Social Icons

Rabu, 21 November 2012

Kecerdasan Manusia Berkurang?

Manusia kemungkinan secara bertahap kehilangan kecerdasannya, demikian diungkapkan dalam sebuah penelitian di jurnal “Trends in Genetic” yang dipublikasikan pada 12 November.

Penelitian itu menyatakan, manusia kehilangan tekanan untuk menjadi cerdas melalui evolusi begitu kita mulai bercocok tanam beberapa ribu tahun yang lalu.

“Perkembangan kemampuan intelektual kita serta pengoptimalan ribuan gen kecerdasan mungkin muncul secara nonverbal, yang tersebar di sejumlah kelompok manusia sebelum leluhur kita pindah dari Afrika,” kata penulis penelitian tersebut, Gerald Crabtree, peneliti di Universitas Stanford, dalam sebuah pernyataan.

Menurut Gerald, sejak saat itu kecerdasan mengalami penurunan.

Teori tersebut menuai kritikan. Seorang ilmuwan yang dihubungi LiveScience mengatakan bahwa manusia tidak kehilangan kecerdasan tapi justru mengembangkannya menjadi beberapa jenis kecerdasan yang berbeda. 

Situasi kritis
Kehidupan dan kematian manusia awalnya ditentukan oleh kemampuan ruang mereka, seperti membuat perlindungan dengan cepat atau membuat tombak dari gigi hewan. Meski demikian, kini hampir semua orang melakukan kemampuan ruang untuk melakukan tugas-tugas sederhana seperti mencuci piring atau membersihkan rumput di halaman — tugas-tugas yang sebenarnya membutuhkan banyak kemampuan otak.

Dan kita dapat berterima kasih kepada leluhur kita serta mekanisme seleksi alam atas berbagai kemampuan yang kita miliki. Sementara, kemampuan untuk bermain catur atau membuat puisi nampaknya berkembang sebagai pengaruh leluhur.

Namun setelah penyebaran bercocok tanam, ketika leluhur kita mulai tinggal dalam komunitas pertanian yang padat, kecenderungan untuk mempertahankan gen tersebut dalam posisi puncak turun secara bertahap.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa, keuntungan evolusi kecerdasan tidak sehebat masa saat manusia masih berburu dan mengumpulkan makanan.

“Bila manusia pemburu dan peramban tidak punya ide dalam menyediakan tempat tinggal, mereka bisa mati, bersama dengan keturunannya. Sementara itu, seorang eksekutif Wall Street yang melakukan kesalahan yang sama malah akan mendapatkan bonus yang besar dan menjadi pasangan yang menarik. Jelas bahwa seleksi ekstrem adalah hal yang terjadi di masa lalu,” kata peneliti dalam jurnal tersebut.

Gen kecerdasan
Kecerdasan manusia dibentuk oleh antara 2.000 dan 5.000 gen, yang sebenarnya rentan terhadap mutasi, kata para peneliti. Berdasarkan pengetahuan atas tingkat mutasi, tim peneliti menyimpulkan bahwa manusia rata-rata mengalami perubahan dua gen kecerdasan selama lebih dari 3.000 tahun belakangan.

Hipotesis tersebut awalnya banyak ditentang. Lagipula, rata-rata IQ telah mengalami peningkatan di seluruh dunia secara drastis selama 100 tahun terakhir, sebuah fenomena yang dikenal dengan nama Flynn Effect. Namun kebanyakan peningkatan tersebut dihasilkan dari perawatan masa kehamilan yang baik, pemberian nutrisi yang baik dan pengurangan tingkat kandungan bahan kimia terhadap otak, kata Gerald.

Thomas Hills dari Universitas Warwick (yang tidak terlibat dalam penelitian) mengatakan, mutasi gen kecerdasan tidak berarti membuat manusia jadi spesies yang tidak cerdas.

Sebaliknya, mutasi menghilangkan tekanan bagi semua orang untuk menjadi pemburu atau peramban yang ahli. Agar manusia mengembangkan populasi yang lebih beragam dengan jenis kecerdasan yang berbeda, seperti yang dikatakan Thomas.

“Tidak ada orang seperti Stephen Hawking 200 ribu tahun yang lalu. Dia tidak hidup di era itu,” kata Thomas kepada LiveScience. “Namun kini kita memiliki orang dengan kecerdasan seperti dirinya dan berpandangan bahwa kita tidak akan bisa beradaptasi dalam evolusi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar