Social Icons

Senin, 22 April 2013

Siapa Bilang Ayah tak Lihai Kenali Tangis Bayi?

Bayi sudah membangun kelekatan dan merasa nyaman bila berada di dekat orang yang memenuhi kebutuhannya dan memberinya kasih sayang.
Faktor gender ternyata tak menentukan kemampuan orangtua dalam mengenali tangisan bayi mereka. Intesitas dan kebersamaan orangtua dengan anak ternyata lebih memegang peranan. Hasil penelitian ini mengindikasikan, mungkin saja tidak ada yang disebut naluri keibuan. Kemampuan mengenali tangisan bayi, bukan hanya monopoli sang ibu, tetapi bisa saja menjadi milik ayah.

Ini merupakan analisa para ahli dari The University of Saint-Etienne, Paris, Prancis. Dipimpin Prof. Nicolas Mathevon, tim ilmuwan ini merekam 29 tangisan bayi berusia 58 hingga 153 hari. Sebanyak 15 bayi berasal dari Paris, sementara 14 bayi dari Democratic Republic of Congo.  Ilmuwan berharap dapat melihat hubungan antara kultur negara dengan pola asuh orangtua dalam mengenali tangisan bayi.

“Ayah dan ibu sama baiknya dalam mengenali tangisan anak. Kemampuan ini sangat ditentukan seringnya menghabiskan waktu bersama. Kebudayaan tidak ada masalah sepanjang orangtua asering menghabiskan waktu bersama anak,” kata Nicolas yang penelitiannya dimuat dalam jurnal Nature Communications.

Para orangtua yang terdiri atas 29 ibu dan 27 ayah diperdengarkan 5 tangisan bayi. Tangisan bayi yang direkam adalah saat bayi mandi, dan bermain bersama orangtua. Dari kelima rekaman tersebut, orangtua diminta menebak yang mana bayi mereka.

Hasilnya, sekitar 90 persen orangtua mengenali tangisan bayinya. Ada 98 persen ibu yang berhasil mengenali tangisan bayinya, sedangkan ayah mendapat porsi 90 persen. Ayah yang hanya menghabiskan waktu bersama bayi kurang dari 4 jam sehari, hanya berhasil mengidetifikasi tangisan sebesar 75 persen. Hal yang sama berlaku juga pada ibu yang jarang meluangkan waktu bersama bayinya.

Ikatan yang erat antara orangtua dan anak menjadi jawabannya. Semakin sering meluangkan waktu bersama, orangtua semakin mengenali bagaimana karakter anak termasuk suara tangisannya. Sebaliknya, anak juga semakin nyaman dengan kehadiran orangtua di dekatnya.




Ayah dan ibu sama baiknya dalam mengenali tangisan anak. Kemampuan ini sangat ditentukan seringnya menghabiskan waktu bersama. Kebudayaan tidak ada masalah sepanjang orangtua sering menghabiskan waktu bersama anak.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar