.
d.    Derajat kegawatan/keganasan
Derajat I    :    -    Derajat keganasan rendah
        -    Kanker tumbuh pelan-pelan
        -    Waktu tahunan dan lambat mengadakan metastase
Derajat II    :    -    Derajat keganasan sedang
        -    Kecepatan tumbuh biasa-biasa saja, antara kecepatan pada derajat keganasan rendah dan tinggi dalam waktu bulanan.
Derajat III    :    -    Derajat keganasan tinggi
        -    Kanker tumbuh cepat dalam waktu mingguan atau bulanan dan cepat mengadakan metastase
3.    Faktor lingkungan
a.    Ruang tempat tumbuh
Dibatasi oleh barier alamiah tumbuh seperti fascia, periosteum, rongga tubuh dan sebagainya yang akan membatasi besar dan kepadatan jaringan.
b.    Pasokan darah
Tumor masih cukup mendapat makanan dari perfusi darah normal yang telah ada bila tumor tumbuh dengan cepat dan telah besar dan memerlukan pembuluh darah terdiri untuk memasok makanan, oksigen dan membuang sampahnya.
c.    Penyakit-penyakit tertentu
Pada penyakit-penyakit tertentu seperti diabetes.
(Sukardja, 2000, hal 79 – 82)

C.    Patofisiologi
Secara klinik tumor dibedakan atas golongan neoplasma misalnya kista, radang atau hipertropi. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak, neoplasma atau kanker terjadi karena timbul dan berkembangbiaknya jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya (destruktif) dapat menyebar ke bagian lain tubuh. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansi) dan umumnya tidak bermetastasis.
Kira-kira 60% sampai dengan 70% tumor terjadi pada rectum, area rektosigmoid atau kolonsigmoid. Tipe pertumbuhan tergantung pada daerah asal, karsinoma di sisi kiri cenderung tumbuh mengitari usus, mengelilinginya dan menimbulkan massa bulk, polipoid dan berjamur. Mayoritas kanker ini adalah adenokarsinoma, tipe lain masuk menembus usus dan menyebabkan abses, peritonitis, invasi organ sekitarnya dan perdarahan. Tumor-tumor ini cenderung tumbuh dengan lambat dan tetap asimtomatik untuk periode waktu yang lama (Ester, 2000, hal 134).
Tumor rectum memerlukan reseksi abdominal-perineal, dengan pembentukan kolostomi permanen atau ujung kolostomi kolon yang terkena dan seluruh rectum dieksisi dan anus ditutup. Teknik pembedahan terbaru memungkinkan tumor sigmoid diangkat dengan meninggalkan sfingter utuh, ini memungkinkan eliminasi usus dipertahankan (Engram, 1998, hal 136).






D.    Pathways Keperawatan






















E.    Manifestasi Klinik dan Pemeriksaan Penunjang
Menurut Sukardja (2000) keadaan umum dan penampilan penderita umumnya baik. Keluhan penderita dengan tumor non neoplasma dapat berupa:
1.    Tumor
2.    Tekanan atau desakan oleh tumor
3.    Obstruksi saluran tubuh
4.    Perdarahan
5.    Gangguan hormon
Menurut Ester (2000) manifestasi klinik tumor rectum adalah:
1.    Konstipasi
2.    Diare
3.    Melena
4.    Kelemahan fisik
5.    Malaise
6.    Penurunan berat badan
Sedangkan pemeriksaan penunjang pada tumor rectum menurut Sukardja (2000) adalah:
1.    Pemeriksaan makroskopik
2.    Pemeriksaan histologik
3.    Biopsy
4.    Pemeriksaan darah tepi
5.    Pemeriksaan hormon dan enzim
6.    Pemeriksaan sitologi
F.    Fokus Keperawatan
1.    Data dasar pengkajian pasien menurut Doengoes (1999, hal 997 – 999) adalah:
a.    Aktivitas/istirahat
Gejala:
1)    Kelemahan atau keletihan
2)    Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur.
b.    Sirkulasi
Gejala:
1)    Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja
2)    Perubahan pada tekanan darah
c.    Integritas ego
Gejala:
1)    Faktor stress dan cara mengatasi stress
2)    Masalah tentang perubahan dalam penampilan
3)    Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya
Tanda:
Menyangkal, menarik diri, marah
d.    Eliminasi
Gejala:
1)    Perubahan pada pola defekasi
2)    Perubahan eliminasi urinarius
Tanda:
Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
e.    Makanan/cairan
Gejala:
1)    Kebiasaan diit buruk
2)    Anoreksia
3)    Intoleransi aktivitas
4)    Perubahan pada berat badan
Tanda:
Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, oedema
f.    Neurosensori
Gejala:
Pusing, sinkope
g.    Nyeri/kenyamanan
Gejala:
Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi
h.    Pernapasan
Gejala:
Merokok
i.    Keamanan
Gejala:
1)    Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
2)    Pemajanan matahari lama
Tanda:
1)    Demam
2)    Ruam kulit, ulserasi
j.    Seksualitas
Gejala:
1)    Masalah seksual
2)    Pasangan seks multiple
k.    Interaksi sosial
Gejala:
1)    Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
2)    Riwayat perkawinan
l.    Penyuluhan/pembelajaran
1)    Riwayat kanker pada keluarga
2)    Riwayat pengobatan
2.    Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Colostomy Post Biopsy Tumor Rectum, penulis mengambil literatur diagnosa keperawatan Doengoes (2000) maka diagnosa aktual dan potensial yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:
a.    Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan.
b.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interupsi mekanis pada kulit.
c.    Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
d.    Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
3.    Perencanaan Keperawatan
a.    Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan
Tujuan    :    Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, menunjukkan ekspresi wajah rileks.
Rencana tindakan :
1)    Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala 0 – 10)
Rasional    :    Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan. Perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya infeksi, memerlukan upaya evaluasi medik dan intervensi.
2)    Berikan tindakan kenyamanan
Rasional    :    Meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan otot dan kelelahan umum.
3)    Ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif
Rasional    :    Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan kelelahan otot.
4)    Motivasi ekspresikan perasaan nyeri
Rasional    :    Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat meningkatkan mekanisme koping.
b.    Kerusakan integritas kulit berhubungan interupsi mekanis pada kulit
Tujuan    :    Mencapai penyembuhan luka.
Rencana tindakan :
1)    Berikan penguatan balutan awal/penggantian sesuai indikasi
Rasional    :    Lindungi luka dari perlukaan mekanis dan kontaminasi.
2)    Lepaskan perekat (sesuai arah rambut) dan pembalut pada waktu mengganti
Rasional    :    Mengurangi resiko trauma kulit dan gangguan pada luka.
3)    Gunakan perekat yang halus untuk menutup luka yang membutuhkan pergantian balutan yang sering
Rasional    :    Menurunkan resiko terjadinya trauma kulit dan memberikan perlindungan tambahan untuk kulit atau jaringan halus.
4)    Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka
Rasional    :    Menurunnya cairan menandakan adanya evolusi dari proses penyembuhan.
c.    Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
Tujuan    :    Menunjukkan keinginan berpartisipasi dalam aktivitas, mampu melakukan aktivitas.
Rencana tindakan :
1)    Motivasi partisipasi pasien dalam aktivitas sesuai kemampuan individu
Rasional    :    Meningkatkan kemandirian.
2)    Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan oleh ketidaknyamanan
Rasional    :    Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri tentang keterbatasan fisik, memerlukan intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.
3)    Bantu pasien dalam rentang gerak aktif/pasif
Rasional    :    Meningkatkan aliran darah ke otot untuk meningkatkan tonus otot.
d.    Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/kulit yang rusak
Tujuan    :    Mengidentifikasi faktor resiko dan intervensi untuk mengurangi potensial infeksi.
Rencana tindakan :
1)    Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernapasan cepat
Rasional    :    Pasien yang mengalami pembedahan beresiko untuk syok bedah atau septik sehubungan dengan manipulasi/ instrumentasi.
2)    Lakukan pencucian tangan dan perawatan luka aseptik
Rasional    :    Menurunkan resiko penyebaran infeksi.
3)    Observasi daerah luka operasi
Rasional    :    Adanya luka meningkatkan resiko untuk infeksi yang diindikasikan dengan eritema.
4)    Ganti balutan dengan sering membersihkan dan mengeringkan kulit
Rasional    :    Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan media untuk pertumbuhan bakteri.
5)    Berikan antibiotik
Rasional    :    Mungkin diberikan secara provilaktif atau menurunkan jumlah organisme untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya.
e.    Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan    :    Mengatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan, melakukan pola hidup dan berpartisipasi pada program pengobatan.
Rencana tindakan :
1)    Kaji proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang
Rasional    :    Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
2)    Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi dan pemasukan cairan yang adekuat
Rasional    :    Memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk meningkatkan regenerasi jaringan/proses penyembuhan.
3)    Tinjau ulang untuk menunjukkan perawatan luka/balutan
Rasional    :    Meningkatkan kompetensi perawatan diri dan meningkatkan kemandirian.

4)    Rekomendasi rencana/latihan progresif
Rasional    :    Meningkatkan pengembalian ke fungsi normal dan meningkatkan perasaan sehat.
»»  READMORE...