Social Icons

Selasa, 27 November 2012

Waspadai Risiko Penggunaan Warfarin


shutterstock
KOMPAS.com – Warfarin merupakan obat yang memiliki efek antikoagulan atau juga disebut pengencer darah. Efek obat ini diperlukan untuk menghambat penggumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Meskipun begitu, penggunaan obat ini perlu diwaspadai, karena memiliki efek samping memicu pendarahan serius. Selain itu, obat ini juga memiliki reaksi jika berkonsumsi dengan beberapa jenis makanan seperti brokoli, bayam, jus cranberry, dan alkohol. Sehingga penggunanya harus hati-hati terhadap dosis dan makanan lain yang dikonsumsi.

Kajian terbaru para ahli di Kanada mengindikasian bahwa penggunaan warfarin perlu lebih diwaspadai lagi. Pasalnya, efek samping warfarin berupa pendarahan serius ternyata lebih banyak dialami oleh pasien. Dalam uji klinis yang dilakukan secara acak, sebanyak satu sampai tiga persen pengguna warfarin menderita perdarahan per tahun.

Berdasarkan hasil riset yang dimuat pada Jurnal Canadian Medical Association, pada sekitar 125.000 pengguna warfarin, dengan usia rata-rata 66 tahun, hampir 4 persen di antaranya mengalami pendarahan setiap tahunnya. Tingkat komplikasinya lebih tinggi pada 30 hari pertama saat mereka mulai mengonsumsi warfarin, yaitu sekitar 12 persen.

Selama 5 tahun, hampir 11.000 orang yaitu sekitar 9 persen dari kelompok pengguna warfarin, mejalani pengobatan di rumah sakit akibat pendarahan dan lima belas di antaranya meninggal dunia.

Tara Gomes, peneliti dari Institute for Clinical Evaluative Sciences (ICES), Toronto, mengatakan tingkat pendarahan yang ditemukan dalam penelitian ini lebih rendah dibandingkan  penelitian observasional lainnya yang belum selesai selama yang satu ini. Hal ini mungkin dikarenakan tingkat komplikasi tertinggi adalah pada saat awal mengonsumsi warfarin.

Namun, ia menambahkan: "Tingkat perdarahan dalam penelitian kami adalah jauh lebih tinggi sekitar satu sampai tiga persen daripada yang dilaporkan dalam penelitian acak ini. Perbedaan ini mungkin diakibatkan peserta dari penelitian kami memiliki usia yang lebih tua daripada penelitian acak.”

Gomes juga menekankan dokter dan pasien harus waspada pada penggunaan obat ini karena banyak obat baru yang mengandung efek yang sama.

Dr. Peter Coleman, Deputi Direktur Penelitian dari Asosiasi Stroke mengatakan: "Warfarin biasanya digunakan untuk mengobati pasien dengan fibrilasi atrium untuk mengurangi risiko stroke. Namun, tidak cocok untuk semua orang dan segala jenis pengobatan, karena obat ini memiliki efek samping yang serius.”

Meskipun memiliki efek samping serius, namun warfarin saat ini merupakan jenis obat yang paling efektif dalam mengobati fibrilasi atrium. Maka penggunaan obat ini harus melalui konsultasi intensif dengan dokter.

Sumber :
The Daily Telegraph

Tidak ada komentar:

Posting Komentar