Social Icons

Selasa, 27 November 2012

Pemanfaatan Teknologi Kesehatan untuk Pelayanan di Pedesaan

JAKARTA, KOMPAS.com - ASEAN Foundation dan General Electric (GE) menandatangani nota kesepahaman untuk mensosialisasikan penggunaan teknologi terdepan dalam mengembangkan akses terhadap layanan kesehatan yang baik di daerah pedesaan di kawasan ASEAN.

Dalam nota kesepahaman tersebut, GE dan ASEAN Foundation akan bekerja sama untuk melaksanakan program pengembangan kapasitas bagi para dokter, perawat, dan bidan untuk menciptakan kesadaran akan berbagai macam teknologi dan solusi yang dirancang khusus untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik di klinik dan rumah sakit di dearah pedesaan.
Selain itu, GE dan ASEAN Foundation juga akan bermitra dengan kementerian kesehatan di negara-negara ASEAN untuk merancang kebijakan dan program yang berdampak pada pelayanan kesehatan di pedesaan.

Dr.Makarim Wibisono, dan Stuart Dean, menandatangani MoU tersebut.

Makarim Wibisono, Executive Director ASEAN Foundation, di Jakarta, Selasa (27/11/2012), menjelaskan di beberapa negara ASEAN, di mana lebih dari setengah populasinya masih hidup dalam kemiskinan, masalah kesehatan masih banyak ditemui. Masalah kesehatan ini dapat ditemui sejak dari lahir, hingga bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan manula.

"Pentingnya mengatasi masalah tersebut seringkali terlupakan atau tidak diprioritaskan. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memperhatikan hal tersebut dan memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Seluruh pemangku kepentingan di ASEAN harus bekerja sama dalam membantu memberikan layanan kesehatan yang berkualitas baik dan terjangkau di daerah pedesaan, kata Makarim.

Kesehatan adalah salah satu aktifitas yang tercantum dalam nota kesepahaman pendirian ASEAN Foundation, yang ditandatangani para pemimpin ASEAN pada bulan Desember 1997. Untuk menciptakan masyarakat ASEAN Community pada tahun 2015, ASEAN Foundation mendapatkan mandat untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, seperti kemitraan dengan GE ini, untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan ASEAN.

Berdasarkan survei yang dilakukan ASEAN pada tahun 2011, di kawasan ini, 44 wanita meninggal dunia setiap harinya akibat masalah kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan. Penggunaan teknologi untuk mendeteksi masalah pada kehamilan akan dapat mengurangi angka kematian ibu hamil secara drastis, terutama di daerah pedesaan. Kerja sama ini merupakan salah satu bagian dari usaha untuk mendukung negara-negara ASEAN untuk mencapai salah satu target Millennium Development Goals yaitu meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil.

Stuart Dean, CEO GE ASEAN mengatakan kemitraan dengan ASEAN Foundation merupakan momentum yang tepat karena akan memperkuat komitmen kami untuk memberikan teknologi dan solusi terdepan untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. "Kami juga akan terlibat dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia di kawasan ASEAN melalui program pengembangan kapasitas dan membantu pengembangan kebijakan dan strategi. Kami melihat potensi yang besar dalam mengembangkan peluang-peluang baru di sektor kesehatan di ASEAN, jelas Stuart.

Salah satu wujud dari komitmen GE untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di pedesaan adalah, pada bulan September yang lalu, GE Healthcare meluncurkan Vscan versi 1.3 (Vscan 1.3) di Indonesia, sebuah alat ultra-sound genggam berukuran sebesar saku dan berbahasa Indonesia untuk digunakan oleh dokter umum. Alat ultra-sound ini dapat memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di daerah pedesaan dan dapat membantu usaha pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi.

Dengan teknologi ultra-sound memungkinkan para dokter umum untuk melihat kondisi di dalam tubuh untuk memvisualisasikan hal-hal yang mereka rasakan atau dengar. Dengan informasi yang lebih akurat, para dokter umum dapat menentukan langkah perawatan yang optimal dan memberikan perawatan yang cepat dan efisien bagi masing-masing pasien.
»»  READMORE...

Pemanfaatan Teknologi Kesehatan untuk Pelayanan di Pedesaan

JAKARTA, KOMPAS.com - ASEAN Foundation dan General Electric (GE) menandatangani nota kesepahaman untuk mensosialisasikan penggunaan teknologi terdepan dalam mengembangkan akses terhadap layanan kesehatan yang baik di daerah pedesaan di kawasan ASEAN.

Dalam nota kesepahaman tersebut, GE dan ASEAN Foundation akan bekerja sama untuk melaksanakan program pengembangan kapasitas bagi para dokter, perawat, dan bidan untuk menciptakan kesadaran akan berbagai macam teknologi dan solusi yang dirancang khusus untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik di klinik dan rumah sakit di dearah pedesaan.
Selain itu, GE dan ASEAN Foundation juga akan bermitra dengan kementerian kesehatan di negara-negara ASEAN untuk merancang kebijakan dan program yang berdampak pada pelayanan kesehatan di pedesaan.

Dr.Makarim Wibisono, dan Stuart Dean, menandatangani MoU tersebut.

Makarim Wibisono, Executive Director ASEAN Foundation, di Jakarta, Selasa (27/11/2012), menjelaskan di beberapa negara ASEAN, di mana lebih dari setengah populasinya masih hidup dalam kemiskinan, masalah kesehatan masih banyak ditemui. Masalah kesehatan ini dapat ditemui sejak dari lahir, hingga bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan manula.

"Pentingnya mengatasi masalah tersebut seringkali terlupakan atau tidak diprioritaskan. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memperhatikan hal tersebut dan memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Seluruh pemangku kepentingan di ASEAN harus bekerja sama dalam membantu memberikan layanan kesehatan yang berkualitas baik dan terjangkau di daerah pedesaan, kata Makarim.

Kesehatan adalah salah satu aktifitas yang tercantum dalam nota kesepahaman pendirian ASEAN Foundation, yang ditandatangani para pemimpin ASEAN pada bulan Desember 1997. Untuk menciptakan masyarakat ASEAN Community pada tahun 2015, ASEAN Foundation mendapatkan mandat untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, seperti kemitraan dengan GE ini, untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan ASEAN.

Berdasarkan survei yang dilakukan ASEAN pada tahun 2011, di kawasan ini, 44 wanita meninggal dunia setiap harinya akibat masalah kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan. Penggunaan teknologi untuk mendeteksi masalah pada kehamilan akan dapat mengurangi angka kematian ibu hamil secara drastis, terutama di daerah pedesaan. Kerja sama ini merupakan salah satu bagian dari usaha untuk mendukung negara-negara ASEAN untuk mencapai salah satu target Millennium Development Goals yaitu meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil.

Stuart Dean, CEO GE ASEAN mengatakan kemitraan dengan ASEAN Foundation merupakan momentum yang tepat karena akan memperkuat komitmen kami untuk memberikan teknologi dan solusi terdepan untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. "Kami juga akan terlibat dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia di kawasan ASEAN melalui program pengembangan kapasitas dan membantu pengembangan kebijakan dan strategi. Kami melihat potensi yang besar dalam mengembangkan peluang-peluang baru di sektor kesehatan di ASEAN, jelas Stuart.

Salah satu wujud dari komitmen GE untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di pedesaan adalah, pada bulan September yang lalu, GE Healthcare meluncurkan Vscan versi 1.3 (Vscan 1.3) di Indonesia, sebuah alat ultra-sound genggam berukuran sebesar saku dan berbahasa Indonesia untuk digunakan oleh dokter umum. Alat ultra-sound ini dapat memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di daerah pedesaan dan dapat membantu usaha pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi.

Dengan teknologi ultra-sound memungkinkan para dokter umum untuk melihat kondisi di dalam tubuh untuk memvisualisasikan hal-hal yang mereka rasakan atau dengar. Dengan informasi yang lebih akurat, para dokter umum dapat menentukan langkah perawatan yang optimal dan memberikan perawatan yang cepat dan efisien bagi masing-masing pasien.
»»  READMORE...

Kopi, Butuh atau Suka?


shutterstock

KOMPAS.com - Kopi adalah salah satu zat adiktif yang legal dikonsumsi. Jika saja kafein baru ditemukan, FDA atau BPOM di Indonesia pasti tak akan meloloskannya sebagai zat yang aman dikonsumsi. Kecanduan kafein sepertinya dianggap wajar dan normal saja.

Terlepas dari berbagai bukti ilmiah tentang efek merugikan kafein, popularitasnya terus meningkat di masyarakat modern. Indonesia misalnya, dengan mudah kita dapat mendapatkan minuman berkafein, mulai dari berbagai minuman penambah energi di warung hingga kopi beraroma harum di berbagai gerai kopi. Kopi telah menjadi minuman wajib dalam pergaulan sehari-hari.

Kafein dan tidur
Kopi mendapatkan popularitas karena efeknya yang menunda kantuk, memberikan rasa senang dan bersemangat serta membangkitkan vitalitas peminumnya. Sesuatu yang amat dicari di tengah deru kehidupan serba cepat. Ini disebabkan oleh efek kafein pada reticular ascending system dan reseptor adenosine. Adenosine adalah zat yang menyebabkan kantuk. Dengan memblokir reseptornya, tubuh tidak bisa membaca adanya adenosine sehingga mengahalangi kantuk.

Tapi perlu ditekankan kafein hanya menunda kantuk tanpa mengembalikan kemampuan otak. Otak yang sudah lelah tetap akan melambat!

Kadar kafein mencapai puncaknya dalam 30-60 menit setelah dikonsumsi. Kadarnya akan tetap tinggi dalam darah selama 3 hingga 5 jam. Dosis setara dengan secangkir kopi (30-150mg) yang dikonsumsi sebelum tidur dapat memperpanjang waktu yang diperlukan untuk tidur dan juga mengganggu proses tidur itu sendiri. Gangguan proses tidur akibat kafein adalah buruknya kualitas tidur akibat tahapan tidur dalam (stage N3 sleep) yang memendek. Padahal tahap tidur dalam, sering juga disebut restorative sleep, adalah tahapan tidur penting dimana tubuh mengeluarkan hormon pertumbuhan yang berfungsi dalam perbaikan sel-sel tubuh yang rusak. Pada beberapa orang yang sensitif terhadap kafein, dengan konsumsi kopi di pagi hari sudah dapat mengganggu proses tidur di malam harinya.

Kafein dosis tinggi (> 6 cangkir kopi) dalam sehari dapat memperlambat metabolisme kopi sehingga kadarnya tetap tinggi di otak selama 9 hingga 15 jam. Sementara dengan dosis luar biasa, 100 cangkir (10 gram) sehari dapat menyebabkan kematian.

Dari sisi kesehatan tidur, bukan hanya dosis konsumsi yang harus diperhatikan. Jauh lebih penting memperhatikan jadwal konsumsinya. Disarankan, agar tak mengganggu proses tidur (termasuk kualitas tidur) konsumsi kafein terakhir adalah 12 jam sebelum tidur.

Produktivitas dan kopi

Kita senang sekali dihibur dengan mitos bahwa ada zat yang dapat mengalahkan lelah dan kantuk hingga dapat terus aktif produktif. Lihat saja berbagai iklan di media, semua produk berlomba-lomba menyatakan bisa kalahkan kantuk dan meningkatkan produktivitas. Hal yang memprihatinkan sebenarnya, karena menyiratkan masyarakat kita yang mengantuk.

Tetapi tak demikian kenyataannya, tak ada satu zat pun yang dapat menggantikan efek restoratif tidur!

Berbagai produk tersebut kebanyakan mengandung kafein. Kafein seperti telah dibahas akan memberikan rasa segar dan emosi yang positif. Mirip dengan keadaan saat kita baru bangun tidur di pagi hari. Setiap pagi kita bangun dengan segar bugar, penuh vitalitas dan penuh semangat. Segala tantangan seolah akan dengan mudah kita hadapi.

Kafein digunakan untuk meniru rasa-rasa itu. Tetapi orang sering lupa, bahwa kafein tak dapat mengembalikan kemampuan konsentrasi, analisa, ketelitian, kewaspadaan dan jauh lebih penting, kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Hanya tidurlah yang dapat mengembalikan vitalitas kita.

Bagaimana dengan tempat kerja yang menyediakan kopi untuk meningkatkan produktivitas pekerjanya? Tidak salah, tetapi sebaiknya kita mulai mengatur konsumsi kopi. Jika sepanjang hari terus bolak-balik pantry untuk menyeduh kopi, tentu ada yang salah dengan kesehatan tidur.

Kafein dan kesehatan
Dengan berkembangnya kesadaran akan kesehatan tidur, para ahli ingin melihat lebih dalam hubungan kafein dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kita sama-sama telah mengetahui bahwa peningkatan konsumsi kopi akan meningkatkan resiko terhadap kesehatan.

Para ahli berpendapat, mungkin bukan jumlah konsumsi kopi yang penting bagi kesehatan, tetapi "kebutuhan" akan kafeinlah yang beresiko terhadap kesehatan. Apa yang menyebabkan seseorang butuh bercangkir-cangkir kopi seharinya? Kantuk!

Beberapa penelitian sudah menunjukkan bahwa durasi tidur yang pendek akan tingkatkan resiko gagal jantung, hipertensi hingga stroke. Tetapi kini kita juga kenal adanya hipersomnia, atau kantuk berlebihan walau durasi tidur cukup. Hipersomnia dan mendengkur merupakan kombinasi mematikan bernama sleep apnea.

Sleep apnea adalah henti nafas saat tidur, yang jelas buruk bagi kerja jantung saat tidur. Sleep apnea telah diketahui menjadi penyebab hipertensi, berbagai penyakit jantung, diabetes dan stroke.

Penderita sleep apnea, akibat kantuk yang terus mendera, membutuhkan kafein untuk menopang segala aktivitasnya. Kebutuhan akan kafein ini yang beresiko terhadap kesehatan, bukan jumlah konsumsinya saja.

Penutup


Masih banyak variasi yang belum bisa saya tuangkan di sini, misalkan konsumsi kafein saat mengendara, pada pelajar, ibu menyusui ataupun pekerja shift. Namun, pada prinsipnya, kopi sebagai minuman pergaulan ataupun penopang produktivitas haruslah dikonsumsi dengan bijak.

Saya sendiri seorang penikmat kopi. Saya sangat menyukai aroma kopi di pagi hari sebelum memulai hari. Tetapi dengan penuh kesadaran, konsumsi kafein saya atur. Jarak minum kopi dengan tidur dijaga berjarak sekitar 12 jam. Jumlahnya pun tentu tak berlebih. Maksimal hanya 2 cangkir sehari.

Saya merasa bugar dan sehat dengan atau tanpa kafein. Sekali lagi saya menikmati aroma kopi yang harum, bukan "butuh" kafein untuk sekedar berfungsi sebagai manusia. Bagaimana dengan Anda?
»»  READMORE...

Tahun 2025, Lapan Punya Target Ini


LAPAN Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
SERPONG, KOMPAS.com - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat NASA punya target mendarat di asteroid dan Mars pada tahun 2025. Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) juga punya target dalam jangka waktu tersebut.

"LAPAN punya target bisa meluncurkan satelit sendiri," kata Bambang Tejasukmana, Kepala LAPAN, Selasa (27/11/2012).

Bambang mengatakan, selama ini, Indonesia selalu menluncurkan satelitnya di negara lain seperti di India dan Rusia. Tahun 2025, diharapkan Indonesia mandiri dalam peluncuran satelit.

"Peluncuran satelit ini adalah tahap awal. Setelah itu baru lunar program (misi ke Bulan), Mars dan yang lebih jauh," jelas Bambang usai seminar "Menyongsong 50 Tahun Kedirgantaaraan Nasional" yang diadakan di Puspiptek Serpong hari ini.

Untuk mendukung target tersebut, LAPAN akan membangun bandar antariksa di Morotai. Wilayah ini strategis sebab terletak di dekat Samudera Pasifik, belum terlalu padat dan dianggap punya risiko sosial yang kecil.

"Saya yakin ini pasti bisa," cetus Bambang.
»»  READMORE...

Sistem Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia


 
Bangka Pos/Fennie Y Ilustrasi
KOMPAS.com — Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Tempat pertama dan kedua ditempati Finlandia dan Korea Selatan, sementara Inggris menempati posisi keenam.

Peringkat itu memadukan hasil tes internasional dan data, seperti tingkat kelulusan antara tahun 2006 dan 2010. Sir Michael Barber, penasihat pendidikan utama Pearson, mengatakan, peringkat disusun berdasarkan keberhasilan negara-negara memberikan status tinggi pada guru dan memiliki "budaya" pendidikan.

Perbandingan internasional dalam dunia pendidikan telah menjadi semakin penting dan tabel liga terbaru ini berdasarkan pada serangkaian hasil tes global yang dikombinasikan dengan ukuran sistem pendidikan, seperti jumlah orang yang dapat mengenyam pendidikan tingkat universitas.

Gambaran perpaduan itu meletakkan Inggris dalam posisi yang lebih kuat dibandingkan dengan tes Pisa dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang juga merupakan salah satu tes dalam proses penyusunan peringkat. Pertimbangan-pertimbangan dalam peringkat ini diproduksi untuk Pearson oleh Economist Intelligence Unit.

Kompetisi global
Dua kekuatan utama pendidikan adalah Finlandia dan Korea Selatan, lalu diikuti oleh tiga negara di Asia, yaitu Hongkong, Jepang, dan Singapura.

Inggris yang dianggap sebagai sistem tunggal juga dinilai sebagai "di atas rata-rata", lebih baik daripada Belanda, Selandia Baru, Kanada, dan Irlandia. Keempat negara itu juga berada di atas kelompok peringkat menengah termasuk Amerika Serikat, Jerman, dan Perancis.

Perbandingan ini diambil berdasarkan tes yang dilakukan setiap tiga atau empat tahun di berbagai bidang, termasuk matematika, sains, dan kesusasteraan serta memberikan sebuah gambaran yang semakin menurun dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, tujuan utamanya adalah memberikan pandangan multidimensi dari pencapaian di dunia pendidikan dan menciptakan sebuah bank data yang akan diperbaharui dalam sebuah proyek Pearson bernama Learning Curve.

Melihat dari sistem pendidikan yang berhasil, studi itu menyimpulkan bahwa mengeluarkan biaya adalah hal penting, tetapi tidak sepenting memiliki budaya yang mendukung pendidikan. Studi itu mengatakan, biaya adalah ukuran yang mudah, tetapi dampak yang lebih kompleks adalah perilaku masyarakat terhadap pendidikan, hal itu dapat membuat perbedaan besar.

Kesuksesan negara-negara Asia dalam peringkat ini merefleksikan nilai tinggi pendidikan dan pengharapan orangtua. Hal ini dapat menjadi faktor utama ketika keluarga bermigrasi ke negara lain, kata Pearson.

Ada banyak perbedaan di antara kedua negara teratas, yaitu Finlandia dan Korea Selatan, menurut laporan itu, tetapi faktor yang sama adalah keyakinan terhadap kepercayaan sosial atas pentingnya pendidikan dan "tujuan moral".

Kualitas guru
Laporan itu juga menekankan pentingnya guru berkualitas tinggi dan perlunya mencari cara untuk merekrut staf terbaik. Hal ini meliputi status dan rasa hormat serta besaran gaji.

Peringkat itu menunjukkan bahwa tidak ada rantai penghubung jelas antara gaji tinggi dan performa yang lebih baik. Dan ada pula konsekuensi ekonomi langsung atas sistem pendidikan performa tinggi atau rendah, kata studi itu, terutama di ekonomi berbasis keterampilan dan global. Namun, tidak ada keterangan yang jelas mengenai pengaruh manajemen sekolah dengan peringkat pendidikan.

Peringkat untuk tingkat sekolah menunjukkan bahwa Finlandia dan Korea Selatan memiliki pilihan tingkat sekolah terendah. Namun, Singapura yang merupakan negara dengan performa tinggi memiliki tingkat tertinggi.
Sumber :

»»  READMORE...

Bangun Bandar Antariksa, Lapan Kerjasama dengan Korea Selatan


SpaceX Sebuah roket Falcon 9 dari SpaceX siap meluncur.
SERPONG, KOMPAS.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berencana membangun bandar antariksa di Morotai, Maluku Utara. Pembangunan tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2025.

Kepala Lapan, Bambang S. Tejasukmana, mengatakan, dalam membangun bandar antariksa itu, Lapan akan bekerjasama dengan beberapa negara, diantaranya Korea Selatan.

"Kita akan tawarkan kerjasama ke Korea Selatan. Kita juga akan tawarkan ke negara-negara yang belum punya bandar antariksa sendiri," uangkap Bambang dalam seminar "Menyongsong 50 Tahun Kedirgantaraan Nasional" di Puspiptek, Serpong, Selasa (27/11/2012).

Mengungkapkan kerjasama yang akan dilakukan, bandar antariksa akan dibangun dengan dukungan dana dari masing-masing pihak. Hak dan kewajiban masing-masing pihak akan diatur lewat perjanjian.

Pihak Korea Selatan yang akan diajak kerjasama misalnya, nantinya bisa menyimpan barang terkait misi antariksa di bandar antariksa Indonesia. "Kalau bandar antariksanya nanti akan dikelola Indonesia," kata Bambang.

Saat ini, negara yang telah memiliki bandar antariksa antara lain Australia (2 buah), Amerika Serikat (2 buah), Jepang (1 buah), India (1 buah) dan beberapa di China.

Bambang mengatakan, adanya bandar antariksa di Indonesia akan membawa beberapa keuntungan. "Kita bisa luncurkan satelit sendiri. Fasilitasnya kita pakai sendiri. Orang yang kerja adalah orang Indonesia. Ini akan membuka kesempatan bagi orang Indonesia untuk lebih pintar," jelas Bambang
»»  READMORE...

Senin, 26 November 2012

Jerawat di Vagina, Apa Penyebabnya?


Jerawat pada vagina biasanya disebabkan oleh penyumbatan di kelenjar keringat.
KOMPAS.com - Aduh, panik deh ketika tanpa sadar meraba area vagina dan menemukan benjolan kecil seperti jerawat di situ. Kadang hanya terlihat memerah, saat lain juga menampakkan whitehead yang mirip jerawat yang matang. Rasanya nyeri, apalagi jika Anda kebetulan sedang memakai jeans. Kok bisa sih, jerawat tumbuh di situ? Jangan-jangan terkena penyakit menular seksual? Bahaya nggak, sih?
Bintil kecil seperti jerawat di area vagina sebenarnya sering dialami kaum perempuan. Jerawat pada vagina ini disebut Hidradenitis Suppurativa. Bedanya dengan jerawat di wajah yang melibatkan kelenjar minyak, jerawat di vagina berhubungan dengan kelenjar keringat (apokrin). Kelenjar ini akan membentuk jerawat ketika tersumbat. Namun mengapa muncul di area vagina, ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebabnya. Dan, Anda tak perlu khawatir. Menurut Healthy-Skin-Guide, jerawat vagina tidak berbahaya, dan bisa diatasi dengan obat-obatan luar dan dalam.

Keringat
Boleh dibilang, inilah penyebab utama (dan paling umum) dari jerawat di vagina. Keringat di area selangkangan akan mengumpulkan bakteri yang bisa menyebabkan peradangan dari pori-pori keringat, dan karenanya menyebabkan tumbuhnya jerawat di area tersebut. Jika penyebabnya keringat, tak ada cara lain untuk mengatasinya kecuali mengenakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat seperti katun. Hindari celana dalam dari bahan sutera atau nilon.

Celana dalam yang ketat
Jika celana dalam terlalu ketat, maka tidak akan ada sirkulasi udara. Keringat pun menjadi sumber bakteri. Selain itu, celana dalam yang ketat juga bisa menimbulkan gesekan dengan kulit di area vagina sehingga terjadi lecet. Jika terpapar bakteri, bagian yang kemerahan ini akan mengalami infeksi dan akhirnya menimbulkan jerawat. Untuk menghindari gesekan pada area vagina, kenakan celana dalam yang pas di tubuh Anda.
Tidak rajin mengganti pembalut
Jangan hanya mengganti pembalut ketika cairan darah sudah penuh. Gantilah tiap 4 jam untuk menghindari kelembaban pada kulit. Jika kulit yang lembab teriritasi, terjadi luka terbuka, lalu terpapar bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Bakteri ini bisa saja hingga pada kulit bagian tubuh yang lain, dan tanpa sadar menyentuh area vagina.
Rambut yang tumbuh ke dalam
Ingrown hair atau bulu pubis yang tumbuh ke dalam umumnya disebabkan oleh kebiasaan mencukur area tersebut, atau tanpa sengaja gerakan Anda membuat rambut tercabut. Ketika mencukur, bisa saja alat pencukur menggores pori-pori bulu pubis. Kemudian, selama proses pemulihan pori-pori tersebut menutup dan membawa serta folikel rambut. Hal inilah yang menyebabkan bengkak yang mirip jerawat.

Siklus hormonal
Hormon progesteron punya efek yang sama pada kelenjar apokrin, seperti juga kelenjar minyak pada wajah atau punggung. Tingkat progesteron yang tinggi akan memancarkan ketidakseimbangan hormon pada tubuh perempuan, yang kemudian menyebabkan akumulasi lemak pada pori-pori. Nah, pori-pori ini lalu menjadi meradang, menyebabkan tumbuhnya jerawat di area vagina. Itu sebabnya banyak perempuan mengalami jerawat vagina menjelang menstruasi. Anda bisa membasuhnya dengan pembersih jerawat biasa jika jerawat ini hanya tumbuh di sekitar vagina.

Mengonsumsi makanan tertentu
Coba ingat-ingat, apakah sebelum jerawat tumbuh Anda baru saja mengonsumsi makanan seperti margarin, mayones, atau telur dalam jumlah banyak? Jenis makanan ini mengandung lemak yang tinggi, sehingga mungkin akan menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Periksa kembali apa saja yang Anda makan selama seminggu terakhir, untuk mengetahui apakah jerawat tersebut memang disebabkan oleh makanan.

Reaksi alergi
Jika jerawat tumbuh di vagina setelah Anda mengonsumsi beberapa jenis makanan yang biasanya tidak Anda makan, mungkin saja jerawat ini merupakan reaksi alergi dari makanan tersebut. Kebanyakan reaksi alergi terlihat dari kulit yang memerah atau meradang, yang mirip dengan jerawat atau bisul.
Masih ada beberapa penyebab lain munculnya jerawat vagina. Di antaranya penggunaan deterjen yang terlalu keras dan masih meresap di celana dalam, stres, atau kondisi kesehatan lain. Pada dasarnya, jerawat ini tidak perlu dipencet karena bisa menimbulkan peradangan lebih lanjut. Tetapi bila jerawat pecah dengan sendirinya, keluarkan cairan dari dalamnya dengan tuntas, lalu obati dengan Betadine.
Jika tidak yakin dengan pengobatan Anda sendiri, kunjungi dokter kandungan Anda untuk mendapatkan obat-obatan antiradang, antibiotik (untuk mematikan bakterinya), dan salep. Dari dokter, Anda juga bisa mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut apakah jerawat tersebut berbahaya atau tidak.


Sumber: LiveStrong
»»  READMORE...