JAKARTA, KOMPAS.com -
ASEAN Foundation dan General Electric (GE) menandatangani nota
kesepahaman untuk mensosialisasikan penggunaan teknologi terdepan dalam
mengembangkan akses terhadap layanan kesehatan yang baik di daerah
pedesaan di kawasan ASEAN.
Dalam nota kesepahaman tersebut, GE dan ASEAN Foundation akan bekerja sama untuk melaksanakan program pengembangan kapasitas bagi para dokter, perawat, dan bidan untuk menciptakan kesadaran akan berbagai macam teknologi dan solusi yang dirancang khusus untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik di klinik dan rumah sakit di dearah pedesaan.
Selain itu, GE dan
ASEAN Foundation juga akan bermitra dengan kementerian kesehatan di
negara-negara ASEAN untuk merancang kebijakan dan program yang berdampak
pada pelayanan kesehatan di pedesaan.
Dr.Makarim Wibisono, dan Stuart Dean, menandatangani MoU tersebut.
Makarim Wibisono, Executive Director ASEAN Foundation, di Jakarta, Selasa (27/11/2012), menjelaskan di beberapa negara ASEAN, di mana lebih dari setengah populasinya masih hidup dalam kemiskinan, masalah kesehatan masih banyak ditemui. Masalah kesehatan ini dapat ditemui sejak dari lahir, hingga bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan manula.
"Pentingnya mengatasi masalah tersebut seringkali terlupakan atau tidak diprioritaskan. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memperhatikan hal tersebut dan memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Seluruh pemangku kepentingan di ASEAN harus bekerja sama dalam membantu memberikan layanan kesehatan yang berkualitas baik dan terjangkau di daerah pedesaan, kata Makarim.
Kesehatan adalah salah satu aktifitas yang tercantum dalam nota kesepahaman pendirian ASEAN Foundation, yang ditandatangani para pemimpin ASEAN pada bulan Desember 1997. Untuk menciptakan masyarakat ASEAN Community pada tahun 2015, ASEAN Foundation mendapatkan mandat untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, seperti kemitraan dengan GE ini, untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan ASEAN.
Berdasarkan survei yang dilakukan ASEAN pada tahun 2011, di kawasan ini, 44 wanita meninggal dunia setiap harinya akibat masalah kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan. Penggunaan teknologi untuk mendeteksi masalah pada kehamilan akan dapat mengurangi angka kematian ibu hamil secara drastis, terutama di daerah pedesaan. Kerja sama ini merupakan salah satu bagian dari usaha untuk mendukung negara-negara ASEAN untuk mencapai salah satu target Millennium Development Goals yaitu meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil.
Stuart Dean, CEO GE ASEAN mengatakan kemitraan dengan ASEAN Foundation merupakan momentum yang tepat karena akan memperkuat komitmen kami untuk memberikan teknologi dan solusi terdepan untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. "Kami juga akan terlibat dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia di kawasan ASEAN melalui program pengembangan kapasitas dan membantu pengembangan kebijakan dan strategi. Kami melihat potensi yang besar dalam mengembangkan peluang-peluang baru di sektor kesehatan di ASEAN, jelas Stuart.
Salah satu wujud dari komitmen GE untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di pedesaan adalah, pada bulan September yang lalu, GE Healthcare meluncurkan Vscan versi 1.3 (Vscan 1.3) di Indonesia, sebuah alat ultra-sound genggam berukuran sebesar saku dan berbahasa Indonesia untuk digunakan oleh dokter umum. Alat ultra-sound ini dapat memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di daerah pedesaan dan dapat membantu usaha pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi.
Dengan teknologi ultra-sound memungkinkan para dokter umum untuk melihat kondisi di dalam tubuh untuk memvisualisasikan hal-hal yang mereka rasakan atau dengar. Dengan informasi yang lebih akurat, para dokter umum dapat menentukan langkah perawatan yang optimal dan memberikan perawatan yang cepat dan efisien bagi masing-masing pasien.
Dr.Makarim Wibisono, dan Stuart Dean, menandatangani MoU tersebut.
Makarim Wibisono, Executive Director ASEAN Foundation, di Jakarta, Selasa (27/11/2012), menjelaskan di beberapa negara ASEAN, di mana lebih dari setengah populasinya masih hidup dalam kemiskinan, masalah kesehatan masih banyak ditemui. Masalah kesehatan ini dapat ditemui sejak dari lahir, hingga bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan manula.
"Pentingnya mengatasi masalah tersebut seringkali terlupakan atau tidak diprioritaskan. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memperhatikan hal tersebut dan memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Seluruh pemangku kepentingan di ASEAN harus bekerja sama dalam membantu memberikan layanan kesehatan yang berkualitas baik dan terjangkau di daerah pedesaan, kata Makarim.
Kesehatan adalah salah satu aktifitas yang tercantum dalam nota kesepahaman pendirian ASEAN Foundation, yang ditandatangani para pemimpin ASEAN pada bulan Desember 1997. Untuk menciptakan masyarakat ASEAN Community pada tahun 2015, ASEAN Foundation mendapatkan mandat untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, seperti kemitraan dengan GE ini, untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan ASEAN.
Berdasarkan survei yang dilakukan ASEAN pada tahun 2011, di kawasan ini, 44 wanita meninggal dunia setiap harinya akibat masalah kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan. Penggunaan teknologi untuk mendeteksi masalah pada kehamilan akan dapat mengurangi angka kematian ibu hamil secara drastis, terutama di daerah pedesaan. Kerja sama ini merupakan salah satu bagian dari usaha untuk mendukung negara-negara ASEAN untuk mencapai salah satu target Millennium Development Goals yaitu meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil.
Stuart Dean, CEO GE ASEAN mengatakan kemitraan dengan ASEAN Foundation merupakan momentum yang tepat karena akan memperkuat komitmen kami untuk memberikan teknologi dan solusi terdepan untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. "Kami juga akan terlibat dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia di kawasan ASEAN melalui program pengembangan kapasitas dan membantu pengembangan kebijakan dan strategi. Kami melihat potensi yang besar dalam mengembangkan peluang-peluang baru di sektor kesehatan di ASEAN, jelas Stuart.
Salah satu wujud dari komitmen GE untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di pedesaan adalah, pada bulan September yang lalu, GE Healthcare meluncurkan Vscan versi 1.3 (Vscan 1.3) di Indonesia, sebuah alat ultra-sound genggam berukuran sebesar saku dan berbahasa Indonesia untuk digunakan oleh dokter umum. Alat ultra-sound ini dapat memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di daerah pedesaan dan dapat membantu usaha pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi.
Dengan teknologi ultra-sound memungkinkan para dokter umum untuk melihat kondisi di dalam tubuh untuk memvisualisasikan hal-hal yang mereka rasakan atau dengar. Dengan informasi yang lebih akurat, para dokter umum dapat menentukan langkah perawatan yang optimal dan memberikan perawatan yang cepat dan efisien bagi masing-masing pasien.