Social Icons

Senin, 17 Desember 2012

Tujuh Galaksi Primitif Terintai Teleskop Hubble

NASA Citra teleskop Hubble mengungkap galaksi-galaksi tertua di jagat raya.

CALIFORNIA, KOMPAS.com - Teleskop antariksa Hubble milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat NASA mengungkap tujuh galaksi primitif dari masa awal jagat raya. NASA mengumumkannya, Rabu (12/12/2012) lalu.

"Fajar kosmos ini bukan tercipta dari satu peristiwa yang dramatis," kata Richard Ellis dari California Institute of Technology di Pasadena. Galaksi itu tercipta lewat proses ratusan juta tahun.

Menggunakan teleskop Hubble, Ellis mengintai wilayah kecil langit selama ratusan jam dan mengidentifikasi isinya. Sebanyak tujuh galaksi primitif ditemukan.

Satu galaksi yang ditemukan dinobatkan sebagai yang tertua di jagat raya, terbentuk saat semesta baru berusia 380 juta tahun. Sementara, 6 galaksi lainnya terbentuk antara 380 - 600 juta tahun lalu.

Abraham Loeb, pakar sejarah awal semesta di Harvard University seperti dikutip National Geographic, Rabu lalu, mengungkapkan, "Gambar ini seperti citra pertama USG dari embrio. Ini adalah pembangun galaksi yang kita punya saat ini."

Galaksi primitif yang ditemukan memiliki densitas lebih tinggi dan lebih dekat satu sama lain. Pada saat yang sama, galaksi tersebut lebih redup.

Citra tujuh galaksi ini diperoleh dengan Hubble Wide Field Camera 3. Jarak galaksi yang ditemukan dengan Bumi diperkirakan dengan warnanya.

Di akhir dekade ini, NASA mempersiapkan James Webb Space Telescope yang lebih mumpuni dari Hubble. Jika Hubble saja bisa mengungkap misteri awal semesta, teleskop Webb akan memberi harapan bagi manusia untuk melihat kondisi semesta sesaat setelah dilahirkan.
»»  READMORE...

Kulit Buah Jadi Sumber Listrik

 KOMPAS.com - Kulit durian dan kulit pisang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Kandungan natrium, kalium, dan magnesium kulit buah bisa digunakan sebagai sumber energi pada baterai bekas yang sudah dibuang isinya.

Memanfaatkan kulit pisang dan kulit durian sebagai sumber energi listrik sangat mudah. Alat yang perlu disiapkan hanya tang, obeng, pisau, multimeter atau AVO (ampere, volt, ohm) meter, lampu LED, kabel, dan blender. Media yang disiapkan adalah kulit bagian dalam durian atau kulit pisang.

Kulit durian atau kulit pisang diblender, kemudian dimasukkan ke dalam wadah baterai kosong, lalu dipadatkan. Baterai ditutup rapat dan disegel. Baterai yang sudah diisi kulit pisang atau kulit durian diuji dengan AVO meter untuk mengetahui daya kuat arus dan beda potensial (tegangan) yang dihasilkan.

Tegangan harus minimal 1,3 volt untuk bisa dimanfaatkan. Baterai bisa pula diuji untuk menghidupkan radio, jam dinding, atau lampu senter.

Hasil penelitian siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menunjukkan, kulit pisang bisa menghasilkan tegangan 1,3 volt, sedangkan kulit durian bisa menghasilkan 1,5 volt. Tegangan yang dihasilkan bergantung kadar air dan kandungan kalsium, natrium, dan magnesium kulit buah.

Menurut siswa Jurusan Kimia Industri yang melakukan penelitian, yakni Ahmad Ferianto, Andi Bagus, Aditya Dharma Putra, dan Arifin, tingkat kematangan durian menentukan besar tegangan yang dihasilkan. Durian yang terlalu matang ataupun yang masih muda hasilnya kurang bagus.

”Hanya durian yang betul-betul masaknya pas dan layak konsumsi yang bisa menghasilkan tegangan maksimal hingga 1,5 volt. Selain itu, jenis durian montong Tuban hasilnya lebih bagus dari varietas lain,” kata Aditya.

Kandungan mineral

Guru pembina SMK Negeri 1 Cerme, Imam Mukhlis, menuturkan, pemanfaatan kulit durian untuk sumber energi listrik bukan hal baru. Tujuannya memanfaatkan limbah baterai yang terbuang serta memanfaatkan kulit durian dan kulit pisang yang selama ini dianggap sampah.

”Selama bahan yang digunakan mengandung mineral natrium, kalium, dan magnesium bisa digunakan untuk sumber energi listrik. Kami berencana untuk mencoba kulit jeruk,” katanya.

Hasil riset siswanya diikutkan pada Gelar Karya dan Pameran SMK dan Perguruan Tinggi di Jatim Expo pada pertengahan September lalu. Sebelumnya, hasil karya tersebut diikutkan dalam pameran inovasi pendidikan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional Mei lalu di Jakarta. Lalu, pada pertengahan Oktober dilombakan di ajang kreativitas Jawara SMK di Malang.

Baterai yang dibuat diberi label ”Nice Dry Cell”. Nice kependekan dari Negeri 1 Cerme. Tegangan yang dihasilkan sudah sama dengan baterai pabrikan, yakni 1,5 volt. Akan tetapi, perlu inovasi agar bisa bertahan lama seperti baterai pabrikan. Umumnya baterai dengan sumber energi dari kulit durian dan kulit pisang hanya bisa bertahan lima hari.

”Intinya ini bagaimana membuat energi ramah lingkungan,” kata Mukhlis.

Penelitian lain

Sebelumnya, siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kudus, Jawa Tengah, Huwaidah Najla, juga meneliti kulit durian untuk sumber energi listrik. Caranya sama, isi baterai yang mengandung mangan, besi, karbon, dan tembaga diganti kulit durian bagian dalam yang mengandung kalium dan natrium. Tegangan atau daya yang dihasilkan mencapai 1,25 volt. Karya tersebut mengantarkan Huwaidah dalam APEC Future Scientist Conference, Taiwan, 10-16 April 2011.

Pada 10 April 2012, siswa SMA Negeri 2 Kudus, Wildan Sheila Audina, diikutsertakan dalam Konferensi Anak Asia Pasifik berbakat di Taiwan setelah meneliti hal yang sama. Tegangan yang dihasilkan mencapai 1,5 volt dan baterai bisa bertahan lima hari. Penelitian terhadap kulit durian juga dilakukan Ruka’iya, siswa SMA 3 Annuqayah Guluk-guluk Sumenep, Oktober 2011, dan siswa Madrasah Aliyah Negeri Kampar, Riau, Februari 2012. Hasilnya satu baterai dengan bahan dasar kulit durian bisa menghasilkan tegangan 1,25 volt, juga bertahan lima hari.
Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Minggu, 16 Desember 2012

Tiga Jenis Bunga Pelawan Insomnia

shutterstock


Kompas.com - Banyak cara alami yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia, salah satunya dengan memakai wewangian bunga. Berikut adalah tiga jenis bunga yang sudah terbukti membantu datangnya kantuk.

1. Melati

Letakkan segenggam bunga melati di dekat tempat tidur. Selain membuat ruangan lebih semerbak, melati diketahui akan membuat tidur REM lebih dalam.

2. Lavender

Aroma bunga lavender akan memperlambat detak jantung serta menurunkan tekanan darah. Dalam sebuah peneliti dibandingkan efek minyak lavender dengan plasebo yang disemprotkan di seprai 12 wanita penderita insomnia. Hasilnya, wanita yang tidur di ruangan dengan wangi lavender tidur lebih cepat dan bangun dengan segar.

3. Gardenia

Dalam ilmu Ayuverda, bunga gardenia sudah dipakai untuk mengatasi rasa marah dan ketidaksabaran. Aromanya yang manis diketahui juga membantu mata lebih cepat terpejam.

Sumber :
Readers Digest
»»  READMORE...

Jogging di Kawasan Polusi Bisa Merugikan




shutterstock




KOMPAS.com — Senang berlari santai atau jogging di jalanan? Memang benar, hal itu bisa menyehatkan.Namun Anda juga harus memperhatikan lokasi, karena tingkat polusi tinggi bisa merugikan.

Sebuah penelitian di Belgia mengindikasikan, berlari di jalan raya dengan tingkat polusi yang tinggi dapat berakibat buruk bagi otak Anda. Para peneliti dari Vrije Universiteit Brussel di Belgia membagi kelompok 24 pelari menjadi dua kelompok: kelompok pertama berasal dari daerah perkotaan dan kelompok kedua berasal dari daerah pedesaan. Selama 12 minggu, kedua kelompok diminta untuk berlari tiga kali seminggu di siang hari.

Kelompok pertama melakukannya  di kawasan perkotaan yang sibuk, sementara kelompok lainnya melakukan di daerah pedesaan. Setelah itu, peneliti memberikan tes untuk mengukur kecerdasan mereka. Peneliti menemukan bahwa kelompok yang berlari di kota memiliki rata-rata skor IQ lebih rendah dan memiliki risiko yang lebih tinggi terkena radang otak daripada dengan kelompok yang berlari di pedesaan.

Hasil ini konsisten dengan studi bulan lalu yang menemukan orang-orang yang tinggal di kawasan dengan tingkat polusi yang tinggi mendapat skor yang lebih buruk pada tes kemampuan mental seperti mengingat kata, pengetahuan, bahasa, dan orientasi.

Menurut para peneliti di National Institute on Aging Amerika Serikat, partikel-partikel halus dari polusi udara yang tinggi di kawasan perkotaan adalah penyebab terjadinya penurunan fungsi otak bagi orang-orang yang tinggal di kota.. Hal ini diperburuk ketika mereka berlari, mereka bisa saja menyerap polusi lebih banyak. Peneliti bahkan sudah memperhitungkan faktor-faktor seperti usia , ras, etnis, pendidikan, merokok, dan paru-paru, dan kondisi jantung.
Namun demikian, hal ini bukan berarti Anda tidak dapat melakukan olahraga di kawasan perkotaan. Romain Meeusen, kepala peneliti departemen Fisiologi Manusia dan Olahraga mengatakan Anda bukannya tidak harus berolahraga, tetapi cobalah melakukan olahraga di saat berangin atau hujan, karena itu dapat meniup partikel halus pergi.

Dia juga menganjurkan untuk menghindari berolahraga di luar ruangan saat jam sibuk untuk mencoba untuk menghindari polusi dari asap knalpot, bahkan akan lebih baik jika berolahraga di taman. Alasan lain untuk tidak melewatkan lari pagi Anda adalah lari pagi juga dapat menambah panjang umur Anda, yaitu rata-rata sebanyak 6 tahun.

Peneliti Denmark membandingkan kematian orang yang rutin melakukan jogging dan tidak dari sekitar 20.000 orang berusia 20 hingga 93 tahun. Setelah pemantauan selama 35 tahun, di antara mereka yang rutin berolahraga  sebanyak 122 orang meninggal dunia, sedangkan yang tidak suka jogging mencapai  10.158 orang. Peneliti mencatat, rutin melakukan jogging akan menurunkan resiko kematian sebanyak 44 persen.

Sumber :
Everyday Health
»»  READMORE...

Hidup Lebih Lama, Risiko Sakit Kronis Lebih Tinggi?

shutterstock


KOMPAS.com - Orang yang hidup di zaman sekarang memiliki kecenderungan untuk hidup lebih lama, namun dengan risiko penyakit kronis yang lebih tinggi. Demikian menurut hasil kajian studi terbesar yang pernah dilakukan oleh the Global Burden of Disease.

Riset menyatakan, orang yang hidup di zaman sekarang rata-rata memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Merokok dan minum akohol menjadi faktor utama yang meningkatkan faktor risiko terkena penyakit. Faktor ini menggantikan malnutrisi yang menjadi faktor risiko nomer satu di era 1990-an.

Namun sebagian peneliti tidak setuju dengan hasil riset ini karena menilai kurangnya bukti yang mendasari penelitian ini. Meskipun demikian, penelitian ini sudah dilakukan selama lima tahun dan melibatkan sekitar 500 orang peneliti. Mereka menemukan, kasus serangan jantung dan stroke menyebabkan satu dari empat kematian yang terjadi hampir dari 13 juta kasus kematian di seluruh dunia pada tahun 2010.

Prof Christopher Murray, dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington, sekaligus ketua penelitian ini mengatakan, "ada pergeseran dari risiko kematian ke penyakit kronis." Artinya, meskipun harapan hidup orang-orang zaman sekarang lebih tinggi, namun risiko terkena penyakit kronis menjadi tinggi.  Tetapi penyakit yang diderita seseorang belum tentu yang menjadi penyebab kematiannya.

Dugaan kontroversial
Penyakit seperti diabetes dan kanker paru-paru saat ini terus meningkat kecenderungannya, namun kasus diare dan TBC menurun. Para peneliti mengatakan, kematian akibat diare menurun 60 persen dalam 20 tahun terakhir, meskipun perhatian terhadap masalah sanitasi masih rendah.

Prof Sandy Cairncross dari London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) menyatakan, meskipun melibatkan sejumlah besar peneliti, namun hasil penelitian ini belum memiliki konsensus memadai untuk keperluan ilmiah sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut. Walau begitu, Cairncross menghargai hasil riset inii yang membuka kesadaran akan begitu cepat masalah kesehatan dunia berubah.

"Hasil ini dapat menunjukkan sekaligus mengakui kemajuan yang pesat di bidang kesehatan setelah adanya Millenium Development Goals (MDG)," ungkap Cairncross.

Sumber :
»»  READMORE...

Dari Air Seni ke Sel Otak

Shutterstock Ilustrasi penelitian sel punca

KOMPAS.com - Saat seorang manusia berkemih, akan ada sedikit bagian kulit dari ginjal yang terkikis. Sel dari kulit ini kemudian dikembangkan menjadi sel punca yang nantinya bisa berubah menjadi sel apa pun di tubuh manusia.

Dalam penelitian teranyar, sel ini diubah menjadi neuron atau sel otak. Hasil percobaan ini dilansir dalam jurnal Nature Methods, Minggu (9/12/2012) lalu.

Teknik memanen sel di air seni ini dianggap jauh lebih mudah dibanding di darah. Proses pengambilan sampel juga lebih sederhana pada anak-anak.

"Karena lebih mudah bagi seorang anak untuk memberikan sampel urinnya dibanding menyuruh mereka memberikan darah," kata Marc Lalande, peneliti dari University of Connecticut Health Center, Amerika Serikat.

Dalam penelitian ini disebutkan, tim peneliti dari Cina memanen sel kulit dari ginjal yang secara rutin ada pada air seni manusia. Selanjutnya, sel ini disuntik instruksi genetika baru yang mengubahnya jadi sel otak.

Tidak seperti metode sebelumnya yang menggunakan virus, instruksi genetika ini bersifat sementara. Instruksi genetika ini juga dapat mengubah sel menjadi sel otak tipe apa pun.

Transformasi dari sel ginjal ke sel otak membutuhkan waktu 12 hari. Dalam waktu sebulan, sel telah berubah penuh menjadi sel-sel otak. Hasil penelitian ini diharapkan bisa mengobati penyakit Parkinson dan Alzheimer.
 
Sumber :
Kompas Cetak
»»  READMORE...

Manusia Membuat Keju Sejak 7000 Tahun Lalu

Gizmodo Keju


BRISTOL, KOMPAS.com - Keju ternyata telah dibuat sejak 7000 tahun lalu di Eropa bagian utara. Hal ini merujuk pada hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature, Kamis (13/12/2012).

Peneliti menganalisis asam lemak yang tertinggal pada gerabah kuno hasil penggalian di Polandia. Para peneliti kemudian mengetahui bahwa gerabah itu digunakan untuk membuat keju.

"Analisis tidak memberitahukan apakah keju dibuat dari domba, kambing atau sapi," kata Melanie Salque, pakar kimia dari University of Bristol yang terlibat riset.

"Namun demikian, di lokasi itu, 90 persen tulang yang ditemukan adalah tulang sapi. Jadi, keju kemungkinan besar dibuat dari susu sapi," tambahnya.

Peneliti menduga, di masa lalu manusia membuat keju dengan mencampur susu dengan senyawa asam. Susu yang telah mengental dipisahkan dari whey menggunakan saringan.

Mengapa manusia membuat keju di masa lalu? Tujuan pertama adalah membuat produk susu lebih awet. Susu murni mudah rusak. Alasan lain adalah membuat protein susu dikonsumsi orang yang tak toleran laktosa tinggi.

"Membuat keju memungkinkan mereka mengurangi kandungan laktosa dalam susu," ungkap Salque seperti dikutip New York Times, Kamis (13/12/2012).

Gerabah yang ditemukan merupakan milik para petani dan peternak tertua di Eropa. Gerabah telah ditemukan 10 tahun lalu namun sebelumnya tak diketahui apa fungsinya.
Sumber :
New York Times
»»  READMORE...